Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrika Wediasari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit yang menjadi ancaman global. Penelitian dan pengembangan herbal dilakukan untuk menemukan obat antidiabetes yang memberikan manfaat tambahan pada terapi diabetes. Kombinasi ekstrak Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) dan Caesalpinia sappan Linn. (CSE) dilakukan untuk mendapatkan khasiat antihiperglikemia yang lebih baik. Penelitian bertujuan mengevaluasi keamanan dan efek antidiabetes APCSE pada tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ. Metode Penelitian: Empat puluh lima tikus Sprague-Dawley jantan (160-200 g) dibagi menjadi sembilan kelompok, kelompok NC diberi pakan diet normal, kelompok lainnya diet yang mengandung 20% lemak dan diinduksi dua kali dengan dosis STZ 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diberikan ekstrak kombinasi APCSE100 dan 200 mg/kg BB selama 2 minggu dibandingkan dengan pemberian ekstrak tunggal APE dan CSE. Hasil dan Diskusi: Penelitian menunjukkan uji toksisitas akut oral kombinasi ekstrak APCSE aman praktis tidak toksik. Pemberian APCSE 200 mg/dL berbeda secara bermakna terhadap GDS pada kelompok DM (18.65 ± 13.16, p<0.05) menunjukkan bahwa pemberian APCSE cenderung tidak menambah perburukan diabetes pada tikus yang diinduksi STZ. Sedangkan profil lipid kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL menunjukkan level yang tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol normal. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak APCSE100 dan 200 mg/kg BB tidak akan memperburuk diabetes.
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a disease that poses a global threat. Research and development of herbs aims to discover antidiabetic drugs to provide additional benefits in diabetes therapy. A combination of Andrographis paniculata (Burm. F.) Wall ex Nees (APE) and Caesalpinia sappan Linn. (CSE) extracts were develop to discover better antihyperglycemic properties. This study aims to evaluate the safety and antidiabetic effects of APCSE diabetic rats. Methods: Forty-five male Sprague-Dawley rats (160-200 g) divided into nine groups, NC group fed with a normal diet, and the other groups with diet containing 20% fat and induced with STZ 35 mg/kg BW. Diabetic mice were given the extract combination of APCSE two weeks and compared with a single extract of APE and CSE. Results and Discussion: Study shows the combination of APCSE extract was safe and practically non-toxic. The Random Blood Glucose (RBG) level in the APCSE 200 mg/dL was significantly different from the DM group with (18.65 ± 13.16, p <0.05), indicating that APCSE administration will not deteriorate the diabetes condition. Cholesterol lipid profiles, triglycerides, HDL, and LDL showed levels similar results from the normal control group. Conclusion: The combination of APCSE100 extract and 200 mg/kg BW ameliorates the diabetes condition.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nela Rohmah
Abstrak :
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan pelarut yang dapat digunakan sebagai pengganti pelarut organik untuk mengekstrak senyawa alami. Brazilin merupakan senyawa utama dalam kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, anti inflamasi, dan antidiabetes. Aktivitas antidiabetes kayu secang terkait dengan penghambatan DPP IV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi NADES-UAE yang optimum dalam ekstraksi brazilin dan membandingkan hasil kadar brazilin yang diperoleh dengan ekstrak maserasi etanol 80%, serta untuk mengetahui penghambatan aktivitas DPP IV pada ekstrak NADES kayu secang. Penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology (RSM) untuk analisis optimasi ekstraksi NADES-UAE. Penentuan kadar brazilin dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). NADES berbasis kolin klorida dipasangkan dengan asam laktat, asam malat, dan asam sitrat. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu ekstraksi 10, 30, 50 menit dan penambahan air 20%, 40%, 60%. Berdasarkan hasil penelitian, rendemen kandungan brazilin tertinggi pada ekstrak NADES-UAE terdapat pada kombinasi kolin klorida-asam laktat (Chcl-LA) dengan waktu ekstraksi 30 menit dan penambahan air 40% yaitu 104,81 mg / g. Pengujian daya hambat DPP IV dilakukan pada ekstrak NADES dengan konsentrasi 20, 40, dan 50 ppm. Ekstrak kayu secang NADES pada konsentrasi 50 ppm memberikan penghambatan aktivitas DPP IV tertinggi yaitu sebesar 97,99% dengan nilai penghambatan NADES sebesar 92,27%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa NADES berbasis kolin klorida dengan asam laktat dapat menarik senyawa brazilin dari kayu secang dengan kadar yang lebih rendah dari maserasi yaitu 114,49 dan ekstrak kayu secang NADES dapat memberikan penghambatan enzim DPP IV. ......Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) are solvents that can be used as a substitute for organic solvents to extract natural compounds. Brazilin is the main compound in secang wood (Caesalpinia sappan L.) which has antioxidant, antibacterial, anti-inflammatory, and anti-diabetic activities. The antidiabetic activity of secang wood was associated with DPP IV inhibition. This study aims to determine the optimum combination of NADES-UAE in brazilin extraction and to compare the results of brazilin levels obtained with 80% ethanol maceration extract, and to determine the inhibition of DPP IV activity in the NADES extract of secang wood. This study used the Response Surface Methodology (RSM) for the optimization analysis of the NADES-UAE extraction. Determination of brazilin levels was carried out by High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Choline chloride-based NADES is paired with lactic acid, malic acid, and citric acid. The factors used in this study were 10, 30, 50 minutes extraction time and the addition of 20%, 40%, 60% water. Based on the results of the study, the highest yield of brazilin content in the NADES-UAE extract was found in the combination of choline chloride-lactic acid (Chcl-LA) with an extraction time of 30 minutes and the addition of 40% water, namely 104.81 mg / g. DPP IV inhibition test was carried out on NADES extracts with concentrations of 20, 40, and 50 ppm. Secang NADES wood extract at a concentration of 50 ppm provided the highest DPP IV activity inhibition, which was 97.99% with a NADES inhibition value of 92.27%. Based on the results of the study, it can be concluded that NADES based on choline chloride with lactic acid can attract brazilin compounds from secang wood with lower levels of maceration, namely 114.49 and secang NADES wood extract can provide inhibition of the DPP IV enzyme.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grescelcia Coreta Suherman
Abstrak :
Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang yang disebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur mineral dalam tulang yang disertai dengan penurunan kekuatan tulang yang kemudian dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak Caesalpinia sappan L. atau dikenal di Indonesia sebagai kayu Secang, terbukti dapat mencegah osteoporosis, sementara kombucha dipercaya dapat meningkatkan kadar antioksidan. Pada penelitian ini, dilakukan eksperimen secara in vivo pada kombucha secang. Penelitian ini menggunakan tikus putih betina Sprague-Dawley yang dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu kontrol sham dan kontrol negatif (CMC-Na 0,5% 2 ml/200 grBB), kontrol positif (Tamoksifen 0,4 mg/200gr BB), ekstrak Secang (20 mg/200grBB), kombucha (1 mL/200grBB), serta 3 kelompok variasi dosis kombucha Secang dengan D1 (1 mL/200 gr BB), D2 (3 mL/200 grBB/), dan D3 (3 mL/200 grBB/3 kali sehari), dengan pemberian secara oral. Semua tikus dilakukan ovariektomi, kecuali kelompok sham dilakukan pembedahan tanpa pengambilan ovarium. Tikus dipelihara 4 minggu pasca operasi, lalu diberi perlakuan selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah kadar kalsium tulang tibia, kadar Malondialdehyde (MDA), kadar Superoxide Dismutase (SOD), dan jumlah sel osteoklas. Berdasarkan penelitian, kombucha Secang dosis 3 (3 mL/200grBB/3 kali sehari) dapat meningkatkan kadar kalsium tulang tibia, serta memiliki kecenderungan menurunkan kadar MDA dan memiliki kecenderungan meningkatkan SOD. Kombucha Secang dosis 2 (3 mL/200grBB sehari)  dapat mengurangi jumlah sel osteoklas. ......Osteoporosis is a degenerative disease of the bones which is characterized by decreased bone mass caused by the body's inability to regulate minerals in the bones accompanied by a decrease in bone strength which can then lead to bone loss. In previous research, Caesalpinia sappan L. extract or known in Indonesia as Secang wood, has been shown to prevent osteoporosis, while kombucha is