Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winarno Hatmojo Wicaksono
Abstrak :
ABSTRAK
Biosorpsi merupakan metode pemisahan logam yang ramah lingkungan dengan adsorben yang berbasis material biologis. Dalam studi ini telah dipelajari optimasi proses biosorpsi pektin dari kulit durian sebagai adsorben untuk pemisahan logam lantanum. Pada peneltian ini, pektin diperoleh dari kulit durian dengan cara ekstraksi padat cair dengan kondisi pH 2 dan suhu dijaga 900C. Karakterisasi pektin dilakukan dengan uji FTIR dan SEM EDX untuk mengatahui kandungan gugus fungsi, bentuk morfologi serta komposisi unsur dari pektin. Analisis kadar lantanum dilakukan dengan menggunakan XRF untuk mengetahui perubahan konsentrasi lantanum setelah proses biosorpsi. Kondisi optimum biosorpsi didapatkan ketika pH larutan bernilai 4, suhu larutan 300C, dosis pektin sebanyak 0,3 gram, dan waktu biosorpsi yang berlangsung selama 120 menit. Model isoterm dianalisis menggunakan persamaan langmuir dan freundlich. Berdasarkan persamaan langmuir, diperoleh daya serap maksimum pektin adalah sebesar 41,15 mg/g dengan efisien biosorpsi sebesar 82,7%. Hasil FTIR mengatakan bahwa pektin kaya dengan kandungan gugus karboksil dan hidroksil yang terlibat pada adsorpsi lantanum. Sementara hasil SEM EDX menginformasikan bahwa kadar La yang teradsorp pada pektin yakni sebesar 15,32 mg. Penelitian ini menunjukan bahwa pektin kulit durian berpotensi untuk diaplikasikan sebagai biosorben yang efisien untuk memisahkan logam lantanum dari suatu larutan.
ABSTRACT
Biosorption is recovery method of lanthanum that is environmentally that using biological materials as adsorben. In this study, biosorption optimization lanthanum by pectin from durian peels has been identification. Pectin was obtained from durian peels by using solid-liquid extraction methode in pH 2 and temperature 900C. Characterization of pection have done by FTIR,SEM and EDX to know functional group, morphologhy and composition elements of pectin, respectively. The concentration of lanthanum was analyzed by XRF to know the concentration change of lanthanum after biorosption. The optimum condition was obtained when the pH solution, pectin dosis, temperature solution, and time to biosorption are is 4, 0,3 gram, 300C, and 120 minutes, respectively. Isotherm model was analyzed using langmuir and freundlich equation. Biososrption reaction of pectin is multilayer with R2 from freundlich model (0,9936) is better than langmuir model (0,9749). According to langmuir model, the maximum uptake for lanthanum by pectin of durian peels is 41,15 mg/g with biosorption efficiency is 82,7%. The FTIR result’s presented that pectin is rich of carboxyl and hidroxyl groups are involved in the biosorption of lanthanum. And from SEM EDX result’s inform that lanthanum concentration is 15,32 mg which adsorp on pectin surface. This study shows tha pectin of durian peels has the potential of application as an efficient biosorbent for the removal of lanthanum from aqueous solutions.a
2015
S59435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Akbar Sani
Abstrak :
ABSTRAK
Biosorpsi adalah metode untuk memisahkan logam lantanida dengan bahan biologis dan dikembangkan sebagai teknologi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan efisien. Karakteristik biosorpsi ion lantanum dan yttrium dari larutan akues dengan kulit durian telah diteliti sebagai fungsi dari pH, konsentrasi lantanum dan yttrium, dosis biosorben, waktu kontak, dan suhu. Kondisi terbaik multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium adalah pH 5, konsentrasi lantanum dan yttrium 250 mg/L, dosis biosorben 0,35 g, waktu kontak 120 menit dan suhu 300C. Multikomponen biosorpsi lantanum dan yttrium mengikuti Langmuir model dengan kapasitas adsorpsi maksimum untuk lantanum dan ytrrium masing-masing adalah 71 mg/g dan 35 mg/g. Konsentrasi, struktur, morfologi, dan komposisi di analisa dengan menggunakan XRF, FTIR, dan SEM/EDX. Efesiensi biosorpsi terbaik untuk lantanum dan yttrium masing-masing adalah 77,4% dan 85,2% pada kondisi konsentrasi 250 mg/L. Penelitian ini menunjukan bahwa kulit durian memiliki potensi sebagai biosorben effisien untuk penyerapan elemen lantanida dari larutan akues.
