Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Peransius
"ABSTRAK
Dalam dunîa perbankan, persaingan bisnis antar bank sangat dipengaruhi bagaimana
kemampuan bank dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Asset bank merupakan
sumber pendapatan bunga bagi bank sedangkan kewajiban memberikan beban/biaya bunga
bagi bank. Asset dan kewajiban bank dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga pasar
sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Ketika suku bunga pasar meningkat maka
asset-asset yang jatuh tempo akan mengalami kerugian sedangkan kewajiban bank yang jatuh
tempo akan mengalami keuntungan demikian sebaliknya jika suku bunga pasar mengalami
penurunan. Karena sebagian besar dari asset dan kewajiban bank mark to market maka bank
perlu melakukan asset liability management (ALMA). ALMA pada bank bertugas untuk
meningkatkan profitability perbankan dan manajemen risiko. Dalam manajemen nsiko
dilakukan beberapa tahap dimana salah satu tahapnya adalah pengukuran risiko. Salah satu
tools pengukuran risiko adalah dengan penentuan VAR. VAR merupakan estimasi kerugian di
masa yang akan datang berdasarkan volatilitas faktor pasar pada masa Iampau (data historis)
dengan derajat kepercayaan dan holding period tertentu.
Pada penelitian ini dilakukan penentuan VAR sebagai akibat tereksposurenya asset dan
kewajiban Bank Mega terhadap suku bunga pasar dengan menggunakan metode varian
kovarian dengan estimator volatilitas standar deviasi Equally Weighted dan Exponential
Weighting Moving Average (EWMA). Penentuan VAR berdasarkan posisi asset dan
kewajiban bank pada tanggal 31 Desember 2001. Dalam penentuan VAR ini. asset dan
kewajiban bank dikelomkan kedalam beberapa vertex herdasarkan jangka waktu jatuh
temponya. Future cashflow dan masing-masing vertex ini yang tereksposure terhadap suku
bunga pasar (data historis) yang kemudian diukur volatilitasnya menggunakan estimator
volatilitas standar deviasi, EW dan EWMA.
Untuk menentukan metode estimator yang memberikan validitas yang tinggi maka
dibentuk beberapa model dengan menghitung VAR secara harian, dimana periode observasi
penentuan VAR adalah antara 2 Januari 2001 hingga 31 Desember 2001. VAR yang diperoleh
secara harian dibandingan dengan aktual profit dan loss yang terjadi.
Model terbaik yang digunakan untuk estiniasi VAR 31 Desember 2001 dan berbagai
alternatif variasi yang dilakukan adalah model estimator EWMA 520,5 untuk 0,94
dengan derajat kepercayaan 99 % karena model inilah yang masuk dalam daerah batasan dan
dengan periode updating 5 han memberikan kemampuan yang lebih besar dalam
mengantisipasi kerugian sebagai akibat fluktuasï suku bunga pasar yang terbaru. Pemilihan
derajat kepercayaan 99 % disebabkan karena bank menerapkan prudential banking dalam
melakukan strateginya. Estimasi VAR 31 Desember 2001 yang diperoleh sebesar Rp.
(23.163.223.809). Nilai ini berarti bahwa pada kondisi market yang normal, estimasi kerugian
maksimum yang akan dialami bank pada satu hari yang akan datang adalah sebesar Rp
23.163.223.809 dengan derajat kepercayaan 99 %.
Modal yang diperlukan oleh bank untuk mengantisipasi kerugian yang dihasilkan dan
estimasi VAR dengan model EWMA 520,5, ) = 0,94, untuk holding period 1 hari adalah 3,65
% dan Networthnya. Sebagai akibat eksposure suku bunga pasar terhadap asset dan kewajiban
Bank Mega, maka CAR bank setelah memperhitungkan market risk rnenjadi 8,42 %.
Perbedaan holding period yang digunakan mempengaruhi jumlah modal yang harus
disediakan. Untuk VAR dengan holding period 1 hari, jumlah modal yang harus disediakan
lebih kecil dibandingkan dengan holding period 5, 10, dan 20 hari.
