Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Isnaini
Abstrak :
Dewasa ini, pusat perbelanjaan modern tumbuh berkembang dengan pesat Perkembangan ini tidak terlepas dari perubahan perilaku konsumen, terutama yang berada di perkotaan dan berbelanja di pasar-pasar tradisional menjadi berbelanja ke plaza atau mal. Di tengah maraknya perkembangan pusat perbeIanjaan sebenarnya pengelolaan pusat perbelanjaan termasuk bisnis yang sulit di bidang properti. Adanya dua jenis peIanggan yaitu para penyewa ruangan dan para pengunjung, membuat tingkat kesulitan mengelola pusat perbelanjaan bisa dikatakan Iebih tinggi daripada mengelola pusat perkantoran, kondominium, atau apartemen. Pengunjung memiliki peranan yang penting dalam bisnis pusat perbelanjaan. Pengunjung tidak saja diharapkan untuk terus datang tapi juga diharapkan untuk melakukan transaksi. OIeh karena itu, dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin kompetitif dengan pusat-pusat perbelanjaan lainnya yang ada di Jakarta, khususnya yang berada di wilayah Blok M, tingkat kepuasan para pengunjung terhadap atribut-atribut pelayanan yang telah diberikan Plaza Blok M selama ini penting untuk diketahui. Dalam karya akhir ini, metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan adalah customer satisfaction survey dengan mengacu pada model SERVQUAL. Di sini terdapat 22 atribut yang digunakan untuk meneliti perbedaan antara harapan akan jasa yang diberikan Plaza Blok M dengan penilaìan terhadap jasa yang diterima pengunjungnya. Hasil survei menunjukkan bahwa para pengunjung Plaza Blok M merasa tidak puas pada seluruh atribut Plaza Blok M yang diteliti. Hal ini terbukti dari nilai negatif yang diperoleh untuk masing-masing atribut pada gap analysis. Nilai terendah dimiliki secara berturut oleh atribut-atribut: jaminan keamanan, keramahan karyawan/pramuniaga, fasilitas fisik, kesopanan karyawan/pramuniaga, keandalan karyawan/pramuniaga, pemberian infomasi oieh karyawan, dan respon menangani keluhan pengunjung. Sementara itu berdasarkan analisis yang sama, secara keseluruhan, konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh dari Plaza Blok M. Hal ¡ni ditunjukkan oleh total nilai perbedaan (gap) antara nilai harapan dan nilai persepsi sebesar ?5,4060. Selanjutnya, hasil pemetaan atribut-atribut yang diteliti dalam Importance? Performance Matrix memperlihatkan atribut-atribut yang mendesak untuk segera ditangani adaiah fasilitas fisik, respon menangani keluhan pengunjung, kesediaan memberikan pelayanan, keramahan karyawan/pramunìaga, dan kesopanan karyawan/pramuniaga. Implikasinya, penìngkatan operasi fasilitas-fasilitas fisik (lift, escalator, telepon umum, parkir, toilet dan sebagaìnya) mendesak untuk dilakukan. Selain itu, training-training yang menekankan pada penìngkatan kualitas service seperti service of excelent juga perlu dilakukan sebagai upaya memperbaiki sikap dan meningkatkan kemampuan para karyawan pramuniaga. Salah satu kekurangan dan pengukuran tingkat kepuasan pengunjung adalah hasil penelitian hanya memperlihatkan apakah kebutuhan saat ini telah terpenuhì tetapi gagal untuk meneliti kebutuhan pelanggan/penguniung di masa datang. Selain itu, survey ini juga tidak melihat tingkat kepuasan para karyawan/pramuniaga terhaciap pusat perbelanjaan tempat mereka bekerja, padahal diyakini bahwa kepuasan mereka akan menggerakkan loyalitas pengunjung. Oleh karena itu, studi lanjutan terhadap permasalahan ini perlu untuk dilakukan. Selanjutnya, sebaiknya pada penelitian berikut pengukuran dengan skala interval menggunakan skor genap (1 ? 6) untuk menghindari jawaban yang tidak memberi penìlaian.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Maruli C.C.
Abstrak :
