Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Felix Subakti
Abstrak :
Plastik berbasis petroleum telah lama mendominasi industri karena kemudahan produksinya dan sifat fisiknya yang dinilai unggul baik oleh produsen ataupun konsumen. Namun, seiring bertumbuhnya gerakan ramah lingkungan dalam benak masyarakat, kebutuhan akan pastik yang ramah lingkungan juga meningkat. Komposit adalah salah satu metode produksi bioplastik yang banyak digunakan; dengan polivinil alcohol (PVA) menjadi salah satu pemain utama bahan baku bioplastik. Namun, sifat fisik PVA yang cenderung rapuh dan larut dalam air membuatnya sulit diaplikasikan untuk kebutuhan industri. Selulosa dapat ditambahkan sebagai penguat PVA dalam pembuatan bioplastik untuk memperbaiki sifat fisik PVA ataupun memberikan sifat thermal yang lebih diinginkan. Penelitian ini juga akan memanfaatkan asam borat sebagai agen taut silang untuk mengurangi kelarutan air komposit yang terbentuk. Hasil reaksi diperiksa dengan FTIR sementara sifat fisik film diperiksa dengan uji tensil, ketebalan, kelarutan, dan dekomposisi. Dapat disimpulkan bahwa penambahan asam borat akan meningkatkan kegetasan dan sifat tahan air film. Kekuatan tensil film dengan asam borat dapat mencapai angka 770 lbforce/inch2. Sementara ikatan B-O terbentuk antara PVA berperan sebagai kerangka dan selulosa yang menjadi penguat. Gliserol meningkatkan elastisitas film dengan elongasi hingga 630%. Sementara gliserol menambah ikatan hydrogen yang terbentuk antara PVA dan selulosa.
......Petroleum based plastics had long dominated packaging industries as they are easy to manufacture and possesses excellent physical properties. But as the environmentally conscious movement spreads, the necessity of bioplastic to replace petroleum-based plastics grows in tandem. Bioplastics are manufactured widely through the means of composite synthesis. Polyvinyl alcohol (PVA) was one of the main contenders for mass produced bioplastics. But the brittle nature and water solubility of PVA rendered its industrial application unfeasible. Cellulose was added as a reinforcement in order to increase PVAs overall Tensile strength and thermal resilience and a form of plasticizer needed to increase its elasticity. This research argues that addition of boric acid will reduce the water solubility of PVA-MCC and form an ideal plastic film. 6 samples will be casted according to their compositions including one control sample of Neat PVA. A FTIR assessment was run through the samples to observe any newly formed bonds. Physical properties will be assessed and measured through tensile test, elongation test, solubility test and decomposition test. It can be concluded that introduction of boric acid as a cross linking agent could affect a films solubility and plasticity; with tensile strength measurements reaching 770 lbforce/inch2. FTIR scans found B-O bonds forming between the PVA matrices and Cellulose reinforcements. While glycerol could increase a films.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nahdalea Bisansa Putri
Abstrak :
Plastik konvensional merupakan plastik yang terbuat dari senyawa polimer yang sulit untuk terdegradasi. Bioplastik menjadi alternatif bagi plastik konvensional saat ini karena sifatnya yang dapat terdegradasi. Bioplastik umumnya disintesis dari polimer alami, salah satunya adalah polisakarida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis bioplastik dari pati tapioka dan PVA yang diikat silang menggunakan agen pengikat silang glutaraldehida dan selulosa palmitat sebagai filler. Warna dari produk selulosa palmitat yang didapat adalah jingga atau kuning kecoklatan. Bioplastik disintesis dengan lima modifikasi yaitu PVA, PVA/Pati, PVA/Pati diikat silang dengan glutaraldehida, PVA/Pati diikat silang dengan selulosa dan PVA/Pati diikat silang dengan selulosa palmitat. Bioplastik PVA memiliki nilai transparansi yang paling dekat dengan plastik konvensional, namun bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki nilai transparasi yang tidak berbeda jauh dengan plastik konvensional. Selulosa palmitat dan bioplastik dikarakterisasi dengan FTIR. Hasil uji swelling dan kelarutan menunjukkan bahwa bioplastik PVA memiliki DS (Degree of Swelling) dan kelarutan yang paling tinggi, sedangkan bioplastik PVA/pati/glutaraldehid/selulosa palmitat memiliki DS dan kelarutan yang paling rendah. Pada uji kuat tarik, didapatkan hasil bahwa PVA/pati yang diikat silang dengan glutaraldehid dan diperkuat oleh selulosa palmitat memiliki kuat tarik yang paling tinggi.
Conventional plastics are plastics made from polymer compounds that are difficult to degrade. Bioplastics are an alternative to conventional plastics today because they are degradable. Bioplastics are generally synthesized from natural polymers, one of them is polysaccharides. The purpose of this study is to synthesize bioplastics from tapioca starch and PVA which are crosslinked using glutaraldehyde as the crosslinking agent and palmitate cellulose as fillers. The color of the cellulose palmitate product obtained is orange or brownish yellow. Bioplastics were synthesized with five modifications, PVA, PVA/Starch, PVA/Starch crosslinked with glutaraldehyde, PVA/Starch crosslinked and cellulose added and PVA / Starch crosslinked and cellulose palmitate added. PVA bioplastics have the closest transparency values to conventional plastics, but PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics dont have transparency values with much differences from conventional plastics. Cellulose palmitate and bioplastics were characterized by FTIR. Swelling and solubility test results showed that PVA bioplastics had the highest DS (Degree of Swelling) and solubility, whereas PVA/starch/glutaraldehyde/cellulose palmitate bioplastics had the lowest DS and solubility. Tensile strength test results proved that PVA / starch which was crosslinked with glutaraldehyde and reinforced by cellulose palmitate had the highest tensile strength.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library