Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Untari
Abstrak :
Dampak dari terjadinya krisis moneter sejak 1998 bagi BRI antara lain adalah penurunan jumlah kantor cabang yang melayani transaksi trade finance dan penurunan jumlah nasabah BRI yang melaksanakan transaksi trade finance. Hal tersebut menimbulkan rendahnya angka realisasi transaksi trade finance di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rendahnya angka realisasi tersebut menyebabkan rendahnya peran BRI dalam melayani transaksi devisa, yaitu ekspor lcurang dari 1% dan impor kurang dari 2% dibandingkan dengan total transaksi ekspor dan impor nasional Indonesia. Sebagai upaya untuk meningkatkan peran BRI dalam pelayanan transaksi ekspor dan impor tersebut diperlukan upaya berupa pengenalan produk yang berkaitan dengan bisnis trade finance. Karenanya studi ini bertujuan untuk memberi masukan mengenai pengembangan bisnis refinancing yang telah mulai dilakukan pads tahun 2003 berdasarkan pads hubungannya dengan penarikan atau pengggunaan kredit di BRI sehubungan dengan tingginya suku bungs pinjaman valuta asing. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengamati dan mengolah data primer per bulan pada periode 2003 - 2005 dengan melakukan regresi. Untuk memastikan kestasioneran data dilakukan uji stasioner dengan program Eviews. Selain data primer, dalam penulisan karya akhir ini juga digunakan studi literatur dan wawancara. Studi literatur dengan mempelajari berbagai macam sumber informasi yang tersedia, teori, data, dan informasi transaksi, sedangkan wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang dapat menjadi nara sumber bagi penyusunan studi ini. Dari data bungs pinjaman valas dan refinancing dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga valas BRI selalu lebih tinggi dari pads tingkat bunga refinancing. Dampak dari tingginya suku bunga pinjaman tersebut bagi BRI adalah mengalami kesulitan dalam menyalurkan fasilitas pinjaman, khususnya fasilitas pinjaman bagi nasabah korporasi. Data menunjukkan bahwa realisasi kredit korporasi BRI hanya mencapai 13.37% dari rencana portofolio 20% pads tahun 2005 . Dan portofolio 13.37% tersebut tingkat penggunaan kredit hanya mencapai rata-rata kurang dari 70%. Hal ini menunjukkan bahwa BRI hares mencari solusi untuk mengoptimalkan penggunaan kredit sehingga memperoleh pendapatan yang maksimal, dan pendapatan bunga maupun dad fee yang diperoleh dari bisnis lain di luar kredit. Sampai scat ini fasilitas refinancing L/C impor hanya diberikan oleh BRI secara terbatas kepada nasabah yang memiliki fasilitas KMKI. Dengan sosialisasi yang masih terbatas menyebabkan perkembangan nasabah pengguna fasilitas refinancing belum optimal. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah sosialisasi kepada pihak internal BRI untuk meningkatkan penguasaan transaksi trade finance dan turunannya maupun kepada nasabah secara intensif agar lebih dikenal. Dari basil regresi dapat disimpulkan bahwa baki debet pinjaman pads nasabah pengguna fasilitas refinancing LIC impor memiliki hubungan dengan variabel-variabel babas berupa nilai bald debet bulan sebelumnya, suku bunga refinancing dan suku bunga pinjaman valas. Dengan fasilitas refinancing tersebut BRI memperoleh pendapatan ganda, yaitu berupa pendapatan bunga dari penggunaan fasilitas KMKI dan pendapatan dari selisih antara bunga refinancing (SIBOR + 4%) yang dibebankan kepada nasabah dengan biaya dana dari funding bank (SIBOR +1.25%). Fasilitas refinancing merupakan ditujukan untuk membantu nasabah agar memperoleh dana murah untuk membiayai transaksi trade finance-nya. Dibandingkan dengan suku bunga pinjaman vales yang berkisar antara 7.5% hingga 10% maka nasabah dapat memperoleh selisih bunga sebesar minimal 1%. Dengan nilai lebih tersebut dapat dikatakan bahwa refinancing trade finance dapat dijadikan insentrf untuk peningkatan transaksi trade finance BRI sekaligus untuk meningkatkan penggunaan kreditnya di BRI. Dan selisih suku bunga antara beban kepada funding bank dan bunga yang dibebankan kepada nasabah Berta peningkatan penggunaan bald debet pinjaman valuta asingnya maka BRI akan memperoleh pendapatan ganda.
