Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cussler, E.L.
[Place of publication not identified]: Cambridge University Press, 2001
660.068 5 CUS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Austin, George T.
New York: McGraw-Hill, c1986
660.2 AUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvy Roza
Abstrak :
Salah satu industri yang berkembang pesat pada saat ini adalah industri kimia, yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi dalam melakukan aktifrtas produksinya. Kegagalan dalam mengendalikan potensi bahaya-bahaya yang mempunyai risiko tinggi ini dapat menyebabkan terjadinya keadaan darurat dan dapat mengancam keselamatan iiwa, kerusakan propeni dan lingkungan sekitamya yang menyebabkan banyak kemgian yang besar baik diaiami oieh perusahaan dan lingkungan sekitarnya. PT. BASF Indonesia merupakan saiah satu industri manufaktur kimia ada di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya PT. BASF indonesia melakukan pengambilan dan pengisian butadien dari terminal penimbunan di Bojonegara ke tempat pengolahan di Cengkareng dan pengangkutan ini hampir dilakukan setiap hari atau tergantung kebutuhan. Daiam melakukan pengangkutan ini, lidak menutup kemungkinan teriadinya keadaan darurat, untuk itu periu adanya pencegahan dan prosedur untuk menanggulangi keadaan darurat tersebut. Tujuan peneiitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat timbul selama pengangkutan butadiene, memperkirakan risiko yang terjadi serta mengevaluasi prosedur penanggulangan keadaan darurat pada saat pengangkutan butadiene. ldentmkasi resiko yang dilakukan menggunakan metode identifikasi bahaya yang berdasarkan penelusuran MSDS dan TREM Card untuk menentukan sifat toxicity, karsinogen, fiammability. Evaiuasi resiko yang dilakukan menggunakan analisa konsekuensi yang berdasarkan fenomena iedakan, contohnya melakukan perhitungan BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) untuk menentukan diameter maksimum, tinggi dan durasi jika teriadi BLEVE. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan dengan siandar yang digunakan agar dapat diketahui prosedur ini sudah sesuai dengan standar atau belum. Program mencegah terjadinya situasi keadaan darurat yang dilakukan oleh PT. BASF Indonesia adalah memeriksa kendaraan sebelum melakukan pmses pengambiian dan pengangkutan, kualiiikasi pengemudi yang membawa kendaraan, peralatan yang digunakan untuk keadaan darurat (seperti pemadam kebakaran, safety shoes, helmet, gloves). Pemeriksaan kendaraan ini meliputi kondisi kendaiaan, kualiiikasi pengemudi adalah SIM, pengetahuan pengemudi tentang cara atau langkah-langkah dilakukan jika terjadi keadaan darurat. Prosedur penanggulangan keadaan darurat meliputi tentang kebijakan perusahaan, analisa risiko, organisasi tim penanggulangan keadaan darurat, sarana dan prasarana, tindakan penanggulangi dan pelatihan dan simuIasi. Tindakan untuk menanggulangi keadaan darurat terhadap produk dan korban yang dimiliki oleh PT. BASF Indonesia mengacu kepada Trem~Card dari United Nation dan MSDS masing-masing produk. Tindakan ini telah didistribusikan kepada semua personil yang tenibat dalam organisasi keadaan darurat Prosedur yang dimiliki oleh perusahaan ini sudah direvisi, sudah dilakukan pelatihan untuk menanggulangi keadaan darurat tetapi pelatihan dan simulasi pada saat pengangkutan butadiene belum dilakukan. Organisasi atau tim penanggulangan, prosedur keadaan darurat, sarana dan pmsarana yang sudah baik tidak akan dapat tenaksana dengan semestinya karena belum pemah dirakukan pelatlhan dan simurasi untuk menanggulangi keadaan darurat sehingga apabila menghadapi keadaan darurat yang sebenamya akan terjadi kebingungan untuk melaksanakannya. ......Chemical industry is one of the fast growing industries which have a potential high risk during its production activities. The failure ln controlling the potential high risk may create emergency situation and endanger its employee safety, property damage, and surrounding environmental damage that may impact on company and environmental losses. PT. BASF Indonesia is one of chemi l manufacture which has an obligation to manage the hazard and potential risk as the consequences of industrial activity. In order to maintain the hazard and potential risk in creating negative impact to company or environment, a preventive and emergency response action is needed. During transport and tilhng site butadiene from hoarding terminal in Bojonegara to the production in Cengkareng is one of production pfowss carried out of by the BASF Company. These activity are conducted every day and depending on the companys need. During the transportation process, it is likely to occur emergency situation, hence it needs a preventive action and procedure to control this situation. The objective of this study are to identify the potential risks that may occur during butadiene transportation, estimate the risk and evaluate the emergency response procedure of the butadiene transportation process. The risk identification was conducted using hazard identification method, based on scientific literature (MSDS and TREM Card) to detemtine the carcinogenicity and flammability. Risk evaluation was conducted using consequence analysis based one of explosion phenomena : BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion) which