Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
ABSTRAK Zeolit alam seperti Clinoptilolite memiliki permukaan bermuatan negatif yang dapat dimodifikasi oleh surfaktan kationik membentuk admisel, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya sebagai adsorben. Surfactant-modified zeolite (SMZ) banyak digunakan sebagai adsorben karena kemampuannya menyerap berbagai jenis kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi zeolit dengan surfaktan Hexadecyltrimethylammonium Bromide (HDTMA-Br) yang teradsorpsi secara bilayer sehingga dapat berfungsi sebagai penukar anion kromat dan meregenerasi SMZ yang telah menyerap kromat agar dapat digunakan kembali. Hasil percobaan menunjukkan adsorpsi kromat optimum pada SMZ berada pada konsentrasi awal kromat 700 mg/L dengan jumlah teradsorpsi 2488,956 mg/Kg. Uji isoterm adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi kromat mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Regenerasi SMZ yang telah jenuh oleh kromat dilakukan dengan mengalirkan campuran larutan Na2CO3 dan NaOH pada sistem kolom. Kromat terdesorpsi optimum oleh campuran Na2CO3 dan NaOH sebesar 92%. Regenerasi juga dilakukan dengan menggunakan pereduksi Na?2S?2O4, dengan kromat terdesorpsi sebesar 90%. Kata Kunci : bilayer; CAC; SMZ; regenerasi.
[Universitas Indonesia, ], 2005
S30254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Zeolit dan γ-alumina yang telah mengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polar. Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan adsorben. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, adsorpsi surfaktan diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa agregat yang menyerupai misel. Untuk adsorben dengan kerapatan muatan permukaan rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembentukan bilayer pada adsorpsi Hexadecyltrimethylammonium–Br (HDTMA-Br) pada zeolit alam Clinoptilolite dan pada γ-alumina. Juga untuk mengetahui laju adsorpsi dan desorpsi dengan cara model kinetika difusi parabola. Mekanisme pembentukan bilayer dapat ditentukan dari pengukuran konsentrasi kesetimbangan terhadap variasi waktu adsorpsi. Laju adsorpsi dapat ditentukan dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi dari HDTMA+ dan Br-. Konsentrasi awal HDTMA-Br divariasikan mulai dari ECEC sampai lebih besar dari CMC adsorpsi. Pada penelitian ini untuk zeolit diperoleh nilai ECEC pada konsentrasi 75 μmol/L adalah sebesar 95,65 meq/Kg, nilai CAC = 125 μmol/L dan nilai CMC adsorpsi = 175 μmol/L. Untuk γ-alumina diperoleh nilai PZC (Point of Zero Charge) dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai ECEC berada pada konsentrasi 75 μmol/L. Nilai CAC berada pada konsentrasi 125 μmol/L. Nilai CMC adsorpsiberada pada konsentrasi 175 μmol/L. Penyerapan HDTMA pada zeolit Clinoptilolite sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi kesetimbangan HDTMA, maupun konsentrasi Br-. Hal tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi HDTMA pada permukaan zeolit diawali dengan adsorpsi dalam bentuk agregat misel dan proses adsorpsi berlangsung cepat. Pada γ-alumina, sebelum waktu transisi menghasilkan penurunan konsentrasi HDTMA tetapi tidak disertai dengan penurunan konsentrasi Br-. Hal ini berarti pada adsorpsi HDTMA pada permukaan HDTMA diawali dengan adsorpsi dengan bentuk monomer. Dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi yang dihitung dengan menggunakan model kinetika difusi parabola, diperoleh bahwa proses adsorpsi awal berlangsung dengan cepat, sedangkan proses selanjutnya berlangsung dengan lebih lambat.