"
2002
T2121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudia Monawati
"Kajian terhadap Iklan Layauan Masyarakat (ILM) berbentuk Shalawat dari Bank Mega menarik perhatian atas sejumlah alasan yaitu kreativitas penggumaan pesan sosial yang bemuansa agama pada konteks krisis ekonomi yang melanda Indonesia; maraknya penggunaan isi dan atribut Islami pada berbagai produk media ikutan lainnya; serta upaya baru lmtuk memperkenalkan suatu lembaga komersial dengan iklan-iklan yang berisi pesan-pesan sosial. Penelitian difokuskan untuk mengetahui proses perancaugan ILM Shalawat bank Mega serta strategi medianya ; mengetahui teknik eksekusi periklanan yang dipakai dalam ILM Shalawat bank Mega; mengetahui dampak penayangan ILM Shalawat Bank Mega terhadap khalayaknya. Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan berusaha rnenjawab dua pertanyaan utama dalam evaluasi yaitu: apakah kampanye yang sudah dilakukan rnenghasilkan perubahan yang diusahakan dan apakah ada faktor lain yang menyebabkan perubahan tersebut. Evaluasi yang dilakukan tldak dalam tataran ideal, tapi lebih berbentuk semacam audit komunikasi- Evaluasi dilakukan terhadap dua sumber data, yaitu data pertama berasal dari khalayak yang rnenonton tayangan ILM Shalawat Bank Mega, yaitu 50 mahasiswa Progran Sarjana Ekstensi FISIP-UI Junusan Ilmu Kornunikasi, sedangkan data kedua mengenai stratei kreatif, dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak HOTLINE Advertising, agensi periklanan yang membuat ILM Shalawat untuk Bank Mega. Penelitian rnenunjukkan ILM Shalawat Bank Mega cenderung menjadi Corporate Advertising yang dibuat dengan standar pembuatan serta penempatan media seperti iklan komersial biasa. Dengan dernikian, ILM Bank Mega mendapat daya terpa yang tinggi kepada khalayak. Namun, seperti banyak ILM lainnya, ILM Bank Mega masih merupakan karnpanye yang terpisah-pisall, bukan merupakan bagian dari kampanye komunikasi pemasaran yang terpadu. ILM Bank Mega berhasil menggugah khalayak trhadap pesan sosial yang disampaikannya, namun tidak berhasil baik untnk menanamkan citra lembaga Bank Mega, yang justru hams diperkenalkannya. Akibamya, terdapat hubungan yang rendah antara daya terpa dengan tindakan khalayak untuk mcnjadi nasabah Bank Mega."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Chandra
"ABSTRACT
Makin tajamnya persaingan antra bank dengan Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB), dan antar bank satu sama lain
dewasa ini menuntut kemampuan para manajer masing-masing bank bertindak secara profesional dan rasional agar
pertumbuhan dan pangsa pasar yang telah dimiliki
sekurang?kurangnya. dapat dipertaharkan, dan jika mungkin
ditingkatkan.
Dengan dikluarkannya paket deregulasi Oktober
1988 (PAKTO 1988) persaingan menjadi lebih taiam karena
masing?masing bank berupaya mempertahankan kelangsungan
hidupnya sebagai akibat munculnya bank-bank baru dan bank
campuran. Dalam karya akhir ini, kami mencoba untuk
menganalisa perkembangan industri perbankan dalam kaitannya
dengan PAKDES 1987 dan PAKTO 1938, ditinjau dari
beberapa aspek yaitu, lingkungan makro, daya saing dalam
industri, kondis pasar, keadaan keuangan dan potensi
manajemefl puncak dari bank yang go-pubic.
Lingkungan makro yang meliputi faktor ekonomi,
teknologi dan politik dan peraturan pemerintah merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan
implementasi strategi manajemen dan pencapaian tujuan
perusahaan.
Aspek lingkLangan makro yang berpengaruh terhadap
industri perbankan adalah deregulasi Oktober 1988, karena
memberi peluag bagi bank yang telah ada untuk membuka
cabang dan cabang pembantu, serta dipermudahnya pemberian
pemberian izin pembukaan bank baru dan bank campuran.
Kesempatan tersebut merupakan momentum yang terbaik bagi
kelompok persahaan besar (akhir?akhir ini disebut konglomerat) untuk berlomba membuka bank-bank baru dan atau bank campuran.
Daya saing dalam industri perbankan tidak lepas dari
dampak PAKDES 1987, dimana ancaman pendatang baru berupa
pembukaan bank baru dan bank campuran oleh perusahaan
konglomerat, disamping ancaman dari luar industri perbankan
berupa produk substitusi dan LKBB dan pasar modal.
