Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veven S.P. Wardhana
Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995
302.23 VEV b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Astari
Abstrak :
Skripsi ini mencoba untuk menganalisa masyarakat konsumen yang ada pada era kontemporer menggunakan teori masyarakat konsumen miliki Jean Baudrillard melalui bukunya yang berjudul The Consumer Society. Penulisan ini ingin menunjukan bahwa di dalam mengkonsumsi suatu objek, manusia tidak lagi mementingkan nilai guna dari suatu objek tersebut, melainkan nilai tanda dari suatu objek. Dapat dikatakan bahwa terdapat pergeseran makna dari kegiatan konsumsi yang terdapat pada masyarakat tersebut. Masyarakat saat ini dapat dikatakan juga sebagai masyarakat konsumen, karena sebagian besar masyarakat tersebut telah mengalami pergeseran makna dalam mengkonsumsi suatu objek. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam masyarakat konsumen akan selalu terdapat budaya massa yang memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk terus mengkonsumsi suatu objek. Budaya massa ini memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat konsumen sehingga membuat masyarakat ini akan kehilangan otentisitas dirinya. Banyak faktor yang sebenarnya tidak disadari oleh masyarakat konsumen dalam mengkonsumsi suatu objek dan hal tersebut lah yang ingin ditunjukan dalam penulisan karya ini. ......This undergarduate thesis tries to analyze consumer societies in the contemporary era, using the consumer societies theory of Jean Baudrillard through his book called The Consumer Society. This undergraduate thesis showed that in the consuming an object people didn’t see the use value from that object but they only saw the sign value of an object. There is a shift in the meaning of consumption in the society. The society right now also says as a society consumers, because most of those society has experienced shifts meaning in consume any object. It because that in consumer society will always guiler mass culture which having a power to give impact towards community to consume an object. These mass culture povided the bad effect for the consumer society untill all those people in that society lost their authenticity. Many factors which are not realized by consumers society in consuming an object and this analysis will show all those factors.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarani Pitor Pakan
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai fenomena backpacking di Indonesia. Tren backpacking di Indonesia membuat banyak orang yang melakukan backpacking sebagai praktik kulturalnya. Hal tersebut membuat backpacking di Indonesia menjadi beragam dalam praktiknya, bahkan banyak yang bertentangan dengan konsepsi umum tentang backpacking. Skripsi ini memaparkan bagaimana backpacker memilih, menjalani, dan memaknai backpacking sebagai gaya hidup dan praktik kulturalnya. Selanjutnya, dengan pendekatan kritis skripsi ini melihat fenomena backpacking di Indonesia sebagai gejala budaya massa. Sebagai budaya massa, backpacking diciptakan oleh mekanisme industri budaya yang membuat backpacking dikonsumsi secara massal sebagai produk kultural yang penuh kesadaran yang palsu, dangkal, ilusif, dan manipulatif. ......This paper discusses about backpacking phenomenon in Indonesia. Backpacking trend in Indonesia has made many people do backpacking as their cultural practice. Because of that trend, backpacking in Indonesia become diverse in practice, moreover contradict to general concept about backpacking. This paper explain how backpacker in Indonesia choose, perform, and interpret backpacking as their lifestyle and cultural practice. Furthermore, by critical approach, this paper sees backpacking phenomenon in Indonesia as mass culture phenomenon. As mass culture, backpacking produced by culture industry mechanism that makes backpacking consumed as cultural product which full of false consciousness, superficiality, illusion, and manipulation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rahmat Yananda
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian mengenai sistem reproduksi karya sastra populer yang mempunyai kategori bestseller terbitan Gramedia Pustaka Utama dart tahun 1980-1995. Tujuannya ialah untuk melihat proses reproduksi dari penyediaan naskah sampai pada pemasaran karya sastra populer yang bestseller, melihat korelasi sistem formal karya sastra populer dengan bestseller, dan menemukan faktor-faktor yang mendukung lahirnya karya sastra populer yang bestseller.

Penelitian ini memakai pendekatan sosiologi sastra dan melakukan analisis sistem formal karya sastra secara intrinksik. Penelitian tentang bestseller dilakukan dengan mengumpulkan data dari pihak Gramedia Pustaka Utama. Data ini tersebut dipisahkan dengan kategori tertentu untuk mendapatkan karya sastra populer yang bestseller.

Hasil penelitian ini mendeskripsikan sistem pengadaan naskah karya sastra populer yang bestseller, menemukan korelasi antara sistem formal karya sastra dan tingkat penjualan untuk mencapai bestseller, dan menemukan faktor-faktor yang mendukung karya sastra populer yang bestseller.
