Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Trihastuti Dewayanti
"ABSTRAK
Selama ini keuntungan menggunakan electronik shopping bagi konsumen adalah dapat
menurunkan biaya searching (pencarian) untuk produk yang diminati dan informasi
informasi lain yang berkaitan dengan produk tersebut. Akan tetapi bagi retailer,
kemudahan ini dirasakan dapat meningkatkan kondisi persaingan yang pada akhímya
dapat mengurangi margin keuntungan bagi para penjual konvensional. Pada saat
kemudahan mencari informasi harga ditonjolkan, ceteris paribus, maka sensitifitas barga
akan meningkat. Akan tetapi jika kemudahan infonnasi kualitas yang diutamakan, bisa
jadi sensitifitas harga akan menurun.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pada kondisi penurunan biaya pencarian
informasi yang bagaimana dapat menurunkan atau meningkatkan sensitifitas harga.
Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan 3 jenis biaya pencarian informasi secara
bebas, yaitu biaya pencarian untuk informasi harga (Price Usability), biaya pencarian
untuk informasi atribut mutu (Quality Usability) dan biaya pencarían untuk
membandingkan dua buah toko cokiat elektronik yang bersaing (Store Comparability).
Partisipan membelanjakan uang mereka untuk membeli produk yang ditawarkan di kedua
toko tersebut yang menjual selain produk cokiat yang sama ada juga yang unik (berbeda
satu sama lain).
Dari hasil penelitian ditemukan hal-hal empiris. Pertama, untuk variabel kemudahan
mencari informasi kualitas memiliki pengaruh terhadap tingkat sensitifitas harga, dengan
kecenderungan di saat Quality Usability rendah maka tingkat sensitifitas harga tinggi dan
sebaliknya ketika Quality Usability tinggi, tingkat sensitifitas harga yang ditunjukkan
rendah. Dengan demikian adanya kemudahan mendapatkan informasi atnbut mutu akan
menurunkan tingkat sensitifitas harga konsumen.
Kedua, tingkat sensitifitas harga partistipan ternyata dipengaruhi oleh interaksi gabungan
variabel Quality Usability dan Store Comparability. Fenomena yang terlihat adalah di
saat Store Comparability rendah, perubahan sensitifitas antara Quality Usability rendah
dan tinggi relatif lebih kecil dibandingkan saat Store Comparability tìnggi. Hal ini
disebabkan disaat partisipan mudah untuk membandingkan toko maka efek perbedaan
ada dan tiadanya informasi atribut mutu yang disediakan semakin terasa.
Untuk harga rata-rata produk yang dibeli tidak dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel Price Usability, Quality Usability dan Store Comparability. Demikian juga
untuk rata-rata kuantitas produk yang dibeli masing-masing blok produk blasa dengan
unik, tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel Store Comparability.
Ketiga, tingkat transparansi ternyata tidak memberikan efek yang signifikan terhadap
tingkat kesukaan Partisipan selama berbelanja on line. Hal ini kemungkinan disebabkan
pengalaman belanja on-line yang minim pacla rata-rata partisipan, sehingga pengalaman
ini merupakan pengalaman yang baru sehingga rata-rata tingkat kesukaan yang dihasilkan
adalah biasa cenderung menyukai, tanpa terpengaruh transparan tidaknya informasi yang
diberikan.
"
2002
T1562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qoriroh Annisa Tartillah Firdausy
"ABSTRACT
Topik yang dibahas dalam penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif ini adalah pengaruh dari fenomena belanja online terhadap budaya konsumerisme di Rusia pada tahun 2013-2017 dan bertujuan untuk mengetahui masyarakat Rusia dalam menyikapi hidup hemat sebagai dampak dari krisis ekonomi pada tahun 2009 dan pengaruh tren belanja online terhadap pola konsumsi masyarakat Rusia di tahun 2013-2017. Permasalahan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori masyarakat konsumsi dari Jean Baudrillard 1998 dan pendekatan teori budaya populer oleh John Storey 2003. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belanja online menjadi gaya hidup masyarakat Rusia sebagai masyarakat dunia yang berusaha untuk mengikuti tren masa kini. Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2009 dan 2015 serta faktor teknologi dengan adanya penetrasi internet berdampak pada berubahnya pola konsumsi dari offline ke online, akan tetapi tidak merubah perilaku konsumtif dari konsumen Rusia. Hal tersebut dibuktikan dengan melonjaknya nilai penjualan ritel online yang sejalan dengan naiknya angka omset penjualan ritel, banyaknya jumlah ritel online dan meningkatnya jumlah konsumen belanja online di Rusia.
