Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faris Sayidinarechan Ardhafa
Abstrak :
Seiring berjalannya waktu, tuntutan akan informasi yang relevan dan akurat semakin meningkat secara signifikan. Knowledge graph telah muncul sebagai framework untuk menyimpan dan mengorganisir data, serta menangkap hubungan antara entitas dan konsep. Memahami konsep knowledge wealth dalam knowledge graph sangat penting karena memberikan wawasan tentang kelimpahan informasi dan kedalaman pengetahuan yang dapat diakses dan dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan knowledge wealth dan memprediksi perkembangannya di masa depan. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh langsung dari Wikidata yang mencakup periode tahun 2012 hingga 2022. Statistik deskriptif dan uji kecocokan digunakan untuk menganalisis pertumbuhan knowledge wealth, sementara berbagai teknik pemodelan digunakan untuk memprediksi dan dibandingkan hasilnya. Temuan dari penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang pertumbuhan knowledge wealth dalam knowledge graph dan memberikan wawasan berharga untuk melakukan identifikasi dan karakterisasi pertumbuhan knowledge wealth. ......As time progresses, the demand for relevant and accurate information has significantly increased. Knowledge graphs have emerged as a framework for storing and organizing data, capturing relationships between entities and concepts. Understanding the concept of knowledge wealth within a knowledge graph is crucial as it provides insights into the abundance of information and the depth of accessible knowledge. The objective of this study is to analyze the growth of knowledge wealth and forecast its future development. The study utilizes data directly obtained from Wikidata spanning the years 2012 to 2022. Descriptive statistics and goodness-of-fit tests are used to analyze the growth of knowledge wealth, while various modeling techniques are employed to predict and compare the results. The findings of this research contribute to a better understanding of knowledge growth within knowledge graphs and provide valuable insights for identifying and characterizing the growth of knowledge wealth.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
Abstrak :
Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia sejak medio 1997 telah merontokkan sejumlah perusahaan di Indonesia, endemi kebangkrutan ini telah memberikan kerugian yang besar bagi para stakeholders perusahaan-perusahaan tersebut, mulai dari pemegang saham yang rugi karena nilai saham perusahaannya jatuh bebas, kreditur yang tidak dapat menagih piutangnya, sampai pegawai yang terpaksa di PHK-kan. Kebangkrutan massal tersebut menyadarkan masyarakat tentang pentingnya prediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Karena prediksi ini dilakukan oleh masyarakat umum maka data yang dipergunakan dalam prediksi tersebut haruslah data yang mudah diperoleh, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan setiap tahunnya. Sebenarnya telah ada beberapa pemndelan prediksi kebangkrutan perusahaan yang umum dipakai, namun model-model tersebut dibuat berdasarkan data-data di negara lain dan pada tahun yang berbeda, sehingga sedikit banyak kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia. Penelitian untuk memodelkan prediksi kebangkrutan ini dibatasi pada perusahaan-perusahaan dalam industri barang konsumsi, namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan pada industri lainnya. Sampel yang dipakai adalah dari 40 pemsahaan dalam kurun waktu 1999 sampai 2004, dan menggunakan 22 rasio-rasio keuangan sebagai indikator atas keadaan likuiditas, efisiensi, leverage, dan profitabilitas perusahaan. Penelitan ini menggunakan data tahun 2000 sebagai tahun dasar dan menghasilkan model: Z = 0.948X, +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 +4.599X17 dimana: Xa total liability/ total shareholder's equity X5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equity X6 : total liability/ total asset X15 net sales/ working capital X17 net income/net sales Model diskriminan ini menunjukkan akurasi yang cukup balk jika diuji menggunakan sampel data tahun 2000 sampai 2004, dengan akurasi rata-ratanya berturut-turut adalah 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37%, dan 91.89%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa persamaan dengan data tahun 2000 sebagai tahun dasar merupakan prediksi kebangkrutan yang cukup akurat untuk perssaaan dalam industri barang konsumsi di Indonesia dengan menggunakan data tahun 1999-2004.
Economic and monetary crises which came to Indonesia since mid 1997 have pulled several companies into bankruptcy. This bankruptcy endemic forced those companies' stakeholder to suffer a major loss, shareholders who suffer loss because their stock prices are free-falling, creditors who can't redeem their debt, and last but not least, employees who loss their job because their companies are bankrupt. This massive bankruptcy endemic notices people about the importance of company future predictions. Since everybody should be able to do this prediction, therefore every data which required doing the prediction should be easily found, for example, financial report published on the internet. There are some company bankruptcy models commonly used, but those models are built based on data from different countries and in different year. Therefore those models might not be suitable for Indonesia. This research to model bankruptcy prediction is limited to companies under consumer goods industry, nonetheless it can be built using data from other industries. Samples to be used are from 40 companies from 1999 to 2004, also there are 22 financial ratios as indicator for liquidity, efficiency, leverage, and company profitability. This research uses data from financial year 2000 as base year, and the research results: Z = 0.948X4 +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 + 0.599X17 where: X4 : total liability/ total shareholder's equity X5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equity A 6 : total liability) total asset X15 : net sales/ working capital X17 : net income/ net sales This discriminate model shows a high accuracy when tested using data from year 2000 to 2004, with average accuracy consecutively, 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37% and 91.89%. This research concludes that model with year 2000 as base year is an accurate bankruptcy prediction for companies in consumer goods industry in Indonesia using data from year 1999-2004.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revana Aryani
Abstrak :