Universitas Indonesia, 2006
S30629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Widyastuti
Abstrak :
Zeolit dan y-alumina yang telah iliengadsorpsi surfaktan kationik secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi senyawa organik non polaL Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan·pada adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan . adsorb en .. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi, . adsorpsi surfaktan .diawali dengan adsorpsi surfaktan · berupa ·agregat yang menyerupai misel. Untuk, adsorben dengan kerapatan muatan permukaan · rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer. Penelitian ini bertujuan t:Jntuk mengetahui mekanisme pembentuk
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Tjoa
Abstrak :

Kanker kolorektal (KKR) merupakan kanker terbanyak ke-3 dengan mortalitas terbesar ke-2 di dunia. Penelitian menunjukkan KKR dapat terjadi melalui jalur inflamasi/colitis associated cancer (CAC). Zat antiinflamasi, seperti aspirin untuk mencegah CAC telah digunakan. Namun, efek samping yang timbul mendorong pencarian zat antiinflamasi alternatif, salah satunya adalah minyak ikan dengan kandungan omega-3. Penelitian Kusmardi, menunjukkan minyak ikan hasil limbah memiliki kandungan omega-3 yang cukup tinggi sebagai antiinflamasi. Penelitian menggunakan materi biologi tersimpan dari 30 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 1 kelompok normal/N dan 5 kelompok induksi KKR dengan AOM/DSS: kontrol positif/KP (aspirin), kontrol negatif/KN (salin fisiologis), dosis satu/D1 (minyak ikan 6mg/kgBB), dosis dua/D2 (minyak ikan 3mg/kgBB), dan kontrol pelarut/Kpel (minyak jagung). Mencit diterminasi setelah minggu ke-6 dan jaringan kolon diwarnai dengan imunohistokimia anti IL-6. Sepuluh lapang pandang untuk masing-masing spesimen diambil menggunakan mikroskop cahaya (400x) dan dianalisis menggunakan ImageJ® untuk mendapatkan persentase ekspresi IL-6. Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 24.0. Ekspresi IL-6 tidak berdistribusi normal (p<0,05). Uji Kruskal-Wallis menunjukkan hasil signifikan (p<0,05). Uji Mann-Whitney menunjukkan hasil signifikan antara KN dengan KP, N, dan D1 (p<0,05). Tidak ada perbedaan signifikan antara KP dengan kelompok N (p=0,15). Efek terapi minyak ikan 6mg/kgBB serupa dengan aspirin (p=0,69). Sementara itu, kelompok D2 (p=0,016) dan Kpel (p=0,008) berbeda signifikan dengan kelompok D1. Minyak ikan produk limbah dalam dosis 6mg/kgBB dapat menurunkan ekspresi IL-6 pada jaringan kolon mencit yang diinduksi KKR.


Colorectal cancer (CRC) is the world’s third most and second deadliest cancer. Studies show that CRC can result from inflammation, known as colitis-associated cancer (CAC). Anti-inflammation substances, such as aspirin are being used as CAC chemoprevention. However, its adverse effects lead to the searching for alternative anti-inflammation agents. One of them is omega-3 containing fish oil. Kusmardi and Tedjo studied that omega-3 level of industrial waste fish oil can be used as anti-inflammation agent. This experimental preclinical study was done using preserve mice colon tissue. Thirty male Swiss Webster mice are grouped into six different treatments consist of  one normal group/N and five AOM/DSS induced CRC group: positive control/PC (aspirin), negative control/NC (physiological saline), higher dose/D1 (fish oil 6mg/kgBW), lower dose/D2 (fish oil 3mg/kgBW), dan solvent control/SC (corn oil). Termination was done following six weeks of treatment and colon tissue was stained using anti IL-6. Ten colon’s histological images were taken by microscope (400x) and analysed for the IL-6 expression by ImageJ®. Statistical analysis was done using SPSS 24.0. Data are not normally distributed (p<0,05). Kruskal-Wallis test is significant (p<0,05) in addition to Mann-Whitney test shows N, PC, and D1 group has significant difference compare to NC group (p=0,008). No difference between PC and N group (p=0.15). Fish oil in 6mg/kgBW dosage is comparable to aspirin (p=0.69). In addition, lower dose (p=0,016) dan and solvent control (p=0,008) differs significantly to D1. Industrial waste fish oil in dosage of 6mg/kgBW can lower IL-6 expression in mice colon tissue induced CRC.

