Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arietta Adrianti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dougall, Herbert E.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1965
332.61 DOU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Pusat Pengembangan Akuntansi , 1980
658.152 UNI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fabozzi, Frank J.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1992
658.152 2 FAB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Surya, 1965-
Depok: Pusat Studi Hukum Ekonomi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
332.6 IND t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan, Cally
Abstrak :
Summary: This accessible work provides critical analysis and explains in context the practice and operation of the international capital markets, their regulation and their institutions
Oxford (GB): Oxford University Press, 2014
332.041 5 JOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: KDEI, 1996
R 332.041 INS i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Udjian Wahjusuprapto
Abstrak :
Pengaktifan kembali pasar modal di Indonesia dilakukan dengan deregulasi. Di tengah masyarakat yang umumnya masih awam terhadap saham, masalah yang segera muncul adalah seberapa jauh pasar modal Indonesia mampu melakukan koreksi terhadap harga perdana saham yang ditetapkan terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Koreksi pasar adalah perubahan harga perdana sampai mencapai harga ekuilibrium, yang hanya dapat memberikan imbalan normal. Maka konsep-konsep yang relevan adalah efisiensi pasar dan nilai intrinsik saham. Berdasarkan hasil penelitian terhadap emisi-emisi pertama di pasar modal Amerika Serikat oleh Ibbotson [1975] dan Ritter [1984], koreksi pasar berlangsung dalam waktu kurang dari satu bulan dan berakhir setelah pemodal tidak lagi memperoleh imbalan abnormal. Latar belakangnya adalah kesengajaan emiten dan penjamin emisi melakukan under pricing.

Di pasar modal Indonesia gejala koreksi harga perdana tidak dapat dilihat pada perkembangan imbalan abnormal, karena tidak adanya indeks pasar untuk mengukur imbalan normal. Dalam penelitian ini gejala koreksi pasar terhadap harga perdana akan dilihat pada perkembangan imbalan saham perdana, yaitu imbalan bagi pemodal yang membeli saham di pasar perdana dan menjualnya lagi di pasar sekunder dengan premi saham perdana terhadap peluang-peluang investasi yang tersedia bagi pemodal yaitu saham-saham pendahuluan valuta asing, logam mulia dan deposito berjangka.

Hasil analisis data terhadap 50 saham perdana di Bursa Efek Jakarta mulai Juni 1989 sampai Agustus 1990 menunjukkan bahwa semakin lama saham baru dimiliki pemodal semakin berkurang rata-rata imbalan dan premi saham perdana yang dapat diharapkan pemodal. Namun penurunan rata-rata imbalan dan premi saham perdana itu tidak dapat ditafsirkan sebagai gejala koreksi pasar, karena di samping tidak menimbulkan perbedaan rata-rata yang signifikan, besarnya imbalan saham perdana ternyata tidak berkaitan dengan informasi yang relevan seperti bidang usaha emiten, agio saham dan peningkatan modal saham sebelum emisi, tetapi hanya berkaitan dengan tingkat kegiatan pasar yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama jangka waktu pemilikan (holding period) saham perdana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat pemodal masih sangat awam terhadap saham. Diharapkan peran para pengamat, penulis, komentator, dan para pembentuk opini publik lainnya untuk ikut membina pemahaman masyarakat. Dengan deregulasi pasar modal, bentuk perlindungan terhadap pemodal yang didambakan adalah efisiensi pasar. Dan untuk mencapai efisiensi pasar modal salah satu syarat utamanya adalah kemampuan masyarakat pemodal mencernakan informasi relevan yang tersedia bagi mereka.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Suryapratama
Abstrak :
Kondisi pasar modal Indonesia yang sedang bullish sejak awal paruh kedua 2010 berdampak positif pada harga saharn-saham yang diperdagang di bursa efek Indonesia. Banyak emiten yang melihat harganya saham naik pesat seiring dengan mcningkatnya sentimen beli investor. Hal ini terutama berlak:u untuk perusahaan pertarnbangan unggulan, seperti PT. Adaro Energy, Tbk. (ADRO) yang harga saharnnya melonjak sekitar 40% dalam waktu sekitar 2 bulan saja. Namun, saham ADRO yang kini dil1argai dalam kisaran pertengnban dua ribuan menimbulkan pertanyaan baru bagi sebagian investor, yaitu apakah saham tersebut masih layak beli .atau tidak. Tesis ini mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis fundamental perusahaan untuk mendapatkan nilai intr1nsik dari saham perusahaan tersebut. HasH valuasi menggtl!lakan pendekatan discounted cash flow (DCF} dengan metode free cash flow to firm (FCFF) menunjukkan bnbwa nilai intrinsik saharn ADRO saat ini adalah sebesar Rp. 2,393 per lembar saham. Membandingkan basil tersebut dengan harga penutupan ADRO sebesar Rp. 2,375 pada tanggal 3 Desember 2010 menunjukkan bahwa saat ini saham tersebut sudnb fairly valued. ...... Indonesian capital market that has been in bullish condition since the beginning of second half of 2010 bas had positive impact on the price of stocks traded in Indonesian stock exchange. Many listed companies have seen their stock prices soaring for the past few months as investors went in a buying frenzy. This is especially true for blue chip mining companies, such as PT. Adaro Energy, Tbk. (ADRO) whose stock price had risen approximately around 40% just within around 2 months. However, ADRO stocks CU1relltly priced at mid two thousands as of November 2010, now pose a new question for the investors as to whether it is still a good buy or not. This thesis tried to answer that question by analyzing the companys fundamentals to come up with an intrinsic value of the company's stock. Result of valuation using discounted cash flow (DCF) approach with free cash flow to firm (FCFF) method shows that ADRO stocks intrinsic value is currently at Rp. 2,393 per share. Comparing that to Rp. 2,375 ADRO closing price of December 3"' ,2010 shows that the stock is currently fairly valued.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T29192
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>