Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farizal Wustho
"Aspek orisinalitas karya tulis oleh sistem Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT menjadi penting dalam konteks hak cipta. Pentingnya penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana peraturan hak cipta melindungi karya-karya AI dengan menentukan orisinalitasnya. Penelitian ini menerapkan metode penelitian yuridis normatif, menelaah konsep, prinsip, norma, hak, dan kewajiban dalam sistem hukum. Penelitian ini akan mengumpulkan dan menganalisis data primer, sekunder, dan tersier melalui studi kepustakaan dan pendekatan statute approach, dengan fokus pada norma-norma hukum dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Doktrin-Doktrin Orisinalitas. Untuk memenuhi kriteria orisinalitas, suatu ciptaan harus memenuhi syarat tertentu yang dapat ditelaah lebih lanjut melalui doktrin-doktrin yang berlaku. Dalam evaluasi orisinalitas karya ChatGPT, berbagai doktrin dan teori dapat digunakan. Ditemukan bahwa dengan doktrin "Sweat of the Brow" karya ChatGPT tidak memenuhi kriteria orisinalitas. Sementara itu, doktrin "Modicum of Creativity", "Skill, Judgement, and Labour", "Idea-Expression Dichotomy", dan "author's intellectual creation" memandang karya ChatGPT memenuhi kriteria orisinalitas, terutama jika input pengguna mencerminkan orisinalitas dan kepribadian. Namun, ada tantangan dalam membuktikan orisinalitas berdasarkan doktrin "Independent Creation" karena sifat 'black box' dari ChatGPT. Selain itu, penerapan Teori "Circumstantial Evidence" menunjukkan bahwa tanpa bukti akses yang jelas, klaim pelanggaran hak cipta terhadap respons ChatGPT mungkin sulit dibuktikan. 

The aspect of originality in written works by Artificial Intelligence (AI) systems such as ChatGPT becomes critical in the context of copyright. The importance of this research is to understand how copyright rules protect AI works by determining their originality. This study applies the normative juridical research method, examining concepts, principles, norms, rights, and obligations within the legal system. The research will collect and analyze primary, secondary, and tertiary data through literature study and the statute approach, focusing on the legal norms in Law No. 28 of 2014 on Copyright and Originality Doctrines. A creation produced by AI (ChatGPT) must be original and provable as an independent result of AI, not a copy of existing work. In evaluating the originality of ChatGPT's works, various doctrines and theories can be used. It was found that under the "Sweat of the Brow" doctrine, ChatGPT's work does not meet the criteria for originality. Meanwhile, the doctrines of "Modicum of Creativity", "Skill, Judgement, and Labour", "Idea-Expression Dichotomy", and "author's intellectual creation" view ChatGPT's work as meeting the originality criteria, especially if the user's input reflects originality and personality. However, there are challenges in proving originality based on the "Independent Creation" doctrine due to the 'black box' nature of ChatGPT. Additionally, the application of the "Circumstantial Evidence" theory suggests that without clear access evidence, copyright infringement claims against ChatGPT's responses might be difficult to prove."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nursyawalli Sidi
"ChatGPT merupakan model bahasa Generative Pre-trained Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI dan dirilis pada tahun 2015 dan mulai marak digunakan dalam konteks pendidikan. Dalam penerapannya penggunaan generative AI seperti ChatGPT memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk menjaga integritas dan kejujuran akademis serta memastikan pemanfaatannya yang bertanggung jawab. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sebaiknya digunakan secara resmi atau melarang penggunananya, mengidentifikasi risiko terkait dengan penerapannya, serta mengeksplorasi metode penggunaan yang bertanggung jawab dalam konteks belajar mengajar di lingkungan Universitas. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif atau mixed method dengan melakukan wawancara semi terstruktur terhadap 11 narasumber menggunakan open question serta menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Hasil penelitian kualitatif dianalisis menggunakan metode thematic analyisis yang kemudian menjadi sumber acuan pengembangan model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab. Pada pendekatan kuantitatif, sebanyak 251 data responden valid dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab didukung oleh berbagai faktor, termasuk Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behavior, serta Facilitating Conditions penggunaan ChatGPT dalam kegiatan belajardanmengajar. Penelitian ini berkontribusi memberikan pedoman penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab untuk kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan Universitas.

