Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Saputra
Abstrak :
Latar belakang: Sepsis merupakan penyebab kematian dan kesakitan utama di unit perawatan intensif anak. Pemberian bolus cairan masih menjadi pilihan utama dalam mengatasi renjatan sepsis dan digunakan pada panduan tata laksana internasional. Terapi bolus cairan bertujuan memperbaiki pasokan oksigen dengan meningkatkan curah jantung. Bukti yang mendukung panduan tersebut sangat terbatas sehingga menimbulkan kontroversi. Tujuan: Menilai perubahan pasokan oksigen, indeks curah jantung dan hemoglobin pada anak renjatan sepsis yang mendapat bolus cairan saat resusitasi. Metode: Penelitian observasional terhadap 35 subyek dari Februari-Mei 2019 di unit perawatan intensif anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan dan Pasar Rebo Jakarta. Subyek dipilih secara consecutive sampling dan ditata laksana sampai selesai sesuai prosedur yang berlaku. Hasil: Terdapat 23 dari 35 subyek yang mendapat  cairan bolus sampai 40 mL/kg dan 12 subyek hanya mendapat 20 mL/kg. Tidak terdapat perubahan indeks curah jantung dan pasokan oksigen sebelum dan sesudah pemberian cairan bolus (p= 0,235 dan p=0,340). Terdapat perubahan kadar Hb setelah pemberian cairan bolus (p=0,002). Simpulan: Penurunan kadar hemoglobin terjadi setelah pemberian cairan bolus tetapi tidak terbukti menyebabkan perubahan indeks curah jantung dan pasokan oksigen pada penelitian ini. ......Background: Sepsis is a leading cause of morbidity and mortality in children with a worldwide prevalence in pediatric intensive care units. Fluid bolus (FB) is a first line therapy for resuscitation of septic shock and has been recommended in international guidelines. FB aimed to increase delivery oxygen with increasing cardiac output. The supporting evidence based are still limited and controversy. Objective: To evaluate the changing of delivery oxygen (DO2), cardiac index (CI) and hemoglobin (Hb) in pediatric septic shock after fluid bolus in resuscitation. Methods: An observational study of 35 subject that conducted from February till May 2019 in Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan and Pasar Rebo Jakarta. The selection of subject with inclusion criteria through consecutive sampling and managed according to standard operating procedure. Result: There were 23 from 35 subject got 40 mL/kg and 12 subject got 20 mL/kg fluid bolus only. There were no changing of DO2 and CI after FB (p=0.235;p=0.340) then there was changing of hemoglobin after FB (p=0.002). Conclusion: Hemoglobin decreases after FB without change of CI and DO2 can be proved in this study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprohaita
Abstrak :
Latar belakang: Penurunan curah jantung merupakan masalah yang penting dalam penatalaksanaan pasca-bedah jantung terbuka karena penurunan curah jantung ini meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Modalitas untuk pemantauan curah jantung bergeser dari invasif ke non-invasif. Alat ultrasonic cardiac output monitor (USCOM) dan ekokardiografi menjadi alat baru yang non-invasif. Bila dibandingkan dengan alat ekokardiografi yang membutuhkan keahlian khusus, alat USCOM dapat dijadikan alat pengukuran indeks curah jantung alternatif secara intermiten oleh tenaga medis terlatih. Tujuan: Untuk mengetahui kesesuaian hasil pengukuran indeks curah jantung dengan alat USCOM dibandingkan ekokardiografi pada anak pasca-bedah jantung terbuka dengan pintasan jantung paru. Metode: Studi potong lintang (cross sectional) pada anak pasca-bedah jantung terbuka dengan PJP dengan metode pengukuran simultan indeks curah jantung dengan alat USCOM dan