Tesis ini membahas organisasi preman di Blok M Jakarta Selatan. Fokus pembahasan dari tesis ini adalah organisasi preman asal Surabaya dalam mempertahankan keberadaannya di Blok M. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, pengamatan terlibat, dan wawancara dengan pedoman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Blok M terdapat beberapa organisasi preman yang terbentuk berdasarkan latar belakang suku bangsa dan daerah asal yang sama, serta perasaan senasib dan sependeritaan. Organisasi-organisasi tersebut adalah organisasi preman Surabaya, organisasi preman Flores, organisasi preman Ambon, organisasi preman Medan, organisasi preman Palembang dan organisasi preman Bugis-Makasar. Pemberian nama terhadap organisasi-organisasi tersebut yang berasal dari nama kota ataupun sukubangsa diperoleh melalui proses interaksi sosial di antara mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa maksud dan tujuan pengelompokan mereka adalah mempertahankan keberadaannya di Blok M untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Berdasarkan fokus penelitian, tesis ini menunjukkan kegiatan organisasi preman Surabaya yang lebih rinci dalam mempertahankan keberadaannya di Blok M untuk pemenuhan kebutuhan hidup dengan mendeskripsikan, menganalisa dan menginterpretasikan sejarah terbentuknya organisasi preman Surabaya, kelompok-kelompok dalam organisasi preman Surabaya, struktur organisasi, keanggotaan, pendapatan dan pengeluaran, wilayah kekuasaan serta pola-pola hubungannya. Pada akhirnya, tesis ini menyimpulkan bahwa "preman Surabaya melakukan kegiatan membentuk organisasi yang berkembang dari waktu ke waktu dalam menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di Blok M dan sekitarnya untuk mempertahankan keberadaannya dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kesimpulan di atas, saya mengajukan rekomendasi beberapa konsep penanganan terhadap masalah preman dan rekomendasi kemungkinan penelitian lain sebagai kelanjutan atau penyempurnaan terhadap tesis ini. Daftar Kepustakaan : 36 buku, diktat, dan jurnal + 7 laporan tahunan serta karangan dalam surat kabar dan Internet.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristyowati
Abstrak :
Kawasan transit yang ditinjau dari pembangunan berorientasi transit memiliki keunggulan meningkatkan konsentrasi angka penggunaan angkutan umum kota pada titik-titik transit, mengurangi intensitas jumlah kendaraan bermotor pribadi, membantu pemeliharaan terhadap area hijau dan ruang terbuka kota, mengurangi polusi udara dan tingkat penggunaan energi kota, serta meningkatkan keamanan umum pada kawasan transit itu sendiri. Kawasan Blok M memiliki aksesibilitas tinggi dan kedudukan cukup strategis terhadap Kota Jakarta karena kawasan ini dilintasi berbagai moda angkutan yang tidak hanya melayani penduduk pada tingkat kecamatan di dalam wilayah saja, tetapi juga melayani tingkat wilayah Jakarta Selatan dan bahkan Kota Jakarta. Saat ini, keberadaan Terminal Bis Blok M turut berperan besar memperluas jangkauan pelayanan tersebut. Selain itu, rencana Pemda DKI Jakarta yang akan mengembangkan jaringan Jakarta Mass Rapid Transit merupakan momentum yang tepat untuk melakukan usaha-usaha perbaikan ruang kota di Kawasan Blok M. Oleh karena itu pembangunan berorientasi transit merupakan pendekatan perancangan yang tepat bagi Kawasan Blok M. Panduan Rancang Kawasan Blok M melalui pendekatan pembangunan beorientasi transit ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi Kawasan Blok M sebagai kawasan transit intermoda dengan cara memicu kegiatan berjalan kaki yang nyaman dan aman di dalam kawasan sehingga akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Hal ini akan memberikan kontribusi terciptanya suatu lingkungan kota yang lebih sehat dan tertib. Selain itu, peranan peruntukan lahan campuran yang mendukung fungsi transit seperti kegiatan komersial perdagangan dan jasa, diharapkan semakin menjadikan Kawasan Blok M salah satu tujuan wisata hiburan dan wisata belanja yang ramai dikunjungi masyarakat Jakarta.
2008
T41133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Bagaskoro Sugoto
Abstrak :
Indonesia dengan penduduk kurang lebih 202 juta merupakan salah satu pasar yang potensial di dunia. Hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru mempunyai peran dalam mengubah gaya hidup masyarakat. Jakarta sebagai Ibukota negara saat ini memiliki jumlah penduduk sekitar 9 juta. Dan di siang hari jumlah ini dapat meningkat menjadi 11 juta penduduk. Berdasarkan data di atas sebenarnya pengusaha dalam negeri mempunyai pasar domestik yang cukup besar untuk memasarkan produk-produknya.

