Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neneng Bisyaroh
Abstrak :
ABSTRAK
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai. Karena kadar tertinggi dicapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ lain. Dosis fatal boraks antara 0,1-0,5 g/kg berat badan. Banyak laporan kasus mengenai bahaya keracunan boraks. Insidens keracunan terjadi dimana saja diakibatkan menelan pangan yang tidak aman. Boraks harus dicegah karena kandungan toksitasnya. Penjelasan dan kesadaran tentang bahaya boraks sangat diperlukan karena sangat mudahnya konsumen terpapar boraks melalui makanan.

Tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan boraks pada pedagang bakso di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain case control dengan jumlah sampel sebanyak 150 penjual yang memproduksi bakso sendiri. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2016

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara faktor predipsosisi dengan perilaku penggunaan boraks, yaitu P value pelatihan sebesar 0,960, P value pengetahuan = 0.539, dan P value sikap = 0.464. Faktor penguat yang berhubungan dengan perilaku penggunaan boraks adalah pembinaan, P= karena nilai P= 0.045, Odd Ratio (OR) = 2.528 (95% CI : 1.091- 5.858). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan pembinaan, 2.528 kali lebih untuk tidak menggunakan boraks dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan pembinaan. Dari hasil analisis multivariat secara keseluruhan, maka penggunaan boraks pada responden dapat diperkirakan dengan ketersediaan boraks dan pembinaan. Pembinaan akan menurunkan penggunaan boraks sebesar 2.198. Saran yang dapat diberikan yaitu, perlu dilakukan peningkatan pembinaan dan pemerintah mengawasi lebih ketat peredaran bahan makanan terlarang terutama boraks.
ABSTRACT
Borax is toxic to all cells. The effect on the body depends on the concentration achieved. Because the highest levels achieved on time excreted the kidney is the organ most affected compared to other organs. Borax fatal dose of between 0.1-0.5 g / kg body weight. Many case reports of poisoning hazard borax. The incidence of poisoning occur anywhere due to swallowing food insecure. Borax must be prevented because the content of toxcity. Explanation and awareness about the dangers of borax is indispensable because it is so easy consumer exposure through food contain borax

The main purpose of research is to determine the factors that affect the behavior of the use of borax from meatballs traders in South Tangerang City Year 2016. This study used a case control design with a sample size of 150 sellers who produce their own meatballs. This study was conducted in April-June, 2016. The results of this study showed no statistically significant association between the use of behavioral factors predipose with borax, namely the training variable has P value = 0,960, P value of knowledge = 0539, and P value of attitudes = 0.464. Reinforcing factors relating to the behavior of the use of borax is coaching, P value = 0.045, odds ratio (OR) = 2,528 (95% CI: 1091-5858). This indicates that respondents who receive coaching, 2,528 times more for not using borax compared with respondents who did not receive coaching. Multivariate analysis as a whole, then the use of borax in the respondent can be predicted by the availability of borax and coaching. Coaching will reduce the use of borax by 2.198. Advice can be given that, there should be an increase in guidance and tougher of government to monitor illicit circulation of foodstuffs especially borax
2016
T46111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenti Aprianti
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai inovasi citarasa. Inovasi citarasa terjadi melalui proses yang panjang dimana manusia membentuk dan memanfaatkan citarasa baru sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknik, dan nilai yang ia dapat dari interaksinya di masyarakat. Pengetahuan, teknik, dan nilai baru sendiri lahir dari tanggapan manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya yang menyebabkan citarasa lama tak lagi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inovasi citarasa bakso Solo dilakukan oleh pedagang bakso dari Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo di daerah migrasi mereka di Dramaga Tegal Loceng, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Bogor. Penelitian dilakukan sekitar Dramaga, Bogor, pada Desember 2010 hingga Mei 2011 menggunakan metode etnografi. ......This Thesis discusses innovation of taste. The innovation of taste occurs through process in which humans create and exploit new taste in accordance with the development of knowledge, techniques, and values --which he got from their interactions in society-- due to the response he gave to the occurrences in the environment that makes the old taste no longer suitable to the needs. The purpose of this study is to determine process and factors of taste innovation of Bakso Solo is made by vendors From Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo in their host place at Dramaga Tegal Loceng, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bogor Barat, Bogor. The Research done in Dramaga, Bogor since December 2010 until May 2011, using ethnography method.