Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Mike Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk membahas bentuk-bentuk rasisme intra-ras yang terjadi di dalam novel Home to Harlem 1928 karya Claude McKay dan sekaligus mengetahui posisi Claude McKay sebagai penulis implied author terhadap persoalan rasisme intra-ras di awal abad ke-20. Novel ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan tekstual dengan memakai konsep ras, kelas dan gender, dan konsep rasisme intra-ras. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasisme intra-ras yang ditemukan di dalam novel ini terbagi di dalam 2 bentuk, yaitu: colorism dan borderism. Teks menunjukkan adanya relasi yang linear antara tingkat kecerahan warna kulit dengan hierarki kelas sosial tokoh-tokoh di dalam novel. Selain itu, teks juga menunjukkan adanya perasaan berbeda perceptions of difference yang mengakibatkan terjadinya borderism di antara kedua tokoh utama, Jake dan Ray, dalam hal penggunaan bahasa, pengetahuan, gaya hidup, dan tujuan hidup. Dari analisis kedua bentuk rasisme intra-ras tersebut diketahui bahwa McKay sebagai penulis novel implied author menunjukkan keberpihakannya pada peradaban kulit putih.
ABSTRACT
This thesis aims to discuss the forms of intraracial racism found in the Claude McKay rsquo s novel Home to Harlem 1928 , as well as to know McKay 39 s position as an implied author on the issue of intraracial racism in the early 20th century. The novel is analysed using a textual approach and the concepts of race, class gender, and intraracial racism. The result shows that there are two forms of intraracial racism found in the novel, colorism and borderism. The text shows that there is a linear relation between the brightness of skin color and the social class hierarchy of characters in the novel. In addition, the text also shows the perceptions of difference causing the borderism between the two main characters, Jake and Ray, in terms of language use, knowledge, lifestyle, and life purpose. From the analysis of these two forms of intraracial racism, it is known that McKay as an implied author shows his inclination towards white civilization.
2018
T49585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Aisha Darby
Abstrak :
Media adalah sumber informasi penting untuk standar dan norma kecantikan yang dianut masyarakat dan salah satunya standar yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah ide mengenai warna kulit yang ideal. Data dari Mills (2017) menemukan bahwa standar kecantikan yang ditransmisikan oleh media terutama sangat berdampak pada perempuan. Salah satu cara media mengimplementasikan standar kecantikan tersebut adalah melalui iklan. Iklan produk kecantikan seringkali menggambarkan warna kulit yang gelap sebagai sesuatu yang buruk sedangkan warna kulit terang selalu digambarkan sebagai pertanda kecantikan. Hal ini mengungkap cara kerja colorism di Indonesia. Colorism, adalah proses diskriminasi yang memberikan hak istimewa bagi mereka yang memiliki warna kulit lebih terang dibandingkan mereka yang kulitnya gelap. Colorism memiliki implikasi internal (konsep diri), dan juga implikasi eksternal (diskriminasi). Tulisan ini berusaha untuk mengetahui implikasi internal colorism, yakni konsep diri, sebagai akibat dari iklan kecantikan. Setelah melakukan wawancara dengan dua orang informan, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan kecantikan memang memainkan peran yang penting dalam melestarikan colorism di kalangan perempuan yang pada akhirnya membentuk self-esteem, ideal self, self image (konsep diri) perempuan tersebut. ......Media is an important source of beauty norms and standards that a society adheres to and a beauty standard that we come across a lot in society are skin color ideals. Data from Mills (2017) shows that beauty standards that are transmitted by the media have an especially profound impact on women. One of the ways in which beauty standards are implemented by the media is through advertisements. Beauty advertisements often portray dark skin as something that is bad and shows lighter skin tones as a sign of beauty. This shows how colorism works in Indonesia. Colorism is the process of discrimination that gives priviledges to those with lighter skin tones compared to those with darker skin tones. Colorism has internal (self concept) and external (discrimination) implications. This writing attempts to discover the internal implications of colorism, namely self concept, as a consequence of beauty advertisements. After conducting interviews with two informants, it can be concluded that beauty advertisements do play an important role in strengthening colorism in women, which in turn impacts their self-esteem, ideal self, and self image (self concept).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library