ABSTRACT
The topic is discussed in descriptive analyze research on qualitative approachment is the effect of online shopping phenomenon towards Russias consumerism culture in 2013 2017 and aims to identified Russians society in addressing the frugal life seems as the effect of the economic crisis in 2009 and the influenced of online shopping trends on consumption patterns of Russians society in 2013 2017. The problems in the researches were analyzed using the theory of consumer society by Jean Baudrillard 1998 and the popular cultural theory approached by John Storey 2003. The results of the research indicates that online shopping is becoming a lifestyle of Russian society as a world society that strives to follow the present trend. The economic crisis in 2009 and 2015, and technological factors with internet penetration have an impact on changing the consumption pattern from offline to online, but not to change the frugal behavior of Russian consumers. This is evidenced by the surge in the value of online retail sales in line with the rise in retail sales turnover, the number of online retails and the increasing number of online shopping consumers in Russia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Rahmiyani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perceived risk dan intensi repurchase pada konsumen belanja online. Perceived risk diukur dengan Perceived Risk in Online Shopping (Naiyi, 2004). Sementara intensi repurchase diukur dengan Repurchase Intention Questionnaire (Chiu et al., 2008). Responden merupakan 453 mahasiswa yang pernah melakukan perbelanjaan online, dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner online. Hubungan kedua variabel dilihat dengan menggunakan teknik Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived risk dengan intensi repurchase, dengan r = -0.271 (p < 0.01, 2-tailed). Artinya, semakin tinggi perceived risk seseorang, semakin rendah intensi repurchase-nya. Dengan demikian, disarankan bagi bisnis e-commerce untuk meminimalisir perceived risk konsumen, dengan misalnya memberi jaminan penggantian barang.

This study was conducted to find the relationship between perceived risk and repurchase intention in online shopping consumer. Perceived risk was measured using Perceived Risk in Online Shopping (Naiyi, 2008), and repurchase intention was measured using Repurchase Intention Questionnaire (Chiu, et al., 2008). Respondents in this study were 453 college students who shopped online, using online questionnaire. The relationship between both variables was calculated using Pearson Correlation. Based on the result of this study, there is a significant relationship between perceived risk and repurchase intention, with negative correlation, with r = -0.271 (p < 0.01, 2-tailed), which means, the higher perceived risk of someone’s own, the lower his/her intention to repurchase in the same store/vendor. Therefore, it is recommended for e-commerce businesses to minimize consumers’ perceived risk, for example, by product replacement warranty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Siti Nabila Widya Renjani
"[ ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri nilai ekspektasi dan
kenyataan para konsumen online terhadap pengalaman saat belanja online.
Komunitas online telah menghadapi masalah dengan kepercayaan dan keamanan.
Hasilnya menjadikan konsumen tidak percaya untuk belanja online. Alat ukur
mengenai kualitas pelayanan telah digunakan untuk mengukur kesenjangan
antara nilai ekspektasi dan kenyataan para konsumen terhadap pengalaman saat
belanja online. Penelitian berdasarkan model SERVQUAL diuji kepada kelompok
penggemar belanja online di Melbourne untuk memahami aspek-aspek yang turut
berkontribusi terhadap kesenjangan diantara ekspektasi dan kenyataan para
konsumen. Singkat kata, konsumen online mencari keamanan dan jaminan
sebagai prioritas utama ketika mereka telibat dengan belanja online.
ABSTRACT The purpose of this paper is to explore the perceived and actual value of
online consumers towards online shopping experience. The problem the online
community has been dealing with was trust and security. The outcomes of those
actions were distrusts from consumers to shop online. A measurement of quality
service is used to measure the gaps between consumer?s perceived and actual
value towards online shopping experience. A research based on the SERVQUAL
model was conducted to a group of avid online consumers in Melbourne to
understand which aspect contributes the most to the gap of their expectations and
perceptions. In summary, online customers seeks security and assurance as the
top priority when engaging in online shopping experience, The purpose of this paper is to explore the perceived and actual value of
online consumers towards online shopping experience. The problem the online
community has been dealing with was trust and security. The outcomes of those
actions were distrusts from consumers to shop online. A measurement of quality
service is used to measure the gaps between consumer’s perceived and actual
value towards online shopping experience. A research based on the SERVQUAL
model was conducted to a group of avid online consumers in Melbourne to
understand which aspect contributes the most to the gap of their expectations and
perceptions. In summary, online customers seeks security and assurance as the
top priority when engaging in online shopping experience]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Astrid Emia
"ABSTRAK
Pada kehidupan masyarakat modern, penggunaan internet dan online shopping adalah
hal yang tidak asing lagi. Di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta dan
sekitarnya, melakukan kegiatan belanja secara online adalah hal yang lumrah. Dalam
memenuhi kebutuhannya dan waktu luang yang sempit, seringkali masyarakat
menggunakan fasilitas online shopping ini. Salah satu situs yang menjadi tujuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sandangnya adalah Zalora Indonesia
(zalora.co.id). Penelitian ini ingin membuktikan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumen untuk berbelanja lagi di situs online shopping yang sama.
