Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Kecamatan Kalideres dan Kecamatan Cengkareng merupakan dua Kecamatan yang memiliki jumlah balita gizi buruk dan keluarga miskin terbanyak di wilayah Jakarta Barat. Di dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana perubahan status gizi balita di Kecamatan Kalideres dan Kecamatan Cengkareng pada tahun 1998 dan 2004, dan juga akan dilihat bagaimana kaitan pengaruh faktor Rasio Posyandu terhadap balita, jumlah keluarga miskin, indeks tingkat pendidikan kepala keluarga dan jumlah peserta KB, terhadap perubahan status gizi balita. Metodologi yang digunakan adalah korelasi peta dan analisa statistik dengan metode Korelasi Bivariate (Pearson Product Moment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan status gizi balita sebagian besar mengalami peningkatan di bagian timur daerah penelitian dan penurunan status gizi balita terjadi di bagian barat dan utara daerah penelitian (wilayah Kecamatan Kalideres). Daerah yang tidak mengalami perubahan status gizi balita, terdapat di bagian barat dan selatan daerah penelitian. Faktor yang terkait dengan perubahan status gizi balita adalah perubahan jumlah peserta KB yang berkaitan dengan jumlah anak dan jarak kelahiran dalam suatu keluarga.
Universitas Indonesia, 2006
S33933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
Abstrak :
HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan berbagai negara di dunia. Menurut WHO (World Health Organization) pada akhir 2021 terdapat 38,4 juta orang yang terinfeksi HIV yang tersebar di seluruh dunia dan sekitar 650.000 orang meninggal karena terinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengobatan antiretroviral dan kesesuaian pengobatan antiretroviral untuk pasien HIV di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study dengan metode pengumpulan data secara retrospektif, menggunakan data pasien di bulan Mei – Oktober 2022. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi antiretroviral yang sering digunakan adalah FDC TLE (Tenofovir + Lamivudin + Efavirenz) sebanyak 266 pasien (54,46%) untuk regimen ARV lini pertama dan FDC TLD (Tenofovir + Lamivudin + Dolutegravir) sebanyak 88 pasien (21,20%) untuk regimen ARV lini kedua. Untuk kesesuaian kombinasi regimen ARV adalah 100% sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV. ......HIV is a health problem that threatens Indonesia and various countries worldwide. According to the World Health Organization (WHO), by the end of 2021, there were 38.4 million people infected with HIV globally, and approximately 650,000 people died due to HIV infection. This study aims to determine the patterns of antiretroviral treatment and the appropriateness of antiretroviral treatment for HIV patients at the Puskesmas Kecamatan Cengkareng in accordance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management. The research employed a cross-sectional study design with retrospective data collection, using patient data from May to October 2022. Based on the research findings, the frequently used antiretroviral therapy was FDC TLE (Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz) for the first-line ARV regimen, with 266 patients (54.46%), and FDC TLD (Tenofovir + Lamivudine + Dolutegravir) for the second-line ARV regimen, with 88 patients (21.20%). The combination of ARV regimens showed 100% compliance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mogot, Gordon
Abstrak :