believed to increase antioxidant levels. In this study, in vivo experiments were carried out on sappan wood kombucha. This study used Sprague-Dawley female white rats which were divided into 8 groups, namely sham control and negative control (CMC-Na 0.5% 2 ml/200 g BW), positive control (Tamoxifen 0.4 mg/200 g BW), extract Secang (20 mg/200grBW), kombucha (1 mL/200grBW), and 3 groups of varying doses of Secang kombucha with D1 (1 mL/200 grBW), D2 (3 mL/200 grBW/), and D3 (3 mL/ 200 grBB/3 times a day), by oral administration. All rats underwent ovariectomy, except for the sham group, which underwent surgery without removing the ovaries. All rats were maintained 4 weeks postoperatively, then treated for 28 days. Parameters measured were tibia bone calcium levels, malondialdehyde (MDA) levels, Superoxide Dismutase (SOD) levels, and osteoclast cell counts. Based on research, 3 doses of Secang wood Kombucha (3 mL/200grBB/3 times a day) can increase tibia bone calcium levels, and has a tendency to decrease MDA levels and has a tendency to increase SOD. Secang wood Kombucha dose of 2 (3 mL/200grBB a day) can reduce the number of osteoclast cells.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wartono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Erol Efraim
Abstrak :
Tesis ini untuk mempelajari pengaruh ekstrak batang secang (caesalpinia sappan l) sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan terhadap baja karbon API 5L Gr B di lingkungan 3.5% NaCl. Metode pengujian dilakukan dengan Linier Polarisasi dan EIS (Electroscopy Impedance Spectroscopy). Ekstrak batang secang dapat menurunkan laju korosi sampai dengan efisiensi sebesar 53.18% berdasarkan hasil pengujian polarisasi dan efisiensi sebesar 84.64% sesuai hasil pengujian EIS. Efisiensi inhibitor paling efektif dihasilkan pada konsentrasi 2.0 ml/400 ml NaCl. Dari hasil pengujian kinerja inhibitor berkurang seiring dengan kenaikan temperatur larutan ekstrak secang. Inhibitor merupakan tipe campuran (mixed inhibitor) dengan kecenderungan lebih dominan ke arah katodik. Hasil evaluasi menunjukan fenomena mekanisme absorbsi molekul inhibitor secang terjadi secara fisika (physicasorption) berdasarkan model Langmuir Isother. ......This thesis is to investigate secang hearthwood extraction (caesalpinia sappan l) as a corrosion inhibitor on carbon steel metal (API 5L Gr B) in 3.5% NaCl environment. This research utilize polarization linier and EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) for the measurement method. Secang extraction is adequate to reduce corrosion rate until efficiency of 53.18% based on polarization measurement and efficiency of 84.64% as EIS measurement result. The most effective concentration of inhibitor reducing the corrosion rate is reached at 2.0 ml/400 ml 3.5% NaCl. Investigation show inhibitor efficiency will decrease as temperature increasing. Polarization study indicate secang is mixed type inhibitor, with predominant cathodic effectiveness. As the evaluation, the phenomena of inhibitor molecule adsorption is physicsorption mechanism and obeys Langmuir Isotherm model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwi Putri Setyaningsih
Abstrak :
Brazilin merupakan komponen utama yang terdapat pada kayu secang (Caesalpinia sappan) yang diketahui memiliki aktivitas antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar brazilin dan efektivitas penghambatan DPP-IV nya dengan mengaplikasikan metode ekstraksi ionic liquid-MAE. Ionic-liquid merupakan cairan pelarut yang dapat diaplikasikan pada proses pemisahan karena memiliki sifat fisika kimia yang baik. Microwave assisted extraction (MAE) merupakan metode ekstraksi yang dapat digunakan sebagai metode alternatif terhadap metode ekstraksi konvensional karena proses ekstraksi berjalan lebih singkat dan menggunakan pelarut yang lebih sedikit. Hasil pre optimasi diperoleh faktor ekstraksi konsentrasi pelarut 0,5, 1, 1,5 mol/L, rasio solid/liquid 1:10, 1:15, 1:20, dan waktu ekstraksi 5, 7, dan 9 menit. Respon surface methodology dengan desain Box-Behnken terhadap tiga faktor digunakan untuk menentukan kondisi ekstraksi yang optimum terhadap tiga respon (rendemen, kadar brazilin, dan aktivitas inhibisi). Pemilihan jenis pelarut ionic-liquid dan garam penarik brazilin dari larutan ionic-liquid dilakukan untuk menentukan pelarut yang cocok dan garam yang paling optimum dalam menarik