Faktor-faktor yang diuji adalah perceived ease-of-use, perceived usefulness dan trust.
Ketiga faktor ini diuji terhadap faktor enjoyment dan repurchase intention. Penelitian
ini juga ingin melihat apakah faktor enjoyment dapat berperan sebagai mediasi.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah mereka yang pernah berbelanja di
zalora.co.id selama 6 bulan terakhir, berusia diatas 17 tahun dan tinggal di wilayah
Jabodetabek. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik multiple
regression pada software SPSS. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa
perceived ease-of-use, perceived usefulness dan trust memiliki pengaruh positif
terhadap enjoyment dan repurchase intention konsumen serta enjoyment dapat
menjadi faktor mediasi antara hubungan perceived ease-of-use, perceived usefulness,
trust dengan repurchase intention dalam konteks berbelanja di situs Zalora Indonesia.

ABSTRACT
In modern society, the usage of internet and online shopping are very common. In
Indonesia, especially the big cities such as Jakarta and the surrounding areas, the
practice of online shopping is usual. To fulfill their needs and the lack of spare time,
people tend to use online shopping. One of the sites most people visit to fulfill their
fashion and apparel needs is Zalora Indonesia (zalora.co.id). This research wants to
prove what are the factors affecting consumers to shop at the same online shopping
site. Factors being tested in this research are perceived ease-of-use, perceived
usefulness and trust. All three factors were tested to factor enjoyment and factor
repurchase intention. This research also tested if enjoyment could be a mediating
factor. In this research, the samples are those who had shopped at zalora.co.id for
the last 6 months, 17 years old and older and live around Jabodetabek. Data
collected then analyzed with multiple regression technique using SPSS software. The
result showed that perceived ease-of-use, perceived usefulness and trust have positive
affect to consumers? enjoyment and repurchase intention and also enjoyment has
proven to have mediating effect between the relationship of perceived ease-of-use,
perceived usefulness, trust and repurchase intention in the context of shopping at
Zalora Indonesia."
2016
S64285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syihab Ghiyas Ramadhan
"Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak masyarakat menjadikan E-Commerce sebagai gaya hidup mereka. Pertumbuhan E-Commerce, yang selanjutnya disebut dengan belanja online telah mengubah pola perjalanan baik konsumen maupun petugas pengiriman barang dalam segmen terakhir perjalanan barang atau yang selanjutnya disebut last mile delivery. Di Jakarta, pertumbuhan paket pengiriman barang beserta perjalanannya memunculkan isu krusial terkait permasalahan transportasi terkait lingkungan dan kemacetan. Penelitian membahas analisis komparatif dari dampak perubahan perjalanan last mile delivery dari belanja konvensional ke belanja online terhadap lingkungan yang direpresentasikan oleh emisi karbon dioksida CO2 dan biaya eksternalitas akibat emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan yang digunakan untuk perjalanan last mile delivery kedua jenis perbelanjaan tersebut.
Analisis pada penelitian ini berdasarkan survei rekam jejak perjalanan last mile delivery belanja konvensional dan belanja online untuk barang berjenis pakaian. Adapun aktivitas last mile delivery belanja konvensional adalah perjalanan yang dilakukan konsumen dari rumah menuju ke tempat perbelanjaan dan kembali ke rumah sedangkan untuk aktivitas last mile delivery belanja online adalah perjalanan petugas pengirim barang dari depot lokal atau gudang menuju rumah konsumen. Perhitungan emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan mengikuti perdoman Kementrian Lingkungan Hidup.
Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan survei terhadap 222 responden, total jumlah emisi gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja online yaitu perjalanan petugas pengiriman barang ke rumah konsumen adalah sebesar 160,82 kg diantar menggunakan motor dan 126,86 kg diantar menggunakan mobil. Besaran ini adalah 12 dan 9 dari total emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja konvensional yaitu perjalanan dari rumah menuju tempat perbelanjaan yaitu sebesar 1401,43 kg. Perbandingan yang sama pada biaya eksternalitas dari emisi CO2 yang dihasilkan menunjukan aktivitas last mile delivery belanja online lebih memberi manfaat pihak ketiga yaitu masyarakat DKI Jakarta. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk otoritas transportasi kota dalam membuat kebijakan terkait sistem logistik perkotaan guna menciptakan sistem logistik perkotaan yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan.