Kemacetan rutin kecuali hari libur di ruas Cawang-Pancoran, Semanggi-Pancoran, Semanggi-Tomang pada waktu yang sama pagi dan sore hari rata-rata terjadi 1,11 kecelakaan lalu lintas, 8 pelanggaran lalu lintas, 18 kemacetan setiap hari merupakan indikator kondisi situasi jalan Tol jalur Cawang-Cengkareng, Jakarta adalah tidak aman, tidak tertib dan tidak lancar yang menunjukan ketidakberhasilan pengamanan jalan Tol yang sudah dilakukan. Untuk itu kegiatan pengamanan oleh petugas-petugas PT Jasa Marga Cabang Kebon Jeruk dan Polri yang terdiri dari petugas-petugas PRC, Laka Lantas Polda Metro Jaya, dibantu oleh Polres Jakarta yang terkait dengan aktivitas penyuluhan, pengaturan, pelayanan, penjagaan, patroli, pengawalan, penanganan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas serta penindakan terhadap semua bentuk pelanggaran hukum, telah menjadi perhatian untuk diteliti guna peningkatan kualitas pengamanan agar tujuan pengamanan jalan Tol dapat berdaya dan berhasil guna. Penelitian dilakukan dari pertengahan bulan Maret 1998 hingga pertengahan bulan Juni 1988 menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, pengamatan terlibat pasif, dilengkapi wawancara dengan pedoman. Penelitian diselenggarakan di sepanjang jalan Tol jalur Cawang-Cengkareng, Jakarta, tempat kegiatan pengamanan dilakukan baik di jalan, kantor, instalasi serta tindakan-tindakan para petugas didalam melakukan aktivitasnya. Dari penelitian diperoleh data mengenai kondisi jalan, bentuk pengamanan yang dilakukan, sarana prasarana yang digunakan, pelibatan dan penggerakan serta sikap perilaku petugas didalam melakukan kegiatan-kegiatan engeneering, education, dan enforcement lalu lintas serta penanganan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas termasuk penindakan terhadap semua bentuk pelanggaran hukum di jalan Tol jalur Cawang-Cengkareng, Jakarta. Kenyataan di lapangan, aktivitas kegiatan bukan dalam bentuk satu sistem pengamanan, penanganan bersifat reactive dan proactive terbatas, tidak diterapkannya faktor-faktor organik administrasi dan manajemen yang berakibat tujuan pengamanan kurang berdaya dan berhasil guna. Untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas pengamanan diperlukan langkah-langkah perbaikan dengan meninjau kembali instansi yang berwenang, pengembangan dibidang kemampuan petugas, material dan metoda agar pengamanan yang dilakukan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Peninjauan terhadap instansi yang berwenang dihadapkan pada pilihan dua alternatif, yaitu alternatif pertama dengan menyerahkan kewenangan pengamanan sepenuhnya kepada PT Jasa Marga dengan segala konsekuensinya, dan alternatif kedua dengan menyerahkan kewenangan pengamanan kepada PT Jasa Marga dibantu petugas-petugas Polri yang ditugaskan untuk itu dengan pengendalian sepenuhnya oleh PT Jasa Marga dengan segala konsekuensinya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryawati
Abstrak :
ABSTRAK Penggunaan zat radioaktif dalam bermacam-macam bidang di Indonesia saat ini telah semakin luas pada berbagai segi kehidupan yang mencakup beberapa sektor dalam Pembangunan Nasional seperti bidang kedokteran nuklir, pertanian, hidrologi, industri. Pemanfaatan tenaga atom ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mengingat tenaga atom disamping memberikan manfaat, juga dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan pekerja radiasi, masyarakat umum dan komponen lingkungan lainnya maka dalam pelaksanaannya diperlukan pengawasan dan pembinaan yang ketat. Untuk tujuan ini diperlukan pemantauan radioaktivitas lingkungan terhadap industri yang memanfaatkan bahan radioaktif dalam proses produksinya. Salah satu industri yang memanfaatkan zat radioaktif thorium alam dalam bentuk thorium nitrat (ThNO3) sebagai pencampur bahan bakunya atau pelapis rajutan serat nilon bahan dasar kaos lampu adalah industri pembuatan kaos lampu petromak (Incandescent Gas Mantle). Dalam proses produksi kaos lampu ini selain dihasilkan produk kaos lampu yang siap dipasarkan juga dihasilkan limbah radioaktif berbentuk cair, padat dan gas yang dibuang ke lingkungan dengan persyaratan tertentu. Dalam penelitian ini yang akan diselidiki adalah limbah gas (gas thoron) dan limbah padat berupa partikel debu radioaktif yang bersumber dari kegiatan produksi, yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kontaminasi udara dalam kawasan pabrik dan lingkungan sekitamya sehingga akan mengakibatkan naiknya tingkat radioaktivitas lingkungan. Meningkatnya radioaktivitas lingkungan di udara, yang disebabkan oleh thorium dan anak luruhnya yang melekat di debu udara lingkungan