ABSTRACT
Biosorption is a method to separate lanthanide metal by biological material and developed as an alternative technology that were environmental friendly, cheap, and efficient. The biosorption characteristics of lanthanum and yttrium ions from aqueous solution by durian peel have been investigated as a function of pH, concentration of lanthanum and yttrium, biosorbent dosage, contact time, and temperature. The best condition for multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium were pH 5, concentration of lanthanum and yttrium 250 mg/L, biosorbent dosage 0.35 g, contact time 120 minutes and temperature 300C. Multicomponent biosorption of lanthanum and yttrium follow Langmuir model with maximum adsorption capacity for lanthanum and ytrrium ions were 71 mg/g and 35 mg/g, respectively. Concentration, structure, morphology, and composition analyzed by using XRF, FTIR, and SEM/EDX. The best biosorption efficiency for lanthanum and yttrium respectively were 77.4% and 85.2% at concentration 250 mg/L. This study shows that durian peel has the potential of application as an efficient biosorbent for the removal of lanthanide elements from aqueous solutions.
2015
S59240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ali Lukman
Abstrak :
Biosorpsi adalah proses penyerapan logam berat oleh padatan yang berasal dari bahan alam. Cara ini merupakan metode yang sangat menjanjikan untuk mengolah buangan industri, terutama karena harganya yang murah dan memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi. Oleh karenanya perlu dilakukan pengembangan proses yang dapat mengadsorpsi ion logam berat yang berbiaya murah, dengan memanfaatkan material adsorben yang mudah diperoleh dari tanaman. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan proses penghilangan ion logam kromium melalui proses adsorpsi menggunakan biomaterial yang berasal dari kulit batang tanaman jambu klutuk (Psidium guajava). Hasilnya dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan biomaterial yang digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan ion krom dari dalam larutan air. Eksperimen yang akan dilakukan akan memvariasikan waktu kontak dan pH awal larutan untuk mengetahui kinetika adsorpsi dan pengaruh pH terhadap sifat adsorpsi. Selain itu juga digunakan variasi temperatur untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur dan parameter termodinamika. Eksperimen terakhir adalah memvariasikan konsentrasi awal ion logam krom pada temperatur yang sama untuk mendapatkan parameter adsorpsi isotermis yang dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas dan intensitas adsorpsi. Seluruh eksperimen dilakukan dengan sistem batch pada jumlah biosorben tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, pada temperatur ruang, kulit batang jambu klutuk dapat menyerap lebih dari 99% ion logam krom terlarut pada pH 2. Sistem adsorpsi tidak dapat bekerja pada pH 7 dan 10. Kemampuan adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu klutuk menurun seiring dengan peningkatan temperatur operasi. Dari uji adsorpsi isotermis diketahui bahwa kapasitas adsorpsi ion logam krom oleh kulit batang jambu klutuk adalah 1,17 mmol/g biosorben dan berdasarkan intensitasnya dapat dinyatakan bahwa penggunaan kulit batang jambu klutuk sebagai adsorben menguntungkan. Proses ini diharapkan dapat diaplikasikan pada unit pengolahan air limbah industri seperti pada industri pelapisan krom, automotif, baja dan penyamakan kulit. Logam kromium harus dihilangkan dari air limbah sebelum limbah tersebut dapat dibuang ke air permukaan terutama karena sifatnya yang sangat beracun, nonbiodegradabel, karsinogenik dan beracun untuk kehidupan aquatik. ......Biosorption is a heavy metal removement process by solid which come from nature. This is a promising method for industrial waste water treatment, especially because of the cheap price and have high adsorption capacity. Because of that, development for cheap heavy metal ion adsorption process by using nature base adsorbent are needed. Purpose of this study is to learn about heavy metal removement process