Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Putu Suardana
Abstrak :
Kegiatan produksi minyak bumi selain menghasilkan produk minyak mentah (crude oil), juga menghasilkan limbah minyak burrd. Limbah minyak tersebut masih mengandung kadar hidrokarbon minyak bumi yang relatif tinggi, beberapa senyawa N, 5, 0, logam-logam termasuk unsur logam berat dan unsur lainnya. Apabila limbah tersebut tidak dikelola atau dikelola kurang baik, maka dapat berdampak terhadap lingkungan hidup seperti terjadinya pencemaran tanah, air permukaan, air tanah dangkalfaquifer dan terganggunya kesehatan masyarakat setempat atau kehidupan makhluk hidup lainnya. Upaya perlindungan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara mengelola limbah tersebut agar lingkungan hidup tidak tercemar dan kelestarian fungsinya dapat terus dipertahankan. Salah satu alternatif pengolahan limbah minyak tersebut adalah dengan memanfaatkan bioteknologi berupa teknik bioremediasi. Walaupun teknik bioremediasi ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain waktu yang diperlukan untuk menjalankan prosesnya cukup lama, teknik ini dinilai mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan penerapan teknik bioremediasi ini dibandingkan dengan cara fisika dan kimiawi antara lain. adalah biaya pengolahan limbah yang diperlukan lebih murah karena menggunakan teknologi sederhana, menghilangkan kontaminan tanpa merusak materi terkontaminasi, tidak menimbulkan dampak lanjutan/baru dan aman bagi lingkungannya. Penekanan dari pemanfaatan teknik ini secara konvensional adalah bagaimana mengupayakan kondisi lingkungan mikroorganisme agar mampu mendegradasi limbah minyak bumf seperti temperatur, oksigen, kelembaban tanah, pH, nutrisi dan lainnya. Selain melakukan upaya tersebut di atas, keefektifan proses biodegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi dapat ditingkatkan dengan caracara lain seperti penggunaan surfaktan yang bersifat biodegradable sebagai agen pemecahan awal senyawa kontaminan tersebut dan menginokulasikan mikroorganisme eksogen untuk menambah jumlah populasi dan mengaktivasi mikroorganisme indigen pendegradasi limbah minyak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui kecepatan dan efisiensi biodegradasi limbah minyak Duri akibat penambahan surfaktan LAS. b. Mengetahui pengaruh pemberian EM4 didalam proses biodegradasi limbah minyak Duri. Hipotesis penelitian adalah penggunaan surfaktan LAS didalam proses biodegradasi limbah minyak bumf akan dapat meningkatkan ketersediaan biologis (bioavailabiiity) limbah tersebut dan lebih banyak lagi limbah minyak bumi yang dapat dilepaskan dari butir-butiran tanah untuk didegradasi oleh mikroorganisme. Penelitian dilakukan di Minas Strategic Business Unit (SBU) PT CPI dengan memberikan berbagai macam perlakuan terhadap variabel yang diteliti secara Iangsung di lapangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistern kornposit dan pengujian sampel tersebut dilakukan di beberapa laboratorium uji. Berdasarkan hasil pengujian sampel tersebut dapat diambil kesimpulan yang korelasional dengan melihat kecenderungan (trend) dari variabel-variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar minyak (Total Petroleum Hydrocarbon) sesuai fungsi waktu. yang diindikasikan dengan berkurangnya kandungan parafinik, aromatik, jumlah karbon organik (Total Organic Carbon). Kesimpulan : 1. Hasil biodegradasi limbah minyak bumi dengan cara bioremediasi konvensional adalah sebesar 11,6%. Hasil biodegradasi cara tersebut dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebesar 29% dengan penambahan konsentrasi surfaktan LAS 2,25% dan EM4 sebanyak 250 ml dalam waktu 31 hari. 2. Penambahan surfaktan sodium LAS menyebabkan Iuas permukaan antara minyak dengan air semakin besar sehingga mampu meningkatkan ketersediaan biologis kontaminan tersebut untuk keperluan metabolisme mikroorganisme yang diindikasikan dengan adanya penurunan tegangan permukaan minyak bumi dan peningkatan persentase penurunan kadar TPH. 3. Pemberian EM4 mampu meningkatkan jumlah populasi mikroorganisme dan mengaktivasi baik mikroorganisme indigen maupun EM4 pendegradasi limbah minyak Duri, yang diindikasikan dengan adanya peningkatan jumlah populasi mikroorganisme dan peningkatan persentase penurunan kadar TPH sesuai dengan fungsi waktu. Saran : 1. Proses biodegradasi limbah minyak Duri dengan API Gravity rendah perlu dibantu dengan menggunaan surfaktan yang bersifat biodegradable untuk dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses degradasi yang terjadi. 