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T 28965
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Gita Putri
Abstrak :
Formaldehida atau lebih dikenal dengan nama formalin adalah bahan kimia yang senng disalahgunakan oleh para produsen maupun pedagang bahan makanan. Salah satu pereaksi yang akurat untuk mendeteksi adanya formalin adalah pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi dan memodifikasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kit tester yang selanjutnya diaplikasikan terhadap sampel bakso yang beredar di Sekolah Dasar di Kota Depok. Berdasarkan keenam formula yang diuji, didapatkan bahwa formula 5 yang terdiri dan campuran fenilhidrazin HCL 2 % dalam asam kIorida 4,5 N dan kalium ferisianida 1 % adalah formula terpilih. Formula ini lebih stabil dan tidak mengalami kekeruhan selama penyimpanan. Hasil deteksi formalin terbaik diperoleh dengan batas sensitivitas 0,2 mgIL. Uji stabilitas yang dilakukan pada suhu kamar ( 28 - 30°C) dan suhu dingin (2-S°C) menunjukkan kestabilan yang cukup baik ( lebih dan 2 minggu ) sehingga cukup efisien untuk dikembangkan menjadi kit tester. Identifikasi pada sampel bakso menunjukkan bahwa sampel E, sampel G, sampel H, dan sampel I mengandung formalin dengan rentang konsentrasi 0,2-0,5 mglL.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lale Garjita Kusumaring Puji
Abstrak :
Tulisan ini akan mengisi celah dengan membahas irisan dari konsep proses me- rumah, diaspora Jawa Tengah, dan pelaku usaha kuliner bakso. Keterkaitan ketiga konsep ini, peneliti sebut sebagai budaya me-rumah. Diaspora Jawa Tengah membawa budaya mereka —salah satunya adalah kuliner— ke tanah rantau dengan tujuan mencari lahan usaha baru untuk menstabilkan perekonomian keluarga. Salah satu kota tujuan dari diaspora Jawa Tengah pelaku usaha kuliner bakso adalah Kota Mataram. Di daerah tujuan mereka, diaspora melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap rumah yang dipengaruhi oleh aktivitas keseharian serta budaya yang mereka bawa dari daerah asal. Pengamatan pada ranah privat berupa rumah membuat pendekatan etnografi yang dilakukan terhadap diaspora perlu melalui penyesuaian. Etnografi yang dipraktikkan adalah etnografi berbasis kunjungan dengan jangka waktu pendek namun intensif. Untuk menjaga kualitas kedalaman datanya, peneliti mengkombinasikan wawancara semi- terstruktur, tur rumah yang dipandu oleh informan, dan pemetaan aktivitas keseharian secara partisipatif. Melalui penelitian ini, diketahui budaya yang masih dilakukan oleh diaspora dan meruang di hunian mereka sangat berkaitan erat dengan etos kerja dan bidang usaha yang dibawa. Ruang kuliner diaspora yang terbentuk tidak hanya berperan dalam kegiatan ekonomi, namun juga dalam kegiatan sosial, yaitu berupa area jualan yang berupa gerobak, area makan pelanggan, halaman, dan dapur. ......This article diccusses the process of home-making by the Central Javanese diaspora through their meatball culinary activity. They bring culture from their homeland which is culinary to their destination for increasing their economic condition. The City of Mataram, West Nusa Tenggara is one of the favorite destinations, since the motorbike grand prix race in Mandalika. The diaspora adjusts their homes according to their daily activities and the culture from their homeland. The housing culture observation took place within their private realm resulting adjustments in the ethnographic data collection methods, which is called visit-based ethnography, with a short but intensive period of time. The researcher combined semi-structured interviews, house tours guided by informants, and participatory mapping of daily activities to maintain the quality of the depth of the data. This research identifies that culture plays a pivotal role in the housing adjustment of the diasporas and performed by them shows their great work ethic and their field of business. The diaspora culinary space within their home does not only play a role in economic activities, but also in social activities, namely in the form of rombong or product-loaded cart, customer dining area, courtyards and kitchens.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagya Mujianto