pabrik dan kawasan pemukiman penduduk yang terdekat di sekitar pabrik akan menimbulkan potensi bahaya radiasi intema bila debu radioaktif tesebut terhisap oleh pekerja dan penduduk, kemudian terbawa masuk ke paru-paru. Tingkat bahaya radiasi ini dapat diindikasi dari besaran tingkat kerja atau working level dan dosis ekivalen efektif paru-paru yang diterima pekerja dan penduduk. Kedua nilai besaran ini dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diizinkan. Untuk mempertimbangkan adanya potensi bahaya ini, perlu diadakan penelitian tingkat radioaktivitas di dalam daerah kerja kawasan pabrik dan di luar kawasan pabrik kaos lampu dalam pemukiman penduduk yang terdekat, dapat diperkirakan tingkat bahaya radiasi terhadap pekerja dan masyarakat disekitar pabrik. Mengingat hal tersebut, timbul beberapa pertanyaan penelitian : (1) Apakah konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya di udara dalam kawasan pabrik dan pemukiman penduduk sekitar pabrik tidak melebihi ambang batas yang diperkenankan ?. (2) Apakah konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya yang terkandung di udara dalam kawasan pabrik dan pads pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak memiliki potensi bahaya radiasi yang melebihi nilai batas bahaya yang diizinkan bagi pekerja dan penduduk disekitar pabrik ?. (3) Apakah ada perbedaan risiko bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan penduduk yang bennukim jauh dari pabrik dan jika ada perbedaan, seberapa jauh perbedaan risiko/bahaya tersebut ?. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui kualitas udara dalam kawasan pabrik dan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik serta potensi bahaya radiasinya terhadap pekerja dan penduduk. Tujuan khusus : (I) mengidentifikasi terjadinya pencemaran radioaktif thorium ke udara pabrik dan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik, (2) menentukan besarnya potensi bahaya pencemaran radioaktif thorium yang berasal dari pabrik ini terhadap pekerja dan penduduk terdekat di sekitar pabrik, (3) menentukan besarnya perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan penduduk yang jauh dari pabrik. Hipotesis yang diajukan : (1) konsentrasi nuklida radioaktif thorium dan anak luruhnya di udara kawasan pabrik dan di udara dalam pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak melebihi ambang batas konsentrasi radioaktif thorium dan anak luruhnya yang diizinkan, (2) konsentrasi nuklida radioaktif thorium dan anak luruhnya yang terkandung di udara kawasan pabrik dan dalam kawasan pemukiman penduduk terdekat sekitar pabrik tidak memiliki potensi bahaya yang melebihi nilai batas yang diizinkan bagi pekerja dan penduduk, (3) ada perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dan penduduk yang jauh dari pabrik dengan nilai perbedaan yang nyata. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut; Pemilihan lokasi penelitian pabrik kaos lampu di Cengkareng ini berdasarkan pada pertimbangan lokasi pabrik berdekatan dengan lingkungan pemukiman penduduk yang cukup padat dan juga merupakan pabrik kaos lampu yang mempunyai kapasitas produksi terbesar di Jakarta dengan pemakaian bahan thorium nitrat 3 ton per bulan. Sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah udara dan manusia yaitu pekerja dan penduduk. Teknik pengambilan sampel udara secara sampling purposip non probabilitas, berdasarkan pertimbangan; (1) jarak dari tempat kegiatan, (2) pembagian daerah medan radiasi sesuai dengan SK Dirjen BATAN No. PN 03/11601DJ1$9 tentang ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi, (3) keberadaan pekerja atau penduduk pada lokasi sampling, (4) besarnya radioaktivitas yang terukur pada lokasi sampling sebagai fungsi jarak, (5) keterbatasan tenaga, waktu dan biaya. Berdasarkan pertimbangan teknik pengambilan sampel udara tersebut di atas maka titik sampel udara yang diambil dalam kawasan pabrik berjumlah 16 (enam betas) titik sampel dan pada batas pagar pabrik serta luar kawasan pabrik berjumlah 12 (dua betas) titik sampel. Sedangkan sampel pekerja yang dipilih adalah pekerja radiasi pada kegiatan produksi yang bekerja menangani kaos lampu yang telah mengandung thorium nitrat dan penduduk yang dipilih sebagai sampel yaitu penduduk yang bermukim terdekat sekitar pabrik, baik bagian depan, belakang, kiri dan kanan pabrik. Besarnya sampel penduduk yang diambil berkisar 5%- 10% dari jumlah total penduduk pada setiap bagian dari daerah penelitian. Berdasarkan pertimbangan tersebut dipilih 30 sampel penduduk untuk setiap bagian daerah yang diamati. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan cara pengukuran langsung menggunakan peralatan lapangan dan laboratorium, wawancara berdasarkan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari bahan literatur, dari pabrik kaos lampu serta instansi lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Analisis data untuk memecahkan masalah tingkat pencemaran dan potensi bahaya radiasi yaitu analisis spektrum hasil pencacahan dengan metode penentuan puncak spektrum secara langsung kemudian dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan perumusan matematis dan analisis statistik uji t. Untuk menyelesaikan masalah perbedaan risiko/bahaya radiasi antara penduduk terdekat sekitar pabrik dengan yang jauh dari pabrik menggunakan analisis kuantitatif risiko relatif dengan desain kasus-kontrol, variabel bebas paparan radiasi dan variabel terikat dosis radiasi yang diterima penduduk, selanjutnya dilakukan test kemaknaan uji Chi-Square yang diteruskan dengan uji koefisien kontingensi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsentrasi thorium-228 dan thoron di udara dalam kawasan pabrik kaos lampu tidak melebihi nilai ambang batas yang diizinkan untuk daerah kerja radiasi yaitu 22,2.105 Bq/l untuk thorium-228 dan 11,1 Bq/l untuk thoron. Nilai konsentrasi thorium-228 dan thoron yang diperoleh dalam daerah sumber kegiatan produksi, yaitu thorium-228 berkisar dari tak terdeteksi sampai 1,56.10 Bq/l dan untuk thoron berkisar antara 4,47-11,04 SO. Tingkat pencemaran thoron dalam daerah sumber ini sudah terindikasi tetapi belum melebihi ambang batas yang diizinkan, sedangkan tingkat pencemaran thorium-228 tidak terindikasi. Pada daerah luar ruang kegiatan tetapi masih dalam kawasan pabrik, konsentrasi thorium-228 dari tak terdeteksi sampai dengan 8,05. 10'' Bq/l dan konsentrasi thoron berkisar antara 0,01-4,62 Bq/l, nilai ini sudah cukup rendah dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diizinkan, bahkan konsentrasi thorium 228 sangat rendah. Nilai konsentrasi thorium-228 dan thoron dalam kawasan pemukiman penduduk terdekat pada daerah penelitian, dari talc terdeteksi sarnpai 4,03.I0-v Bq/1 dan 0,0007 - 0,08 BO. Nilai ambang batas konsentrasi thorium-228 dan thoron yang diizinkan dalam daerah pemukiman penduduk sebesar 1.10-5 Bq/l dan 0,4 BO. Besarnya tingkat potensi bahaya hasil penelitian yang diindikasi melalui besaran tingkat kerja dan dosis ekivalen efektif, yang diterima pekerja dan penduduk masih jauh di bawah nilai batas yang diizinkan, jadi belum mengidentifikasikan keadaan yang cukup berbahaya bagi pekerja dan penduduk. Nilai tingkat kerja yang diperoleh untuk pekerja berkisar dari 0,034-0,245 WL serta nilai dosis ekivalen efektif berkisar dari 5,6-20,96 m 5v/tahun, sedangkan nilai tingkat kerja yang diperoleh penduduk berkisar antara 0,001-0,013 WL dan nilai dosisnya berkisar dari 0,013-0,467 mSv/tahun. Ambang batas tingkat kerja dan dosis ekivalen efektif yang diizinkan untuk pekerja sebesar 1,2 WL dan 50 mSv/tahun serta untuk penduduk sebesar 0,04 WL dan I mSv/ tahun. Hasil analisis risiko/bahaya radiasi bagi penduduk terdekat di belakang pabrik (berjarak 5-20 meter dari pagar belakang pabrik) dengan penduduk yang bermukim jauh dari pabrik (500-520 meter belakang kiri pabrik) adalah 16 (enam belas) kali, ini berarti bahwa penduduk yang bermukim dekat dengan pabrik akan mengalami kemungkinan menerima paparan radiasi interna sebesar 16 (enam belas) kali lebih besar dari penduduk yang bermukim jauh dari pabrik.