E-Commerce growth in Indonesia in the last decade has been growing rapidly since people make E Commerce as their lifestyle. The growth of E Commerce, i.e online shopping has changed the travel patterns of both the consumer and the freight forwarder in the last segment of the goods trips i.e last mile delivery. In Jakarta, the growth of the package of goods delivery along with its trips has made crucial issues on environment and traffic. The study is aim to analyze of the impact of last mile delivery travel changes from off line shopping to online shopping on the environment, which is represented by the carbon dioxide emissions and the cost of externalities resulting from carbon dioxide CO2 emissions by the vehicles of the associated trips.
The analysis is based on the travel diary of customers of both off line and on line shopping of fashion comodities as well as travel diary of PDS services. From the travel diary the trip chain of the customers from his her home to the shopping mall or store in round trip as well as the PDS rsquo s trip chain from distribution center to the customers rsquo home can be analysed . Carbon emission produced by each trips will be determined through the application of guidelines published by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry.
The result of this study is based on the survey of 222 respondents is the total amount of carbon dioxide emissions CO2 generated by the last mile delivery activity of on line shopping, namely the delivery of goods to the consumer home, is 160,82 kg delivered using motorcycle and 126,86 kg escorted by car. This amount is 12 and 9 of total carbon dioxide emissions CO2 generated by activity of last mile delivery of off line shopping that is travel from home to shopping place that is equal to 1401,43 kg. The same comparison on the externality costs of emissions CO2 produced shows the last mile delivery activity of online shopping is more beneficial to the third party, the people of DKI Jakarta. This study definitely will benefit to the local transport authority to manage the city logistics as it is believed that the local characteristics of the inhabitants and also the transport and traffic system have strong correlation to the trips they made.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Fazrin Aldini
"Penelitian ini membahas mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap tren belanja online di Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di Rusia untuk melakukan belanja online selama pandemi Covid-19 dengan teori perilaku konsumtif oleh Sumartono (2002). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis oleh Moh.Nazir (2003) dan penelitian kepustakaan oleh Mestika Zed (2008). Hasil penelitian ini adalah pandemi Covid-19 memberikan perubahan terhadap tren belanja online di Rusia. Pandemi Covid-19 tidak menurunkan minat masyarakat Rusia dalam berbelanja online. Masyarakat Rusia cenderung lebih memilih untuk tetap berbelanja online dengan berbagai alasan yang ditawarkan seperti kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi, keamanan dan kenyamanan, serta penawaran diskon.

This research discusses the impact of the Covid-19 pandemic on online shopping trends in Russia. The research aims to determine the factors that influence people in Russia to do online shopping during the Covid-19 pandemic with the theory of consumptive behavior by Sumartono (2002). The research method used is descriptive analysis method by Moh.Nazir (2003) and literature research by Mestika Zed (2008). The result of this research are pandemi provides changes to online shopping trends in Russia. Pandemi Covid-19 does not reduced Russian people's interest in online shopping. Russian people tend to prefer to continue shopping online for various reasons, such as convenience and practicality in transactions, security and convenience, and discount offers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mala Kharomatul Fadillah
"Belanja online banyak menjadi pilihan bagi masyarakat karena memberikan berbagai kemudahan. Salah satu aplikasi yang diminati masyarakat adalah TikTok yang didalamnya juga terdapat fitur berbelanja atau disebut dengan TikTok Shop yang dapat dipromosikan melalui TikTok Shop live dengan berbagai strategi marketing untuk meningkatkan penjualan seperti strategi pemasaran langka (scarcity marketing). Strategi tersebut menjadi merugikan ketika dilakukan dengan gimik karena berkaitan dengan penyampaian informasi yang tidak benar mengenai harga, ketersediaan, maupun diskon produk. Skripsi ini membahas mengenai pelindungan konsumen terhadap gimik scarcity marketing pada TikTok Shop live dengan menganalisis konsep gimik scarcity marketing di Indonesia, tanggung jawab pelaku usaha pada jual beli melalui TikTok Shop live, serta pelindungan hukum terhadap permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah doktrinal dengan metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa gimik scarcity marketing pada TikTok Shop live mengandung ketidaksesuaian informasi yang disampaikan oleh pelaku usaha dengan kondisi sebenarnya. Pemerintah dalam hal ini sudah mengatur secara komprehensif melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Berdasarkan UUPK, hal tersebut bertentangan dengan ketentuan mengenai penyampaian informasi yang benar, jelas, dan jujur. Pihak-pihak yang berperan dalam penggunaan strategi tersebut bertanggung jawab atas kerugian immateriil yang diderita konsumen. Dalam UUPK, kerugian immateriil diakui secara implisit pada Pasal 19 ayat (2) yang didasarkan atas tanggung jawab moral. Adapun konsumen dapat menuntut kerugian immateriil kepada pelaku usaha melalui peradilan dengan merujuk pada ketentuan hukum perdata.