calculate duration (time in second), maximum height (m) and distance (m) of BLEVE explosion. The evaluation is conducted based on comparison analysis between company procedure against cunent local and intemational standard. comparison analysis between company procedure against current local and intemational standard. The prevention program of emergency situation implemented at PT. BASF Indonesia includes the vehicle check prior to transportation process, driver qualification, equipment related to the emergency response (tire extinguisher, safety shoes, helmet, gloves). The vehicle check determines the vehicle conditions, driver qualification include the drivers specific driving license, drive knowledge, as well as knowledge on emergency response situation. The procedure should be documented in future where it consist of company policy, risk assessment, team organization for emergency rescue, tools and equipments, rescue action, training and simulation. This emergency control action for the material and the victim at PT BASF Indonesia refers to the TREM-Card from United Nation and MSDS for each product. This action programs has been disseminated to all individual who belong an involved to the emergency organization. These procedure has revised and these procedure developed from this study will be simulated and judgment. The organization or emergency response team, emergency situation procedure, a good tools and equipment can not be implemented properly since it has never been any training or simulation before regarding the emergency situation response so that they will panic if only facing this situation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34401
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mannan, Sam
Abstrak :
Lees' process safety essentials is a single-volume digest presenting the critical, practical content from Lees' loss prevention for day-to-day use and reference. It is portable, authoritative, affordable, and accessible, ideal for those on the move, students, and individuals without access to the full three volumes of Lees'. This book provides a convenient summary of the main content of Lees', primarily drawn from the hazard identification, assessment, and control content of volumes one and two. Users can access essentials for day-to-day reference on topics including plant location and layout; human factors and human error, fire, explosion and toxic release, engineering for sustainable development, and much more.
Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, 2014
e20427162
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soerjani
Abstrak :
ABSTRAK
Keserasian hubungan antara lingkungan hidup dan tumbuhnya kawasan industri perlu dijaga dan diatur, supaya beban limah industri tidak merusak sumberdaya kehidupan. Pemantauan Air Buangan Industri Kimia Dasar di Kawasan Industri Tangerang adalah salah satu upaya untuk mengetahui tingkat pembebanan badan-badan sungai oleh limbah industri tersebut. Sehubungan dengan ini telah dilakukan analisa air buangan industri-industri yang tergabung dalam Industri Kimia Dasar, meliputi dua industri ban, lima industri fiber sintetik, tip. indus.tri kertas, Dan dua industri resin sintetik.

Di antara industri-industri ini ada beberapa yang sudah melakukan pengolahan limbah. Namun sampai berapa jauh hasil usaha pengolahan limbah ini dapat diandalkan untuk tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup, baru dapat dilihat dari hasil pemantauan.

2. T U J U A N Tujuan pemantauan ialah untuk mendapatkan data tentang keadaan lingkungan khususnya air buangan di sekitar industri kimia dasar di Kawasan Industri Tangerang.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1985
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrul Sjarief
Abstrak :
Industri kimia memiliki potensi bahaya tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat dan karakteristik dari proses industri kimia itu sendiri. Potensi bahaya tersebut dapat menimbulkan kecelakaan industri, seperti kebakaran, peledakan, kebocoran bahan-bahan beracun, pencemaran lingkungan, penyakit akibat kerja dan sebagainya. Akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan industri tersebut dapat berdampak negatif kepada perusahaan, antara lain terhadap sumberdaya manusia, asset perusahaan, sistem dan fasilitas kerja, serta lingkungan perusahaan. Kesemuanya ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Karena itu untuk mengantisipasi perlu dilakukan upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan industri melalui sistim menajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang mengikuti semua unsur yang ada di perusahaan. Keberhasilan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dapat diukur dengan penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja. Indikator keberhasilan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja tercermin didalam tingkat kekerapan kejadian kecelakaan kerja, tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh kecelakaan industri dan tingkat kejadian kecelakaan itu sendiri. Melalui pelaksanaan audit keselamatan dan kesehatan kerja di perusahan, indikator tersebut dapat ditekan seminimal mungkin sehingga dengan demikian melalui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dapat dilakukan pengendalian rugi yang ditimbulkan oleh kecelakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan audit keselamatan dan kesehatan kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan (studi pada industri kimia). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara penurunan tingkat kekerapan kecelakaan, tingkat keparahan kecelakaan dan tingkat kejadian kecelakaan dengan penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Dengan demikian melalui penerapan audit keselamatan dan kesehatan kerja, kinerja perusahaan dapat ditingkatkan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmen
Abstrak :
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kegiatan usaha dibidang industri bahan peledak yang belum didukung oleh kebijakan pemerintah yang dapat memacu perkembangan industri bahan peledak komersial di Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Industri bahan peledak komersial belum terintegrasi antara satu kebijakan dengan kebijakan-kebijakan lainnya, bahkan dirasakan adanya kebijakan yang berkaitan dengan masalah bahan peledak masih tumpang tindih karena adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi yang berbeda seperti Departemen Pertahanan, Polri, Departemen Perindustrian dan instansi lainnya. Keputusan Menteri Pertahanan dalam penunjukan badan usaha dibidang bahan peledak merupakan izin prinsip yang dalam pelaksanaan Produksi, Pengadaan dan Distribusi bahan peledak komersial tersebut harus ada izin dari Kapolri sesuai ketentuan/ Undang-Undang yang berlaku, yaitu UU nomor 8 tahun 1948 dan Undang-undang No. 20 Prp tahun 1960, selanjutnya dalam proses impor bahan peledak juga harus ada izin dari Departemen Perdagangan, kemudian untuk penggunaannya harus ada rekomendasi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Sementara itu walaupun sudah ada kesempatan bagi banyak perusahaan untuk ikut bersaing dalam pengadaan bahan peledak komersial, namun pangsa pasar masih dikuasai oleh dua sampai tiga perusahaan saja, bahkan ada beberapa perusahaan yang masih belum memiliki pangsa pasar (market share), sehingga dapat dikatakan bahwa struktur industri bahan peledak komersial di Indonesia adalah berupa Oligopoli, yaitu struktur pasar dengan sedikit penjual dimana terdapat rintangan (barier) terhadap masuknya (entry) perusahaan baru. Barier to entry yang ada disini lebih banyak bersifat legal, yaitu berkaitan dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena penanganan bahan peledak memerlukan perlakuan khusus supaya aman dan selamat, dengan kata lain masalah safety dan security jadi pertimbangan utama. Saat ini untuk pengadaan dan pendistribuasian bahan peledak komersial di Indonesia terdapat 8 perusahaan yaitu: PT. Mufti Nitrotama Kimia (MNK), PT. Dahana (Persero), PT. Armindo Prima, PT. Tridaya Esta, PT. Pindad (Persero), PT. Trifita Perkasa (Persero), PT. Pupuk Kaltim dan PT. Asa Karya. Dari delapan perusahan tersebut hanya satu perusahaan yang sudah memproduksi bahan peledak jenis AN dalam negeri yaitu PT.MNK, sedangkan yang lain untuk memenuhi kebutuhan konsumen masih mengimpor dari luar negeri. Walaupun ke delapan perusahaan tersebut di atas telah memiliki izin prinsip dari Departemen Pertahanan, namun tidak seluruhnya dapat aktif dalam pengadaan dan pendistribusian bahan peledak, maka untuk menjamin berkembangnya industri bahan peledak komersial di Indonesia ke arah yang lebih baik dan dalam kondisi persaingan yang sehat sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional, maka disini penulis mencoba melakukan analisis terhadap kebijakan industri bahan peledak komersial di Indonesia yang terkait dengan Undang-Undang dan peraturan dibidang bahan peledak serta Undang-Undang Antimonopoli.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mutia Pratiwi
Abstrak :
Ammonia merupakan senyawa polutan dengan ciri khas bau menyengat, serta dapat berbahaya ketika terpapar manusia. PT.PUSRI adalah produsen ammonia dan urea di Indonesia yang terletak berdekatan dengan permukiman warga, dimana gas ammonia seringkali terbebas diudara dan menyebabkan gangguan baik di dalam maupun disekitar lingkungan pabrik. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi terbebasnya gas ammonia pada lingkungan sekitar pabrik ditinjau dari faktor penyebab, konsentrasi keluaran ammonia terbebas, dampak terhadap pekerja dan masyarakat, serta tindak penanggulangan yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode sequential explanatory dengan menggabungkan data yang didapatkan dari observasi lapangan, wawancara key informan, kuesioner, dan literature review. Berdasarkan penelitian, sekitar 95% faktor terbebasnya gas ammonia disebabkan permasalahan peralatan dengan nilai konsentrasi keluaran plant pada kondisi normal berada diantara 50-150 mg/Nm3 dan konsentrasi tertinggi dapat melebihi 435,79 mg/Nm3 pada saat pabrik mengalami gangguan. Dampak yang dialami pekerja dan masyarakat lebih kepada gangguan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan yang bersifat sementara. Adapun tindak penanggulangan PT. PUSRI dalam bentuk Perbaikan proses dan pengembangan IPAL, pembangunan Green barrier, serta posko kesehatan sementara. Perlu dipertimbangkan penanggulangan yang diduga paling baik adalah dengan spraying dan pembangunan green barrier. Akan tetapi, masih terdapat beberapa kendala dan kelemahan dalam implementasinya, sehingga perlu dioptimalkan kembali.
