Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Peransius
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam dunîa perbankan, persaingan bisnis antar bank sangat dipengaruhi bagaimana kemampuan bank dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Asset bank merupakan sumber pendapatan bunga bagi bank sedangkan kewajiban memberikan beban/biaya bunga bagi bank. Asset dan kewajiban bank dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga pasar sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Ketika suku bunga pasar meningkat maka asset-asset yang jatuh tempo akan mengalami kerugian sedangkan kewajiban bank yang jatuh tempo akan mengalami keuntungan demikian sebaliknya jika suku bunga pasar mengalami penurunan. Karena sebagian besar dari asset dan kewajiban bank mark to market maka bank perlu melakukan asset liability management (ALMA). ALMA pada bank bertugas untuk meningkatkan profitability perbankan dan manajemen risiko. Dalam manajemen nsiko dilakukan beberapa tahap dimana salah satu tahapnya adalah pengukuran risiko. Salah satu tools pengukuran risiko adalah dengan penentuan VAR. VAR merupakan estimasi kerugian di masa yang akan datang berdasarkan volatilitas faktor pasar pada masa Iampau (data historis) dengan derajat kepercayaan dan holding period tertentu.

Pada penelitian ini dilakukan penentuan VAR sebagai akibat tereksposurenya asset dan kewajiban Bank Mega terhadap suku bunga pasar dengan menggunakan metode varian kovarian dengan estimator volatilitas standar deviasi Equally Weighted dan Exponential Weighting Moving Average (EWMA). Penentuan VAR berdasarkan posisi asset dan kewajiban bank pada tanggal 31 Desember 2001. Dalam penentuan VAR ini. asset dan kewajiban bank dikelomkan kedalam beberapa vertex herdasarkan jangka waktu jatuh temponya. Future cashflow dan masing-masing vertex ini yang tereksposure terhadap suku bunga pasar (data historis) yang kemudian diukur volatilitasnya menggunakan estimator volatilitas standar deviasi, EW dan EWMA.

Untuk menentukan metode estimator yang memberikan validitas yang tinggi maka dibentuk beberapa model dengan menghitung VAR secara harian, dimana periode observasi penentuan VAR adalah antara 2 Januari 2001 hingga 31 Desember 2001. VAR yang diperoleh secara harian dibandingan dengan aktual profit dan loss yang terjadi.

Model terbaik yang digunakan untuk estiniasi VAR 31 Desember 2001 dan berbagai alternatif variasi yang dilakukan adalah model estimator EWMA 520,5 untuk 0,94 dengan derajat kepercayaan 99 % karena model inilah yang masuk dalam daerah batasan dan dengan periode updating 5 han memberikan kemampuan yang lebih besar dalam mengantisipasi kerugian sebagai akibat fluktuasï suku bunga pasar yang terbaru. Pemilihan derajat kepercayaan 99 % disebabkan karena bank menerapkan prudential banking dalam melakukan strateginya. Estimasi VAR 31 Desember 2001 yang diperoleh sebesar Rp. (23.163.223.809). Nilai ini berarti bahwa pada kondisi market yang normal, estimasi kerugian maksimum yang akan dialami bank pada satu hari yang akan datang adalah sebesar Rp 23.163.223.809 dengan derajat kepercayaan 99 %.

Modal yang diperlukan oleh bank untuk mengantisipasi kerugian yang dihasilkan dan estimasi VAR dengan model EWMA 520,5, ) = 0,94, untuk holding period 1 hari adalah 3,65 % dan Networthnya. Sebagai akibat eksposure suku bunga pasar terhadap asset dan kewajiban Bank Mega, maka CAR bank setelah memperhitungkan market risk rnenjadi 8,42 %.