brazilin. Hasil optimasi ekstraksi yaitu konsentrasi pelarut (Bmim)Br 1 mol/L, rasio solid/liquid 1:20g/mL, dan waktu ekstraksi 9 menit. Rendemen ekstrak berkisar antara 0,1 - 0,9%. Analisis HPLC pada ekstrak secang menunjukkan kadar brazilin yang berkisar antara 807,56 - 948,12 mg/g ekstrak. Ekstrak secang memberikan nilai penghambatan aktivitas DPP-IV secara in vitro >90%. Nilai IC50 sitagliptin sebesar 9,37 µg/mL, nilai IC50 standar brazilin 11,7 µg/mL, nilai IC50 sampel sebesar 16,35 µg/mL, dan nilai IC50 sampel yang telah dilakukan eliminasi tannin sebesar 22,15 µg/mL. Metode ekstraksi ionic liquid-MAE terbukti dapat meningkatkan kadar brazilin dan efektivitas penghambatan enzim DPP-IV. ......Brazilin is the main component found in secang wood (Caesalpinia sappan) and have known to have antidiabetic activity. This study aimed to increased brazilin level and effectivity of DPP-IV inhibition by applying ionic liquid extraction method. Microwave assisted extraction (MAE) is an extraction method that can be used as an alternative method of conventional extraction methods because with the MAE method the extraction process runs shorter and uses fewer solvents. Pre optimation resulted extraction factor solvent concentration 0,5, 1, 1,5 mol/L, solid/liquid ratio 1:10, 1:15, 1:20, and extraction time 5, 7, dan 9 minute. The response surface methodology with the Box-Behnken design for three factors is used to determine the optimum extraction conditions for the three responses (yield, brazilin level, and inhibitory activity). The selection of ionic-liquid solvents and brazilin withdrawal salts from ionic-liquid solutions is carried out to determine the suitable solvent and the most optimum salt in attracting brazilin. The results of extraction optimization were solvent concentration (Bmim)Br 1 mol / L, solvent / powder ratio of 1:20 g / mL, and 9 minutes extraction time. HPLC analysis on secang extract shows brazilin levels of 807,56 - 948,12 mg/g extract. Secang extract gives the in vitro inhibitory value of DPP-IV activity>90%. The IC50 value of sitagliptin is 9,37 µg/mL, IC50 of brazilin standar is 11,7 µg/mL, IC50 value of sample is 16,35 µg/mL, and IC50 value of removal tannin's sample is 22,15 µg/mL. Ionic liquid - MAE extraction method have been proved can increase brazilin level and DPP-IV inhibitory enzyme activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T52604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Septiani
Abstrak :
Brazilin sebagai salah satu komponen aktif dalam kayu secang memiliki beragam kegunaan dan khasiat, yakni sebagai pewarna tekstil, pewarna alami makanan, dan media pengobatan herbal. Telah dikembangkan metode ekstraksi ramah lingkungan pada kayu secang sebagai alternatif penggunaan pelarut organic. Salah satunya adalah dengan penambahan enzim dalam proses ekstraksi yaitu dengan metode ekstraksi berbantu enzim (enzyme assisted-extraction/ EAE). Tujuan penelitian adalah meningkatkan kadar brazilin dan memperoleh kondisi optimum untuk ekstraksi brazilin dari kayu secang dengan enzim selulase kapang yang dibandingkan dengan metode refluks. Kandidat enzim selulase aktivitas tertinggi diproduksi dengan membandingkan hasil selulase kultivasi kapang Aspergillus niger UICC371, Trichoderma reesei IPBCC, dan campuran kedua isolat (1:1) dalam medium carboxymethyl cellulose cair. Serbuk kayu secang diekstraksi dengan enzim selulase hasil kultur cair dan selulase komersial masing-masing ditambahkan ke dalam pelarut akuabides pada variasi kondisi ekstraksi: konsentrasi enzim (2,0; 4,0; 6,0%); suhu ekstraksi (45, 50, 55℃); dan waktu esktraksi (1, 2, 3 jam). Desain variasi optimasi menggunakan respon permukaan (RSM)- BoxBehnken menghasilkan 15 kondisi perlakuan. Analisis brazilin menggunakan Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi (KCKT) dengan fase gerak asetonitril : 0,3% asam asetat dalam air (14,5 : 85,5) selama 13 menit pada panjang gelombang 280 nm. Selulase kapang Aspergillus niger UICC371 aktivitas tertinggi (0,467 U/mL) dan selulase Aspergillus niger komersial dalam metode EAE menghasilkan kondisi optimum ekstraksi pada konsentrasi enzim 6,0% dan suhu 50℃. Penambahan selulase dalam ektraksi mampu meningkatkan kadar brazilin mencapai 5,014% dibandingkan metode refluks. Kondisi optimum berdasarkan anlisis RSM untuk konsentrasi enzim adalah 6,0%, suhu ekstraksi 50℃, dan waktu ekstraksi 1 jam.
