Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
From years to years the use of aggregate for maintence and new pavement construction increases, wjile the resources of crushed stone decrease....
JJJ 26 (1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Antonius Sima
Abstrak :
Penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium dan ditularkan melalui nyamuk Anopheles serta menyerang semua orang. Berdasarkan data surveilans penyakit malaria di Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 1997 sampai dengan 2000 menunjukkan bahwa kejadian malaria di kabupaten ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Kecamatan Cempaga terletak di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan daerah endernis malaria. Sebagian masyarakat Cempaga melakukan aktivitas di hutan sebagai sumber penghasilan keluarga, serta menginap di hutan. Petani yang menginap di hutan ini diduga berisiko menderita malaria. Penelitian kasus kontrol ini bertujuan untuk mengetahui hubungan petani yang menginap di hutan dengan kejadian malaria di Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tahun 2002. Dan hasil studi ini diketahui faktor petani yang menginap di hutan berhubungan dengan kejadian malaria, setelah dikontrol variabel lain OR 12,08 (95% CI 5.648 - 25.857). Sedangkan variabel kovariat yang berhubungan dengan kejadian malaria adalah kebiasaan memasang kelambu waktu tidur malam OR 2.507 (95% CI 1.239 - 5.073), jarak rumah dari hutan OR 2.507 (95% CI 1.239 - 5.073) dan kebiasaan berpakaian keluar rumah malam hari OR 2.285 (95% CI 1,089 - 4.794). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar puskesmas di Kecamalan Cempaga dan puskesmas lain di Kabupaten Kotawaringin Timur yang memiliki persamaan keadaan lingkungan dengan Kecamatan Cempaga melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat tentang pemberantasan malaria. Penyuluhan ini diprioritaskan kepada petani yang menginap di hutan. Dalam penyuluhan tersebut disarankan agar tidak rnenginap di hutan, jika harus menginap agar memasang kelambu waktu tidur malam. Daftar pustaka : 3l (1950 -2002)
The Association between Settling in the Forest and the Occurrence of Malaria in Sub-district Cempaga, District Kotawaringin Timur, Central Kalimantan in 2002Malaria is caused by Plasmodium and transmitted through Anopheles mosquito. The disease may attack every body. Based on surveillance data on malaria in district Kotawaringin Timur, in 1997 -2000, the disease incidence was not changed considerably. Sub-district Cempaga lies in the district of Kotawaringin Timur which is an endemic area for malaria. Some residents in the sub-district need to stay several nights in the forest to do their works as farmers. The farmers settling in the forest were suspected to beat higher risk of suffering from malaria. The objective of this case control study was to know the association between settling in the forest and the occurrence of malaria in sub-district Cempaga, district Kotawaringin Timur, Central Kalimantan in the year of 2002. The findings showed that settling in the forest, after being adjusted by other variables, was significantly associated with the occurrence of malaria (OR= 12.08; 95% CI: 5,648 - 25,857). Other variables associated with the occurrence of malaria were habit of using bed-nets (OR=2,507; 95% CI: 1 .239 - 5.073), distance from home (OR=2.507; 95% Cl: 1.239 - 5.073) and habit of using clothes when staying outside (OR= 2.285; 95% Cl: 1.089 - 4.794). Based on the results, we recommended the community health center (CHS) in sub-district Cempaga dan other CHS's in district Kotawaringin Timur having the similar environment to conduct public health education and promotion about malaria control. The education and promotion intervention should be a priority for farmers settling in the forest. They are suggested to avoid staying in the forest. Should they settle in the forest, using bed-nets for sleeping is highly recommended. Reference: 31 (1950 - 2002)
2001
T10748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana H. Sofyan
Abstrak :