Penelitian ini membahas kemampuan model Altman Z-score emerging market score (EMS) untuk memprediksi status forced delisting di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya berdasarkan data forced delisting di Indonesia selama kurun waktu 2004 – 2015, analisis diskriminan dengan menggunakan variabel Altman Z-score EMS dan tambahan variabel rasio arus kas operasi digunakan untuk menilai perbedaan tingkat akurasi prediksi antara kedua pemodelan tersebut. Penelitian ini menggunakan data 52 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Indonesia, 26 di antaranya mengalami forced delisting selama periode pengamatan dan 26 lainnya tidak mengalami forced delisting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model model prediksi Altman Z-score EMS dapat digunakan untuk memprediksi pengenaan status forced delisting di BEI hingga tiga tahun sebelum perusahaan tersebut mengalami forced delisting dengan tingkat akurasi 67-69% per tahun pengamatan. Selain itu, dengan menggunakan data forced delisting di BEI, analisis diskriminan dengan menggunakan variabel Altman Z-score EMS dan rasio arus kas operasi/total kewajiban dapat meningkatkan tingkat akurasi prediksi pengenaan status forced delisting.


This study discusses the ability of Altman Z-score emerging market score (EMS) modelling to predict the status of forced delisting in Indonesia Stock Exchange (ISX). Furthermore, based on forced delisting data in Indonesia during the period of 2004 - 2015, discriminant analysis using Altman Z-score EMS variables and additional variable in form of operating cash flow ratio is used to assess the differences in the prediction performance. This study uses data of 52 non-financial companies listed in Indonesia, 26 of whom undergone forced delisting during the observation period and the other 26 did not experience forced delisting. From this study, it was found that the Altman Z-score EMS model can be used to predict the forced delisting status up to three years before the company undergone forced delisting with accuracy rate of 67-69% per year of observation. In addition, by using the forced delisting data, discriminant analysis using variables Altman Z-score EMS and the ratio of operating cash flow / total liabilities could increase the prediction accuracy rate of imposition of forced delisting status.

2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Adiwibowo
Abstrak :

Fluktuasi harga batubara yang sangat tinggi telah membuat ketidakpastian tentang keberlanjutan bisnis, terutama perusahaan di sektor pertambangan batubara. Dari kondisi tidak stabilnya harga batubara Indonesia dapat memberikan dampak negative kepada perusahaan yang pada akhirnya perusahaan masuk kedalam kondisi kesulitan keuangan bahkan kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014 hingga tahun 2018. Perhitungan dilakukan menggunakan empat model prediksi lalu dibandingkan dengan analisa kredit menggunakan analisa trend. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 15 perusahaan sampel yang berada pada sector pertambangan batubara, empat diantaranya masuk kedalam zona kesulitan keuangan (financial distress).

