Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Sitompul, Gandafajar
Abstrak :
Cabai paprika hijau merupakan salah satu jenis cabai yang memiliki kandungan antioksidan tertinggi. Hingga saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum mengetahui manfaat dan kandungan dari cabai paprika hijau (capsicum annuum Linnaeus) serta lebih memilih menggunakan suplemen vitamin untuk mendapatkan antioksidan. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak cabai paprika hijau terhadap vitamin C. Penetapan aktivitas antioksidan dilakukan melalui metode DPPH.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol cabai paprika hijau (Capsicum annuum Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 155,688 ± 5,334 sedangkan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 6,951 ± 0,050. Berdasarkan data tersebut dapat dibuktikan bahwa Ekstrak cabai paprika hijau (Capsicum annuum Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan vitamin C.
Green peppers (Capsicum annuum Linnaeus) is one kind of chili which has high antioxidant level. However, until now many people in Indonesia didn?t know the benefits and contents of green chili peppers (Capsicum annuum Linnaeus) and prefer to use vitamin supplements to get the antioxidants. The objective of this experimental study is to know the comparison between the extract of green pepper and vitamin C antioxidant activity. Antioxidant activity is measured by DPPH method.
The study shows that the extract of green pepper (Capsicum annuum Linnaeus) has weak antioxidant activity, with the IC50 value of 155.688 ± 5.334. Meanwhile vitamin C has strong antioxidant activity, with the IC50 value of 6.951 ± 0.050. Based on these data, the extract of green pepper (Capsicum annuum Linnaeus) have lower antioxidant activity compared to vitamin C.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vania Libna Ghassani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai ekspresi gen pektolitik terhadap pelunakan buah Capsicum annuum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspresi gen pektolitik terlihat lebih rendah pada aksesi yang lebih tahan pembusukan. Perbedaan pola ekspresi gen tersebut memunculkan dugaan adanya pengaturan ekspresi gen yang terkait ketahanan pembusukan pada tingkat nukleotida. Studi mengenai perbedaan pola basa nukleotida pada C. annuum belum dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap profil sekuens kandidat gen pektolitik pada aksesi C. annuum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga aksesi C. annuum yaitu SSP sebagai aksesi yang tahan pembusukan dan Kopay serta Kencana yang tidak tahan pembusukan. Gen yang diujikan pada penelitian ini ialah poligalakturonase, pektinesterase 1, pektinesterase 2, dan pektat liase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagaian profil sekuens gen kandidat yang berhasil diketahui yaitu gen poligalakturonase pada SSP dengan panjang basa 1.005 bp dan gen pektinesterase 2 pada SSP dengan panjang basa 765 bp serta Kopay dengan panjang basa 777 bp. Profil sekuens gen pektinesterase 1 dan gen pektat liase ketiga aksesi belum dapat diketahui.
ABSTRACT
This study is a follow up study on Capsicum annuum or pepper fruits regarding expression of cell wall degrading genes which have been done previously. Previous research has shown that polygalacturonase genes expression appears to be low in accesssions that more resistant to decay. Difference in gene expression pattern thought to be due to the regulation of gene expression associated with decay resistance at the nucleotide level. Therefore, a further research is needed. The study was conducted using three accessions of C. annuum, SSP is a decay resistant accession, and Kopay and Kencana are not resistant to decay. The genes tested in this study were polygalacturonase, pectate lyase, pectinesterase 1, and pectinesterase 2. The results showed that only some sequence profile of candidate genes were known, for instance the polygalactonase gene on SSP with a base length of 1.005 bp and the pectinesterase 2 gene on SSP with 765 bp and Kopay with 777 bp. The sequence profile of pectinesterase 1 gene and pectate liase gene are not yet known.
2017
S68121
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library