ABSTRACT The use of radioactive material in Indonesia is becoming wider in various aspects of life, which covers many sectors in The National Development such as in nuclear medicine, agriculture, hydrology and industry. Utilization of nuclear energy is aimed to increase people's welfare by emphasizing the safety and health of the community. However, the atomic energy not only provides benefits but also causes danger to the radiation workers, community and other environmental components. This requires a strict control and development in its operation. A radiation monitoring is required for industries, which utilize radioactive material in their production process. An industry, which utilizes natural thorium radioactive material in the form of Thorium Nitrate (ThNO3) as a mixture of its raw material, or nylon fiber net lining is the incandescent gas mantle industry. The production process of the incandescent gas mantle not only produce the incandescent gas mantle but also liquid, solid, and gas radioactive waste which are disposed to the environment with certain requirements. In this research will be investigate the thoron gas waste and solid waste in the form of radioactive dust particle which resulted from production process enable the air contamination in the plant and its vicinity area. This will cause the increase of the environmental radioactivity level. The increasing environmental radioactivity in the air produces an internal and external danger potential, which threatens the workers and the community in the vicinity area of the plant. Thorium and its daughter product which is adhered to the air dust of the plant and the community settlement around the plant will be inhaled by the plants' workers and or the community, and then goes through lungs, which will cause an internal contamination. This will endanger the workers in the community. The radiation danger can be indicated in the form of working level and effective equivalent dose of lungs received by workers and the community. The value of the magnitude is compared with the permitted value. Having considered the danger potential, it is necessary to conduct a research of radioactivity level in the plant working area and the outside of the incandescent gas mantle plant in the closest community settlement area. The danger level toward the workers and the community around the project can be estimated. Due to this condition some research questions arise: (1) whether the radioactive concentration in the air around the area and around the plant, which is resulted from the plant activities, not exceeds the limit threshold value allowed? (2) Whether the radioactive concentration in the air of the plant area and the closest community settlement around the plant have no radiation danger potential that not exceeds the limit threshold value allowed toward workers and the community? (3) Whether there is a risk or radiation danger between the closest community around the plant and those that settle far away from the plant and if there is a difference, what is the risk ratio between two of them? The general objective of this research is to identify the air quality and radiation danger potential toward worker in the plant area and the community in the closest settlement area around the plant. The specific objectives are : (1) to identify the occurrence of thorium radioactive contamination in the plant air and the closest community settlement around the plant, (2) to determine thorium radioactive contamination danger potential from the plant toward workers and the closest community around the project, (3) to determine quantity of risk or radiation danger difference between the closest community around the plant and the community far away from the plant. The hypothesis proposed: (1) the concentration of thorium radioactive nuclide and its daughter product in the air of plant area and the air of the closest community settlement area around the plant does not exceed the threshold of the permitted radioactive concentration, (2) Thorium radioactive nuclide' concentration and its daughter product in the air and the closest community settlement area have no danger potential, that not exceeds the limit threshold value allowed toward workers and the community, (3) there is difference in risk between the community around the plant and those of far away from the plant, with significant different value. The methodology used is as follows; the selection of the incandescent gas mantle in Cengkareng and the closest community settlement environment based on consideration that the plant location nears the densely populated settlement area. Besides, the plant has the largest production capacity in Jakarta, which uses 3 tons of nitrate thorium. As a unit of analysis in this research is the air and human being, that is workers and community. The air sampling techniques is non-probability purposive sampling, based on consideration: (1) distance from the site of activity, (2) division of radiation filed area according to decree of Directorate General of BATAN (National Atomic Energy Agency) No. PN 0311 I501DJ/89 concerning Work Safety Regulation toward radiation, (3) presence of workers or community in the sampling location, (4) the amount of radioactivity measured in the sampling location as a function of distance, (5) lack of personnel, time and fund. In the air sampling techniques the number of air sampling points in the plant area is 16 and in the plant fence, outside of the plant area is 12 samples. While the workers samples area selected from radiation workers in production activity which handle the incandescent gas mantle which contain nitrate thorium. The community selected, as samples are those who live closest to the plant, in the front, in the back, the right and the left of the plant. The amount of samples taken was range from 5% - 10% of the total community in each research area. Based on the The primary data collection is done by a consideration 30 samples of people are selected for each area observed direct measurement using field equipments and laboratories, interview based on questionnaire. While the secondary data is obtained from literatures and from the incandescent gas mantle and other related instances relevant with the problems being studied. The data analysis to solve the contamination level and radiation danger potential is done by spectrum analysis of the counting results with direct spectrum peak determination method which then continued with counting