Industri peritelan omsetnya pada tahun 1996 mencapai angka Rp. 7 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun 20% (bila tingkat pertumbuhan ini dapat dipertahankan) maka pada tahun 2003 omset industri ini akan mencapai Rp. 16 triliun. Bidang usaha yang semula hanya dianggap mainan, kini menjadi bidang usaha yang layak diperhitungkan karena mempunyai prospek yang menjanjikan. Bila suatu pusat perbelanjaan mampu menguasai 25% pangsa pasar maka omset yang mampu diraihnya adalah Rp. 4 triliun (angka yang cukup besar tentunya). Selain itu mulai PELITA VII nanti, Presiden Soeharto mentargetkan sektor pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar di luar minyak bumi dan gas alam.

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis posisi PASARAYA dalam menangkap peluang pasar yang ada. Di samping harus menghadapi sejumlah tantangan seperti kekurangkonsistenan para birokrat dalam mengimplementasikan peraturan yang telah dibuatnya. Kendala lain yang lebih besar akan dihadapi adalah era perdagangan bebas AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003. Pada era ini hambatan yang sifatnya tariff terutama maupun non-tariff harus dihapuskan. Jalannya era perdagangan bebas (terutama barang dan jasa) ini akan diawasi dengan ketat oleh WTO (World Trade Organization) suatu badan yang dibentuk bersama oleh 117 negara.

PASARAYA yang sudah 24 tahun memiliki pengalaman dalam mengelola usaha peritelan, saat ini mempunyai aset sekitar Rp. 1,5 triliun dan memperkerjakan pegawai sekurang-kurangnya 5.000 pegawai. Dari data kinerja, tampak prestasinya tidak sejalan dengan usia yang ada. Untuk itu dalam penelitian ini akan memotret faktor-faktor yang kiranya memperlambat pertumbuhan Pusat Perbelanjaan ini. Analisisnya akan menggunakan pendekatan McKinsey General Electric, pendekatan ini sekaligus dapat memvisualisasikan posisi Pusat Perbelanjaan PASARAYA sekarang dan pada masa yang akan datang. Selain itu untuk mendukung penelitian ini, dilakukan juga riset ke para pembelanja yang sering datang ke pusat-pusat perbelanjaan. Dari mereka yang ingin didapat adalah pengalaman yang mereka pernah alami dan harapan yang ada terhadap Pusat Perbelanjaan ini.

Strategi yang digunakan adalah membenahi kembali arah usaha dan investasi SDM, sehingga segala yang berkaitan dengan usaha peritelan dapat ditangani oleh pegawai yang menjiwai dan kompeten di bidangnya. Di samping itu keunggulan yang selama ini ada yakni mengelola kerajinan dan batik perlu diberdayakan kembali.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Deddy
Abstrak :
Seringkali dijumpai berbagai sarana fisik yang tidak digunakan sebagaimana rencana pembangunannya. Tangga penyeberangan dijadikan tempat berjualan, trotoar pejalan kaki dijadikan tempat parkir kendaraan dan jalan bagi pengendara motor, serta berbagai sarana fisik lainnya termasuk pula yang ada di terminal bus Blok M. Beberapa sarana, seperti tangga turun yang menurut rancangan pembangunan hanya digunakan untuk turun penumpang dari trotoar kedatangan menuju lobi dalam kenyataan justru disalahgunakan oleh beberapa penumpang. Mereka menggunakannya juga untuk naik sehingga trotoar kedatangan yang tadinya hanya berfungsi sebagai tempat bus menurunkan penumpang digunakan juga sebagai tempat menaikkan penumpang. Padahal tempat untuk naik bus telah disediakan terpisah yakni di trotoar keberangkatan yang dapat dicapai melalui tangga naik jalur yang ada di dalam lobi. Perbedaan antara perancang bangunan dengan pengguna bangunan terhadap pemanfaatan sarana yang ada dapat terjadi karena adanya perbedaan persepsi.