ChatGPT is a Generative Pre-trained Transformer language model developed by OpenAI and released in 2015 and is beginning to be widely used in educational contexts. In its application, the use of generative AI such as ChatGPT has challenges and risks that must be addressed to maintain academic integrity and honesty and ensure its responsible utilisation. This study aims to identify whether it should be officially used or banned, identify the risks associated with its use, and explore methods of responsible use in the context of teaching and learning in a University environment. This research combines qualitative and quantitative methods or mixed methods by conducting semi-structured interviews with 11 interviewees using open questions and distributing online questionnaires to respondents. The results of the qualitative research were analysed using the thematic analysis method which then became a source of reference for developing a model of responsible use of ChatGPT. In the quantitative approach, a total of 251 valid respondent data were analysed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the help of the SmartPLS 4 application. The results showed that the model of responsible use of ChatGPT was supported by various factors, including Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behaviour, and Facilitating Conditions for using ChatGPT in learning and teaching activities. This research contributes to providing guidelines for the responsible use of ChatGPT for learning and teaching activities in the University environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudiptha
"ChatGPT merupakan model bahasa Generative Pre-trained Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI dan dirilis pada tahun 2015 dan mulai marak digunakan dalam konteks pendidikan. Dalam penerapannya penggunaan generative AI seperti ChatGPT memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk menjaga integritas dan kejujuran akademis serta memastikan pemanfaatannya yang bertanggung jawab. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sebaiknya digunakan secara resmi atau melarang penggunananya, mengidentifikasi risiko terkait dengan penerapannya, serta mengeksplorasi metode penggunaan yang bertanggung jawab dalam konteks belajar mengajar di lingkungan Universitas. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif atau mixed method dengan melakukan wawancara semi terstruktur terhadap 11 narasumber menggunakan open question serta menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Hasil penelitian kualitatif dianalisis menggunakan metode thematic analyisis yang kemudian menjadi sumber acuan pengembangan model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab. Pada pendekatan kuantitatif, sebanyak 251 data responden valid dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab didukung oleh berbagai faktor, termasuk Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behavior, serta Facilitating Conditions penggunaan ChatGPT dalam kegiatan belajardanmengajar. Penelitian ini berkontribusi memberikan pedoman penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab untuk kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan Universitas.

ChatGPT is a Generative Pre-trained Transformer language model developed by OpenAI and released in 2015 and is beginning to be widely used in educational contexts. In its application, the use of generative AI such as ChatGPT has challenges and risks that must be addressed to maintain academic integrity and honesty and ensure its responsible utilisation. This study aims to identify whether it should be officially used or banned, identify the risks associated with its use, and explore methods of responsible use in the context of teaching and learning in a University environment. This research combines qualitative and quantitative methods or mixed methods by conducting semi-structured interviews with 11 interviewees using open questions and distributing online questionnaires to respondents. The results of the qualitative research were analysed using the thematic analysis method which then became a source of reference for developing a model of responsible use of ChatGPT. In the quantitative approach, a total of 251 valid respondent data were analysed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the help of the SmartPLS 4 application. The results showed that the model of responsible use of ChatGPT was supported by various factors, including Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behaviour, and Facilitating Conditions for using ChatGPT in learning and teaching activities. This research contributes to providing guidelines for the responsible use of ChatGPT for learning and teaching activities in the University environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Akmal
"ChatGPT merupakan model bahasa Generative Pre-trained Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI dan dirilis pada tahun 2015 dan mulai marak digunakan dalam konteks pendidikan. Dalam penerapannya penggunaan generative AI seperti ChatGPT memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk menjaga integritas dan kejujuran akademis serta memastikan pemanfaatannya yang bertanggung jawab. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sebaiknya digunakan secara resmi atau melarang penggunananya, mengidentifikasi risiko terkait dengan penerapannya, serta mengeksplorasi metode penggunaan yang bertanggung jawab dalam konteks belajar mengajar di lingkungan Universitas. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif atau mixed method dengan melakukan wawancara semi terstruktur terhadap 11 narasumber menggunakan open question serta menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Hasil penelitian kualitatif dianalisis menggunakan metode thematic analyisis yang kemudian menjadi sumber acuan pengembangan model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab. Pada pendekatan kuantitatif, sebanyak 251 data responden valid dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab didukung oleh berbagai faktor, termasuk Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behavior, serta Facilitating Conditions penggunaan ChatGPT dalam kegiatan belajardanmengajar. Penelitian ini berkontribusi memberikan pedoman penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab untuk kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan Universitas.

ChatGPT is a Generative Pre-trained Transformer language model developed by OpenAI and released in 2015 and is beginning to be widely used in educational contexts. In its application, the use of generative AI such as ChatGPT has challenges and risks that must be addressed to maintain academic integrity and honesty and ensure its responsible utilisation. This study aims to identify whether it should be officially used or banned, identify the risks associated with its use, and explore methods of responsible use in the context of teaching and learning in a University environment. This research combines qualitative and quantitative methods or mixed methods by conducting semi-structured interviews with 11 interviewees using open questions and distributing online questionnaires to respondents. The results of the qualitative research were analysed using the thematic analysis method which then became a source of reference for developing a model of responsible use of ChatGPT. In the quantitative approach, a total of 251 valid respondent data were analysed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the help of the SmartPLS 4 application. The results showed that the model of responsible use of ChatGPT was supported by various factors, including Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behaviour, and Facilitating Conditions for using ChatGPT in learning and teaching activities. This research contributes to providing guidelines for the responsible use of ChatGPT for learning and teaching activities in the University environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library