using mathematical formulation and t-test statistical analysis. While to solve the radiation danger risk difference between the community closest to the plant and those of far away from the plant using relative risk quantitative analysis with design of case-control, radiation exposure independent variable which is received by the community. Then a chi-square significance test is done which then continued with the contingency coefficient test. From the research result, it can be identified that the thorium-228 and thoron concentration in the air of the incandescent gas mantle plant are not exceeding the threshold value allowed for radiation area that is 22,2 10-5 Bq/l for thorium-228 and 11,1 Bq/l for thoron. The thorium-228 and thoron concentration observed in production activity area range from no detectable to 1,56.10-5 Bq/l for thorium-228 and range from 4,47 to 11.04 Bq/l for thoron. The thoron contamination level in the source area have been indicated, but have not exceeds the allowed threshold value, while the thorium-228 contamination level is not indicated. For outside area of the plant environment, the thorium concentration from undetectable to 8,05.10 Bq/l and thoron concentration range from 0,01 - 4,62 BO, the value is relatively low compared with the allowed threshold value, the thorium-228 concentration is very low. While thorium-228 concentration value in the closest community in the researched region, from undetectable to 4,03.10' Bq/l and 0,0007 - 0,08 BO. The thorium-228 threshold and thoron allowed in the community settlement is 1.105 and 0,4 Bq/l. The extent to which the danger potential of the research result indicated through the performance level and effective equivalent dose, which is received by workers and the community is far below the allowed value limit. The value obtained, performance level for workers range from 0,034 - 0,245 WL and its effective equivalent dose range from 5,6 - 20,94 mSv, while for the community the performance level range from 0,001 - 0,013 WL and its dose range from 0,014 - 0,467 mSv. The performance limit value and effective equivalent dose allowed for workers is 1,2 WL and 50 mSv/year and for community is 0,04 WL and 1 mSv/year. The radiation exposure risk-analysis for the community in the back of the plant (5- 20 m from the back fence of the plant), and the community far away from the plant (500 - 520 m in the back left of the plant) is 16 times larger, which means that the community close to the plant will exposure internal radiation exposure 16 times than those that live far away from the plant.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Azka Hikmawati Aulia
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng sejak tanggal 11 sampai dengan 30 April 2016. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa Apoteker memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di Puskesmas dan mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Permasalahan yang terjadi yaitu belum tersedianya ruangan khusus untuk pelayanan konseling.
ABSTRACT
Internship was held at Puskesmas Kecamatan Cengkareng from April 11 until April 30 2016. This internship aimed to make apothecary student are able to understand the role and the responsibilities of pharmacists in pharmacy practices at Puskesmas; have insight, knowledge, skills, and practical experience to do the pharmaceutical practice in the Puskesmas, have a description of the issues about pharmaceutical practice that occur at Puskesmas and also can communicate with other health proffesions. Based on activities, Pharmacist in Puskesmas Kecamatan Cengkareng have been carrying out the duties and responsibilities in management pharmaceutical, medical devices, medical consumable materials, and clinical pharmacy. Ther problems that occur in Puskesmas Kecamatan Cengkareng is there are not available special room for counseling.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nina Afriana
Abstrak :
Praktek Kerja Profesi PKP di puskesmas bertempat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu dari tanggal 13 September 2016 sampai dengan 30 September 2016. PKP di puskesmas bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan Apoteker, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di puskesmas. Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan, apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam dalam pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dilakukan di puskesmas meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan, pengarsipan pemantauan dan evaluasi pengelolaan. Adapun kegiatan farmasi klinik yang dilakukan di puskesmas adalah pengkajian, pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, dan evaluasi penggunaan obat. Masalah yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng adalah kurangnya jumlah Apoteker dan belum tersedia ruangan konseling khusus. ......Profession Internship at pharmacy was held at Puskesmas Kecamatan Cengkareng. This activity was held from September 13th until September 30th 2016. Profession Internship at pharmacy was intended to make apothecary student understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of pharmaceutical practice, and know the issues in pharmaceutical practice in Public Health Center. Based on the activities, pharmacist have been carrying out the duties and responsibilities in management of pharmacy related management of pharmaceutical, medical devices, medical consumable materials, and clinical pharmacy. Management activities include planning, procurement, reception, storage, distribution, destruction, control, reporting, archiving, monitoring and evaluation of management. The clinical pharmacy activities include prescription, drugs information service, counseling, and evaluation of drug use.A number of pharmacies in that Puskesmas Kecamatan Cengkareng are less and not available counseling room. Both of them are problems that occur in Puskesmas Kecamatan Cengkareng.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Novitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat dilaksanakan selama 3 minggu mulai dari tanggal 8 November 2016 sampai dengan 25 November 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Puskesmas Kecamatan Cengkareng telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sedangkan untuk pelayanan farmasi klinis terdapat beberapa kegiatan yang belum dilakukan yaitu kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat EPO dan Pemantauan Terapi Obat PTO .
