Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leentje Salamah
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai upaya penanggulangan terhadap pengetahuan AIDS di Indonesia telah dilakukan pemerintah Indonesia, antara lain di kalangan remaja. Depkes bersama-sama Depdikbud RI telah membuat suatu modul "Penyuluhan AIDS Bagi Siswa-Siswa Sekolah Menengah". Selama empat minggu 300 siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Yayasan. BPK PENABUR diberikan penyuluhan dengan modul tersebut dengan menggunakan dua metode: Pengembangan Keterampilan (100 siswa), Ceramah (100 siswa), dan Kontrol (100 siswa). Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pretes dan posies kepada ketiga kelompok tersebut. Hasilnya untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan peningkatan pengetahuan 22.0%, kelompok dengan metode Ceramah 9.0%, kelompok kontrol 3.0%. Uji McNemar menunjukkan kenaikan bermakna untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan (X2=7.48; p<0.05; 95% CI) dan metode Ceramah (X2=5.43; pO.05; 95 %CI). Peningkatan sikap terhadap pencegahan dan penderita AIDS untuk kelompok dengan metode Pengembangan Keterampilan 18.0% (peningkatan bermakna X2=7.00; p<0.05; 95% CI); kelompok Kontrol 2.0% (peningkatan tidak bermakna: X2= 1.62; p>0.05; 95% CI). Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ternyata eksperimen ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa mengenai AIDS dan sikap siswa terhadap pencegahan dan penderita HIV/AIDS. Disarankan agar semua siswa SLTA BPK PENABUR mendapatkan penyuluhan AIDS dengan menggunakan modul Penyuluhan AIDS tersebut dan penyampaiannya dengan metode Pengembangan Keterampilan.
ABSTRACT To prevent AIDS in Indonesia, the Department of Health and the Department of Education of the Republic of Indonesia together made a module 'AIDS Education For the Students of The High Schools". For four weeks 300 students were educated with the module by two methods: 100 students by the methods of Skill Development, 100 students by methods of Lecture, and the last 100 by Control only. Before and after the intervention we took pretest and posttests to the three groups. The result was: There was an increase of the group which was treated by methods of Skill Development for knowledge of AIDS 22.0%, for the group which was treated by methods of Lecture 9.0% and for the group by Control only 3.0%. McNemar test show the significance of the increase of knowledge of the group which treated by the methods of Skill Development 22.0% (X2=7.48; p<0.05; CI 95%); the group which was treated by the methods of Lecture 9.0% (X2=5.43; p<0.05; CI 95%); and for the Control group the increase was not significant 3.0% (X2=2.88; p>0.05; Cl 95%). The increase of attitude show the significance for the two groups: for the group which was treated by the methods of Skill Development 18.0% (X2=7.00; p<0.05; Cl 95%); and for the group which was treated by the methods of Lecture 17.0% (X2=6.67; p<0.05; CI 95%). For the Control group the increase was not significant (X2-1.62; p>0.05; CI 95%). All the results show that this experiment were successful in increasing the knowledge of AIDS and the attitude of the students in prevention of AIDS and their attitude towards the people living with AIDS. Our suggestion is to give all the students of the high schools at Yayasan BPK PENABUR AIDS Education with the module and the before mentioned methods of Skill Development.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Christina Ruth Elisabeth; Junita Elvira Pandji Surya
Abstrak :
Ilustrasi Gambar Cerita (IGC) sebagai salah satu media pengajaran untuk anak prasekolah turut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar anak. Penggunaan IGC pada cerita atau saat cerita disampaikan pada anak prasekolah dimaksudkan untuk membantu anak memahami isi cerita. Hal ini disebabkan karena saat anak mendengar cerita, beberapa kata atau kalimat tidak mereka pahami karena bersifat abstrak atau belum pernah mereka alami.
Pada pendidikan prasekolah sendiri terdapat penekanan untuk menstimulasi kemampuan mengingat anak sebagai salah satu aspek pengembangan kemampuan dasar daya pikir anak (Depdiknas, 2001). Sejalan dengan hal itu pemakaian IGC ditekankan saat mengajar anak dengan bercerita. Dari berbagai penelitian mengenai IGC di luar negeri, didapat pandangan yang berbeda (pro dan kontra) mengenai pengaruh IGC terhadap belajar anak Pada beberapa penelitian tersebut, diketahui pula bahwa pemaknaan unsur warna dalam IGC membuat IGC lebih berpengaruh secara efektif dalam memahami dan mengingat isi tulisan yang ilustrasikan (Spaulding dalam Anglin, Towers &. Levie, 1996).
Penelitian-penelitian yang disebutkan diatas sebagian besar belum melihat apakah pengaruh IGC menetap dalam waktu yang lama/durable over time (Anglin, Towers & Levie, 1996). Di Indonesia sendiri masih jarang dilakukan penelitian mengenai pengaruh IGC terhadap belajar anal; khususnya kemampuan mengingat anak. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh IGC terhadap kemampuan mengingat isi cerita jangka pendek dan jangka panjang pada anak prasekolah usia 5-6 tahun. Mengingat warna membuat anak lebih mudah menyimpan informasi dalam memori, maka penelitian ini juga akan meneliti perbedaan pengaruh dari IGC berwarna dan IGC Tidak berwarna terhadap kemampuan mengingat anak.
Pada awalnya direncanakan penelitian ini bersifat eksperimental, tapi pada pelaksanaannya tidak dapat dilakukan random assignment schinggts penelitian ini lebih bersifat quasi-experimental. Penelitian ini dilakukan terhadap anak-anak TK B Sekolah Tina Marla-Yayasan BPK Penabur, Pondok Indah_ Sampel penelitian berjumlah 36 anak yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa secara umum tingkat kemampuan mengingat isi cerita pada anak prasekolah usia 5-6 tahun, paling rendah jika tidak menggunakan IGC saat cerita disampaikan. Pada kemampuan mengingat jangka pendek, IGC tidak berwarna berpengaruh secara signifikan positifi Pada kemampuan mengingat jangka panjang, baik IGC tidak berwarna maupun IGC berwarna berpengaruh secara signifikan positif hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara IGC berwarna dan IGC tidak berwarna.
Pada penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan random assigment saat pembagian kelompok penelitian dan juga melakukan pengontrolan terhadap kecenderungan gaya belajar anak (visual dan verbal). Jumlah sampel penelitian juga perlu diperbanyak, misalnya dengan melibatkan beberapa sekolah agar hasil penelitian bisa digeneralisir secara lebih luas. Untuk menghindari berpengaruhnya variabel sekunder pencerita, cerita bisa disampaikan pada anak dengan cara mendengarkan cerita yang direkam dalam kaset.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mengingat anak berada pada tingkat paling rendah jika tidak menggunakan IGC dan IGC tidak berwarna memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap kemampuan mengingat isi cerita pada anak prasekolah usia 5-6 tahun. Oleh karena itu disarankan pada pendidik anak prasekolah dan orang tua untuk memakai IGC saat bercerita pada anak, karena informasi yang diberikan akan lebih banyak dipahami dan diingat anak.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library