ekokardiografi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dari bulan Juni-Juli 2014. Hasil: Tiga belas pasien yang menjalani bedah jantung terbuka berhasil diukur dengan alat USCOM dan ekokardiografi secara simultan. Subyek terdiri atas 8 laki-laki dan 5 perempuan dengan median usia 3 tahun (1-12 tahun). Median berat badan, tinggi badan, dan luas permukaan tubuh berturut-turut 11 kg (5,5-29 kg), 82 cm (63-133 cm), dan 0,53 m2 (0,32- 0,98 m2). Diagnosis terbanyak berturut-turut adalah tetralogi Fallot (5 subyek), defek septum ventrikel (3 subyek), dan DORV (2 subyek). Pada analisis Bland-Altman indeks curah jantung yang diukur dengan alat USCOM dibandingkan ekokardiografi didapatkan perbedaan rerata sebesar 0,115 L/menit/m2 (IK95% -0,536 hingga 0,766) dan batas kesesuaian -3,616 hingga 3,846 L/menit/m2. Hasil tambahan penelitian ini berupa perbedaan rerata indeks isi sekuncup 0,03 mL/m2 (IK95% -5,002 hingga 5,065) dan batas kesesuaian -28,822 hingga 28,885 mL/m2. Perbedaan rerata diameter LVOT -0,017 cm (IK95% -0,098 hingga 0,064) dan batas kesesuaian -0,285 hingga 0,251 cm. Perbedaan rerata nilai VTI didapatkan sebesar -2,991 cm (IK95% -4,670 hingga -1,311) dan batas kesesuaian -12,616 hingga 6,635 cm. Kesimpulan: Pengukuran indeks curah jantung dengan alat USCOM dibandingkan ekokardiografi pada anak pasca-bedah jantung terbuka dengan PJP didapatkan perbedaan rerata kedua pengukuran kecil dan batas kesesuaian 95% yang lebar. Pada pengukuran indeks curah jantung yang makin rendah, perbedaan atau selisih rerata semakin kecil dan memiliki kesesuaiannya lebih baik.
Background: Low cardiac output is important problem in post-open heart surgery management because this condition increase morbidity and mortality. Modality of cardiac output monitoring shifted from invasive to non-invasive. Ultrasonic cardiac output monitor (USCOM) and echocardiography are new non-invasive tools. Echocardiography needs special skill, but USCOM can used by trained user because of fast learning curve of skill. Objectives: To determine the agreement of cardiac index measurement by USCOM and echocardiography in children after open heart surgery with cardiopulmonary bypass. Methods: Cross sectional study using simultaneous measurement of cardiac index by USCOM and echocardiography on post-open heart surgery patient in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, from Juni-Juli 2014. Results: Thirteen post-open heart surgery of pediatric patient were enrolled (8 male and 5 female, median of age 3 years old (1-12 years old). Median of body weight, height, and body surface area respectively were 11 kg (5,5-29 kg), 82 cm (63-133 cm), dan 0,53 m2 (0,32-0,98 m2). Diagnosis of patient were tetralogi Fallot (5 subject), ventricular septal defect (3 subject), dan double outlet right ventricle (2 subject). This study using Bland-Altman analysis of cardiac index measurement by USCOM and echocardiography. Mean bias was 0,115 L/minute/m2 (95%CI -0,536 to 0,766) and limit of agreement was -3,616 to 3,846 L/minute/m2. Secondary outcome of this study was mean bias of stroke volume index 0,03 mL/m2 (95%CI -5,002 to 5,065) and limit of agreement was -28,822 to 28,885 mL/m2. Mean bias of LVOT diameter was -0,017 cm (95%CI -0,098 to 0,064) and limit of agreement was -0,285 to 0,251 cm. Mean bias of VTI was -2,991 cm (95%CI -4,670 to -1,311) and limit of agreement -12,616 to 6,635 cm. Conclusion: Cardiac index measurement by USCOM and echocardiography in children after open heart surgery has narrow mean bias and wide limit of agreement. Mean bias was narrower and good agreement in patient with low cardiac index.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library