 


Fluctuations in coal prices are very high has created uncertainty about business sustainability, especially companies in the coal mining sector. From the unstable condition of Indonesian coal prices can have a negative impact on the company, which in the end the company entered into a condition of financial difficulties and even bankruptcy. This study aims to analyze the bankruptcy predictions of coal mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2014 to 2018. Calculations were performed using four prediction models and compared with credit analysis using trend analysis. The results of this study indicate that of the 15 sample companies in the coal mining sector, four of them entered the zone of financial distress.

 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachim
Abstrak :
ABSTRAK
Altman Z-score telah digunakan selama beberapa dekade untuk memprediksi kebangkrutan. Namun Altman Z-score konvensional mungkin tidak menyadari kemungkinan manipulasi laba yang mungkin merubah gambaran dasar akuntansi dan implikasi mereka terhadap model keputusan investor. Pengukuran risiko kebangkrutan secara umum menggunakan rasio keuangan, dalam kenyataannya Altman Z-score telah digunakan sebagai metode dalam memprediksi financial distress dan kebangkrutan. Selama bertahun-tahun Altman Z-score telah digunakan oleh analis dan investor, meskipun fakta bahwa metode tersebut sangat bergantung pada standard akuntansi terutama pengakuan laba dan laba ditahan. Pada penelitian ini kami menyusun ulang Altman Z-score dan membuat penyesuaian terhadap manajemen laba pada negara ASEAN. Kami mengaplikasikan earning management pada Altman Z-score untuk mengukur derajat deviasi dari probabilitas kebangkrutan pada sampel bangkrut di semua perusahaan terbuka di ASEAN. Lebih lanjut, kami menemukan jika adjusted model memiliki kinerja lebih baik dibandingkan model Altman Z-score original. Kami juga menemukan jika manajemen laba memperbaiki prediksi kebangkrutan perusahaan dengan memprediksi rata-rata 8,31% lebih baik dibandingkan unadjusted model pada kebanyakan negara ASEAN.
ABSTRACT
Altman's Z-score has been used for several decades to predict bankruptcy. However, the conventional Z-score may not consider possible earnings manipulations that could change the fundamental accounting figures and their implications for investors' decision models. The measurement of bankruptcy risk mostly using financial ratio, in real world Altman Z-score has been used for tools on predicting financial distress and bankruptcy. For many years Altman Z-score has been used by analyst and investor, despite the fact that Altman Z-score heavily impact by accounting standard especially for earnings and retained earnings. In this paper we reconstruct the Z-score and making adjustments for earnings management in ASEAN Countries. We apply earning management on Altman Z-score to measure the degree of deviation from bankruptcy probability for the bankruptcy sample in all public firms in ASEAN. Furthermore, we find that the adjusted model performs better than the original Altman Z-score, we also find that earning management improve the bankruptcy prediction by predict on average 8.31% more firms correctly than the unadjusted model in most ASEAN countries.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ramadhana Djaja
Abstrak :
Kondisi harga minyak secara global dalam beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut akibat harga minyak mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini tentunya berimbas pada kesehatan keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri migas. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan kemungkinan kebangkrutan perusahaan migas di Indonesia selama periode tahun 2011 – 2017. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan migas yang terdaftar di BEI. Adapun tujuan lainnya adalah untuk melihat apakah fenomena global berupa penurunan harga minyak dunia berpengaruh terhadap kesehatan keuangan migas yang direpresentasikan dengan nilai Z-Score serta untuk melihat indikator apa saja yang dapat mempengaruhi kebangkrutan perusahaan migas. Data penelitian menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari website IDX dan website masing-masing perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan Z-Score mampu memprediksikan lima perusahaan berada pada kategori bangkrut sejak 2014 hingga 2017. Di tahun 2011 hanya dua perusahaan terprediksi bangkrut, tahun 2012 hanya memprediksi satu perusahaan, dan tahun 2013 diprediksi tiga perusahaan mengalami kebangkrutan. Penelitian juga menemukan bahwa penurunan harga minyak mempengaruhi hasil Z-Score untuk perusahaan E&P karena pendapatan perusahaan bergantung pada harga minyak di pasar. Sedangkan pada perusahaan jasa migas, penurunan harga minyak tidak terlalu berpengaruh kecuali pada APEX dan BIPI yang lini bisnisnya merupakan jasa pengeboran.
Global oil price condition for these past few years has been fluctuating and has reached the lowest level. This condition will affect oil and gas companies financial health. This thesis aims to predict the bankruptcy probability of oil and gas companies in Indonesia during period of 2011 – 2017. The observed companies are oil and gas companies that are listed on IDX. Another aim of this thesis is to observe whether the decline in oil price would affect company Z-Score result or not, and to observe which variable that effect the bankruptcy to oil and gas companies. This research uses financial data that obtained from IDX website and company website. The result of the research figures out that Z-Score model could predict at least five companies are in the bankruptcy category since 2014 to 2017. In 2011, only two companies that are predicted will be bankrupt. In 2012, theres only one company will be bankrupt, and in 2013 three companies are predicted to be bankrupt. This research also figures out that the decrease in oil price effects the result of Z-Score for E&P companies as E&P companies revenue relies on oil price in the market. For service companies, the decrease in oil price doesnt give direct impact except for APEX and BIPI which their line business is providing services for drilling explorations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhy Pramudita
Abstrak :