2. Studi lebih lanjut mengenai upaya lebih mengefektifkan kerja mikroorganisme indigen dozninan pendegradasi limbah minyak Duri sebaiknya dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil biodegradasi limbah tersebut. 3. Isolasi mikroorganisme indigen pendegradasi limbah minyak Duri perlu dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam agar dapat lebih mengefektifkan hasil biodegradasi yang ingin dicapai. ...... The main activity of oil production is producing crude oil. However, it also produces waste that have relatively high oil hydrocarbon content, in the forms of N, S, 0 compounds, metals include heavy metals and other impurities. When the wastes are not managed properly, they may cause impact to the environment such as soil, surface water, shallow water/aquifer contamination and local community healt problems or other living organism. Environmental protection can be conducted by managing the wastes so that the environment is not contaminated and environmental sustainability can be promoted. One of the alternative of oil waste treatment is by biotechnology process using bioremediation technique. Although bioremediation technique have several disadvantages such as longer time required to run the process when compared to physical and chemical processes, it has some advantages such as cheaper cost for treatment since it uses simpler technology, as well as it removes contaminant without destructing contaminated materials, not causing additional impact and safe for the environment. The stressing of this conventional technique is how to manage condition of microorganisms environment in order the microorganism can degrade oil waste through adjusting some parameters such as temperature, oxygen, soil moisture, pH, nutrition and others. In addition to that, the effectiveness of oil waste biodegradation process can be enhanced by other technique such as using biodegradable surfactant as agent to breakdown the contaminant and inoculate exogenous microorganism to add population number and activate indigenous microorganism in order to degrade the contaminant. The objectives of this research are as follows : a. To know the acceleration and efficiency of biodegradation of Duri oil waste due to the addition of LAS surfactant. b. To know the effect of EM4 in biodegradation process of Duri oil waste. The hypothesis is the usage of LAS Surfactant in the biodegradation process of Duri oil waste that will enhance the contaminant bioavailability and will release more oil contained in the soil to degrade by microorganism. The research was conducted at Minas Strategic Business Unit (SBU) PT CPI by employing various treatments to the observed variables directly in the field. Sampling was done by a composite system and samples were tested in some laboratories. Based on the result of samples testing, a correlational conclusion is made by looking at the trend of observed variables. The result of this research shows that the reduction of total petroleum hydrocarbon (TPH) as indicated by the reduction of paraffin, aromatic and total 'organic carbon (TOC). Conclusion : 1. The biodegradation of Duri oil waste which conducted conventionally was at 11,6%. The result would be increased to be maximum was at 29% with addition of concentration of surfactant at 2,25% and 250 ml EM4 in 31 days. 2. The Addition of sodium LAS surfactant make the surface area of water and oil wider thus able to enhance the contaminant bioavailability to microorganism metabolic process as indicated by the decrease of surface tension of oil waste and the increase of down slope percentage of TPH concentration. 3. The addition of EM4 is able to increase the number of microorganism population and activate both indigenous or EM4 to degrade Duri oil waste as indicated by the increase of the number of microorganism population and the increase of the down slope percentage of TPH concentration in line with time factor. Recommendation : 1.The biodegradation process of oil waste with low API Gravity need to be added by using biodegradable surfactant to enhance the acceleration and efficiency of biodegradation process. 2. Further study in enhancing the effectiveness of indigenous-dominated microorganism that degrade Duri oil waste is advisable to be conducted in order to increase the result of the biodegradation. 3. Isolation of the indigenous microorganism that degrade the Duri oil waste need to be further studied in order to get the effective result of biodegradation process.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T8121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Soedarmo