Abstrak :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/IX 1988, Asam Borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Karena asam borat dan senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat karsinogen. Meskipun boraks berbahaya bagi kesehatan temyata masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, karena selain berfungsi sebagai pengawet, boraks juga dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk sehingga menjadi lebih kenyal dan lebih disukai konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan perilaku penggunaan boraks pada bakso oleh pedagang. Tempat penelitian di Kecamatan Pondok Gede-Bekasi tahun 2003. Populasi pada studi Cross Sectional ini adalah seluruh pedagang bakso yang menetap dan seluruh pedagang bakso yang keliling di area komplek perumahan di wilayah penelitian. Kriteria inklusi sampel adalah pedagang yang membuat bakso sendiri dengan jenis bakso adalah bakso daging sapi. Variabel yang diamati adalah perilaku penggunaan boraks, umur, tingkat pendidikan, pengetahuan tentang bahan tambahan makanan, sikap terhadap penggunaan boraks, lama berdagang, besar modal, pemberian pembinaan dan pemberian pengawasan. Responden yang diamati berjumlah 175 orang terdiri dari 100 orang pedagang menetap dan 75 orang pedagang keliling. Hasil penelitian mendapatkan bahwa proporsi penggunaan boraks pada pedagang menetap sebesar 38% (CI 90%: 28,49-45,97) dan pada pedagang keliling sebesar 28% (CI 90%: 17,77-38,23) telah diuji secara statistik kedua proporsi tersebut tidak berbeda. Setelah dilakukan analisis Regresi Logistik Ganda pada α=0,1 dari 8 variabel yang diduga berhubungan dengan penggunaan boraks, ditemukan pada pedagang menetap hanya 3 variabel yang berpengaruh yaitu sikap responden terhadap penggunaan boraks, lama dagang dan pemberian pembinaan. Sedangkan pada pedagang keliling variabel penentu tersebut adalah umur responden dan pemberian pembinaan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku penggunaan boraks pada penelitian ini adalah faktor penguat, yaitu pemberian pembinaan, baik untuk pedagang menetap maupun pada pedagang keliling. Pada pedagang menetap diperoleh nilai OR=2,433 (CI:90% 1,108-5,342) yang artinya pedagang yang tidak diberi pembinaan cenderung menggunakan boraks sebesar 2,43 kali dibandingkan dengan pedagang yang telah diberi pembinaan. Pada pedagang keliling diperoleh nilai OR=5,420 (CI:90% 1,529-19,216) yang artinya pedagang yang tidak diberi pembinaan cenderung menggunakan boraks sebesar 5,42 kali dibandingkan dengan pedagang yang telah diberi pembinaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan kepada kalangan Akademis dan Peneliti perlunya dilakukan penelitian sejenis dengan sampel yang lebih komprehensif tidak sebatas pada perilaku penggunaan boraks tetapi lebih luas keperilaku penggunaan bahan tambahan makanan lainnya yang jelas dilarang oleh pemerintah tetapi masih banyak digunakan oleh masyarakat dan dicarikan zat pengganti selain boraks yang tidak merugikan konsumen dari segi kesehatan, mudah didapat dengan harga yang terjangkau oleh pedagang kecil/jajanan. Kepada instansi terkait perlu diintensifkan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap pedagang jajanan. Kepada masyarakat diharapkan waspada tentang masih banyak bakso yang beredar menggunakan boraks. Dimohon para pedagang tidak menggunakan boraks. Daftar bacaan : 55 (1978-2003)
Based on Health Ministry of Republic of Indonesia regulation No722/Menkes/IX/1988, Borat Acid and its compound is one of food additives that prohibited in food product, because borax acid and its compound is carcinogenic. Although it is hazardous to human health, its usage still remain high rate by community as added material in food as preservative, also to enhance texture of bakso (meatball) and kerupuk so more elastic and enjoyable to consumer. This study objective is to find out factors that related to borax usage behavior on bakso by seller. This study conducted in Sub District of Pondok Gede, Bekasi year of 2003. Population in this cross sectional study is all bakso sellers in housing area of study area. Inclusion criteria are seller who makes bakso on they own and kind of bakso is bakso from beef meat. Observed variables are borax usage behavior, age, education level, knowledge of food additives, attitude to borax usage, selling