by adsorption process using Psidium guajava s epiderm. The result can be used for evaluate biomaterial performance which is use as adsorbent to remove chromium ions from water. In this experiment, contact time and pH of the solution will be variated to learn about adsorption kinetic and effect of pH to adsorption characteristic. Beside that, operation temperature will be variated too to learn about effect of temperature difference and thermodynamic parameter. In the last experiment, initial concentration will be variated at the constant temperature to learn about adsorption isotherm parameters which can be used to evaluate adsorption capacity and intensity. All of the experiment will be done by batch system with certain amount of biosorbent. Based on the experiment results, at room temperature, Psidium guajava s epiderm can adsorp more than 99% of chromium ions that dissolve at pH 2 solution. This system can t work at pH 7 and 10 solution. Performance of chromium ions adsorption by Psidium guajava s epiderm is decreasing through operation temperature increasement. Due to adsorption isoterm experiment, known that chromium ions adsorption capacity by Psidium guajava s epiderm is 1.17 mmol/g biosorbent and based on the intensity, can be pronounced that this biosorbent is favorable for remove chromium ions for water. This process is expected to be applicated in industrial waste water treatment unit such as electroplating, automotive, and steel industry. Chromium ions must be removed from waste water before it can be disposed to the environment exspecially because of its poisonous, non-biodegradable, carsinogenic, and toxic behavior.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yukti Nurani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum pengangkatan lantanida dari limbah tailing bauksit dengan adsorben terbaik yang dibuat. Seperti yang telah diketahui bahwa limbah tailing bauksit merupakan salah satu sumber lantanida. Kulit pisang mempunyai kandungan pektin dan lignoselulosik sebagai sumber karbon, karboksil, dan hidroksil. Kulit pisang dimodifikasi menjadi 3 jenis adsorben terdiri dari adsorben natural yang dibuat dengan perlakuan fisik yaitu grinding and sieving, adsorben pektin dibuat dengan esterifikasi adsorben natural, dan adsorben karbon aktif dibuat dengan aktivasi kimia - panas. Pemilihan adsorben terbaik berdasarkan uji daya serap iodin, dengan hasil bahwa adsorben karbon aktif mempunyai daya serap iodin tertinggi yaitu 572,17 mg/g. Kemudian, adsorben karbon aktif diujikan ke lantanida komersial dengan hasil kesetimbangan pada waktu kontak 2,5 jam, pH 4, dengan dosis adsorben tetap 100 mg. Dilanjutkan dengan adsorpsi lantanida dari limbah tailing bauksit menghasilkan R untuk Y, La, Ce, Nd, dan Sm yaitu 67.60, 71.00, 65.03, 62.93, dan 56.59. ...... The objective of this research was to determine the optimum condition of lanthanides removal from bauxite tailings waste with the best adsorbent made. As known, tailing bauxite waste is one of lanthanide source. Banana peels were modified into 3 types of adsorbent, that were natural adsorbent which is made by physical treatment i.e. grinding and sieving, pectin which was made by natural adsorbent esterification, and activated carbon adsorbent which was made by chemical activation. Selected the best adsorbent was done by iodine number method with the results was activated carbon has the highest iodine absorbance of 572.17 mg g. Then, the activated carbon adsorbent was tested onto a commercial lanthanides, producing optimum results at 2.5 hours contact time, pH 4 with adsorben dose of 100 mg. Followed by adsorption of lanthanides from bauxite tailing waste yield R for Y, La, Ce, Nd, and Sm were respectively 67.60, 71.00, 65.03, 62.93, dan 56.59.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyani Fitria Utami
Abstrak :