Segmen usaha kecil dan menengah saat ini terus berkembang di Indonesia. Berkontribusi lebih dari seperlima Produk Domestik Bruto Indonesia menjadikan segmen ini sangat berpotensi untuk terus dikembangkan. Perbankan dalam negeri dan asing melihat segmen usaha kecil menengah ini sebagai segmen yang menjanjikan sehingga membuat mayoritas Bank di Indonesia ikut bersaing dalam penyaluran kredit pada segmen ini. Namun, ditengah prospek yang menjanjikan, segmen ini juga memiliki tantangan tersendiri dimana rasio non-performing loan secara Nasional pada segmen ini melebihi rasio  non-performing loan seluruh kredit yang disalurkan. Penelitian ini bertujuan untuk meniliti reliabilitas metode Altman Z-Score serta Ohlson O-Score sebagai alat prediksi kebangkrutan pada perusahaan segmen Small Medium Enterprise di Indonesia serta reliabilitas laporan keuangan perusahaan di segmen Small Medium Enterprise dalam mencerminkan kondisi riil perusahaan sebagai data masukan untuk analisa prediksi kebangkrutan perusahaan. Data penelitian menggunakan data laporan keuangan dari perusahaan yang menjadi debitur segmen Small Medium Enterprise di Bank Mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil perhitungan Z-Score mampu memprediksi kebangkrutan dengan akurasi  51,8%, 37,4%, 36,3%, dan 11,4% untuk satu, dua, tiga dan empat tahun sebelum kebangkrutan sedangkan Ohlosn O-Score memberikan hasil akurasi yang lebih baik yaitu 73,6%, 43,2%, dan 58,5% untuk satu, dua dan tiga tahun sebelum kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut dan wawancara kepada pihak internal Bank dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan segmen Small Medium Enterprise secara umum belum cukup reliable untuk mencerminkan kondisi perusahaan secara riil.


Nowadays, small and medium enterprises continue to grow in Indonesia, contributing more than one fifth of Indonesia's Gross Domestic Product, making this segment very potential to continue to be developed. Domestic and foreign banks see this small and medium business segment as a promising segment, making the majority of banks in Indonesia compete in lending to this segment. However, amid a promising prospect, this segment also has its own challenges, where the national’s ratio of non-performing loans in this segment exceeds the ratio of non-performing loans of all loans disbursed. This study aims to assess the reliability of the Altman Z-Score and Ohlson O-Score methods as bankruptcy predictors in Small Medium Enterprise segment in Indonesia and the reliability of the company's financial statements in the Small Medium Enterprise segment in reflecting the company's real conditions as input data to analyze the possibility of the company going bankrupt. This research uses financial report data from companies that are debtors in the Small Medium Enterprise segment at Bank Mandiri. The results showed that the Z-Score calculation was able to predict bankruptcy with an accuracy of 51.8%, 37.4%, 36.3%, and 11.4% for one, two, three and four years before bankruptcy while Ohlson O-Score giving better accuracy results of 73.6%, 43.2%, and 58.5% for one, two and three years before bankruptcy. Based on these results and interviews with internal parties of the Bank it can be concluded that financial statements for Small Medium Enterprise segment companies in general have not been reliable enough to reflect the company's condition in real.