Persepsi seseorang terhadap suatu hal dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya oleh nilai yang dianut orang tersebut (Robbins, 1983; Gifford, 1997). Nilai terbentuk sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan dan budayanya. Nilai-nilai yang dianut kemudian membentuk suatu sistem nilai yakni nilai instrumental dan nilai terminal. Menurut Rokeach (1973), nilai instrumental dan nilai terminal digunakan dalam menentukan pilihan terhadap suatu hal yang dianggap oleh seseorang lebih baik dari hal lainnya. Nilai selanjutnya akan mengarahkan orang tersebut mencapai hal yang diinginkannya dengan cara melakukan tingkah laku tertentu. Nilai-nilai yang dianut oleh penumpang bus akan mengarahkan mereka pada penggunaan berbagai fasilitas terminal yang ada sesuai dengan apa yang mereka anggap paling baik bagi dirinya masing-masing, termasuk dalam menggunakan tangga naik jalur.

Gibson (dalam Bell et.al, 1996) rnengemukakan bahwa persepsi individu terhadap suatu obyek terkait dengan setting lingkungan dimana obyek tersebut ditempatkan. Setting lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial diantaranya meliputi tingkat pengenalan individu terhadap orang-orang disekelilingnya, kesesakan, dan kepadatan. Sedangkan lingkungan fisik diantaranya seperti suhu ruangan, pencahayaan ruangan, pewarnaan ruangan, iklim, tata letak perabotan, dan keadaan geografis. Tujuan memahami persepsi individu terhadap obyek dalam setting lingkungan tertentu menurut Barker (dalam Stokols & Altman, 1987; Veitch & Arkkelin, 1995) adalah untuk menciptakan keselarasan antara individu dengan lingkungan dimana individu tersebut berada. Dalam konteks penelitian ini adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan fisik Iobi dan terminal yang sesuai dengan keinginan penumpang sebagai penggunanya.

Subyek penelitian adalah penumpang bus yang berdasarkan jenis pekerjaan, menuntut aktivitas rutin (lima hingga enam hari perminggu). Rutinnya mereka melakukan aktivitas membuat mereka menggunakan tangga naik yang ada di lobi sebagai sarana naik bus dalarn menunjang kelancaran mereka beraktivitas.

Alat pengumpul data penelitian terdiri dari dua bagian, yakni Rokeach Value Survey dimana subyek diminta untuk meranking nilai-nilai berdasarkan keinginannya sendiri dan skala berbentuk semantik diferensial yang memuat tiga faktor yakni aktivitas, potensi dan evaluasi, Skor-skor yang diperoleh kemudian diolah dengan Spearman's rho untuk melihat hubungan antara sistem nilai dengan persepsi melalui bantuan komputer menggunakan program SPSS PC+ versi 9.0.

Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa nilai instrumental tidak mempunyai hubungan yang signifikan pada tingkat 0,05 dengan persepsi ketiga faktor pada skala semantik, sedangan pada nilai terminal menunjukkan hasil yang signifikan hanya pada faktor potensi. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa ranking pertama maupun rangking ke-18 dari nilai instrumental tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan ketiga faktor yang ada dalam skala semantik. Pada nilai terminal, hanya ranking pertama, yakni nilai kebahagiaan yang merniliki hubungan yang signifikan dengan faktor potensi.

Penelitian perlu dilanjutkan kearah melihat hubungan antarbeberapa variabel dengan persepsi penumpang terhdap pemanfaatan tangga naik jalur. Hal ini dikarenakan bahwa secara umum nilai tidak bisa dijadikan satu-satunya variabel independen yang berdiri sendiri dalam mempengaruhi pembentukan persepsi di kalangan populasi penumpang bus. Dengan demikian hubungan antarbeberapa variabel independen dengan beberapa fakor akan lebih bervariasi.

Agar mendapat gambaran lebih konprehensif tentang hubungan antara sistem nilai, yang dianut penumpang dengan persepsi mereka terhadap pemanfaatan tangga naik maka instrumen pengukuran tidak hanya menggunakan Rokeach Value Survey. Hal ini karena nilai-nilai yang dianut suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh kultur dan keadaan demografis. Nilai-nilai yang dimiliki masyarakat Indonesia mempunyai kekhasan dan keunikan sendiri dibanding nilai- nilai yang dianut masyarakat Amerika seperti tercermin dalam alat tersebut.