Tesis ini merupakan suatu kajian tentang agama dan pengobatan dengan meneliti secara khusus kebudayaan suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah, yang bermukim di kota Palangkaraya. Kebudayaan yang diteliti adalah pengobatan tradisional suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Data temuan yang didapat menunjukkan adanya 2 sifat umum dari pengobatan ini, yaitu : Pertama pengobatan tradisional yang dilakukan dengan upcara menurut agama Kaharingan, dimana para pengobat adalah juga para pemuka agama ini yang merupakan pemimpin kelompok, sementara pasiennya terdiri pemeluk agama Kaharingan dan juga pemeluk agama lainnya. kedua, pengobatan tradisional yang dilakukan oleh orang-orang yang mendapatkan keahlian itu dengan cara belajar dan mewarisinya dari generasi pendahulunya. Pengobatan jenis ini dapat dibagi atas klasifikasi menurut prakteknya yaitu : 1. Dengan menggunakan ramuan tumbuh-tumbuhan 2. Dengan menggunakan ramuan dan melakukan pengurutan serta pembacaan mantra 3. Dengan menggunakan mantra dan ramuan 4. Dengan menggunakan mantra dan melakukan peniupan kearah bagian tubuh yang sakit. Pada kedua jenis pengobatan ini terdapat adanya suatu keterkaitan, yaitu kesamaan konsep dalam melakukan pengobatan, konsep tentang penyakit serta konsep tentang alat-alat pengobatan yang digunakan, yaitu kesemuanya berdasarkan konsep kosmologi serta konsep nilai atau teologi agama Kaharingan. Konsep nilai, konsep teologi serta konsep kosmologi agama Kaharingan melekat erat pada masyarakat ini dan mampu bertahan ditengah-tengah perubahan sehingga nilai-nilai kepercayaan, ke Tuhanan serta kosmologi agama Kaharingan tetap dipercaya meskipun masyarakat sudah memeluk agama yang baru, yaitu Kristen dan Islam. Kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang sangat erat dengan agama ini menjadi kuat pula. Pengobatan tradisonal yang dipraktekkan saat ini merupakan pengobatan asli yang sudah dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur agama baru, yaitu Islam. Penggunaan agama Islam sebagai alat legitimasi, merupakan faktor yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprimeno Sabdey
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji perubahan kebudayaan yang dalam hal ini adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan sistem kepercayaan yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan corak dan pola pemanfaatan dan pengelolaan ruang pemukiman desa Lubu' Hiju', Kalimantan Tengah. Penelitian ini mencoba menjelaskan kaitan antara masuknya ajaran kristen (dalam hal ini kristen protestan) ke dalam sistem kepercayaan orang Lubu' Hiju' dengan fenomena perubahan pola ruang pemukiman desa Lubu' Hiju'. Selanjutnya penelitian ini juga melihat bagaimana peran hal-hal lain seperti para pendatang, HPH dan informasi-informasi luar, pada peniscayaan perubahan-perubahan yang terjadi (tidak hanya pada persoalan pola pemukiman) pasca masuknya ajaran kristen dalam sistem pengetahuan orang Lubu' Hiju'. Penelitian ini menggunakan pendekatan participant observation seperti yang dianjurkan oleh Spradley. Dan dalam pengurnpulan data dilakukan pengamatan terlibat, wawancara dan diskusi-diskusi kelompok. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan diri dengan cara menjadi bagian dari masyarakat tersebut sebagai guru sekolah dasar selama masa penelitian. Dengan pendekatan seperti ini, keberadaan peneliti di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi terlalu asing dan dapat diterima dengan baik. Pendekatan participant observation dilakukan untuk menggali semua informasi yang dimiliki masyarakat berkenaan dengan sejarah yang mereka alami sendiri maupun yang mereka serap dari penuturan generasi sebelumnya. Pendekatan ini efektif karena hubungan yang dibangun antara subjek dan peneliti adalah hubungan antara anak dan orang tua yang sedang mempelajari cerita-cerita masa lalu dari kebudayaannya sendiri. Pemukiman orang Lubu 'Hiju' selalu berkembang ke arah hilir desa. Bagian hilir ini adalah bagian yang boleh dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan lahan pemukiman mereka. Sedangkan bagian hulu adalah bagian yang dianggap sakral dan tidak boleh dibangun. Bagian ini ditandai oleh adanya seonggok batu yang dianggap mempunyai kuasa yang mampu menolong seluruh anggota kampung, selain itu juga dianggap bisa menghukum kalau hal-hal tertentu yang ditakuti dalam sistem kepercayaan mereka dilanggar. Batu ini di sebut sebagai batu panahan yang proses pelestariannya dibungkus dengan konsep pamali. Menjadi menarik ketika penelitian ini dilakukan, batu yang dibungkus dengan konsep pamali tersebut sudah tidak berada pada tempatnya dalam pola pemukiman desa Lubu' Hiju' ini. Pengembangan desa tidak lagi berjalan ke arah hilir saja, tetapi sudah berkembang juga ke arah hulu. Penelitian ini lebih khusus berkaitan dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan secara teoritis disebabkan oleh 2 (dua) hal yang berasal dari dalam dan dan luar masyarakat