Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuli Harwani
Abstrak :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik responden yang mewakili populasi nasabah ritel BRI wilayah Riau, sebagian besar berada pada usia dewasa dengan tingkat pendidikan dan level sosial yang tidak terlalu tinggi, serta profesi yang beragam sebagai PNS/TNI, pegawai swasta/BUMN, atau wiraswastawan. Atribut-atribut layanan yang dianggap penting bagi nasabah dalam kondisi persaingan sektor ritel saat ini, dimulai dari atribut layanan untuk jaminan terhadap keamanan dana nasabah, kecepatan waktu penyelesaian transaksi dan ketanggapan terhadap masalah nasabah, keterampilan dan kesopanan karyawan, serta kondisi dan kenyamanan fasilitas fisik. Sedangkan atribut layanan untuk penampilan karyawan menempati unitan terakhir dalam kepentingan nasabah atas layanan bank. Kinerja layanan BRI menunjukkan tingkat kepuasan keseluruhan yang sudah memuaskan sebagian besar nasabahnya. Dibandingkan dengan bank lain. kinerja keseluruhan layanan BRI wilayah Riau tidak berbeda. Terdapat gap/perbedaan pada setiap dimensi yang terbentuk dari hasil Analisa Fakior, dimana gap terbesar terjadi pada dimensi Keandalan dan Tanggap kemudian dimensi Akses dan Jaringan. Jaminan dan Pengertian, serta gap terkecil adalah dimensi Penampilan dan Prasarana Fisik. Kondisi tersebut dapat digunakan oleh BRI untuk melakukan peningkatan kualitas layanan dengan memproritaskan pada gap yang terbesar. Posisi BRI terhadap peluang pemasaran berada pada kuadran di mana peluang yang dimilikinya masih cukup besar akan tetapi terdapat kelemahan internal seperti keterlambatan penggunaan teknologi on-line, kualitas SDM, kurangnya jaringan kerja pada wìlayah potensial, yang akan menghambat laju BRI memasuki peluang tersebut bila tidak dapat mengurangi dan meminimalkannya. Target pasar mempertahankan nasabah lama dan menarik segmen usia muda di perkotaan dicapai BRI melalui repositioning terhadap produknya agar sesuai dengan permintaan segmen pasar tersebut, menetapkan harga yang berorientasi pada persaingan, dan gencar mempromosikan produk andalannya yaitu BritAma. Wilayah yang mudah dijangkau nasabah dan aman lingkungannya merupakan kriteria penetapan lokasi untuk perluasan jaringan kerja BRI yaitu iokasi Kantor Cabang Pembantu dan ATM-nya. Menciptakan budaya melayani yang berorientasi pada pemuasan pelayanan dilakukan dengan melibatkan karyawan dalam menyusun perencanaan seria pengambiian keputusan yang sesuai bidang tugasnya. Hubungan jangka panjang dengan para pelanggan diupayakan BRI melalul meningkatkan keahlian para karyawan yang berkaitan dengan penanganan hubungan yang memuaskan terhadap pelanggan yang ada.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mujahid
Abstrak :
Persoalan Pembiayaan UKM yang berlaku di Bank konvensional selama ini adalah relatif tingginya tingkat suku bunga yang dibebankan serta penyerapan kredit UKM yang belum maksirnal. Salah satu altematif terhadap persoalan diatas adalah pola pembiayaan UKM dengan pola syari'ah. Namun demikian pembiayaan UKM melalui Bank Syari'ah tidak serta merta menyelesaikan masalah. Ada banyak hal yang harus dibenahi dalam pengembangan kredit UKM dengan pola syari'ah diantaranya adalah sosialisasi, pengembangan SDM syari'ah, proses penyadaran masyarakat dari interest minded ke cara usaha bagi hasil yang saling menguntungkan. BRI terutama BRI Syari'ah sebagai salah satu lembaga perbankan syariah barn yang mengkonsentrasikan bisnisnya pada pembiayaan ritel dan mikro. Bila dilihat dari sisi teknik prosedur nampaknya tidak terlalu sulit untuk mentransformasi pola pembiayaan konvensional ke pola syari'ah, karena BRI mernang basisnya UKM, tetapi pada aplikasi yang lebih jauh maka akan nampak heberapa kendala yang memerlukan penanganan yang Iebih serius dan intensif metalui analisa SWOT sehingga kredit UKM dengan pola syari'ah bisa memudahkan, menguntungkan dan memberi manfaat kepada kreditur maupun debitur. Melihat penomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian komprehensif terhadap penyaluran usaha kecil dengan pola syari'ah.
The conventional banking ongoing problem of financing for small and medium enterprise is high interest rate burden and unoptimal financing scheme. But there is a method in solving the financing problem through syariah scheme, but it does not mean financing through syariah banking system able to solve the entire financing problem. There are still a lot of problem, which need to be solved, such socialization, syariah human resources development, and society awareness process from interest minded to mutual profit sharing system. Bank Rakyat Indonesia (BRI) especially Bank Rakyat Indonesia Syariah is the newest syariah banking institutions, which its business concentrated to micro financing. It does not seem really difficult to transform conventional financing scheme to syariah financing scheme if it is being seen from technical procedure system. But for the further practical application system, there are still a lot of serious and intensive financing problem which need to be handled of making syariah financing system easier, profitable and benefitable for both side, creditor and debtor, through Strength, Weakness, Opportunity and Threat analysis (SWOT) Observing that phenomenon, I am interested to do such a comprehensive study of small and medium syariah financing system.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Joko Basuki Rahmad
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya persaingan bisnis perbankan, menuntut manajemen bank untuk terus meningkatkan daya saingnya. Dalam fungsinya sebagai badan usaha yang mengumpulkan dana dari pihak yang memiliki surplus dana, maka bank hams dapat meyakinkan kepada nasabahnya bahwa dana yang disimpan tersebut aman, dapat diambil sewaktu-waktu, serta memberikan bunga yang menarik. Selama tahun 2002, perbankan terus menghimpun dana sehingga teijadi kelebihan likuiditas.