Abstrak :
Pelayanan kesehatan menjadi begitu penting di dalam kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan dasar ini berbagai upaya telah dilakukan. Kebutuhan masyarakat telah bergeser ke arah pelayanan kesehatan yang bermutu, oleh karena itu berbagai sarana pelayanan kesehatan telah dituntut bersifat proaktif. Karena mutu pelayanan kesehatan secara pasti dipengaruhi oleh sumber daya manusia (petugas kesehatan), peralatan dan sistem. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas adalah merupakan idaman setiap individu. Aktivitas pelayanan kesehatan menjadi sesuatu yang dinamis untuk dikupas karena keberadaannya sangat dipengaruhi oleh dominasi strata di dalam masyarakat. Kemampuan ekonomi, status, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya yang dimiliki individu sebagai anggota masyarakat, lebih memudahkan seseorang tersebut untuk mendapatkan pelayanan yang baik. PT Caltex Pacific Indonesia adalah perusahaan minyak yang beroperasi di Propinsi Riau, sejak awal berdirinya perusahaan tersebut sudah sangat menyadari bahwa kesehatan karyawan adalah hal yang sangat penting di dalam menunjang operasional perusahaan. Memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan karyawan, perusahaan melalui Bagian Kesehatan menyediakan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yaitu beberapa Rumah Sakit Perusahaan dan klinik-klinik kesehatan di daerah operasinya secara khusus diperuntukkan bagi kepentingan karyawan dan keluarga yang diakui oleh perusahaan. Sistim organisasi PT Caltex Pacific Indonesia, menetapkan status karyawan pada pembagian golongan kelas upah. Perbedaan golongan kelas upah tersebut berimplikasi pada kehidupan di dalam komunitas karyawan perusahaan. Strata karyawan yang terbentuk karena ketentuan organisasi ternyata juga mempengaruhi proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Perusahaan. Padahal peraturan perusahaan menetapkan bahwa setiap karyawan memperoleh hak pelayanan kesehatan yang sama dan tidak ada perbedaan dalam pelayanan kesehatan bagi karyawan. Studi ini dilakukan untuk lebih mengetahui mengenai aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit perusahaan berkaitan dengan penggolongan kelas upah karyawan dan persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola aktivitas pelayanan kesehatan tersebut. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan realitas sosial yang kompleks, dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey, wawancara mendalam terhadap responden yang adalah pasien karyawan PT CPI dan petugas kesehatan (dokter, paramedis,non paramedia) juga karyawan tetap PT CPI, serta melakukan pengamatan di rumah sakit perusahaan. Hasil temuan penelitian menunjukkan ada tiga (3) faktor yang mempengaruhi standar pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu : (1) Perbedaan Persepsi (pandangan); (2) Pengaruh Birokrasi Perusahaan; (3) Hubungan Informal. Rumah sakit perusahaan lebih mengacu pada lini perusahaan sehingga seluruh bentuk pelayanan kesehatan diorientasikan secara ketat pada peraturan-peraturan perusahaan. Kebijakan perusahaan yang tidak memberikan pelayanan berbeda, ternyata secara empiris telah memberi perbedaan dalam pelayanan kesehatan. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kualitas, rumah sakit perusahaan termasuk petugas kesehatan harus mau mengubah paradigma pengelola rumah sakit perusahaan menuju ke arah rumah sakit perusahaan yang proaktif.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Santoso
Abstrak :
Minyak dan gas bumi hingga kini adalah tulang punggung bagi pembangunan di Indonesia yaitu sebagai sumber devisa penting bagi Negara dan mendukung anggaran pembangunan. Di samping itu minyak dan gas bumi sumber energi utama untuk kegiatan industri, transportasi, dan rumah tangga. Minyak dan gas diperoleh dari serangkaian kegiatan seperti eksplorasi, produksi, pengolahan, pendistribusian, dan pengangkutan. Kegiatan di industri minyak dan gas tidak luput dari masalah pencemaran lingkungan dan beberapa masalah sosial. Perusahaan minyak dan gas bumi memiliki potensi sebagai sumber dampak pencemaran Lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari setiap kegiatannya. Limbah cair, padat, dan