Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jufri Hermansyah
"Tingginya gangguan jiwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam termasuk di Kabupaten Aceh Besar, ada altematif intervensi melalui program Community Mental Health Nursing (CMFIN). Untuk mengevaluasi program tersebut perlu dilakukan kajian evaluasi ekonomi Cost Benefit Analysis (CBA) untuk menentukan suatu intervensi bisa "go" atau "no go".
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menilai manfaat intervensi program CMEIN pada penderita gangguan jiwa. Tujuan khususnya adalah untuk memperoleh besaran biaya (cost) dan besaran manfaat (benefit) serta nilai WC Rationya.
Penelitian ini merupakan studi kasus, yang dilaksanakan di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar pada bulan Maret - Mai 2008, dengan jumlah penderita 108 orang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari lokasi penelitian serta data primer dari hasil wavvancara dengan petugas puskesmas dan keluarga penderita.
Hasi1 penelitian menunjukkan penderita yang dapat dideteksi sebagai penderita baru sebanyak 28 orang dan yang mandiri sebanyak 34 orang. Total biaya (cost) secara keseluruhan berjumlah Rp 46.069.351, sedangkan biaya manfaat (benefit) secara keseluruhan beijumlah Rp 267.026.112. Nilai B/C Rationya adalah 22,7 artinya Program CMHN bermanfaat clan menguntungkan secara ekonomi. Manfaat yang diperoleh dari satu gangguan jiwa yang dapat diobati dengan program CMHN jauh lebih tinggi dari pada biayanya, yaitu mencapai 22,7 kali Dengan demikian program CMHN direkomendasikan agar dapat terus dijalankan secara berkesinambungan di Puskesmas Darul Imarah dan puskesmas yang lain di Kabupaten Aceh Besar.
Saran yang dapat disampaikan adalah melakukan advokasi yang lebih baik kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dewan Penvaldlan Rakyat Kabupaten (DPRK) agar menyetujui dan memperioritask.an program CMHN di Kabupaten Aceh Besar, mengingat besamya manfaat dari program ini, karena tidak hanya mampu mendeteksi kasus, tetapi dengan rehabilita.si yang berkelanjutan dapat meningkatkan status penderita menjadi mandiri,sehingga lebih berdaya guna dalam kehidupan bermasyarakat.

The incident of mental health disorder in Nanggroe Aceh Darussalam Province is high, including in Aceh Besar District, and for this there is an alternative intervention through Community Mental Health Nursing (MEN Program. To evaluate this program, it is needed to perform economic evaluation survey, Cost Benefit Analysis (CBA) to determine whether the intervention can be "go" or "no go".
This research was aimed to evaluate the benefit of CMHN Program intervention for mental health disorder client. The particular objective was to obtain the cost and benefit figures and it's B/C ratio value. This was a case study research, conducted in Darul Imarah Health Centre on March to Mel 2008, and 108 samples were obtained in this study. Data used were secondary data obtained from research area and primary data obtained by interviewing health center staff and client's family.
The result showed that there were 28 samples detected as new cases and 34 as an independent cases. The total cost was Rp. 46.069.351 whereas the total benefit was Rp. 267.026.112. The WC ratio value was 22,7, meaning that CMHN Program is useful and profitable economically. Benefit obtained from one mental health disorder case that can be prevented by CMBN Program is much higher compared to the cost, reaching 22,7 times. Therefore, it is recommended to continue CMAN program in Darul Imarah and other Health Centre in Aceh Besar District.