Produk tabungan mengalami titik jenuh terlihat dari pertumbuhannya yang relatif kecil, yaitu hanya 3,03%. Kecilnya pertumbuhan tabungan dipengaruhi oleh penurunan suku bunga perbankan, inovasi produk reksadana yang memberikan yield yang semakin menarik, kelebihan likuiditas, makin seragamnya pendekatan bank dalam merebut dana dengan hadiah besar, serta sektor riil yang mulai tumbuh.

Perkembangan BritAma, menunjukkan kecenderungan penurunan prosentase tingkat pertumbuhan tabungan, meskipun jumlah tabungan mengalami kenaikan. Beberapa penelitian yang dilakukan, seperti penelitian Barir (1999) dan Sardjono (2001) menunjukkan bahwa pertumbuhan pangsa pasar BritAma cenderung menurun dan lebih rendah dibandingkan bank pesaing.

Menurut hasil penelitian MARS (1997) terdapat tiga masalah utama yang dihadapi Bank BRI, yaitu fasilitas, pelayanan, dan suku bunga. Keengganan memiliki rekening di Bank BRI didominasi oleh ketiga faktor tersebut. Permasalahan menarik yang muncul adalah motivasi apakah yang mendorong nasabah dalam memutuskan pilihannya menabung pada tabungan BritAma di Bank BRI.

Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama, yaitu mengidentifikasi dan menganalisis motivasi nasabah dalam menabung pada produk tabungan BritAma, mengetahui atribut-atribut dan layanan produk tabungan BritAma yang paling berpengaruh terhadap motivasi nasabah, dan mengetahui hubungan antara tingkat motivasi nasabah BritAma dengan jumlah rata-rata saldo tabungan BritAma. Tujuan penelitian ini didasari pemikiran bahwa pemahaman terhadap karakteristik nasabah merupakan landasan utama dalam melakukan strategi segmentasi, pasar sasaran, dan positioning.

Hasil penelitian dalam karya akhir ini menunjukkan bahwa nasabah BritAma memiliki motivasi yang kuat. Sebagian besar (58,1 %), motivasi nasabah BritAma dapat dikategorikan kuat (49,5%) dan sangat kuat (8,6%). Selain itu, penelitian ini memperoleh hasil bahwa tingkat kebutuhan dan keinginan nasabah BritAma (Valence) terhadap atribut dan pelayanan tabungan BritAma lebih besar dibandingkan dengan pengalaman dan harapan kepuasan pelayanan yang diterima (Expectancy). Hal ini menunjukkan adanya indikasi potensi ketidakpuasan nasabah terhadap produk tabungan BritAma.

Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi nasabah BritAma sekitar 76,24% dapat dijelaskan oleh 12 faktor, yaitu : pelayanan profesional, fasilitas ATM, jaringan luas dan sistem online, reputasi, desain buku tabungan, suku bunga, kebijakan tabungan, promosi, mobile banking, kenyamanan, biaya murah, dan image Bank BRI. Sedangkan faktor yang berperan besar dalam mempengaruhi tingkat moti vasi nasa bah adalah faktor pelayanan profesional (39,78%), fasilitas ATM (7,38%), sertajaringan luas dan sistem online (5,38%).

Kemudian, untuk memenuhi tujuan ketiga dalam penelitian ini dilakukan analisis korelasi yang menghasilkan temuan bahwa terdapat korelasi yang signifikan pada taraf signifikansi 10% antara tingkat motivasi menabung nasabah BritAma dengan jurn]ah ratarata saldo tabungan BritAma. Angka korelasi -0,152 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi menabung nasabah BritAma, maka semakin rendah jumlah rata-rata saldo tabungan BritAma. Namun, hubungan tersebut dapat dikatakan tidak kuat atau Jemah. Temuan ini mengindikasikan bahwa potensi ketidakpuasan nasabal1 BritAma (valence > expectancy) dapat mengakibatkan kecenderungan menurunnya saldo tabungan BritAma.

Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa keputusan pemilihan suatu bank terutama didorong oleh alasan kepraktisan, kemudahan, efisiensi, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Aktivitas transaksi yang tinggi pada tabungan BritAma disebabkan faktor kemudahan, lokasi bank yang dekat, dan jaringan ATM banyak. Sedangkan alasan utama pilihan bank dengan saldo tabungan terbesar adalah jaminan keamanan, kemudahan transaksi, dan lokasi yang dekat. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan bank didorong oleh faktor-faktor kemudahan transaksi, akses yang mudah, dan dukungan ATM yang banyak.

Strategi perluasan segmen pasar BritAma pada kelompok usia < 40 tahun, Nampak cukup berhasil dilihat dari adanya pergeseran usia yang cukup berarti dari kebanyakan berusia 40 ke atas menjadi didominasi usia 26-35 tahun (29,5%) dan 36-45 tahun (23,8%), bahkan ada kecenderungan peningkatan kelompok usia 16-25 tahun (21 %).

Sementara itu, dilihat dari tingkat sosial ekonomi dan pendidikan tidak menunjukkan indikasi adanya perubahan yang berarti karena masih didominasi golongan menengah ke bawah dan tingkat pendidikan SLTA ke bawah. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa komposisi terbesar nasabah BritAma merupakan kelompok dewasa muda, pendidikan SLTA, tingkat sosial ekonomi menengah bawah, mempunyai motivasi kuat, dan memiliki rekening tunggal.

Temuan ini memberikan beberapa implikasi. Bagi manajemen Bank BRI, strategi perluasan segmen pasar perlu dipertajam 1agi dengan upaya lebih memahami karakteristik nasabahnya atau tetap fokus pada segmen pasar yang dilayani saat ini dengan meningkatkan pelayanan yang lebih profesional, memperbaiki atau menambah fasilitas tabungan, serta memperluas jaringan dan sistem online. Kemudian bagi peneliti, merupakan tantangan untuk mengetahui lebih jauh faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingginya tingkat rata-rata saldo tabungan.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Suharto
Jakarta: Bank Indonesia , 1985
332.1 PAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Fitriani
Abstrak :
ABSTRACT
Chinas contemporary) trans-regional initiative. to establish the. Belt and Road Initiative (BRI) -previously known as One Beit One Road (OBOR) -has attracted a lot of attention; not only because the initiative involves more than 60 countries across Asia, Africa and south Europe, but also because it represents a re-emerging China that is being considered a challenger to the post-second World War liberal world order led by the United States. The initiative has also been perceived JS a Chinese strategy to enhance its influence beyond its traditional reaim by tJking advantage of its economic prowess. Indonesia was among the first countries introduced to the OBOR and whose territory is at the heart of the OBOR route. The country, however, has been prudent in the face of Chinese offers since it has perceived the initiative as both an opportunity and challenge in economic as well as strategic dimensions. In addition, the Chinese BRI grand initic1tive may create regional pro­blems due to hotspots in the South China Sea and the inclination of some regional states to support China rather than strengthen the Association of the Southeast Asian Nations (ASEAN). Thus, while it is important to weicome the initiative, critical assessments of the project are indeed necessary in order to understand its impact on the geo-economy and geo-politics of involved regions cind on future relations between the involved countries and China.
lnstituto para el Desarrollo Industrial y ei Crecimiento Economico, A.C., 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tjondro Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK


Upaya mendorong fungsi intermediasi berupa ekspansi kredit, serta penerapan risiko pasar dalam perhitungan kebutuhan modal bank, menuntut tambahan modal yang memadai.

Untuk mengimbangi pertumbuhan ekspansi kredit dan kebutuhan modal untuk risiko pasar, bank tidak dapat lagi hanya mengandalkan laba di tahan (retained earning) sebagai sumber modal Salah satu sumber modal bank yang sedang marak diupayakan adalah obligasi subordinasi.

Karya akhir ini membahas tiga aspek dalam penerbitan obligasi subordinasi yaitu perubahan struktur permodalan, pengukuran risiko suku bunga atas investasi yang dananya bersumber dari obligasi subordinasi, dan imunisasi risiko suku bunga atas penerbitan obligasi subordinasi.

Hasil perhitungan pada karya akhir ini menunjukkan bahwa bila tidak ada penambahan modal, penerapan risiko pasar pada perhitungan kebutuhan modal akan menyebabkan rasio kecukupan modal pada bulan Juni 2003 turun dari 12,36% menjadi 11,97%.

Untuk memperkuat modal, BRI masih rnemiliki peluang untuk meningkatkan modal pelengkap sebesar Rp 3.562 milyar. Apabila BRI berupaya meningkatkan jumlah modal pelengkap melalui penerbitan obligasi subordinasi, maka masih terdapat peluang untuk menerbitkan surat berharga tersebut senilai Rp 1.810 milyar atau setara dengan US$ 210juta.

Pada bulan September 2003, BRI menerbitkan obligasi subordinasi senilai US$ 150 juta, yang diklasifikasikan sebagai modal pelengkap (tier 2). Penerbitan obligasi subordinasi ini telah merubah struktur permodalan BRl cukup signifikan. Jika sebelumnnya jumlah modal pelengkap hanya sebesar 23,23% dari modal inti, maka dengan adanya obligasi subordinasi jumlah modal pelengkap menjadi 51,10% modal inti.

Seluruh tambahan modal yang bersumber dari obligasi subordinasi dapat diakui sebagai modal yang memenuhi syarat (eligible capital). Akibatnya rasio kecukupan modal (CAR) meningkat menjadi 14,61%. Rasio ini telah memperhitungkan kebutuhan modal untuk risiko pasar. Jika BRI mentargetkan CAR 13,77% pada tahun 2003, maka masih terdapat kelonggaran pertumbuhan ATMR sebesar Rp 2.869 milyar.

Namun seandainya obligasi subordinasi ini diklasifikasikan sebagai modal pelengkap tan1bahan (tier 3), maka tidak seluruhnya dapat diperhitungkan sebagai modal yang memenuhi syarat. Hal ini disebabkan adanya batasan jumlah modal pelengkap tambahan maksimum 250% dari modal inti yang dialokasikan untuk. risiko pasar. Sedangkan modal inti yang dialokasikan untuk risiko pasar adalah 28,5% dari A TMR risiko pasar. Akibatnyajika rasio kecukupan modal hanya mencapai 14,24%.

Jika BRI mencoba mengunci risiko suku bunga (locking in rate) atas penerbitan obligasi subordinasi pada akhir bulan September 2003, setidaknya terdapat tiga obligasi yang kemungkinan dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Ketiga surat berharga tersebut terdiri dari obligasi Bank Mandiri, obligasi Aneka Tambang dan obligasi subordinasi Bank Negara Indonesia.