Perbedaan holding period yang digunakan mempengaruhi jumlah modal yang harus disediakan. Untuk VAR dengan holding period 1 hari, jumlah modal yang harus disediakan lebih kecil dibandingkan dengan holding period 5, 10, dan 20 hari.
2002
T2121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Monawati
Abstrak :
Kajian terhadap Iklan Layauan Masyarakat (ILM) berbentuk Shalawat dari Bank Mega menarik perhatian atas sejumlah alasan yaitu kreativitas penggumaan pesan sosial yang bemuansa agama pada konteks krisis ekonomi yang melanda Indonesia; maraknya penggunaan isi dan atribut Islami pada berbagai produk media ikutan lainnya; serta upaya baru lmtuk memperkenalkan suatu lembaga komersial dengan iklan-iklan yang berisi pesan-pesan sosial. Penelitian difokuskan untuk mengetahui proses perancaugan ILM Shalawat bank Mega serta strategi medianya ; mengetahui teknik eksekusi periklanan yang dipakai dalam ILM Shalawat bank Mega; mengetahui dampak penayangan ILM Shalawat Bank Mega terhadap khalayaknya. Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan berusaha rnenjawab dua pertanyaan utama dalam evaluasi yaitu: apakah kampanye yang sudah dilakukan rnenghasilkan perubahan yang diusahakan dan apakah ada faktor lain yang menyebabkan perubahan tersebut. Evaluasi yang dilakukan tldak dalam tataran ideal, tapi lebih berbentuk semacam audit komunikasi- Evaluasi dilakukan terhadap dua sumber data, yaitu data pertama berasal dari khalayak yang rnenonton tayangan ILM Shalawat Bank Mega, yaitu 50 mahasiswa Progran Sarjana Ekstensi FISIP-UI Junusan Ilmu Kornunikasi, sedangkan data kedua mengenai stratei kreatif, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak HOTLINE Advertising, agensi periklanan yang membuat ILM Shalawat untuk Bank Mega. Penelitian rnenunjukkan ILM Shalawat Bank Mega cenderung menjadi Corporate Advertising yang dibuat dengan standar pembuatan serta penempatan media seperti iklan komersial biasa. Dengan dernikian, ILM Bank Mega mendapat daya terpa yang tinggi kepada khalayak. Namun, seperti banyak ILM lainnya, ILM Bank Mega masih merupakan karnpanye yang terpisah-pisall, bukan merupakan bagian dari kampanye komunikasi pemasaran yang terpadu. ILM Bank Mega berhasil menggugah khalayak trhadap pesan sosial yang disampaikannya, namun tidak berhasil baik untnk menanamkan citra lembaga Bank Mega, yang justru hams diperkenalkannya. Akibamya, terdapat hubungan yang rendah antara daya terpa dengan tindakan khalayak untuk mcnjadi nasabah Bank Mega.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Chandra
Abstrak :
ABSTRACT
Makin tajamnya persaingan antra bank dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), dan antar bank satu sama lain dewasa ini menuntut kemampuan para manajer masing-masing bank bertindak secara profesional dan rasional agar pertumbuhan dan pangsa pasar yang telah dimiliki sekurang?kurangnya. dapat dipertaharkan, dan jika mungkin ditingkatkan.

Dengan dikluarkannya paket deregulasi Oktober 1988 (PAKTO 1988) persaingan menjadi lebih taiam karena masing?masing bank berupaya mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai akibat munculnya bank-bank baru dan bank campuran. Dalam karya akhir ini, kami mencoba untuk menganalisa perkembangan industri perbankan dalam kaitannya dengan PAKDES 1987 dan PAKTO 1938, ditinjau dari beberapa aspek yaitu, lingkungan makro, daya saing dalam industri, kondis pasar, keadaan keuangan dan potensi manajemefl puncak dari bank yang go-pubic.

Lingkungan makro yang meliputi faktor ekonomi, teknologi dan politik dan peraturan pemerintah merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan implementasi strategi manajemen dan pencapaian tujuan perusahaan.

Aspek lingkLangan makro yang berpengaruh terhadap industri perbankan adalah deregulasi Oktober 1988, karena memberi peluag bagi bank yang telah ada untuk membuka cabang dan cabang pembantu, serta dipermudahnya pemberian pemberian izin pembukaan bank baru dan bank campuran. Kesempatan tersebut merupakan momentum yang terbaik bagi kelompok persahaan besar (akhir?akhir ini disebut konglomerat) untuk berlomba membuka bank-bank baru dan atau bank campuran.

Daya saing dalam industri perbankan tidak lepas dari dampak PAKDES 1987, dimana ancaman pendatang baru berupa pembukaan bank baru dan bank campuran oleh perusahaan konglomerat, disamping ancaman dari luar industri perbankan berupa produk substitusi dan LKBB dan pasar modal.