experience, capital, given education, and monitoring. Respondents observed are 175 sellers; consist of 100 staying sellers and 75 moving sellers. Results of this study showed that proportion of borax usage in staying sellers is 38% (CI 90%:28,49-45,97) and moving sellers is 28% (CI 90%:17,77-38,23) statistically these proportions not different. After analyzed by multi logistic regression at aA),l from eight variables that suspected related to borax usage, in staying sellers only three variables that influencing, these are; sellers attitude to borax usage, selling experience, and given education. While in moving sellers influencing variables are age and given education. The most dominant factors which related to behavior of borax usage in this study is strengthened factor, that are good education that given to all sellers. In staying sellers OR value is 2,433 (CI:90% 1,108-5,342) which mean seller who never received education tend to use borax 2,43 times compare to those who has received education. In moving sellers OR value is 5,420 (C1:90% 1,529-19,216) which mean sellers who never received education tend to use borax 5,42 times than those who has received education. Based on these results, this study recommends to academia and researcher to conduct similar study with more comprehensive sample, not limited to borax use but wider to other food additives that prohibit for consumption and still being used by community then find the alternatives that easy to seek and inexpensive. It needs educational and monitoring to all street food sellers and to community to be careful in consumption bakso, because there is a lot of bakso still added with borax. Bibliography: 55 (1978-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
Abstrak :
Keamanan pangan merupakan elemen penting dalam upaya meningkatkan kesehatan. Halal adalah bagian dari keamanan pangan bagi umat muslim. Oleh karena itu perlu pemilihan produk pangan yang halal, disamping bebas dari cemaran. Bakso sapi merupakan salah satu produk yang berisiko tinggi, ditinjau dari aspek kualitas bahan maupun kehalalan. Perilaku konsumen dalam pemilihan produk pangan dapat mempengaruhi kesehatan, karena konsumen merupakan penentu produk pangan yang akan dikonsumsi. Ibu memiliki peran penting produk pangan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu muslim dalam membeli bakso sapi yang halal dan thoyyib di Jakarta dan Depok tahun 2017. Desain penelitian menggunakan cross sectional, dengan wawancara kepada 396 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, sikap, harga, letak produk, dan atribut produk berhubungan signifikan dengan perilaku membeli produk bakso sapi yang halal dan thoyyib di Jakarta. Sementara di Depok, atribut produk dan sikap berhubungan signifikan dengan perilaku. Hasil analisis multivariat untuk Jakarta dan Depok menunjukkan bahwa atribut produk merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku. Peningkatan sosialisasi pangan aman dan halal, pemberdayaan tokoh agama, pemberdayaan peran ibu sebagai agen of change, serta pembinaan ke produsen, pedagang, dan petugas pasar diperlukan untuk meningkatkan praktik membeli bakso sapi yang halal dan thoyyib. ......Food safety is an important element in efforts to improve health. Halal is part of product safety for moslems. Therefore it is necessary to choose a halal food product, beside free from contamination. Beef meatballs is one of high risk products, in terms of quality of material and halal aspects. Selection of food products can affect health, because consumers are being a determinant of food products to be consumed. Mothers have an important role of food products consumed by family. This study aims to analysed factors associated with behaviour of moslem mothers in buying halal and thoyyib beef meatballs in Jakarta and Depok in 2017. The study design used cross sectional, with interview to 396 respondents. The results showed that education, knowledge, attitudes, price, product location, and product attribute are associated with the behaviour in buying halal and thoyyib beef meatball in Jakarta. While in Depok, product attribute and attitude are associated with that behaviour. Multivariate analysis of Jakarta and Depok showed that product attribute is a dominant factor associated with that behaviour. Increased safe and halal food socialization, empowerment of religious leaders, empowerment of mother role as agent of change, as well as guidance to producers, traders, and market officers are needed to improve practice of buying halal and thoyyib beef meatballs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library