Biosorpsi adalah suatu proses yang menggunakan padatan berasal dari bahan alam untuk mengikat logam berat yang terdapat dalam larutan. Metode ini sangat menjanjikan untuk mengolah limbah industri yang mengandung logam berat berbahaya karena biaya materialnya yang murah serta memiliki kapasitas penyerapan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan ion logam krom dari limbah cair buatan melalui proses biosorpsi menggunakan biomaterial yang berasal dari daun jambu biji (Psidium guajava) sebagai biosorben. Percobaan dilakukan pada kondisi batch menggunakan variasi waktu kontak, pH awal larutan, suhu operasi, dan kosentrasi awal ion logam krom dalam larutan. Dosis biosorben yang digunakan adalah 2 gram/liter. Sedangkan, konsentrasi awal ion logam krom dalam larutan adalah 10 mg/liter. Pertama-tama, daun jambu biji sebagai biosorben dipreparasi dengan cara dihaluskan, dicuci, dan dikeringkan. Tahapan berikutnya yaitu pengujian penyerapan, kinetika, serta pengujian kesetimbangan dari proses biosorpsi tersebut. Pada tahapan ini variasi suhu dilakukan untuk melihat kemampuan penyerapan biosorben. Variasi pH dilakukan untuk melakukan uji kesetimbangan, sedangkan variasi waktu kontak dilakukan untuk menguji kinetika penyerapan. Variasi konsentrasi awal ion logam krom dalam larutan dilakukan untuk mendapatkan kurva adsorpsi isotermis. Pengujian ini diketahui hasilnya dari pengukuran konsentrasi krom yang terdapat baik dalam larutan maupun dalam filtrat. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa proses adsorpsi terjadi pada pH 2 dan tidak dapat belangsung pada pH 7 dan 10. Pada pH 2, kondisi kesetimbangan dicapai untuk waktu kontak 90 menit dengan kemampuan penyerapan ion logam krom hingga 99,67%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan kenaikan temperatur maka konstanta kesetimbangan proses akan cenderung berkurang. Uji adsorpsi isotermis menunjukkan kapasitas adsorpsi ion logam krom oleh daun jambu biji (k) adalah 4,2314 mmol/gram biosorben dan intensitasnya (n) adalah 2,155. Nilai intensitas yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan daun jambu biji sebagai adsorben menguntungkan. Berdasarkan hasil percobaan, daun jambu biji berpotensi sebagai biosorben ion logam krom dalam limbah. ......Biosorption is a process using solid biomaterial to remove heavy metal from a solution. This is a potential method to treat industrial waste containing toxic heavy metals because of its low-cost and its high sorption capacity. This biosorption process was studied to observe hexavalent chromium removal from artificial waste solution using biomaterial from guava (Psidium guajava) leaves as biosorbent. Chromium biosorption was studied in batch condition, as function of contact time, solution pH, temperature, and initial concentration of metal ion in solution. The dosage of biosorbent is 2 gram/L. And, initial of chromium ion in solution is 10 mg/L for the experiment of sorption, kinetics, and equilibrium. Before used as biosorbent, guava leaves was being preparated first by crushed, washed, and dried. After preparation, the experiment of sorption, kinetics, and equilibrium was observed. Temperature variation was used to investigate sorption ability of the material. pH solution and contact time variation were used to investigate the equilibrium of the process and sorption kinetics. Adsorption isotherm was investigated from variation of chromium initial concentration in solution. Result of the experiments wre known from measurement of residual chroium concentration in solution and filtrate. Experiment result showed that adsorption process only occured in pH 2 not in pH 7 and 10. And, the experiment was reached equilibrium condition in contact time 90 minutes with amount chromium adsorbed until 99,67%. Experiment result showed that equilibrium constants for Cr(VI) decreased as temperature increases and adsorption decreased with temperature for guava leaves. From adsorption isotherm experiment, guava leaves sorption capacity (Kf) was 4,2314 mmol/gram of biosorbent and the intensity of adsorption process (n) was 2,155. The intensity value showed that guava leaves is very valuable as chromium adsorbent. And then, it can be concluded that guava leaves is potential biosorbent for chromium removal from wastewater.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library