Pengelola dapat rnelakukan manipulasi terhadap ruang lobi agar tangga naik maupun tangga turun jalur dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu bentuk manipulasi adalah dengan membangun eskalator yang betujuan ?memaksa? penumpang menggunakannya hanya untuk turun atau naik. Penggunaan sarana sebagaimana mestinya akan melancarkan mobilisasi penumpang dan bus yang di terminal tersebut.
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khresna Putera Tama
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan Stasiun MRT Mass Rapid Transport di kawasan blok M akan lebih memudahkan masyarakat Jakarta dan luar kota Jakarta untuk mengunjungi tempat pemberlanjaan Blok M. Selain stasiun MRT yang akan di bangun, di kawasan Blok M juga telah tersedia terminal bus, baik itu bus biasa dan terminal bus way BRT koridor 1 yang berada pada lokasi yang sama. Dengan jumlah penumpang yang keluar di Stasiun MRT blok M sebanyak 26,612 orang perhari, jika tidak di dukung dengan jalur pedestrian yang memadai tentunya mereka akan kesulitan untuk menuju terminal bus yang berada 300 meter dari stasiun MRT Blok M. Dengan keadaan situasi pedestrian yang ada di blok M sekarang, khususnya di jalan Melawai X yang menghubungkan station MRT dan terminal bus. Maka tidak memungkinkan bagi penumpang yang berjalan kaki untuk menuju arah terminal bus dengan nyaman karena disepanjang jalan tersebut jalur pedestrian belum ada atau telah di alih fungsikan sebagai tempat berdagang atau parkir kendaraan. Maka di butuhkan jalur pedestrian yang layak untuk para penumpang tersebut agar lebih mudah mengakses moda transportasi yang lain.
ABSTRACT
Construction of MRT Station Mass Rapid Transport on the Block M region will be facilitated public of Jakarta and outside Jakarta to visit central trade on Block M. In addition to the bus terminal on the Block M region has available, whether it is regular bus and bus way BRT first corridor in the same location. With the number of passengers that came out at the Block M MRT station as much as 26.612 people rsquo s per day, if it is not supported by an adequate pedestrian path they would have difficulty to get to the bus terminal which is located 300 meters from the MRT station Blok M. With pedestrian situations in block M today, particularly at Melawai X street that connects the MRT station and bus terminal. Then it is not possible for passengers to walk towards the bus terminal comfortably, because along the street the pedestrian path does not exist or has been replaced it rsquo s function as a trade or parking areas of vehicles. Then it takes a decent pedestrian path for the passengers to make them easier access to other transportation modes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Kurniawan
Abstrak :
Dewasa ini tidak dipungkiri bahwa media sosial menjadi perantara untuk menghubungkan penggunanya dengan segala bentuk penyampaian informasi yang diberikan. Begitu juga dengan pencarian digital untuk tempat bersua atau yang kerap disebut tempat nongkrong dalam platform TikTok. Pencarian akan tempat ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang tepat, baik untuk menikmati kesendirian ataupun berbincang dengan kerabat yang diinginkan. Pencarian yang dihasilkan menghadirkan berbagai tayangan yang memengaruhi persepsi penggunanya. Semakin lama menggali informasi terhadap tempat tersebut, maka semakin jelas juga bayangan akan tempat yang dituju. Akibatnya, tercipta sebuah karakteristik spasial dari elemen visual yang tanpa disadari mampu untuk memikat audiens berdasarkan apa yang ditangkap dan ditayangkan. ......Social media has undoubtedly evolved into a conduit for connecting consumers with all information sources in the current day and age. The same goes for digital searches for meeting spots or what are often called as hangout on TikTok. The aim of this location search is to find a suitable spot where you may spend a considerable amount of time alone or interacting with preferred relatives. A wide range of impressions are shown in the resulting search, influencing the user's perspective. The more you research the location, the more precise your personal perception of it will be. This leads to the creation of a spatial characteristic in visual elements which, depending on what is caught and presented, can unintentionally attract the audience.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Andre Maulana
Abstrak :

ABSTRAK
Pembangunan kota-kota besar seperti Jakada telah menjadikan Jakarta sebagai Salah sam kota metropolitan yang terbesar di dunia , dengan jumlah penduduk sckitar 8 juta jiwa maka kota Jakarta memiliki lingkat dinamika masyarakat yang tinggi. Sailing dengan tingkat mobilit/as masyatakatnya maka kola Jakarta membutuhkan suatu sistem transportasi terpadu, Salah satu diantaranya adalah pernbangunan Kereta Bawah Tanah ( Subway ).