Brazilin has been known as one of active phytoconstituent from sappanwood that mainly present as textile colouring agent, food colouring, and herbal medicine purposes. Further extraction method in brazilin has been developed due to obtain maximum level of brazilin in sappanwood (Caesalpinia sappan L.) without organic solvent. Enzyme-assisted extraction (EAE) methods are currently one of the few types of methods in order to achieving that outcome. The following study aims to enhance brazilin level in sappanwood by achieving an EAE optimum condition by addition fungi cellulase compare to reflux extraction method. The cellulase candidates with highest activity are produced by compare the monoculture of fungi cellulase of Aspergillus niger UICC371, Trichoderma reesei IPBCC, and mixedculture (1:1) in carboxymethyl cellulose broth media. Sappanwood are extracted with fungi cellulase from submerged-fermentations production and commercial enzymes in aquabidest through multiple variation conditions: enzyme concentrations (2,0; 4,0; 6,0%); temperature (45, 50, 55℃); and time (1, 2, 3 hrs). The optimization are provided by response surface method-BoxBehnken design which form 15 different conditions. The brazilin level analysis carried out through High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with asetonitril : 0,3% acetic acid in water (14,5 : 85,5) as eluents, for 13 mins in 280 nm wavelengths. The following study showed that cellulase from self-culture Aspergillus niger UICC371 are produced the highest activity (0,467 U/mL) and has been used in sappanwood-EAE method compare to commercial Aspergillus niger cellulase. The optimum condition of sappanwood-EAE methods were in 6,0% enzyme concentration and 50℃ temperature extraction which provide an increase in brazilin content up to 5,014% compare to reflux method. Response surface method for this EAE method were suggested in optimum condition by using 6,0% concentration enzyme at 50℃ for 1 hr time extraction.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T55361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora E. Gondokusumo
Abstrak :
Brazilin dan 6-gingerol, senyawa bioaktif dalam ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), memiliki berbagai potensi manfaat farmakologis. Kombinasi ekstrak ini telah menunjukkan sifat antitrombotik dan antihiperlipidemia, sehingga menunjukkan potensi penggunaan kombinasi ini dalam produk herbal. Analisis kuantitatif diperlukan untuk memastikan kontrol kualitas produk herbal. Namun, kuantifikasi simultan Brazilin dan 6-gingerol menggunakan metode HPLC saat ini tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode kuantifikasi simultan untuk Brazilin dan 6-gingerol dalam ekstrak gabungan kayu secang dan jahe menggunakan KCKT- fase terbalik. Analisis kromatografi dilakukan menggunakan kolom C18 Inertsil ODS3 fase terbalik (4,5x250mm; ukuran partikel 5μm) pada suhu kamar, dengan deteksi pada 282nm menggunakan detektor UV. Fase gerak terdiri dari asetonitril (A) dan air yang mengandung 0,1% asam asetat (B), dengan elusi gradien yang dioptimalkan sebagai berikut: 0-12 menit 15% A: 85% B; 12-16 menit 30% A: 70% B; 16-21 menit 45% A: 55% B; 21-35 menit 60% A: 40% B, dengan laju aliran 1mL/menit dengan volume injeksi 20 μL. Metode yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian sistem yang dapat diterima (resolusi puncak, faktor tailing, nomor plat teoritis, selektivitas), dan parameter yang divalidasi. Baik Brazilin dan 6-gingerol menampilkan kurva kalibrasi linier (R2 > 0,999), presisi intraday dan interday tinggi (%RSD <2%), dan akurasi (93-106%). Studi ini berhasil mengembangkan dan memvalidasi metode KCKT yang cepat dan akurat untuk mengkuantifikasi Brazilin dan 6-gingerol secara simultan dalam ekstrak gabungan kayu secang dan rimpang jahe. Metode ini dapat digunakan unuk pengendalian mutu dan dapat memfasilitasi pengembangan produk herbal yang menggunakan kombinasi senyawa bioaktif ini. ......Brazilin and 6-gingerol, bioactive compounds found in sappan wood (Caesalpinia