Kekuatan negosiasi pembeli jasa dapat dilihat dari aspek kemampuan bank dalam memberikan kredit terutama tingginya tinçgkat suku bunga pinjaman bank bila dibanding sumber lain sehingga pembeli jasa berusaha mencari alternatif pembiayaan substitusi melalui pasar modal yang sekarang ini sangat gencar digalakkan oleh BAPEPAM, disamping sumber pembiayaan lain dari LKBB.

Kekuatan negosiasi pemilik dana dapat dilihat dari aspek kemampuan industri perbankan untuk menghimpun dana dan masyarakat, antara lain melalui tabungan tahapan, tabungan kesra, tabungan deposito, giro dan lain sebagainya. Karena meninkatnya jumlah bank, persaingan dalam memperebutkan dan. masyarakat yana terbata soemakin han semakin tajam.

Walaupun telah lahjr bank-bank baru dan bank campuran sebagai akibat dari PAKTO 1988, industri perbankan secara keseluruhan tetap cerah karena pertumbuhan ekonomi nasional yang baik pada tahun 1989 sebesar 6,4 % (Sumber laporan Bank Dunia).

Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan manjemennya, apakah dapat bertindak secara profesional, fleksibel dan cepat dalam pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan lingkungan usaha yang semakin cepat. Dengan kata lain. potensi manajemen terutama manajemen puncak yang menentukan tujuan dan strategi sangat menentukan keberhasilan perusahaan, dimana ini juga berlaku pada industri perbankan.

Sebagai alah satu alterratif sumber pembiayaan, beberapa bank telah melakukan penawaran saham kepada publik melalui pasar modal guna mendapatkan dana murah dan jumlah relatif besar. Dalam kaitan ini, kami memilih pokak bahasan ?penentuan harga saham perdana pada BII dan Bank Niaga? dengan mengacu pada proyeksi laporara keuangari dan prospektus bank-bank tersebut, wawancara dengan pejabat-pejabat bank yang berwenang serta publikasi dari Bank Indonesia dan BAPEPAM, dan teori yang berkaitan.

Dalam perentuan harga saham perdana terdapat beberapa pendekatan yaitu pendekatan arus deviden, pendekatan earning, pendekatan nilai aktiva bersih, pendekatan arus kas, pendekatan dengan analisa teknis, serta aspek penawaran untuk mendapat izin go-public, bank harus tergolong sehat sesuai dngan kriteria Bank Indonesia, sehingga setelah bank tersebut. Go-public, pemodal diharapkan dapat memperoleh hasil yang memadai dan pembelian saham bank yang bersangkutan.

Penentua Price Earning Ratio (P/E ratio) dalam praktek adalah berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan underwriter, dan ratio dari perusahaan sejenis, tetapi keputusan akhir harga saham perdana dipengaruhi juga oleh animo dan daya beli investor, serta jumlah saham yang ditawarkan paca saat penawaran umum. Penentuan harga saham perdana dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan harga kurs saham dìpasar Sekunder tidak iatuh dibawah harga Perdana walaupun tidak ada Jaminan bahwa harga kurs tidak akan turun karena terdapat gejala IHS baik di BEJ maupun BES terjadi penurunan dan kemunduran volume transaksi perdagangan saham di pasar sekunder sekitar Oktober 1909 sampai dengan Januari 1990. Hal tersebut dìsebabkan karena masyarakat pemodal sudah kritis dan tidak bersifat latah dalam membeli saham, investor asing lebih selektif dalam melakukan pembelian saham di Pasar Modal Indonesia. Berdasarkan penelitian dan anaisa ini, kami menarik kesimpulan bahwaa penentuan harga saham perdana atas kedua bank tersebut, menggunakan pendekatan earning, dan nenilai harga saham perdana kedua bank tersebut terlalu tinggi pada saat dilakukan penawaran umum.

Dari hasil studi ini, kami memberi saran kepada emiten dan underwriter dalam memilih alternatif penentuan harga saham berdasarkan prospek dan perkembanqan usaha emiten, keadaan keuangan, reputasi manajemen dan citra perusahaan tersebut dengan memperhatikan faktor eksternal lain yang berpengaruh, antara lain jumlah supply saham baru, sikap investor atas perkembangan pasar modal di Indonesia, dan peraturan yang relevan di pasar modal antara lain investor asing tidak diizinkan membeli saham perbankan. Dengan penentuan harga saham dengan cara tersebut lebih menekankan kepentingan jangka panjang emiten dan pemodal, sehingga perkembangan pasar modal yang berkesinambungan dapat terwujud.