Impacts of monetary crisis in 1998 to BRI are decreasing both sum of office branch that serve trade finance transaction and customer of trade finance. Both problems make realization for trade finance transaction has been at a low level. Compared to trade finance transaction in Indonesia national level, BR! share was small. Data showed export transaction less than 1 % and import transaction less than 2%. As an effort for improving BRI share in servicing an export and import transaction, company needs an enhancement suppose product introduction related to trade finance business. That why this study has a target to give an input about developing refinancing business, based on the relation with withdrawal or utilization of loan in BM when domestic loan rate in foreign currency was high. The developing program has been doing since 2003. Research method has been done is by exploring and using primary data per month in three years period from 2003 until 2005 with regression analysis. For establishing stationary of data the writer used stationer test with E-Views program. Except primary data, this writing also used literature study and interview. Literature study has done by learning any source of information, theory, data and information of transaction. Interview has done by interviewing management of company related to trade finance business. From data of domestic loan's rate in foreign currency and refinancing rate can be seen that rate of domestic loan's rate in foreign currency in BRI always higher than refinancing rate from overseas. Impact of the height in domestic loan?s rate in foreign currency for BRI is problem in realizing loan facility, especially loan facility for corporate customers. Data showed that realization in corporate loan BR! only reach 13.37% from 20% has planned in 2005. From that 13.37% portfolio, utilization of loans less than 70%. That was showed that BRI has to find out a solution to optimize loan utilization so that gain maximum income, from the interest income and business's fee from non-loan business. Until now refinancing facility for LJC import only given by BR1 limited to customer using KMKI facility. With limited socialization, the growth of customer using refinancing facility did not optimum yet. Because of the above problem. socialization program for improving skill of trade finance transactions -and the derivative's transactions are something important for company. The target of the socialization program are both internal company such as for front liner employee, back office employee: operation manager, lending officer, , account officer , branch manager, and for external customer. The program has to be done intensively so that the customer knew well about refinancing facility. From regression result can be concluded that loan utilization on customer using refinancing facility for L'C import has relation with dependent variable such as amount of loan utilization t-1 period, rate of refinancing and rate of domestic loan in foreign currency. With refinancing facility, BRI possible to get double income, such as interest rate from KMKI facility and from spread between refinancing rate (SIBDR + 4%) as customer charged and cost of fund to funding bank (SIBOR +1.25%). Refinancing is a facility to facilitate the customer for finding out low cost of fund so the customer able to finance it trade finance transaction. Compared to domestic loan rate in US Currency with range between 7.5% to 10% p.a., by refinancing customer enjoy spread about 1%. With the spread can be explained that refinancing trade finance can he an incentive to increase both trade finance transaction and loan utilization in BM. From both the spread between charge from funding hank and charge to customer, and improvement in utilization of domestic loan in foreign currency, MU will get a double income.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fatma Hasiah
Abstrak :
ABSTRAK
Hak Tanggungan adalah salah satu hak jaminan hutang yang bersifat kebendaan yang dibebankan pada hak atas tanah dan lahir dari perjanjian tertentu (kontraktual) yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Keberadaan Hak Tanggungan selalu diperjanjikan sebagai perjanjian ikutan (accessoir) yang harus didahului oleh perjanjian pokoknya berupa perjanjian kredit. Tanpa perjanjian kredit tidak akan ada Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) dan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT). Salah satu sebab hapusnya Hak Tanggungan adalah apabila terjadi perubahan status hak atas tanah yang berakibat hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan oleh karena diajukannya perpanjangan dan/atau permohonan peningkatan hak dari Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik. Pada kedua peristiwa hukum ini, perlindungan hukum terhadap hak kreditor dipertanyakan, apakah telah diatur dalam ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia saat ini dan upayaupaya hukum lain apa yang dilakukan Bank selaku pemegang Hak Tanggungan serta alternatif penyelesaian yuridis yang bisa dilakukan pada peristiwa hukum tersebut. Hasil dari kajian teoritis dan peraturan yang ada yang kesemuanya merupakan bahan hukum sekunder dengan analisa metode kualitatif, dapat disimpulkan bahwa kreditor pemegang Hak Tanggungan terlebih dahulu meminta pemegang hak atas tanah menandatangani SKMHT yang berlaku selama proses Hak Milik belum diperoleh yang berarti tidak ada hak prioritas atas jaminan.
2007
T38053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justify
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang kreditur yang akan melakukan eksekusi melalui pelelangan umum dengan perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Madiun. Akan tetapi pihak Semeru Hari Prastowo cs selaku debitur melakukan gugatan perlawanan di Pengadilan Negeri Ponorogo dan diputus oleh Hakim Ketua Pengadilan Ponorogo menolak gugatan pelawan. Dari hal tersebut, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang proses perjanjian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Ponorogo, dan hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisa mengenai pelaksanaan eksekusi melalui pelelangan umum dengan perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Madiun menurut ketentuan peraturan perundangundangan. Hasil penelitian menyarankan bahwa hendaknya PT. BRI Cabang Ponorogo dalam memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat lebih selektif dalam melakukan analisis seperti memperhatikan karakter nasabah, jenis usaha nasabah dan lain sebagainya guna menghindari adanya kredit macet. ...... This thesis discusses the creditors who will perform the execution by public auction by the State Property Office intermediaries and Auction Madiun. However, the Semeru Hari Prastowo cs resistance as the debtor sued in the District Court decided by Ponorogo and Ponorogo Court Chief Judge rejects lawsuit fighting. From this, the authors wanted to examine more deeply about the process of credit agreement with the Mortgage guarantee. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Branch Ponorogo, and any obstacles that arise in the execution of Mortgage. The study was a descriptive analytical study that describes and analyzes the execution through a public tender with intermediaries State Property Office and Auction Madiun under the terms of legislation. The results of the research suggest that the should PT. BRI Branch Ponorogo in giving credit or loans to the public more selective in their analysis as to the character of customers, types of businesses and other customers in order to avoid bad credit.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S57431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library