Kekuatan negosiasi pembeli jasa dapat dilihat dari
aspek kemampuan bank dalam memberikan kredit terutama
tingginya tinçgkat suku bunga pinjaman bank bila dibanding
sumber lain sehingga pembeli jasa berusaha mencari alternatif
pembiayaan substitusi melalui pasar modal yang sekarang ini
sangat gencar digalakkan oleh BAPEPAM, disamping sumber
pembiayaan lain dari LKBB.
Kekuatan negosiasi pemilik dana dapat dilihat dari
aspek kemampuan industri perbankan untuk menghimpun
dana dan masyarakat, antara lain melalui tabungan tahapan,
tabungan kesra, tabungan deposito, giro dan lain sebagainya.
Karena meninkatnya jumlah bank, persaingan dalam
memperebutkan dan. masyarakat yana terbata soemakin han
semakin tajam.
Walaupun telah lahjr bank-bank baru dan bank campuran
sebagai akibat dari PAKTO 1988, industri perbankan secara
keseluruhan tetap cerah karena pertumbuhan ekonomi nasional
yang baik pada tahun 1989 sebesar 6,4 % (Sumber laporan Bank
Dunia).
Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada
kemampuan manjemennya, apakah dapat bertindak secara
profesional, fleksibel dan cepat dalam pengambilan keputusan
sesuai dengan perubahan lingkungan usaha yang semakin cepat.
Dengan kata lain. potensi manajemen terutama manajemen puncak
yang menentukan tujuan dan strategi sangat menentukan
keberhasilan perusahaan, dimana ini juga berlaku
pada industri perbankan.
Sebagai alah satu alterratif sumber pembiayaan,
beberapa bank telah melakukan penawaran saham kepada publik
melalui pasar modal guna mendapatkan dana murah dan jumlah
relatif besar. Dalam kaitan ini, kami memilih pokak bahasan
?penentuan harga saham perdana pada BII dan Bank Niaga?
dengan mengacu pada proyeksi laporara keuangari dan prospektus
bank-bank tersebut, wawancara dengan pejabat-pejabat bank
yang berwenang serta publikasi dari Bank Indonesia dan
BAPEPAM, dan teori yang berkaitan.
Dalam perentuan harga saham perdana terdapat beberapa
pendekatan yaitu pendekatan arus deviden, pendekatan
earning, pendekatan nilai aktiva bersih, pendekatan arus
kas, pendekatan dengan analisa teknis, serta aspek penawaran
untuk mendapat izin go-public, bank harus tergolong
sehat sesuai dngan kriteria Bank Indonesia, sehingga setelah
bank tersebut. Go-public, pemodal diharapkan dapat memperoleh
hasil yang memadai dan pembelian saham bank yang
bersangkutan.
Penentua Price Earning Ratio (P/E ratio) dalam
praktek adalah berdasarkan kesepakatan antara emiten
dengan underwriter, dan ratio dari perusahaan sejenis, tetapi
keputusan akhir harga saham perdana dipengaruhi juga oleh
animo dan daya beli investor, serta jumlah saham yang
ditawarkan paca saat penawaran umum. Penentuan harga saham
perdana dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut
diharapkan harga kurs saham dìpasar Sekunder tidak iatuh
dibawah harga Perdana walaupun tidak ada Jaminan bahwa harga
kurs tidak akan turun karena terdapat gejala IHS baik di BEJ
maupun BES terjadi penurunan dan kemunduran volume transaksi
perdagangan saham di pasar sekunder sekitar Oktober 1909
sampai dengan Januari 1990. Hal tersebut dìsebabkan karena
masyarakat pemodal sudah kritis dan tidak bersifat latah
dalam membeli saham, investor asing lebih selektif dalam
melakukan pembelian saham di Pasar Modal Indonesia.
Berdasarkan penelitian dan anaisa ini, kami menarik
kesimpulan bahwaa penentuan harga saham perdana atas kedua
bank tersebut, menggunakan pendekatan earning, dan nenilai
harga saham perdana kedua bank tersebut terlalu tinggi pada
saat dilakukan penawaran umum.
Dari hasil studi ini, kami memberi saran kepada emiten
dan underwriter dalam memilih alternatif penentuan harga
saham berdasarkan prospek dan perkembanqan usaha emiten,
keadaan keuangan, reputasi manajemen dan citra perusahaan
tersebut dengan memperhatikan faktor eksternal lain yang
berpengaruh, antara lain jumlah supply saham baru, sikap
investor atas perkembangan pasar modal di Indonesia, dan
peraturan yang relevan di pasar modal antara lain investor
asing tidak diizinkan membeli saham perbankan. Dengan
penentuan harga saham dengan cara tersebut lebih menekankan
kepentingan jangka panjang emiten dan pemodal, sehingga
perkembangan pasar modal yang berkesinambungan dapat
terwujud.