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mardiani
Abstrak :
Dewasa ini, peningkatan penggunaan senyawaan sulfat dan nitrat mengakibatkan terjadinya peningkatan pencemaran senyawaan sulfat dan nitrat di lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi permukaan ??-alumina dengan surfaktan HDTMA-Br membentuk bilayer (admisel) dan mempelajari aplikasinya sebagai penukar anion sulfat dan nitrat. Dalam penelitian ini, ??-alumina diperoleh dari pembakaran campuran amonium sulfat dan kaolin pada suhu 400oC selama 10 jam. Pzc (point of zero charge) yang diperoleh dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration) dan CMC (Critical Micelle Concentration) diperoleh dari kurva isoterm adsorpsi melalui variasi konsentrasi HDTMA-Br. Nilai CAC ??-alumina yang diperoleh berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 300 ??mol/L dan nilai CMC berada pada konsentrasi awal HDTMA-Br 600 ??mol/L. pH optimum dari adsorpsi alumina terhadap HDTMA-Br yang terbesar berada pada pH 10. Uji desorpsi dilakukan untuk mengetahui kekuatan adsorpsi HDTMA-Br pada alumina, hasil yang diperoleh sebesar 0,73%. Pertukaran anion sulfat dan nitrat dengan anion bromida dari admisel dilakukan dengan metode batch. Kemampuan tukar anion sulfat yang diperoleh sebesar 31,004 x 10-4 mek/g dan untuk anion nitrat sebesar 26,510 x 10-4 mek/g. Adsorpsi sulfat dan nitrat pada admisel mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Puspa Ningrum
Abstrak :
Gamma-alumina sering digunakan sebagai adsorben dan katalis. Gammaalumina disintesis dari pemanasan Al2(SO4)3 pada suhu 900°C selama 6 jam. Modifikasi permukaan γ-alumina dengan surfaktan dapat dimanfaatkan sebagai medium reaksi yang dapat memaksimalkan kontak antara reaktan. Penggunaan admisel ini memiliki kelebihan mudah dipisahkan dari produk reaksi. Nilai dari Critical Admicelle Concentration (CAC) dan CMC (Critical Micelle Concentration) ditentukan dengan kurva isoterm adsorpsi. Penelitian ini mempelajari pemanfaatan penggunaan γ-alumina yang telah dimodifikasi dengan surfaktan SDS sebagai medium reaksi untuk menganalisis konsentrasi arsen minimum berdasarkan reaksi reduksi metilen biru. Ikatan antara surfaktan SDS dengan metilen biru terjadi melalui interaksi elektrostatik. Pembentukan admisel γ-alumina/SDS optimum (di bawah titik CMC) terjadi pada konsentrasi SDS 7000 μM serta pada pH 3. Selain itu juga diamati efek penggunaan nanopartikel perak sebagai katalis yang menyebabkan peningkatan jumlah metilen biru yang tereduksi. Nanopartikel perak hasil sintesis memiliki ukuran partikel sekitar 12,21 nm serta menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 404 nm. Pengukuran jumlah metilen biru sisa dilakukan dengan instrumentasi DRS (Diffuse Reflectance Spectroscopy). Konsentrasi arsen minimum yang masih dapat dideteksi dengan sistem ini adalah sebesar 1x10-6 M. ......Gamma-alumina is often used as adsorbent and catalyst. In this research γ- alumina was obtained by heating Al2(SO4)3 at a temperature of 900°C for 6 hours. Surface modification of alumina with a surfactant (admicelle) can be utilized as a reaction medium that can maximize the contact between the reactants. The advantage by using this admicelle is easily separated from reaction product. The values of Critical Admicelle Concentration (CAC) and CMC (Critical Micelle Concentration) were determined based on the adsorption isotherm curve. This research studied the utilization of γ-alumina modified with the surfactant SDS as the reaction medium to analyze the minimum concentration of arsenic based on methylene blue reduction reaction. The bonding between the surfactant SDS with the methylene blue occured