Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dimas Trisetyo Nugroho
"Latar belakang : Konduit vena lebih rentan mengalami trombosis dini dalam satu tahun pertama pasca bedah pintas arteri koroner sehingga meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti ada tidaknya perbedaan kejadian trombosis dini konduit vena pascabedah pintas arteri koroner (BPAK) dengan teknik on-pump dan off-pump pada pasien non-resisten aspirin.
Metode : Dilakukan suatu studi kohort prospektif pada pasien yang menjalani operasi BPAK elektif di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dari bulan September 2019 hingga September 2020. Penelitan ini membandingkan kejadian trombosis pada satu bulan pascabedah pada kelompok on-pump dan off-pump dengan menggunakan pemeriksaan MSCT, serta membandingkan nilai MGF dan PI pada kedua kelompok tersebut.
Hasil : Sebanyak 60 konduit vena dari 28 pasien yang menjalani BPAK dilibatkan dalam penelitian ini. Sebanyak masing-masing 30 konduit pada kelompok off-pump dan on-pump. Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan bermakna pada kejadian trombosis dini antara kedua kelompok. Kejadian trombosis dini pada BPAK on-pump sebanyak 13,3% dan pada BPAK off-pump 13,3% (p=1). Evaluasi nilai MGF dan PI juga menunjukan hasil tidak berbeda bermakna antara kedua teknik operasi maupun pada kelompok konduit yang paten atau oklusi.
Simpulan : Tidak ada perbedaan bermakna pada kejadian trombosis dini antara BPAK baik secara on pump maupun off pump

Introduction : Early thrombosis is more common in vein grafts and may occur within the first year after coronary artery bypass graft surgery and can increase morbidity and mortality rate. This study aims to establish whether there is a difference of the incidence of early thrombosis after on-pump and off-pump CABG in non-aspirin resistant patient population.
Method : Patients who undergone elective CABG surgery from September 2019 to September 2020 in single center was included in this prospective cohort study. This study compares the incidence of vein graft thrombosis at one month postoperative in both groups on pump and off pump using MSCT, and compares MGF and PI value of in on pump and off pump group also in patent and occluded vein grafts.
Results : A total of 60 vein grafts (30 on-pump and 30 off-pump) from 28 patients were analyzed in this study. There was no significant difference on the incidence of early vein graft thrombosis between two groups (13,3% in on pump vs 13,3% in off pump, p:1). MGF and PI value showed no difference in both techniques also no difference in patent group and occluded group
Conclusion : There is no significant difference in early vein graft thrombosis after on-pump or off-pump CABG.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Montolalu, Gabriela
"ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner (PJK) memegang urutan pertama penyebab kematian dini pada laki-laki dengan usia menengah. Salah satu operasi tersering yang sering dilakukan sebagai intervensi terhadap PJK adalah Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kematian pasien dalam 6 tahun pascaoperasi BPAK di RS Pusat Jantung Harapan Kita (RSPJNHK) pada tahun 2006. Dilakukan studi kohort retrospektif terhadap pasien yang menjalani operasi BPAK di RSPJNHK pada tahun 2006 menggunakan rekam medis subyek untuk menentukan apakah kadar kreatinin dan diabetes melitus dapat menjadi prediktor kematian. Pada setiap variabel dilakukan uji chi-square. Dari 75 subyek untuk variabel kadar kreatinin, 18,66% (n=14) meninggal setelah 6 tahun pascaoperasi BPAK (p=0,007). Dari 79 subyek untuk variabel diabetes melitus didapatkan 18,98% (n=15) subyek meninggal setelah 6 tahun pascaoperasi BPAK (p=0,55). Kematian pasien dalam 6 tahun pascaoperasi BPAK di RSPJNHK pada tahun 2006 menunjukkan adanya hubungan dengan kadar kreatinin preoperasi namun tidak berhubungan dengan status diabetes melitus subyek."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pranandi
"Latar Belakang. Hiperglikemia sering terjadi pada pasien pascabedah pintas arteri koroner (BPAK). Kondisi ini mempengaruhi prognosis pada pasien, sehingga dibutuhkan protokol insulin intensif yang efektif dan aman digunakan. Di Indonesia belum ada protokol standar yang terbukti efektif dan aman pada pasien pascabedah pintas arteri koroner (BPAK). Tujuan. Mengetahui persentase pasien pascabedah pintas arteri koroner (BPAK) jantung yang mencapai target glukosa darah dalam 6 jam dan insiden kejadian hipoglikemia dengan menggunakan protokol insulin PERKENI 2011.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dari rekam medis pasien dewasa 318 tahun yang mengalami hiperglikemia (>200 mg/dL) pascabedah pintas arteri koroner (BPAK). Parameter yang dilihat karakteristik dari subjek, proporsi glukosa darah terkendali (150-200 mg/dL) dalam enam jam dan proporsi hipoglikemia. Proporsi pencapaian glukosa darah ditargetkan >50% dan kejadian hipoglikemia <12%.
Hasil. Penelitian ini dilakukan di Pelayanan Jantung Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2018 sampai September 2023. Sebanyak 98 subjek diikutsertakan dan didapatkan persentase pasien yang mencapai target glukosa darah dalam 6 jam sebesar 54,1% dan proporsi hipoglikemia sebesar 5,1%.
Kesimpulan. Berdasarkan penelitian ini persentase pasien yang mencapai target glukosa darah dalam 6 jam sebesar 54,1% dan proporsi hipoglikemia sebesar 5,1% dengan menggunakan protokol insulin PERKENI 2011.

Background. Hyperglycemia often occurs in patients after coronary bypass surgery. This condition affects the patient’s prognosis, so an intensive insulin protocol is needed that is effective and safe to use. In Indonesia, there is no standard protocol that has been proven to be effective and safe in patients after coronary bypass surgery.
Aim. To determine the percentage of post-coronary artery bypass surgery (CABG) patients who achieve blood glucose targets within 6 hours and the incidence of hypoglycemia using the PERKENI 2011 insulin protocol.
Methods. This study used a retrospective design from medical records of adult patients (318 years old) who experienced hyperglycemia (>200 mg/dL) after coronary bypass surgery. The parameters seen were the characteristics of the subjects, proportion of controlled blood glucose (150-200 mg/dL) within six hours and proportion of hypoglycemia. The proportion of blood glucose achieved is targeted at >50% dan the incidence of hypoglycemia <12%.
Results. This research was conducted at the Integrated Heart Service of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for the period January 2018 to September 2023. A total of 98 subjects were included and it was found that the percentage of patients who reach the blood glucose target within 6 hours was 54.1% and the proportion of hypoglycemia was 5.1%.
Conclusion. Based on this study, the percentage of patients who achieved the blood glucose target within 6 hours was 54.1% and the proportion of hypoglycemia was 5.1% using the PERKENI 2011 insulin protocol.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library