Sebagai investor yang bijaksana harus selalu
mempertimbangkan besarnya resiko yang bersedia dítanggung
dibandingkan dengan hasil yang diharapkan dalam pemilihan
saham yang ditawarkan, sehingga keputusan investasinya benar-
benar atas dasar pertimbangan rasional-obyektif, dengan
demikian diharapkan dapat memperoleh hasil investasi yang
diinginkan. Akhirnya kami menghimbau calon investor untuk
menganalisa secara seksama prospektus perusahaan yang go-
public, informasi lain yang berkaitan dengan bidang kegiatan
industri yang bersangkutan, dan indikator ekonomi. makro dan
kebijaksanaan pemerintah yang dapat mempengaruhi usaha calon
emiten, serta peraturan dibidang pasar modal sebelum mereka
memutuskan membeli saham.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odang, Mudita Chitta
"ABSTRAK
Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya tidak akan terlepas dari suatu
aksi korporasi. Aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kerapkali
berupa suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Metode penelitian
yang akan digunakan dalam penulisan tesis ini adalah bersifat yuridis kepustakaan
dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Alat pengumpulan data yang
digunakan berupa studi dokumen, wawancara dan metose analisis data digunakan
secara kualitatif. Transaksi benturan kepentingan adalah transaksi yang mengandung
perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis
pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama perusahaan atau pihak terafi liasi
dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama. Pada prakteknya, ternyata tidak
seluruh transaksi benturan kepentingan merupakan suatu transaksi yang tergolong
kedalam transaksi benturan kepentingan. Sepanjang transaksi benturan kepentingan
tersebut telah dilakukan secara wajar, dengan harga yang wajar dan dengan
keterbukaan, maka transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut
seakan-akan bukan merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
memiliki benturan kepentingan. Agar memberikan gambaran yang jelas, maka dalam
penulisan ini diambil contoh kasus mengenai transaksi benturan kepentingan yang
dilakukan oleh PT Bank Mega, Tbk berupa transaksi penyewaan ruangan kantor oleh
PT Bank Mega, Tbk kepada perusahaan-perusahaan afiliasinya. Untuk melindungi
kepentingan para pemegang saham, terutama pemegang saham independen terhadap
suatu transaksi benturan kepentingan yang dilakukan oleh perusahaan maka Badan
Pengawas Pasar Modal melalui Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
IX.E.l, mensyaratkan agar perusahaan yang akan melakukan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
dari pemegang saham independen. Persyaratan tersebut apabila diaplikasikan
kedalam contoh kasus ternyata dari segi bisnis tidak membawa keuntungan apapun
bagi perusahaan, oleh karenanya perlu dipertimbangkan lagi bagi Badan Pengawas
Pasar Modal untuk menciptakan suatu peraturan mengenai transaksi benturan
kepentingan yang sifatnya lebih fleksibel dengan memperhatikan nilai ekonomis,
tanpa mengurangi tujuan peraturan yaitu perlindungan hukum bagi para pemegang
saham independen.