Ammonia is a major pollutant compound with the characteristic of pungent odor, potentially harming when exposed to the human. PT. PUSRI is one of the Industries that produce ammonia and urea which is located adjacent to residential areas, where ammonia is often released in the air, causing disturbances both in and around the factory. This study focused on determining the factors causing the ammonia released, the concentration level of gas, its influence on the environment, along with the prevention attempted by the plant related to the case. This study use a quantitative approach with sequential explanatory method, by using literature study reinforced field observation, secondary data assisted by interviews and questionnaires on the workers and communities. Based on the research, about 95% of the ammonia gas release is caused by equipment problems with the plant output concentration values under normal conditions between 50-150 mg/Nm3 and can exceed 435.79 mg/Nm3 when the plant is disrupted. The impact experienced by workers and the community is more on temporary irritation of the eyes, nose and respiratory tract. The countermeasures taken are the improvement of the process and development of WWTPs, the construction of Green barriers, and temporary health clinic. It should be considered that the best response is spraying and green barrier, but several weakness towards its implementation should be highlighted in order to achieve the best optimalization.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T51963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Fazrul Hamonangan
Abstrak :
Dalam Supply Chain Management pemilihan pemasok adalah kegiatan yang diakui sebagai bagian paling penting dan menonjol dari fungsi pembelian karena berkontribusi untuk meningkatkan strategi bersaing. Keberlanjutan adalah kemampuan organisasi untuk membuat keputusan secara real-time tanpa dampak yang merugikan pada kondisi masa depan lingkungan, masyarakat, dan stabilitas bisnis. Karena produksi sebagian besar bahan kimia sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, makalah ini membahas masalah ini dengan mengusulkan kerangka pengambilan keputusan multi-kriteria untuk pemilihan pemasok berkelanjutan di industri kimia. Berdasarkan karakteristik spesifik industri kimia, penelitian ini menggunakan AHP untuk menganalisis kriteria dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Terakhir, penelitian ini akan menggunakan MABAC dan Fuzzy MABAC untuk menganalisis alternatif. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini menggunkan 33 kriteria dengan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi di industri kimia dengan menggunkan metode terbaru di MCDM (Multi-Criteria Decision Making) yaitu MABAC dan fuzzinisasi MABAC. Dalam penelitian ini hasil alternatif di peroleh peringkat untuk alternatif yang sama dengan nilai bobot yang berbeda. Pendekatan yang diusulkan dan model pengambilan keputusan dapat membantu manajer rantai pasokan di industri kimia untuk memilih pemasok yang lebih berkelanjutan, merespons permintaan pasar dengan cepat, dan mempertahankan daya saing yang tinggi di pasar. ......In Supply Chain Management Supplier selection is an activity that is recognized as the most important and prominent part of the purchasing function because it contributes to improving competitive strategy. Sustainability is an organization's ability to make informed decisions real-time without adverse impact on the future state of the environment, society and business stability. Because the production of most chemicals is very dangerous and has the potential to cause irreversible environmental damage and have a negative impact on public health. Therefore, this paper addresses this issue by proposing a multi-criteria decision-making framework for the selection of sustainable suppliers in the chemical industry. Based on the specific characteristics of the chemical industry, this study uses AHP to analyze the criteria for economic, social and environmental dimensions. Finally, this study will use MABAC and Fuzzy MABAC to analyze alternatives. Based on the results in this study using 33 criteria with environmental, social, and economic aspects in the chemical industry using the latest methods in MCDM (Multi-Criteria Decision Making) namely MABAC and Fuzzy MABAC. In this study, alternative results were ranked for the same alternative with different weight values. The proposed approach and decision-making model can help supply chain managers in the chemical industry to select more sustainable suppliers, respond quickly to market demands, and maintain high competitiveness in the market.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misri Gozan
Jakarta: UI-Press, 2006
531.14 MIS d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>