itu sendiri. Perubahan yang terjadi pada masyarakat Lubu' Hiju' dimulai oleh adanya persentuhan mereka dengan kebudayaan lain. Masyarakat Lubu' Hiju' mengalami perubahan secara cepat terjadi setelah masuknya ajaran kristen yang secara prontal mengintervensi konsep-konsep khususnya yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka. Perubahan yang diawali dari kristenisasi ini pada tahun-tahun berikutnya lebih dimantapkan lagi oleh regenerasi kepemimpinan adat dan laman yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan mereka, ditambah lagi oleh kedatangan guru-guru sekolah yang semuanya beragama kristen, ledakan penduduk yang tidak alami, pertemuan mereka dengan kebudayaan luar (dalam hal ini jawa) lewat pedagang-pedagang kain, dan kedatangan perusahan kayu (HPH) yang beroperasi di sekitar Lubu' Hiju'. xvi + 159 halaman + glossary + gambar + peta + foto + daftar pustaka + riwayat penulis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irianty Mantjar
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brasilia dan Zaire. Hutan dengan segala hasil dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya memainkan peranan sangat penting sebagai sumber pendapatan bagi pembiayaan pembangunan Indonesia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang Pokok Kehutanan No. 5/1967, dan Undang-undang No. 6/1968 tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri, sehingga dengan demikian Indonesia membuka pintunya lebar-lebar bagi kehadiran dan beroperasinya perusahaan-perusahaan yang bersedia menanamkan modalnya di sektor kehutanan dan bagi eksploitasi hutan. Kalimantan Tengah memiliki kekayaan hutan terluas ke tiga di Indonesia dan penghasilan utama daerah Kalimantan Tengah bersumber dari hutan. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa daerah ini juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi kehadiran perusahaan-perusahaan HPH. Eksploitasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan dampak pada lingkungan hidup, baik itu lingkungan fisik-kimia, biologi, maupun sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat. Berdasarkan uraian di atas. maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak dari kegiatan perusahaan HPH terhadap peningkatan kehidupan sosial ekonomi & budaya masyarakat, dengan melakukan survei di perusahaan HPH PT Hutan Mulya, dan masyarakat Dayak sekitarnya. Permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya benar-benar memberi dampak positif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya? Dampak tersebut terutama dilihat dari segi pelaksanaan hak yang mengikutsertakan masyarakat dalam pengusahaan hutan dan pelaksanaan kewajiban HPH memberdayakan masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya benar-benar memenuhi peraturan-peraturan kehutanan yang berlaku, sehingga memberi dampak positif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Peraturan kehutanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan Pada Hutan Produksi: pelaksanaan kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 5231Kpts-11/1997 tentang Pembinaan Masyarakat Desa Hutan oleh Pemegang HPH dan Pemegang HPHTI; serta Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3181Kpts-11/1998 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pengusahaan Hutan. Hipotesis nol (Ho) yang diajukan dalam penelitian ini. adalah: Pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya memberi dampak positif pada kehidupan sosiai masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei, yang menggambarkan keadaan lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju akibat keberadaan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan. Penelitian ini dilaksanakan di 11 desa di sekitar areal HPH PT Hutan Mulya, yang terletak di 3 Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Penelitian dilaksanakan sejak tahun 2001 hingga selesai. Populasi penelitian ini adalah masyarakat suku Dayak Ngaju yang bertempat tinggal di 11 desa yang berada di sekitar lokasi HPH. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling nonrandom (non probability sampling), yaitu teknik sampling bertujuan (purposive sampling). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data persepsi masyarakat yang dikumpulkan melalui angket, wawancara mendalam dengan para nara sumber dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder meliputi data kependudukan yang diperoleh dari data monografi daerah penelitian, serta data-data penunjang lainnya yang diperoleh melalui studi literatur. Data dianalisis dengan pendekatan AMDAL, untuk melihat apakah ada dampak atau perubahan pada komponen-komponen yang diteliti. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Tabel, dimana sebelumnya ditetapkan skor untuk memudahkan interpretasi data kualitatif. Pemberian skor menggunakan Skala 1 sampai 5. Hasil survei menunjukkan bahwa pelaksanaan peran serta masyarakat Dayak Ngaju dalam pengusahaan hutan oleh perusahaan PT Hulan Mulya berupa pemberian prioritas kesempatan berusaha hanya dilakukan pada bidang perakilan. Sementara kegiatan penanaman, penyaradan, dan pengulitan tidak dilaksanakan sehingga gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Demikian pula dengan pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya selama kurang lebih 10 tahun. yang ternyata juga gaga memberdayakan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Setelah dianalisis dengan analisis tabel, maka diperoleh nilai total kualitas lingkungan sosial sebesar 31,58% (skor sama dengan 2, artinya: kualitas lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju kurang baik). Berarti, kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya member dampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan peran serta masyarakat Dayak Ngaju dalam pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya gagal meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. 2. Pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya juga gagal memberdayakan masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. 3. Kualitas lingkungan sosial masyarakat Dayak Ngaju kurang baik karena Peran Serta dan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan tidak dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, kesimpulan umum dari penelitan ini adalah bahwa kegiatan pengusahaan hutan oleh perusahaan HPH PT Hutan Mulya memberi dampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat Dayak Ngaju di sekitarnya. Daftar Kepustakaan: 44 (1979-2001)
The Impact of Forest Exploitation on the Life of the Local Community: Case Study on the Community of Ngaju Dayak in the Vicinity of the Forest Exploitation Concession Company (HPH), PT Hutan Mulya, in the Regency of East Kotawaringin, the Province of Cenfral Kalimantan Indonesia has it's potential as the third largest tropical forest in the world after Brazil and Zaire. Indonesian forest with its crops and natural resources plays a highly important role as sources of revenue to finance the Indonesia development. In this regard, the government issued Principle Forestry Law No.511967 and Law No.6/1968 on the Foreign and Domestic Investment. to encourage the participation and operation of enterprises willing to invest in the forestry sector and forest exploitation share. Central Kalimantan has the third largest forest resource area in Indonesia, with the main produce coming from the forest. As such, it is understandable if this region opens itself to welcome the participation of forest exploitation concession holding companies. The forest exploitation activities executed by these companies directly and indirectly affect the physical-chemical, biological as well as social-economic environmental life of the local community. Based on the above description, a research is required to find out the impacts of the activities of forest exploitation concession holders (HPH) on the improvement of the social-economic and cultural life of the local community, throughsurvey onforest exploitation concession holding company, PT Hutan Mulya, and on the Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. The issue under this research are as follows: Are the forest exploitation activities carried out by PT Hutan Mulya have positive impact on social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. Such impacts will be viewed especially from the aspects of the concession implementation that includes the local community in the forest exploitation activities, and the execution of the company's obligation in empowering the local community. The purpose of this research is to prove whether the execution of the forest exploitation activities by PT Hutan Mulya conducted all the forestry regulation so that they have positive impact on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. The null hypothesis in this research is: The execution of the forest exploitation activities by PT Hutan Mulya have positive impacts on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. This is a descriptive research using survey method illustrating the social environmental