1997
S11059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Fatma Annisa
Abstrak :
ABSTRAK Desain industri berawal dari pemisahan proses desain menjadi mental dan manual pada tahun 1700-an. Pemisahan ini bertujuan untuk memudahkan produksi barang dalam jumlah banyak dan bentuk yang seragam. Seiring perkembangan teknologi manufaktur pada industri, penyediaan produk massa menjadi semakin mudah. Dengan industri manufaktur dan keinginan konsumsi masyarakat, Barcelona Chair sebagai sebuah karya otentik dan bernilai intelektual tidak luput dari produksi massa. Masyarakat sebagai konsumen memiliki peran penting dalam produksi massa Barcelona Chair karena keinginannya yang selalu ingin dipuaskan. Sementara, industri yang bertujuan meraih keuntungan komersial bertanggungjawab pada pengarahan preferensi masyarakat melalui metode individualisasi desain dan fetishization. Pengarahan preferensi ini dilakukan untuk membuat masyarakat mendambakan Barcelona Chair dan akhirnya melakukan konsumsi. Akibat produksi massa, nilai-nilai intelektual atau aura Barcelona Chair sebagai high art terstandardisasi dan terendahkan. Proses desain Mies van der Rohe, sejarah penggunaan material, dan seluruh elemen yang melatarbelakangi lahirnya Barcelona Chair sebagai high art menjadi disepelekan akibat penyesuaian produksi massa yang dilakukan industri. Pemisahan Barcelona Chair dari konteksnya hingga perubahan material membuat Barcelona Chair tidak lagi unik dan otentik, melainkan hanya menjadi sebuah komoditas yang dapat dinikmati siapa saja dan dalam kondisi apa saja.
ABSTRACT Industrial design started from the separation of the design process into mental and manual processes in the 1700s. This separation aims to facilitate the production of goods in large quantities and a uniform form. Along with the development of manufacturing technology in the industry, the provision of mass products becomes easier. With the manufacturing industry and people 39 s consumption intentions, Barcelona Chair as an authentic and intellectually valued work did not escape the mass production. Society as a consumer has an important role in the mass production of Barcelona Chair because of their desire that always wants to be satisfied. Meanwhile, industries which aim at achieving commercial profit are responsible for the direction of community preference through the method of design individualization and fetishization. The direction of this preference is made to make people crave Barcelona Chair and finally do the consumption. Due to mass production, the intellectual values or aura of Barcelona Chair as a high art is standardized or degraded. Mies van der Rohe rsquo s design process, the history of material use, and all the elements behind the birth of Barcelona Chair as a high art become underestimated due to the adjustment of mass production by the industry. The separation of Barcelona Chair from its context to material change makes the Barcelona Chair no longer unique and authentic, but merely becomes a commodity that anyone under any circumstances can enjoy.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Lingga Rachman
Abstrak :
Seni merupakan salah satu ruang bagi manusia dimana ia bisa berkreasi dan mengekspresikan dirinya. Sebagai manusia yang kritis, memiliki kemampuan untuk berkreasi dengan bekalan ide-ide dan sifat keunikan. Proses tersebut merujuk pada suatu konsep tentang kebaruan, yaitu originalitas. Sebagai konsep, originalitas membekali manusia dengan dorongan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Namun pada seni, originalitas tidak hanya bisa dilihat sebagai sebentuk konsep, tapi juga konteks dimana ia dapat mempengaruhi bentuk apresiasi seseorang terhadap suatu objek seni. Era modern yang telah bergerak mempengaruhi zaman, telah mengubah seni yang original dan autentik pudar, sehingga bagi seorang Walter Benjamin, seni telah kehilangan aura. Seni modern tidak hanya bermuatan estetis tetapi juga politis serta ekonomis, sehingga menjadikan seni tidak lagi diapresiasi sebagai suatu substansi keindahan, melainkan sebagai komoditas. Dalam hal ini, seni yang telah kehilangan auranya tersebut bisa tetap diapresiasi meski ia berdiri tanpa bekalan originalitas yang berupa konteks pada karya, karena karya seni terlahir dengan muatan-muatan ide mengenai keindahan bernuansa artistic sehingga bisa tetap berdiri tanpa harus menggali konteks originalitas. Melihat hal tersebut, originalitas yang telah pudar dari proses kreasi dan pada konsep seni telah berganti menjadi rumusan inovasi yang masih tetap mengusung semangat kebaruan. ......Art is a space men can used to create and express themselves. As critical human being, men are capable to create things based on the ideas and uniqueness. The process itself leads to a concept of originality. As a concept originality gave men the force to create something based on new ideas. Yet in art, originality not only stands as a concept, but as a context as well which affecting the way of appreciation of a man to an object. Modernity has made the art lost its authenticity and sense of originality, and to Walter Benjamin, its aura. Modern arts are not always aesthetical, but political and economical at some points, which made the modern arts cannot be perceived or taking appreciations as a substance of beauty, but instead as commodities. In a way, the art which no longer has its aura still available for appreciations even without the originality as a context on the work of art. An art existed with its ideas of beauty and artistic being so without digging the context of originality the art still available for appreciation. The basic concept of originality, in this case, has turned to a new conceptual form of innovation whereas the ideas of ?new? is there as well.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1534
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library