It is suggested to perform better advocacy to District Goverment (Pemda) and District Legislative Assembly (DPRK) to approve and take the ClvIHN Program as a priority in Aceh Besar District because of hugely benefit of this program. Not only because it's ability to detect the case, but also that continous rehabilitation can enhance client status to be independent, therefore they can be more useful in their community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34332
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Taufiek
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Noor Permadi
"Telah dilakukan penelitian terhadap lapangan panas bumi PATRA guna mengidentifikasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan interpretasi dari data gravitasi. Pada penelitian ini data utama adalah data gravitasi yang didukung oleh data geologi permukaan dan metode geofisika lainnya berupa data magnetotellurik. Secara geologi, daerah penyelidikan dibagi menjadi 3 satuan batuan, yaitu; Satuan batuan malihan yang terdiri dari batuan sekis, pilit dan kuarsit, Satuan batuan Lempung dan Satuan batuan alluvium. Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa sesar-sesar mendatar yang mempunyai trend hampir utara-selatan, sedangkan sesar-sesar normalnya berkembang dengan trend hampir berarah barat-timur. Dari data pengolahan gravitasi tahap awal yang telah dilakukan, dengan densitas rata-rata sebesar 2.33 gr/cc dari metode parasnis yang diduga merupakan nilai dari batuan metamorf.
Struktur geologi yang ditemukan pada daerah penelitian berdasarkan hasil gabungan filtering data gravitasi menyebutkan terdapat dua buah struktur geologi patahan naik yang saling berhadapan, sangat berkemungkinan untuk menjadi struktur graben dibawah permukaan. Sistem panas bumi lapangan PATRA merupakan sistem tectonic setting. Struktur geologi bawah permukaan bumi dapat teridentifikasi dari berbagai pengolahan dan filtering data gravitasi yang menunjukkan bahwa jalur fluida panas berada pada bagian barat dan bagian tenggara daerah penelitian.

The research has conducted on geothermal field PATRA to identify subsurface geological structures based on interpretation of gravity data.In this study,the main data is gravity data that were supported by surface geological data and other geophysical methods, magnetotelluric data. Geologically, the investigation area was divided into three lithologies, there are metamorphic rock composed of schist, phylit and quartzite, clay and alluvium.Geological structures that developing the area of investigations such as horizontal faults that has almost north south trend, while the normal faults develop with the trend nearly east west. Processing of gravity data at early stage has been done with an average density of 2 33 gr cc from parasnis method which believed as the value of the metamorphic rocks.
The geological structure discovered in area of research based on the combined results of filtering gravity data mentioned there are two geological structure thrust fault that face each other, mostly identified as a graben structure below the surface. PATRA 39 s geothermal field system is tectonic setting. Geological structure below the earth 39 s surface can be identified from variety of processing and filtering gravity data that indicating the hot fluid paths is western and the southeastern part of area of research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Michael Bura
"ABSTRAK
Industri telekomunikasi dan penyiaran pada dasarnya terpisahkan karena produk yang dihasilkan bersifat komplementer sehingga setiap industri berjalan masing-masing. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, terjadi konvergensi dalam kedua industri ini. Layanan konvergensi yang  ditawarkan terdiri atas penyediaan konten, layanan dan jaringan serta produsen perangkat. Salah satu layanan konten siaran dimaksud adalah layanan televisi berlangganan menggunakan kabel (TV kabel). Penyelenggaraan TV kabel dapat menggunakan jaringan kabel sendiri atau menyewa jaringan telekomunikasi. Penggunaan jaringan telekomunikasi tidak efisien mengingat IPP televisi berlangganan terbatas dalam 1 wilayah dan dapat diperluas dengan melapor kepada Menteri. Keterbatasan ini menimbulkan inefisiensi dalam penyelenggaraan TV berlangganan menggunakan kabel (TV kabel. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap regulasi penyelenggaraaan TV berlangganan untuk memberikan opsi lain bagi pemerintah dalam menentukan cakupan wilayah bagi penyelenggara TV kabel.

ABSTRACT
The telecommunications and broadcasting industries are basically inseparable because the products produced are complementary so that each industry runs each. But along with technological developments, there has been convergence in these two industries. Convergence services offered consist of providing content, services and networks as well as device manufacturers. One of the intended broadcast content services is subscription television services using cable (cable TV). Cable TV can use its own cable network or rent telecommunications networks. The use of telecommunication networks is inefficient considering the subscription IPP television is limited to 1 region and can be expanded by reporting to the Minister. This limitation raises inefficiencies in the implementation of subscription TV using cable . In this study an analysis of the regulation of the provision of TV subscription was conducted to provide other options for the government in determining the coverage of cable TV providers.