sappan L.) and ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc.) extracts, offer various potential pharmacological benefits. The combination of these extracts has shown promising antithrombotic and antihyperlipidemic properties, suggesting the potential use of this combination in herbal products. Quantitative analysis is required to ensure the quality control of herbal products. However, the simultaneous quantification of Brazilin and 6-gingerol using an HPLC method is currently unavailable. To address this gap, this study aimed to develop and validate a simultaneous quantification method for Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger using RP-HPLC. Chromatographic analysis was performed using a reverse-phase C18 Inertsil ODS3 column (4.5x250mm; particle size 5μm) at room temperature, with detection at 282nm using a UV detector. The mobile phase consisted of acetonitrile (A) and water containing 0.1% acetic acid (B), with gradient elution optimized as follows: 0-12 min 15% A: 85% B; 12-16 min 30% A: 70% B; 16-21 min 45% A: 55% B; 21- 35 min 60% A: 40% B, at a flow rate of 1mL/min with an injected volume of 20 μL. The developed method demonstrated acceptable system suitability (peak resolution, tailing factor, theoretical plate number, selectivity), and validated parameters. Both Brazilin and 6-gingerol displayed linear calibration curves (R2 > 0.999), high intraday and interday precision (%RSD < 2%), and accuracy (93-106%). This study successfully developed and validated a rapid RP- HPLC method for simultaneous quantifying Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger rhizome. This method provides a reliable means for quality control analysis and could facilitate the development of herbal products incorporating these bioactive compounds.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Septiyono Arlan
Abstrak :
80% kegagalan material baja pada fasilitas produksi industri minyak dan gas bumi disebabkan oleh proses korosi. Salah satu pengendalian proses korosi material baja API 5L Grade X60 dengan menggunakan inhibitor ramah lingkungan. Pada penelitian ini, ekstrak kayu secang (Caesalpinia Sappan L.) dievaluasi sebagai inhibitor ramah lingkungan untuk baja API 5L X60 di lingkugan HCl 1M dengan variasi volume ekstrak 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 3ml dan variasi temperatur 302K, 312K, 322K, dan 332K menggunakan metode polarisasi tafel, Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Fourier Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR), dan Stimultaneous Thermal Analysis (STA). Hasil dari pengujian polarisasi tafel dan EIS menunjukan ekstrak kayu secang bertindak sebagai inhibitor campuran (Mixed Inhibitor). Efisiensi optimal dihasilkan dari penambahan volume ekstrak sebesar 1,5 ml dalam 400 ml HCl 1M. sebesar 91 % polarisasi tafel, dan sebesar 94% EIS. Rapat arus korosi material pada volume 1,5 ml ekstrak kayu secang sebesar 57 µA/cm2 dan nilai resistivitas larutan 841 ?.cm2. Kenaikan temperatur lingkungan sebesar 332 K menaikan rapat arus korosi material menjadi 139 µA/cm2 dan menurunkan nilai resistivitas larutan sampai 121 ?.cm2, sehingga nilai efisiensi inhibitor turun sampai 50%. Gugus fungsi keton (C=O) muncul dari hasil karakterisasi pengujian FTIR yang menandakan keberadaan senyawa brazilein dan dan sappanchalcone. ......80 % failure of carbon steel at oil and gas production facility was caused by corrosion. One of corrosion mitigation of carbon steel was used green inhibitor. In this study, Caesalpinia Sappan L. extract has been evaluated as green inhibitor corrosion for API 5L X60 in HCl 1M environment with variation of volume extract 0,5 ml, 1ml, 1,5 ml, 2ml, 3ml and variation of temperature 302K, 312K, 322K, and 332K using Tafel polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Fourier Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR), dan Stimultaneous Thermal Analysis (STA).The Result show the tafel polarization and EIS show caesalpinia sappan extract acts for inhibit corrosion process in the system with mixed type inhibitor. Optimal inhibiton efficiency occurs at volume 1.5 ml extract caesalpinnia sappan/400 ml HCl 1M, 91% for tafel polarization and 94% for EIS. Current density at volume extract 1,5 ml was 57 µA/cm2 and resistivity of solution 841 ?.cm2. Increasing temperatur of environment will increase current density to 139 µA/cm2 and decrease resistivity to 121 ?.cm2. So, the inhibition efficiency decrease to 50%. Keton fuctional group was found showed exisstance of showed that brazilein dan dan sappanchalcone