ABSTRACT
Every company in doing its business activities shall once in a while be confronted
with a corporate action. Those corporate actions often include transactions that
contain conflict o f interest. The research method that is used to complete this thesis is
done jurisdictionally bibliographical and the type of data that is utilized is secondary
data. Qualitative document studies, interview and data analysis are used to compile
this thesis. A conflict o f interest transaction is a transaction where the economic
interest o f the company differs from the personal economic interest o f its directors,
commissioners and/or majority shareholders. In practice, not all transactions which
contain conflict o f interest can be classified into a conflict o f interest transaction. As
long as the transaction containing conflict o f interest is done with fairness, fair price
and disclosure, the transaction which contains a conflict o f interest will not look like
a transaction done by parties having a conflict o f interest. To give a clearer picture,
this thesis takes the case example o f the conflict of interest transaction involving PT
Bank Mega, Tbk in the form o f an office space lease transaction between PT Bank
Mega, Tbk and its affiliated companies. To protect the interest o f the shareholders,
especially the independent shareholders against such acts o f conflict o f interest
transactions done by companies, the Capital Market Supervisory Agency through
Regulation o f the Capital Market Supervisory Agency Number IX.E.l, requires
companies wishing to engage in a transaction containing a conflict o f interest, to get
a prior approval from its independent shareholders. This requirement, brought to
application in the case example obviously does not bring any profit for the company
from business point o f view. Hence, the Capital Market Supervisory Agency should
reconsider to create a more flexible regulation on conflict of interest transactions
with due regard to the economic value and without disregarding its aim to provide
legal protection to the independent shareholders of the company."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T24716
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Odang, Mudita Chitta
"ABSTRAK
Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya tidak akan terlepas dari suatu
aksi korporasi. Aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut kerapkali
berupa suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Metode penelitian
yang akan digunakan dalam penulisan tesis ini adalah bersifat yuridis kepustakaan
dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Alat pengumpulan data yang
digunakan berupa studi dokumen, wawancara dan metose analisis data digunakan
secara kualitatif. Transaksi benturan kepentingan adalah transaksi yang mengandung
perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan kepentingan ekonomis
pribadi direktur, komisaris, pemegang saham utama perusahaan atau pihak terafi liasi
dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama. Pada prakteknya, ternyata tidak
seluruh transaksi benturan kepentingan merupakan suatu transaksi yang tergolong
kedalam transaksi benturan kepentingan. Sepanjang transaksi benturan kepentingan
tersebut telah dilakukan secara wajar, dengan harga yang wajar dan dengan
keterbukaan, maka transaksi yang mengandung benturan kepentingan tersebut
seakan-akan bukan merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
memiliki benturan kepentingan. Agar memberikan gambaran yang jelas, maka dalam
penulisan ini diambil contoh kasus mengenai transaksi benturan kepentingan yang
dilakukan oleh PT Bank Mega, Tbk berupa transaksi penyewaan ruangan kantor oleh
PT Bank Mega, Tbk kepada perusahaan-perusahaan afiliasinya. Untuk melindungi
kepentingan para pemegang saham, terutama pemegang saham independen terhadap
suatu transaksi benturan kepentingan yang dilakukan oleh perusahaan maka Badan
Pengawas Pasar Modal melalui Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor
IX.E.l, mensyaratkan agar perusahaan yang akan melakukan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
dari pemegang saham independen. Persyaratan tersebut apabila diaplikasikan
kedalam contoh kasus ternyata dari segi bisnis tidak membawa keuntungan apapun
bagi perusahaan, oleh karenanya perlu dipertimbangkan lagi bagi Badan Pengawas
Pasar Modal untuk menciptakan suatu peraturan mengenai transaksi benturan
kepentingan yang sifatnya lebih fleksibel dengan memperhatikan nilai ekonomis,
tanpa mengurangi tujuan peraturan yaitu perlindungan hukum bagi para pemegang
saham independen.

ABSTRACT
Every company in doing its business activities shall once in a while be confronted
with a corporate action. Those corporate actions often include transactions that
contain conflict o f interest. The research method that is used to complete this thesis is
done jurisdictionally bibliographical and the type of data that is utilized is secondary
data. Qualitative document studies, interview and data analysis are used to compile
this thesis. A conflict o f interest transaction is a transaction where the economic
interest o f the company differs from the personal economic interest o f its directors,
commissioners and/or majority shareholders. In practice, not all transactions which
contain conflict o f interest can be classified into a conflict o f interest transaction. As
long as the transaction containing conflict o f interest is done with fairness, fair price
and disclosure, the transaction which contains a conflict o f interest will not look like
a transaction done by parties having a conflict o f interest. To give a clearer picture,
this thesis takes the case example o f the conflict of interest transaction involving PT
Bank Mega, Tbk in the form o f an office space lease transaction between PT Bank
Mega, Tbk and its affiliated companies. To protect the interest o f the shareholders,
especially the independent shareholders against such acts o f conflict o f interest
transactions done by companies, the Capital Market Supervisory Agency through
Regulation o f the Capital Market Supervisory Agency Number IX.E.l, requires
companies wishing to engage in a transaction containing a conflict o f interest, to get
a prior approval from its independent shareholders. This requirement, brought to
application in the case example obviously does not bring any profit for the company
from business point o f view. Hence, the Capital Market Supervisory Agency should
reconsider to create a more flexible regulation on conflict of interest transactions
with due regard to the economic value and without disregarding its aim to provide
legal protection to the independent shareholders of the company."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T36987
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library