2019
T54630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menguji apakah model Merton dapat memprediksi dengan tepat kemungkinan kebangkrutan perusahaan tercatat di Indonesia. Penulis menguji model Na ? ve Merton atas seluruh perusahaan tercatat di Indonesia per31 Desember 2016 dengan membandingkan pengujian antara perusahaan dengan rekam jejak sehat indeks LQ-45 dan Bisnis-27 dan perusahaan dengan isu going concern, perbandingan antara kondisi pasar normal dan krisis, perbandingan antar industri, dan perbandingan tingkat floating saham. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa model Na ? ve Merton dapat membedakan antar kelompok yang diuji dengan perusahaan yang memiliki isu going concern dan pengujian pada kondisi pasar krisis memiliki tingkat potensi kebangkrutan perusahaan yang lebih tinggi. Namun nilai potensi kebangkrutan yang dihasilkan oleh model Na ? ve Merton dalam pengujian di Indonesia memiliki rata-rata yang relatif terlalu rendah sehingga belum tentu dapat merepresentasikan tingkat potensi kebangkrutan perusahaan tercatat tersebut.
ABSTRACT
This thesis tests whether the Merton model can precisely predict the probability of default for listed companies in Indonesia as of December 31, 2016. The writer tests model rsquo s performance by comparing the result based on listed companies rsquo health companies in well performing indexes compared to companies with going concern issues , stock market period normal condition compared to crisis , business sectors, and floating shares. The result of the tests is the model to some extent could define each comparison during the test in which companies with going concern issues tends to have higher probability of default compared to well performing companies and all companies during stock market crisis tends to have higher probability of default compared to normal condition. However, the overall result of the model tends to be undervalued with low probability of default, even for companies with going concern issues, therefore couldn rsquo t correctly represent listed companies rsquo probability of default in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Rahmadi
Abstrak :
Penelitian ini membahas potensi perusahaan mengalami financial distress dengan menggunakan model Altman Z-score di perusahaan di industri kelapa sawit pada keadaan harga komoditas dan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar mengalami pelemahan. Dalam penelitian ini perusahaan kelapa sawit dibandingkan kinerja keuangannya (dalam hal potensi mengalami financial distress) antara perusahaan yang memiliki bisnis pada industri hilir dan yang tidak memiliki bisnis di industri hilir. Penelitian ini menggunakan data 10 perusahaan kelapa sawit yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2011 yang mana 4 diantaranya melakukan diversifikasi pada industri hilir. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama turunnya harga komoditas dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap US Dolar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap potensi terjadinya financial distress. Selain itu perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi pada unit bisnis industri hilir memiliki potensi kebangkrutan lebih banyak dengan kejadian sebanyak 11x dalam 6 tahun terakhir atau setara dengan 30.6% dari data yang ada. Sedangkan pada perusahaan yang memiliki diversifikasi pada industri hilir hanya mengalami sebanyak 1x atau sebesar 4.2%. ......This study discusses the potential for Palm Oil Companies experiencing financial distress by using a model of the Altman Z-score in the condition of weakening commodity prices and the Rupiah exchange rate against the US dollar weakened. This study compares financial performances of Palm Oil Companies with diversified business in downstresam industry and those without diversified business. The results indicate that simultaneously falling commodity prices and the falling value of the rupiah against the US dollar had a significant influence on the potential financial distress. In addition, the company that not conducting a diversification on the downstream industry business unit has a potential bankruptcy more to the events as much as 11x in the past 6 years, equivalent to 30.6% of the existing data. While the company has diversified in the downstream industry only experienced as 1x or by 4.2%
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library