Online shopping is a lot of choices for people because it provides various conveniences. One of the applications that people are interested in is TikTok, which also has a shopping feature or called TikTok Shop, which can be promoted through TikTok Shop live with various marketing strategies to increase sales such as scarcity marketing strategies. This strategy becomes detrimental when done with gimmicks because it relates to the delivery of incorrect information about product prices, availability, and discounts. This study discusses consumer protection against scarcity marketing gimmick on TikTok Shop live by analyzing the concept of scarcity marketing gimmick in Indonesia, the responsibility of business actors in buying and selling through TikTok Shop live, and legal protection against these problems. The research method used is doctrinal with qualitative data analysis methods. The result of this study is that the scarcity marketing gimmick on TikTok Shop live contains a mismatch of information conveyed by business actors with actual conditions. In this case, the government has regulated it comprehensively through Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection. This is contrary to the provisions in the GCPL regarding the delivery of correct, clear and honest information. The parties who play a role in using this strategy are responsible for immaterial losses suffered by consumers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swastika Pranasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap repurchase intention pada konsumen belanja online. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa yang pernah berbelanja online, dengan jumlah 289 partisipan. Perceived ease of use dan repurchase intention diukur dengan menggunakan alat ukur Perceived Ease of Use dan alat ukur Repurchase Intention yang dikonstruksi oleh Chiu, Chang, Cheng, dan Fang (2008).
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa perceived ease of use memiliki pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention. Dengan demikian, penting bagi penjual produk atau jasa secara online untuk mengembangkan situs atau aplikasi belanja online yang dapat dengan mudah digunakan oleh konsumen belanja online.

This research aimed to find the influence of perceived ease of use on repurchase intention among online shopping consumer. Participants of this research were undergraduate students who have online shopping experience, with the amounts of 289 participants. Perceived ease of use and repurchase intention were measured using Perceived Ease of Use and Repurchase Intention measurement items made by Chiu, Chang, Chen, dan Fang (2008).
The main result of this research showed that perceived ease of use has significant impact on repurchase intention among online shopping consumer. Therefore, it is important for online retailers to develop their site or application which can be easily used by online shopping consumer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Meidita
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara E-Service Quality dengan Purchase Intention pada konsumen belanja online. E-Service Quality dalam penelitian ini adalah yang dipersepsikan oleh konsumen belanja online. Partisipan adalah 146 mahasiswa yang memiliki pengalaman belanja online. E-Service Quality diukur menggunakan E-S-Qual oleh Parasuraman, Zeithaml dan Malhotra (2005). Sementara Purchase Intention menggunakan alat ukur Online Purchase Intention oleh Topaloglu (2012).
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara E-Service Quality dengan Purchase Intention. Hasil ini ditunjukkan dengan ( r(146) = 0,384, p < 0,01) yang berarti jika persepsi konsumen E-Service Quality meningkat maka Purchase Intention konsumen akan meningkat pula. Dengan demikian, para perusahaan e-commerce perlu menambahkan dan memperbaiki pelayanan konsumen online yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen ketika berbelanja online baik interaksi dengan situs yang bersangkutan maupun interaksi dengan penjual, misalnya dengan memenuhi pesanan barang konsumen tepat waktu dan sesuai.

This research aimed to examine the relationship between E-Service Quality and purchase intention among Online Shopping Consumer. The E-Service Quality in this research is perceived by the online shopping consumers. Participants of this research were 146 undergraduate students who have online shopping experience. E-Service Quality were measured using E-S-Qual developed by Parasuraman, Zeithaml and Malhotra (2005). Meanwhile, purchase intention were measured using online purchase intention scale developed by Topaloglu (2012).
The main result of this research showed that E-Service Quality have a significant relationship with purchase intention among online shopping consumer. This result were showed by r(146) = 0,384, p < 0,01. This can also be said that if the E-Service Quality perceived by consumers increases, purchase intention will also increase. However, the result showed that the correlation between these two variable is still weak. Therefore, the e-commerce company should improve the quality of the online service in order to fulfill the consumers needs while shopping online. The service that is offered not only emphasizes on the consumers interaction with the website but also the opportunity to interact with the seller. For an example, fulfilling orders in time.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>