Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jelita Inayah Sari
Abstrak :
ABSTRAKNon-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penyakit degeneratif yang berkaitan dengan kondisi kurang kalori dan diet tinggi lemak. NAFLD menyebabkan disfungsi mitokondria dan menurunkan aktivitas MnSOD. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon hepatosit pada pemberian diet tinggi lemak (DTL) pada tikus dengan intake kalori berbeda selama masa pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan organ hati Spraque Dawley usia 6 minggu yang telah diberi intake kalori berbeda selama 8 minggu, dilanjutkan dengan diet tinggi lemak selama 20 minggu. Terdiri atas kelompok kurang kalori+diet tinggi lemak (KK+TL), cukup kalori+diet tinggi lemak (CK+TL), tinggi kalori+diet tinggi lemak (TK+DL) dan kontrol (diet standar). Parameter yang diperiksa adalah berat organ, histopatologi (HE dan Masson trichrom) serta aktivitas MnSOD (ELISA). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan berat organ dan aktifitas MnSOD pada semua kelompok. Steatosis ditemukan pada kelompok perlakuan dengan prosentase steatosis kelompok KK+TL lebih tinggi dibanding kelompok CK+TL, TK+TL dan kontrol (p<0,05). Kesimpulan: pemberian DTL selama 20 minggu pada tikus dewasa dengan riwayat intake kalori yang berbeda semasa pertumbuhan dapat menyebabkan steatosis, namun belum diikuti dengan gangguan aktivitas MnSOD. Oleh karena itu pemberian diet tinggi lemak pada kasus kurang kalori protein masih perlu dipertimbangkan dan diteliti lebih lanjut terkait faktor keamanan dan manfaatnya pada usia dewasa.
ABSTRACT Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a degenerative disease associated with less of calorie and high-fat diet (HFD). NAFLD causes mitochondrial dysfunction and decreasing of MnSOD activity. This study aimed to compare the response of hepatocytes to the provision of HFD in rat with different caloric intake during infancy. This study uses the liver of 6 weeks Spraque Dawley rats which have been given a different caloric intake for 8 weeks, followed by HFD for 20 weeks. The groups were divided into less calorie + HFD (KK+TL), enough calories + HFD (CK+TL), high-calorie + HFD (TK+TL), and control. The parameters examined were liver weights, histopathology (HE and Masson Trichrome) and MnSOD activity (ELISA). The result showed no differences in liver weights and MnSOD activity in all groups. Steatosis was found in research groups, with higher percentage in KK+TL compared to CK+TL, TK+TL, and control (p<0,05). We conclude that giving of HFD for 20 weeks in adult rat with a history of different calorie intake during growth may cause steatosis, but there is no MnSOD activity disorder. Therefore, the provision of HFD in the case of less calorie still need to be considered and investigated especially for its safety and efficiency.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustam
Abstrak :
ABSTRAK
Pada periode 2011-2014 di Indonesia diduga terjadi suatu paradoks konsumsi kalori dimana konsumsi kalori perkapita menurun dengan meningkatnya pengeluaran perkapita dan ukuran rumah tangga. Penelitian ini akan menganalisis paradoks konsumsi kalori tersebut dengan menerapkan beberapa metode analisis, termasuk metode LOWESS, metode repeated cross section menggunakan variabel instrumen, dan metode regresi kuantil. Data penelitian ini berskala nasional dengan memanfaatkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2011-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paradoks hubungan konsumsi kalori terhadap pendapatan dan ukuran rumah tangga cenderung terjadi di Indonesia pada periode 2011-2014. Selain itu, kebutuhan kalori dan program Raskin berkorelasi positif dengan konsumsi kalori. Dari temuan tersebut, saran dari penelitian ini adalah pemerintah perlu menjaga kesinambungan program bantuan pangan rumah tangga, menjamin kestabilan harga makanan pokok masyarakat, dan penerapan skala ekonomi dalam penghitungan garis kemiskinan.
ABSTRACT
During 2011-2014, anecdotal evidence suggested that there was a paradox in Indonesia concerning calorie intake that had fallen, despite increased per capita expenditure and household size. This study will analyze rigorously the issue of calorie intake by applying several analytical methods, including LOWESS method, repeated cross section method using instrumental variable, and quantile regression method. The study uses national scale data from the results of the National Socio-Economic Survey (Susenas) in March 2011-2014. This study find that there is a meaningful relationship between calorie intake and per capita expenditure and household size in Indonesia in the 2011-2014 period. In addition, calorie need and the Subsidized Rice for the Poor (the Raskin) program are positively correlated with calorie intake. The research also suggests that the government needs to maintain the sustainability of household food assistance programs, ensure the stability of staple food prices, introducing education on the importance of fulfilling proper and balanced calorie consumption, and applying economies of scale in calculating poverty line.
2019
D2704
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library