ABSTRACT
Internship at Internship at Cengkareng District Jakarta Barat Primary Health was held at 8th November until 25th November 2016. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in primary health, understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Cengkareng District Jakarta Barat Primary Health are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 30 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Primary Health. Clinical pharmacy activities in Makasar District Jakarta Timur Primary Health that are not done are drug use evaluation and therapeutic drug monitoring.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Dwi Anjani
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman nyata dalam melakukan praktek pelayanan kefarmasian, mempelajari strategi dan pengembangan praktek kefarmasian dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lainnya. Praktek kerja profesi apoteker dilakukan selama 3 minggu. Tugas khusus yang dilakukan adalah penggunaan antibiotik pada infeksi saluran pernapasan akut non spesifik di Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit Puskesmas Cengkareng Periode Desember 2016 yang bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien balita yang menderita infeksi saluran pernapasan akut non spesifik di Puskesmas Cengkareng. Data yang diperoleh dari resep dokter yang dimuat dalam Sistem Informasi Kesehatan Daerah SIKDA Puskesmas Cengkareng. Hasil analisis menunjukan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien balita di poli manajemen terpadu balita sakit masih memenuhi standar yang berlaku di Indonesia yaitu sebesar 13,74 .
ABSTRACT
Professional internship at Puskesmas Cengkareng, West Jakarta Aimed at understanding the role, duties and responsibilities of pharmacists in conducting pharmaceutical services, the learning strategy and development of the practice of pharmacy and were able to Communicate and interact with other health workers. Professional internship was done for 3 weeks. The specialized task is the use of antibiotics in acute respiratory infections, non specific in Cengkareng Community Health Center Puskesmas . Data obtained from a doctor 39 s prescription contained in the Local Health Information. Results of the analysis shows that the use of antibiotics in patients under five still meet the applicable standards in Indonesia that is equal to 13.74
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firiyaliza Aulianisa
Abstrak :
ISPA didefinisikan sebagai infeksi saluran pernapasan akut yang dapat disebabkan oleh agen infeksius yang dapat ditularkan melalui manusia ke manusia. ISPA menjadi salah satu penyebab utama didunia sebagai morbiditas dan mortalitas penyakit menular, khususnya di negara berkembang seperti di Indonesia. Pada tahun 2022, berdasarkan data penemuan kasus ISPA di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Kota Jakarta Barat ditemukan sebesar 19.831 pasien. Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit ISPA sangat berpengaruh terhadap banyaknya penyakit ISPA yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, sehingga diperlukan adanya edukasi. Metode yang digunakan untuk mengedukasi penyakit ISPA di lingkungan masyarakat Puskesmas Kecamatan Cengkareng adalah membuat media leaflet dan brosur yang akan di cetak dan di serahkan ke Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Cengkareng untuk dibagikan ke masyarakat. Media cetak leaflet dan brosur yang dibuat menjelaskan informasi mengenai penyakit ISPA yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab, klasifikasi, faktor risiko, pencegahan, dan pengobatan ISPA. ...... ARI is defined as an acute respiratory infection that can be caused by infectious agents that can be transmitted from human to human. ARI is one of the main causes of morbidity and mortality of infectious diseases worldwide, especially in developing countries such as Indonesia. In 2022, based on data on ARI case finding at the Cengkareng District Health Center, West Jakarta City, there were 19,831 patients. Lack of knowledge of ARI disease is very influential on the number of ARI diseases that occur at the Cengkareng District Health Center, so education is needed. The method used to educate ARI disease in the community environment of the Cengkareng Sub-District Health Center is to make leaflet and brochure media which will be printed and submitted to the Cengkareng Sub-District Health Center Pharmacy Installation to be distributed to the community. The printed media leaflets and brochures made explain information about ARI disease which includes understanding, signs and symptoms, causes, classification, risk factors, prevention, and treatment of ARI.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>