Pelaksanaan Kontruksi Subway di Jakarta memiliki tingkat kesulitan yang Iinggi, dimana lintasan kereta akan melewati daerah-daerah yang sudah ada fasilitas infraslruktur seperti jalan, bangunan dan jembatan. Juga dikarenakan kondisi gcologis kota .Iakana merupakan tanah Iunak. Pembangunan ini bercslko tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya.

Studi ini dilakukan untuk menganalisa seberapa jauh pcngaruh pcmbangunan konstruksi subway terhadap bangunan dan permukaan tanah, dan juga pengaruh kontruksi bangmman terhadap struktur subway yang telah ada, juga pengaruh lainnya pada masa konslnlksi seperti kedalaman tunnel, ketinggian muka air tanah, kckuatan penyangga (support), level dari pilecaplpondasi bangunan, dll.

Data pcnyelidikan tanah diambil dari salah satu data penyelidikan tanah proyek Chase Plaza H Jl. Jend. Sudirman untuk beberapa parameter simulasi, dan seluruh Iokasi dari Fatmawati sampai Sta. Kota disimulasikan untuk satu kondisi tetap.

Terowongan antar stasiun ini akan dianalisa dalam 2 dimensi regangan bidang (plane strain pada kedalaman 30 s/d 50 meter. Pada kondisi undrained dan menggunakan model kontsitutive tanah Elastis Linier Isotrop dan model Elasto-plastis Mohr-Coulomb sebagai perbandingan.

Program Sage Crisp V3.02 akan diguuakan dalam analisa ini, program yang didasarkan atas analisa elemen hingga ini diharapkan dapat memodelkan pada keadaan yang sebenarnya.
1997
S34653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ajeng Pramesthi
Abstrak :
Skripsi ini menyelidiki dampak penting pencahayaan jalan dalam mengatasi kekerasan berbasis gender dalam pengembangan berorientasi transit (TOD), dengan fokus khusus pada Blok M, Jakarta. Ketidaksetaraan antara gender diperburuk oleh kekerasan berbasis gender di lingkungan transit perkotaan, dan masalah keamanan, terutama di kalangan perempuan, sangat dipengaruhi oleh pencahayaan yang tidak memadai. Penelitian ini mengkaji pendekatan paling efektif dalam desain pencahayaan untuk meningkatkan keamanan dalam Pengembangan Berorientasi Transit (TOD). Penelitian ini mengevaluasi kondisi pencahayaan saat ini dan lingkungan terbangun, serta menilai dampaknya terhadap keamanan perempuan dan insiden kekerasan berbasis gender. Penilaian dilakukan dengan menggunakan pedoman yang berasal dari Pencegahan Kejahatan Melalui Desain Lingkungan (CPTED). Penelitian ini menekankan pentingnya pencahayaan yang direncanakan secara strategis dalam mengurangi ketakutan dan insiden kekerasan berbasis gender, melalui kombinasi studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara semi-terstruktur. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan pencahayaan strategis tidak hanya meningkatkan visibilitas tetapi juga memungkinkan perempuan bergerak dengan lebih leluasa, sehingga menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih aman dan inklusif serta meningkatkan kesetaraan gender di ruang publik. ......This undergraduate thesis investigates the important impact of street lighting in addressing gender-based violence in transit-oriented developments (TOD), specifically focusing on Blok M, Jakarta. Disparities between genders are made worse by gender-based violence in urban transit environment, and safety concerns, especially among women, are greatly affected by inadequate illumination. This research examines the most effective approaches in lighting design to enhance safety in Transit-Oriented Developments (TODs). It evaluates the current lighting conditions and built environments, and assesses their impact on women's safety and incidents of gender-based violence. The assessment is conducted using guidelines derived from Crime Prevention Through Environmental Design (CPTED). The research emphasises the significance of strategically planned lighting in lowering fear and incidents of gender-based violence, through the combination of literature study, field observations, and semi-structured interviews. The findings suggest that the use of strategic lighting not only enhances visibility but also enables women to move with greater mobility, hence creating safer and more inclusive urban environments and improving gender equality in public spaces.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library