through electrostatic interactions. γ-alumina/SDS admicelle optimum formation (below CMC value) occurred at a concentration of SDS 7000 μM and at pH 3. It was also observed that the effect of using silver nanoparticles as the catalyst could lead into an increasing amount of reduced methylene blue. The synthesized of silver nanoparticles had a particle size of about 12.21 nm and showed maximum absorption at a wavelength of 404 nm. The measurement of the remained quantity of methylene blue in the admicelle was conducted with using Diffuse reflectance Spectroscopy (DRS). The minimum concentration of arsenic detectable with the DRS instrumentation was 1x10-6 M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30717
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Amalia Lukman
Abstrak :
Jika timah digunakan sebagai bahan pembungkus untuk makanan dan minuman, akan ada Sn yang terlarut dalam jumlah yang sangat kecil yaitu sekitar 0.06 ppm dalam makanan atau minuman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar timah menggunakan metode spekrofotometri DRS UV-Vis berdasarkan reduksi dengan metilen biru oleh Sn dalam medium admisel γ- Al2O3/HDTMA-Br. Gamma-alumina diperoleh melalui kalsinasi (NH4)Al(SO4)2.12H2O pada suhu 900 °C selama 6 jam. Admisel γ- Al2O3/HDTMA-Br dipreparasi melalui adsorpsi surfaktan HDTMA-Br pada γ- alumina pada CAC (Critical Admicelle Concentration) optimum, nilai ini diperoleh dari kurva isoterm adsorpsi HDTMA-Br pada γ-alumina. Hasil penelitian menunjukkan pembentukan admisel γ-Al2O3/HDTMA-Br terjadi pada pada pH 10 dan konsentrasi HDTMA-Br 800 μM. Struktur kristal γ-Al2O3 dikarakterisasi melalui metode x-ray diffraction dan pembentukan admisel γ- Al2O3/HDTMA-Br dikarakterisasi dengan FT-IR. Penentuan kadar Sn2+ dengan metode ini berdasarkan pada reduksi metilen biru oleh SnCl2 dalam larutan HCl. Pengurangan warna metilen biru sebanding dengan konsentrasi Sn2+ dalam larutan¸ dengan asumsi bahwa semua Sn2+ dalam larutan teroksidasi oleh metilen biru dalam media admisel. Dalam penelitian ini, konsentrasi SnCl2 minimum yang mereduksi metilen biru adalah Sn 5.3 x 10-7 M. ......In case of tin (Sn) is used in the packaging material for food or beverage, a very small quantity of Sn will be dissolved in the food or drink around 0.06 ppm. This study is aimed to determine the Sn concentration using DRS UVVis Spectrophotometry method based on the reduction of methylene blue adsorption in γ-Al2O3/HDTMA-Br admicelle medium. γ-alumina was obtained calcination of (NH4)Al(SO4)2.12H2O at a temperature of 900 °C for 6 hours. γ-Al2O3/HDTMABr admicelle was prepared by adsorption of HDTMA-Br surfactant in γ-alumina at the optimum CAC (Critical Admicelle Concentration) value¸ which was obtained from the adsorption isotherm curve of HDTMA-Br surfactant on γ- alumina. The results showed that the formation of γ-Al2O3/HDTMA-Br admicelle optimum occurred at pH 10 and HDTMA-Br concentration of 800 μM. The crystal structure of γ-Al2O3 was characterized by x-ray diffraction method and the formation of γ-Al2O3/HDTMA-Br admicelle was characterized by FT-IR. The determination of Sn2+ was conducted based on the reduction of methylene blue by SnCl2 in HCl solution. The decolorization of methylene blue is equivalent with the Sn2+ concentration in solution¸ assumed that all Sn2+ in solution were oxidized by methylene blue in admicelle medium. In this study, the minimum concentration of SnCl2 was found Sn 5.3x 10-7 M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The improvement of human income will change their lfe style and increase their their energy demand.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library