"
2019
T53353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Hardiana
"Tesis ini membahas kemungkinan penerapan bagi hasil Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Indonesia yang dapat dijadikan alternatif bagi penguatan sumber keuangan daerah. Penelitian bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik dan Departemen Keuangan. Penelitian bertujuan mengetahui seberapa jauh bagi hasil PPN dapat membantu meningkatkan kapasitas fiskal daerah, serta mencari pendekatan dan porsi bagi hasil PPN terbaik dari beberapa alternatif yang disimulasikan. Simulasi dilakukan atas dua pendekatan yaitu pendekatan alokasi dasar PDRB (Growth Base Allocation - GBA) dan pendekatan alokasi dasar Konsumsi (Consumption Base Allocation - CBA) dimana masing-masing pendekatan menggunakan porsi bagi hasil sebesar 20%, 30% dan 40%.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada porsi bagi hasil sebesar 20%, 30% dan 40%, bagi hasil PPN dapat meningkatkan penerimaan daerah masingmasing sebesar sekitar 8-9%; 12-13%; dan 17-18%. Dengan menggunakan Indikator Ruang Fiskal Daerah (IRFD) diketahui bahwa dengan adanya alokasi bagi hasil PPN, kemampuan dan fleksibilitas daerah untuk mendanai belanja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil mereka mengalami peningkatan sebesar 3,63% pada bagi hasil dengan porsi 20%, sebesar 5,27% pada bagi hasil dengan porsi 30%, dan sebesar 6,79% pada bagi hasil dengan porsi 40%.
Dari ketiga porsi yang disimulasikan, hanya porsi bagi hasil 20% dan 30% yang masih dalam batas aman ketahanan fiskal nasional yang diukur dari rasio defisit anggaran terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 123 Tahun 2008. Namun jika yang dijadikan acuan batas aman defisit anggaran adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka ketiga porsi bagi hasil tersebut masih dalam batas aman ketahanan fiskal nasional.
Ditinjau dari aspek ketimpangan horizontal, diketahui bahwa pendekatan CBA pada porsi 20% lebih dapat meminimalisir ketimpangan horizontal antar daerah.

This thesis focusess on the possibility of applying Value Added Tax (VAT) sharing in Indonesia that could be used as an alternative to strengthen local financial resources. The study was a quantitative descriptive that using secondary data drawn from the Central Bureau of Statistics and Ministry of Finance. The study aims to find how far VAT sharing could improve subnational fiscal capacity, and to find out the best approaches and portion from several alternative VAT simulations. Simulations performed on two bases allocation approaches, namely Growth Base Allocation (GBA) and Consumption Base Allocation (CBA) which each approach uses the following portions 20%, 30% and 40%.
The study concluded that by using 20%, 30% and 40% of sharing portion, VAT sharing could increase subnational revenues for each VAT sharing portion about 8-9%, 12-13% and 17-18%. By using the Regional Fiscal Space Indicators (IRFD), it is known that VAT sharing could increase the Subnational ability and flexibility to cover their real needs for about 3.63% on VAT sharing 20%, 5.27% on VAT sharing 30%, and 6.79% on VAT sharing 40%.
From the three simulated portions, only the 20% and 30% of sharing portion which is still in the safe threshold of national fiscal sustainability as measured by the ratio of budget deficit to Gross Domestic Product (GDP) based on Miniter of Finance Regulation (PMK) No.123 of 2008. But if the referenced of budget deficit is the Act No. 17 of 2003, the three VAT sharing portion is still in the safe threshold national fiscal sustainability.
From the horizontal inequality aspect, the CBA approach of 20% portions is the most approach which could minimize horizontal inequality between regions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30173
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library