gas yang dihasilkan dari kegiatan produksi utama dan penunjangnya adalah bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak negatif pada Lingkungan. Salah satu bentuk zat pencemar terbesar dalam industri minyak dan gas adalah air terproduksi. Air terproduksi adalah air tanah sebagai produk sampingan dalam proses produksi minyak mentah. Air terproduksi keluar bersama minyak yang diambil menuju permukaan dengan membawa berbagai senyawa yang berbahaya, sehingga sebelum dibuang atau dimanfaatkan harus terlebih dahulu diolah dan disesuaikan dengan standar baku mutu yang ada. Tujuan Penelitian adalah: 1. Mengkaji perubahan kondisi air terproduksi sebelum dan sesudah penerapan sistem zero discharge sebagai salah satu pengelolaan limbah berdasarkan tujuh parameter (COD, minyak dan lemak, sulfida H2S, ammonia, (NH3), fenol, temperatur dan pH). 2. Mengkaji pengaruh sistem zero discharge pada kualitas air permukaan yaitu badan air yang ada di sekitar areal produksi. 3. Merumuskan kemungkinan pemanfaatan air terproduksi baik untuk kegiatan di PT. CPI maupun untuk pemanfaatan lainnya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan adaiah metoda survei dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Setelah tahun 1997 PT. Caltex menggunakan sistem zero discharge yaitu suatu konsepsi sistem pengelolaan limbah air terproduksi. Dalam penelitian ini dan kaitannya dengan sistem zero discharge akan dipantau tujuh parameter yaitu kebutuhan oksigen kimiawi (COD), kandungan minyak dan lemak, sulfida (H2S), ammonia (NH3). fenol, temperatur dan pH. Pemantauan dilakukan di lima lokasi yaitu di stasiun pengumpul GS-1, GS-2, dan GS-3 serta di dam pengontrol polusi GS-1 dan GS-2 di sungai Ukai, serta dam pengontrol polusi GS-3 di Sungai Tapih. Hasil pemantauan di GS-1, GS-2 dan GS-3 dari tahun 1992-2002 menunjukkan penurunan cukup tajam kadar tujuh parameter menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 42/MenLH/1O/199 sehingga nilainya jauh di bawah nilai baku mutu. Hasil pemantauan di dam pengontrol GS-1, GS-2 dan GS-3 juga menunjukkan penurunan yang sama, walau pada parameter minyak nilainya masih jauh di atas nilai baku mutu. Dalam melakukan studi untuk memanfaatkan limbah air terproduksi sehingga layak digunakan sebagai air minum dan irigasi pertanian. Namun karena nilai baku mutu air minum belum terpenuhi, masih perlu waktu untuk mewujudkan hal Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan hal--hal sebagai berikut: 1. Kualitas air terproduksi Gathering Station 1, 2 dan 3 untuk Minas OU PT. Caltex Pacific Indonesia setelah diterapkan sistem zero discharge tahun 1998 lebih baik dari pada sebelum diterapkan sistem zero discharge untuk ketujuh parameter. 2. a. Kualitas Sungai Ukai sebelum pelaksanaan Zero Discharge dipengaruhi oleh 3 parameter yaitu parameter NH3, Fend dan temperatur. Sedangkan sesudah pelaksanaan Zero Discharge dipengaruhi oleh COD, kandungan minyak dan NH3. b. Kualitas Sungai Tapih sebelum pelaksanaan Zero Discharge dipengaruhi oleh parameter temperatur sedangkan sesudah zero discharge dipengaruhi oleh parameter kandungan minyak. 3. Pengelolaan khusus dari air terproduksi dapat dimanfaatkan sebagai altematif pemanfaatan air terproduksi dari banyak kepentingan atau stakeholder di sekitar PT CPI untuk meningkatkan persediaan air, kebersihan lingkungan, kesehatan lingkungan dan memberikan nilai ekonomi terhadap air buangan. Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disarankan hai-hal sebagai berikut: 1. Mewujudkan sistem zero discharge semaksimal mungkin, sebaiknya pada situasi tak terdugapun sistem zero discharge dapat dipertahankan. 2. Menutup Waste Pit dan menggantinya dengan tangki untuk menampung sedikit buangan dari tangki pengolahan yang masih dialirkan ke Waste Pit. 3. Jika terjadi upset condition maka kegiatan pada Stasiun Pengumpul 1, 2 dan 3 dapat dilakukan secara manual. 4. Memanfaatkan air terproduksi sebagai air bersih seperti untuk pertanian, untuk penyiram jalan dan lain-lain tetapi tidak sebagai bahan baku air minum karena perlu penelitian iebih lanjut yang memberikan penjelasan ilmiah tentang layak atau tidaknya air terproduksi sebagai bahan baku air minum. Daftar Pustaka: 45 (1971-2002)