condition of the Ngaju Dayak community as a result of the presence of Forest Exploitation Concession Holding (HPH) companies. This research was conducted in 11 villages in the vicinity of PT Hutan Mulya, located in 3 Sub-district Administration Areas in the Regency of East Kotawaringin. The research was executed starting from July 2001 up to the completion. The population under research is the Ngaju Dayak tribe community living in 11 villages in the vicinity of the forest exploitation concession area. The sampling method used in this research was non-probability sampling, namely purposive sampling method. The type of data collected in this research comprise primary as well as secondary data. The primary data includes community perception data collected through questionnaires intensive interviews with resources and direct observation in the field. Secondary data covers population data obtained from the monographic data of the researched area, as well as other supporting data obtained through literature study. The above data were analyzed using environmental impact analysis (AMDAL) approach to see if there are impacts on the researched components. Subsequently, analysis was conducted on the data using Table Analysis Method with pre-established scores to facilitate the data interpretation. The scoring was scaled from 1 to 5. The survey showed that Ngaju Dayak community participation in forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya conducted only in form of giving priorities on business chance in perakitan. While, the planting, penyaradan, dan pengulitan were not conducted so that failure to increase the welfare of Ngaju Dayak community. The PMDH programmed for ten years also failure to empower Ngaju Dayak community. Table analysis showed value of social environment quality as much as 31,58% (equal to total score of 2, meaning that the quality of the social environment is poor). This means that forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya have negative impacts on the social environment of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. The conclusion of this research is: 1. Community participation of Ngaju Dayak community in forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya failured to increase the welfare of Ngaju Dayak community. 2. PMDH Program conducted by PT Hutan Mulya also failured to empower the Ngaju Dayak community. 3. Social environment qualify of Ngaju Dayak community is poor due regulation about Participation and Empowerment of Ngaju Dayak community were not conducted properly. Therefore, the general conclusion of this research is that the forest exploitation activities executed by PT Hutan Mulya have negative impacts on the social life of the Ngaju Dayak community living in the vicinity of the company's operational area. Number References: 44 (Issued from 1979 to 2001)
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Septa Wiratama
Abstrak :
Peningkatan pertumbuhan ekonomi merupakan cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu negara. Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai upaya dan kebijakan untuk dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi baik secara nasional maupun daerah. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tentunya perlu dibarengi dengan peningkatan investasi pada berbagai sektor di perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris yang bertumpu pada sektor pertanian perlu meningkatkan pengembangan sektor pertanian agar sektor pertanian dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat serta dapat menjadi pendorong peningkatan perekonomian di Indonesia baik secara nasional maupun daerah. Dengan hal tersebut, pemerintah berencana melakukan pembangunan investasi Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) atau Food Estate diberbagai wilayah di Indonesia. Salah satu pembangunan investasi pemerintah pada Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) atau Food Estate berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang digunakan sebagai proyek percontohan bagi investasi Food Estate lainnya di Indonesia. Penelitian ini akan menganalisis dampak yang diberikan oleh investasi Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) atau Food Estate terhadap perekonomian makro dan industri halal yaitu sektor makanan dan minuman halal di Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan analisis tabel Input-Output Kalimantan Tengah 2016 untuk dapat memberikan gambaran dampak yang dihasilkan oleh investasi Food Estate tersebut. Dalam penelitian ini menemukan bahwa investasi Food Estate di Kalimantan Tengah secara positif berpengaruh terhadap peningkatan Output, Nilai Tambah Bruto dan Pendapatan rumah tangga diperekonomian makro serta peningkatan pada sektor makanan dan minuman halal di Kalimantan Tengah. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan literature ekonomi regional di Indonesia, pengembangan industri halal secara regional dan rekomendias kebijakan praktis di Kalimantan Tengah. ......Increasing economic growth is the ideals and goals to be achieved by a country. The Indonesian government continues to make various efforts and policies to increase the level of economic growth both nationally and regionally. Increasing economic growth certainly needs to be accompanied by increased investment in various sectors of the economy. Indonesia is an agricultural country that relies on the agricultural sector. With this, the government plans to invest in Food Production Center Areas (KSPP) or Food Estates in various regions in Indonesia. One of the government investment developments in the Food Production Center Area (KSPP) or Food Estate is in Central Kalimantan Province which is used as a pilot project for other Food Estate investments in Indonesia. This study will analyze the impact given by the investment in the Food Production Center (KSPP) or Food Estate on the macro economy and the halal industry, namely the halal food and beverage sector in Central Kalimantan. This study uses an analysis of the 2016 Central Kalimantan Input-Output table to be able to provide an overview of the impact generated by the Food Estate investment. In this study, it was found that Food Estate investment in Central Kalimantan had a positive effect on increasing output, gross added value and household income in the macro economy as well as increasing the halal food and beverage sector in Central Kalimantan. This research is expected to contribute to improving regional economic literature in Indonesia, regional development of the halal industry and practical policy recommendations in Central Kalimantan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutji Rahaju Shinto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Memberikan gambaran tentang ketahanan masyarakat dalam merawat pengetahuan tentang Tradisi dan Ritual Berladang serta pengetahuan tentang varietas padi lokal di Desa Tumbang Habangoi, Kecamatan Petak malai, Kabupaten Katingan tengah.

Berangkat dari pandangan Berkes tentang Pengetahuan tradisional dan ketahanan dari segala bentuk perubahan sosial yang ada. Masyarakat Habangoi sudah membuktikan tentang ketahanan mereka dalam mempertahankan tradisi dan ritual berladang mereka, yang menghasilkan pengetahuan tentang banyak sekali varietas padi lokal.

Hasil dari penelitian ini adalah, hingga saat ini para peladang masih melakukan ritual berladang dengan ritual dan tradisi yang lengkap. Padi yang masih diingat dan ditanam oleh para peladang sejumlah 64 paroy dan 16 pulut. Hal in menunjukkan bagaimana para peladang tetap berusaha menjalankan tradisinya meski berbagai perubahan sosial menggempur mereka. Agama/kepercayaan tradisional masyarakat menjadi kunci penting untuk ketahanan tradisi dan ritual berladang. Usaha maksimal tetap di lakukan, namun harapan agar pihak lain bisa membantu melestarikan pengetahuan masih diharapkan oleh para peladang.
ABSTRACT
This study aims to provide a description of the knowledge about the swidden Tradition and knowledge of local rice varieties in Tumbang Habangoi Village, Petak malai Subdistrict, Katingan Regency, Central Kalimantan.

Departing from Berkes's view of traditional Knowledge and the resilience of all forms of social change. The Habangois have proved their resilience in maintaining their farming traditions and rituals, which resulted in the knowledge of many local rice varieties.

The results of this study are, until now the cultivators are still doing farming process with complete rituals and traditions. Rice that is still remembered and planted by the cultivators of 64 paroy and 16 pulut. This shows how the cultivators continue to work on their traditions despite the various social changes that have struck them. The traditional religion / beliefs of society have become an important key to the survival of tradition and ritual farming. The maximum effort remains to be done, but the hope that others can help preserve knowledge is still expected by the cultivators.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library