Sebagai investor yang bijaksana harus selalu mempertimbangkan besarnya resiko yang bersedia dítanggung dibandingkan dengan hasil yang diharapkan dalam pemilihan saham yang ditawarkan, sehingga keputusan investasinya benar- benar atas dasar pertimbangan rasional-obyektif, dengan demikian diharapkan dapat memperoleh hasil investasi yang diinginkan. Akhirnya kami menghimbau calon investor untuk menganalisa secara seksama prospektus perusahaan yang go- public, informasi lain yang berkaitan dengan bidang kegiatan industri yang bersangkutan, dan indikator ekonomi. makro dan kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi usaha calon emiten, serta peraturan dibidang pasar modal sebelum mereka memutuskan membeli saham.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odang, Mudita Chitta
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya tidak akan terlepas dari suatu aksi korporasi. Aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kerapkali berupa suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan tesis ini adalah bersifat yuridis kepustakaan dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumen, wawancara dan metose analisis data digunakan secara kualitatif. Transaksi benturan kepentingan adalah transaksi yang mengandung perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama perusahaan atau pihak terafi liasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama. Pada prakteknya, ternyata tidak seluruh transaksi benturan kepentingan merupakan suatu transaksi yang tergolong kedalam transaksi benturan kepentingan. Sepanjang transaksi benturan kepentingan tersebut telah dilakukan secara wajar, dengan harga yang wajar dan dengan keterbukaan, maka transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut seakan-akan bukan merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki benturan kepentingan. Agar memberikan gambaran yang jelas, maka dalam penulisan ini diambil contoh kasus mengenai transaksi benturan kepentingan yang dilakukan oleh PT Bank Mega, Tbk berupa transaksi penyewaan ruangan kantor oleh PT Bank Mega, Tbk kepada perusahaan-perusahaan afiliasinya. Untuk melindungi kepentingan para pemegang saham, terutama pemegang saham independen terhadap suatu transaksi benturan kepentingan yang dilakukan oleh perusahaan maka Badan Pengawas Pasar Modal melalui Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor IX.E.l, mensyaratkan agar perusahaan yang akan melakukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham independen. Persyaratan tersebut apabila diaplikasikan kedalam contoh kasus ternyata dari segi bisnis tidak membawa keuntungan apapun bagi perusahaan, oleh karenanya perlu dipertimbangkan lagi bagi Badan Pengawas Pasar Modal untuk menciptakan suatu peraturan mengenai transaksi benturan kepentingan yang sifatnya lebih fleksibel dengan memperhatikan nilai ekonomis, tanpa mengurangi tujuan peraturan yaitu perlindungan hukum bagi para pemegang saham independen.
ABSTRACT
Every company in doing its business activities shall once in a while be confronted with a corporate action. Those corporate actions often include transactions that contain conflict o f interest. The research method that is used to complete this thesis is done jurisdictionally bibliographical and the type of data that is utilized is secondary data. Qualitative document studies, interview and data analysis are used to compile this thesis. A conflict o f interest transaction is a transaction where the economic interest o f the company differs from the personal economic interest o f its directors, commissioners and/or majority shareholders. In practice, not all transactions which contain conflict o f interest can be classified into a conflict o f interest transaction. As long as the transaction containing conflict o f interest is done with fairness, fair price and disclosure, the transaction which contains a conflict o f interest will not look like a transaction done by parties having a conflict o f interest. To give a clearer picture, this thesis takes the case example o f the conflict of interest transaction involving PT Bank Mega, Tbk in the form o f an office space lease transaction between PT Bank Mega, Tbk and its affiliated companies. To protect the interest o f the shareholders, especially the independent shareholders against such acts o f conflict o f interest transactions done by companies, the Capital Market Supervisory Agency through Regulation o f the Capital Market Supervisory Agency Number IX.E.l, requires companies wishing to engage in a transaction containing a conflict o f interest, to get a prior approval from its independent shareholders. This requirement, brought to application in the case example obviously does not bring any profit for the company from business point o f view. Hence, the Capital Market Supervisory Agency should reconsider to create a more flexible regulation on conflict of interest transactions with due regard to the economic value and without disregarding its aim to provide legal protection to the independent shareholders of the company.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T36987
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library