Zero Discharge Strategy on Water Body Quality (A Case Study in Minas PT. Caltex Pacific Indonesia)Oil and gas industry now is still an important devisa source to the country as a budget for development. In addition to that, oil and gas is also important as main source of energy for industry, transportation and the houses. Oil and gas could be produced starting from exploration, production, refinery, distribution and transportation. The activity has also unexpected result such as environmental pollution and social problem. Oil and gas industry has direct and indirect impact to the environment. Liquid, solid and gas wastes which are resulted from the main and supporting activities are pollutants that may create negative impact. One of the big pollution components in oil and gas industry is produced water. Produced water is groundwater as by product in crude oil production process. Produced water and oil come up to the surface and bring a lot of kind dangerous compound. Before being disposed and utilized, the produced water must be treated to meet with the GOI standard. The objectives of research are as follows: 1. To assess produced water condition before and after zero discharge as waste management based on 7 parameters (COD, oil and greese, sulfide, ammonia, phenol, temperature and pH). 2. To assess the effect of zero discharge system to surface water quality especially water body surrounding of Minas production area. 3. To formulate the possibility of produced water optimization both for CPI activity and others. Research methodology is survey method with qualitative and quantitative approaches. Since 1998, PT. Caltex Pacific Indonesia has been implementing zero discharge system as a strategy concept to process the produced water. This study will cover zero discharge system where 7 parameters are monitored: chemical oxygen demand (COD), oil content, sulfide (H2S), ammonia (NH3), phenol, temperature and pH. Monitoring to the seven parameters has been done in five locations, at gathering station GS 1, GS 2, and GS 3 and at Pollution Control Dam GS 1 and GS 2 at Ukai's River and Pollution Control Dam GS 3 at Tapih's river. The monitoring result in GS1, GS2, and GS3 from 1992 - 2002 revealed a significant decrease of the 7 parameters pursuant to KepMenLH/42/1996 so they are below the acceptable standard. The significant decrease also for Pollution Control Dam GS1, GS2 and GS3 between 1992 - 1998 even though for the oil and grease, the level is still exceeding the GOI standard. To utilize produced water in accordance as a drinking water and for land irrigation, the water quality wasn't in compliance yet with GGI standard. The significant effort is still in progress to accomplish it. Refer to the subject discussed above, we can conclude the followings: 1. Quality of produced water at Gathering Station 1, 11 and of III for Minas OU of PT. Caltex Pacific Indonesia have achieved under standard quality of liquid waste of gas and oil exploration pursuant to Kep-421Menlh/10/1996. Before applying zero discharge system, seven parameters are below standard quality and after applying zero system in 1998, the seven measured parameters are lower than before discharge zero system was implemented 2. a.Before zero discharge, quality of Ukai river was effected by 3 parameters of produced water from GS 1, 2 namely NH3, Phenol and temperature. Meanwhile after zero discharge, it was effected by COD, oil content and NH3. b.Before zero discharge, quality of Tapih's river was only effected by temperature parameter of produced water from GS 3. Meanwhile after zero discharge, it was effected by oif content. 3. Special management of produced water can be an alternative of produced water optimization for many importances of stakeholder around PT CPI to improve of water supply, to promote environmental sanitation, to increase of environmental health and to give added value of produced water Refer to the subject discussed above, we suggest the followings: 1. Realizing maximum of zero discharge system even though in the upset Condition, zero discharge system can be implemented. 2. Closing waste pit and changing it with tank to accommodate a few discharge from processing tank which is still flowed into waste pit 3. If upset condition happened so the activity at Gathering Station 1, 2 and 3 can be done manually. 4. Utilizing produced water as clean water like for agriculture, street watering and others but do not be used for drinking water source because it needs furthermore research which give scientific explanation about competent or not, the produced water as drinking water sources. Literature: 45 (1971-2002).
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library