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eem Masaenah
Abstrak :
Sambiloto (Andrographis paniculata), jamblang (Syzygium cumini), dan secang (Caesalpinia sappan) umumnya digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dan toksisitas akut kombinasi ekstrak (1:1:1) sambiloto, jamblang, dan secang (ASCE). Aktivitas antidiabetes diuji menggunakan tikus model yang diberi pakan tinggi lemak dan injeksi streptozotocin dosis ganda 35 mg/kg BB. Tikus diabetes diterapi dengan ASCE 75 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB untuk kelompok uji dan diterapi dengan metformin 250 mg/kg BB untuk kelompok kontrol. Setelah 7 hari perlakuan, glukosa darah puasa (GDP), jumlah sel β pankreas, sel lemak adiposa, profil lipid, dan ekspresi GLUT4 digunakan untuk menganalisis aktivitas antidiabetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASCE 150 mg/kg BB secara bermakna menurunkan kadar GDP (p < 0,01), kadar kolesterol (p < 0,05), kadar LDL (p < 0,05), tetapi tidak menurunkan trigliserida, dibandingkan dengan kontrol diabetes. Efek ini sebanding dengan pengobatan metformin. Selain itu, jumlah sel β pankreas kemungkinan meningkat setelah terapi ASCE yang bergantung pada dosis. Berpotensi juga dalam menurunkan jumlah sel lemak adiposa. Sedangkan dalam peningkatan ekspresi GLUT-4 belum menunjukkan hasil sebaik metformin. Hasil uji toksisitas akut oral menunjukkan bahwa pemberian ASCE dosis tunggal hingga 5000 mg/kg BB, tidak menunjukkan efek toksisitas akut. Aman pada tingkat organ dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan hati dan jantung. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kombinasi ASCE berpotensi memiliki aktivitas antidiabetes dan aman untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai obat alternatif. ......Sambiloto (Andrographis paniculata), jamblang (Syzygium cumini), and secang (Caesalpinia sappan) are commonly used as traditional medicines to treat diabetes mellitus. This study aimed to examine the antidiabetic activity and the acute toxicity of combined extract (1:1:1) of sambiloto, jamblang, and secang (ASCE). The antidiabetic activity was tested using the rats model which induced by a high-fat diet and double dose of streptozotocin injection of 35 mg/kg BW. Diabetic rats were treated with 75 mg/kg BW and 150 mg/kg BW of ASCE for experimental groups and treated with metformin 250 mg/kg BW for the control group. After 7 days of treatment, fasting blood glucose (FBG), pancreatic β-cells number, adipose fat cells, lipid profiles, and expression of GLUT4 were used to analyze the antidiabetic activity. The results showed that administration of 150 mg/kg BW ASCE was significantly reduced FBG (p < 0.01), cholesterol levels (p < 0.05), LDL levels (p < 0.05), but not trglycerides, compared to diabetes control. This effect was comparable to metformin treatment. In addition, pancreatic β-cells number were likely increased after ASCE treatment in a dose-dependent manner. The ASCE also has the potential to reduce the number of adipose fat cells. Meanwhile, the increase in GLUT4 expression was not as good as metformin The acute oral toxicity test showed that the administration of single dose of ASCE up to 5000 mg/kg BW did not show an acute toxicity effect. Safe at the organ level and does not cause liver and heart tissue damage. Therefore, it can be conclude ASCE has a potential antidiabetic activity and safe to be developed further as alternative medicine.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>