Pengukuran risiko suku bunga dari ketiga obligasi tersebut dilakukan dengan menggunakan konsep durasi, berupa pengukuran persentase perubahan harga terhadap perubahan tingkat suku bunga dan elastisitas suku bunga. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa obligasi subordinasi BNI merupakan surat berharga dengan risiko suku bunga terendali, sedangkan obligasi Aneka Tambang merupakan surat berharga dengan risiko suku bung tertinggi.

Ukuran tingkat risiko suku bunga ini belum dapat digunakan untuk menetapkan surat berharga yang dapat digunakan untuk mengimunisasi risiko suku bunga. Imunisasi risiko suku bunga dapat diul'Uf dengan menghitung ex post effective annual yield dari ketiga surat berharga tersebut pada berbagai tingkat suku bunga.

Hasil simulasi imunisasi menunjukkan bahwa pada tingkat sulru bunga pasar 7,88%, hanya obligasi Aneka Tambang yang mendekati expected yield dari obligasi subordinasi BRI. Meskipun demikian obligasi ini belum sepenuhnya dapat mengimunisasi risiko suku bunga dari obligasi subordinasi BRI, karena durasinya tidak sama persis dengan durasi atau holding period obligasi subordinasi BRI.

Durasi obligasi Aneka Tambang akan sama dengan durasi obligasi subordinasi BRI jika jangka waktu jatuli temponya adalah 6 tahun. Dengan jangka waktu itu obligasi ini bam sepenuhnya dapat mengimunisasi risiko suku bunga obligasi subordinasi BRI.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Maria
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai lembaga jaminan fiducia didalam praktek perbankan di Indonesia. Sedangkan metode penelitian yang dignnakan adalah melalui study kepustakaan dan wawancara dengan beberapa pejabat.

Secara teoritis lembaga jaminan fiducia mempunyai kekurangan-kekurangan, sedangkan didalam praktek perbankan di Indonesia ia mendapat tempat pada kedudukan utama. Sejalan dengan program pemerintah untuk menggalakkan pemberian kredit terhadap golongan ekonomi lemah seperti para pedagang kecil, pengusaha kecil, para pengecer, petani, maka lembaga jaminan fiducia dapat merabantu untuk menjalankan peranan tersebut, yaitu membantu dalam pemberian kredit.

Dalam rangka menciptakan hak-hak jaminan yang memberikan kepastian hukum dengan memperhatikan kepentingan para penerima kredit, prosedurnya cepat dan sederhana, biaya murah, maka lembaga fiducia telah memenuhi umsur-unsur tersebut, sedangkan untuk kepastian hukum didalam rangka pembentukan kodifikasi nanti tentang lembaga fiducia akan dapat memberikan gambaran yang berarti, penulis, menyarankan agar didalam rangka pembentukan kodifikasi hukum nasional tentang lembaga fiducia, supaya diatur dalam undang-undang.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Dormauli
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang dimensi pelayanan dan produk T-Bank BRI yang diperhatikan oleh nasabah pengguna layanan T-Bank BRI. Inovasi yang dilakukan oleh BRI untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya adalah layanan T-Bank BRI. T-Bank BRI merupakan suatu layanan Branchless Banking yang dimiliki oleh BRI, dimana transaksi keuangan cukup dilakukan melalui Handphone tanpa nasabah datang ke bank. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi suatu inovasi diantaranya adalah : type of group, type of decisions, marketing effort, fullfilment of felt need, compatibility, relative advantage, complexcity, observability, triability, dan perceived risk. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta dilakukan di dua tempat yaitu Kantor Cabang BRI Jakarta Fatmawati dan Yogya Cik Ditiro. ...... This study discusses the dimensions of the service and products T-Bank BRI that considered by customer T- Bank BRI in Jakarta and Yogyakarta. Innovations made by BRI to meet the needs of its customers is T- Bank BRI. T- Bank BRI is product Branchless Banking that owned by BRI, financial transaction is done through mobile phone without the customer comes to the bank. Several factors influence the rate of adoption of an innovation such as: type of group, type of decisions, marketing effort, fullfilment of felt need, compatibility, relative advantage, complexcity, observability, triability, and perceived risk. Methods of data collection using questionnaires and conducted in two places, namely Jakarta Branch Office BRI Fatmawati and Cik Ditiro Yogya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>