Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Dian Ayu Agustina Fatem
Abstrak :
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil. Apabila mengenai ibu hamil dapat berakibat buruk terhadap ibu dan janinnya, salah satunya terhadap berat lahir bayi. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadi daerah endemis malaria dimana pada tahun 2012 terdapat 417.819 kasus. Di Papua,angka Annual Paracite Incidence (API) pada tahun 2012 sebesar 85,75/1000 penduduk, sedangkan angka API di kota Jayapura menunjukkan nilai 57,29 per 1000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status malaria pada ibu hamil dan BBLR di RSUD Abepura. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif, menggunakan 540 data rekam medis pasien yang melakukan antenatal care di RSUD Abepura selama tahun 2012-2013. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok responden yang mengalami malaria dalam kehamilan tidak berisiko secara statistik (Trimester pertama dengan RR 1,06 95% CI 0,42-2,72 dan p-value 0,891; trimester kedua dengan RR 0,99 95% CI 0,38-2,56 dan p-value 0,984; serta trimester ketiga dengan RR 1,01 95% CI 0,34-3,01 dan p-value 0,982) untuk melahirkan BBLR setelah dikontrol oleh variable usia gestasi dan status gizi ibu diantara ibu hamil yang anemia. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan pengambilan sampel yang tepat dan jumlah sampel yang lebih besar. ......Malaria is one of public health problem that can causes the death, especially for infants, toddlers and pregnant woman. If it touched by pregnant woman can adversely affects for the mother and their fetus. Indonesia is one of tropical countries that is still be a malaria endemic area, reported about 417.819 cases in 2012. In Papua, the number of Annual Paracite Incidence (API) in 2012 was about 85,75 per 1000 population, and the number of API in Jayapura was showed 57,29 per 1000 population. The purpose of this study was to determine the relation of malaria in pregnancy with low birth weight in RSUD Abepura. This study is a retrospective cohort that conducted through collect of 540 medical records of patients that are antenatal care in RSUD Abepura during 2012-2013. The result found that the respondents with malaria in pregnancy didn?t have riskbut it was not statistically significant (1st trimester with RR 1,06 95% CI 0,42-2,72 and p-value 0,891; 2nd trimester with RR 0,99 95% CI 0,38-2,56 and p-value 0,984; 3rd trimester with RR 1,01 95% CI 0,34-3,01 and p-value 0,982) for having baby with low birth weight after controlling with gestational pregnancy and nutritional pregnancy in respondent with anemia. Need to do further research with a larger sample and more appropriate sampling method.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatillah Razak
Abstrak :
ABSTRAK
Asfiksia Neonatorum Menurut Berat Badan Lahir Bayi BerdasarkanUsia Kehamilan Di RSIA Budi Kemuliaan Tahun 2017Pembimbing : dr. Asri Adisasmita MPH., M.Phil., Ph.DAsfiksia kelahiran adalah penyebab 23 dari semua kematian neonatal di seluruh dunia. Tiga perempat darisemua kematian bayi baru lahir disebabkan dari kondisi yang dapat dicegah dan diobati termasuk kejadianasfiksia. BBLR mempunyai risiko mengalami kegagalan nafas yang dapat menyebabkan asfiksia neonatorumnamun tidak semua bayi BBLR adalah prematuritas, sehubungan dengan hal tersebut diperkirakan sekitarsepertiga bayi berat lahir rendah sebenarnya adalah bayi aterm. Penelitian ini dikukan di RSIA Budi Kemuliaan,merupakan salah satu rumah sakit ibu dan anak swasta rujukan untuk proses kelahiran yang ada di Jakarta. Designpenelitian ini adalah kasus kontrol dengan menggunakan data rekam medik, jumlah kasus sanyak 120 dan kontrolsebanyak 240. Hasil analisis menunjukkan asfiksia neonatorum pada bayi BBLR cukup bulan memperlihatkannilai OR 2.17 0.88-5.37 dan risikonya meningkat pada bayi premature normal dan BBLR OR 4.69 CI 95 2.68-8.18 , ini berarti bahwa bayi prematur normal dan BBLR berisiko 4.69 kali untuk mengalami asfiksiadibanding dengan bayi yang beratnya normal.Kata kunci: Asfiksia Neonatorum, BBLR, Prematur.
ABSTRACT
Asphyxia Neonatorum of Neonates Weight Base on Gestational Age in Mother andChild Hospital Budi Kemuliaan Jakarta 2017Asphyxia neonatorum is the cause of 23 of all neonatal mortality in the world. Three quarters from the mortalityare caused by conditions that can be prevented and treated, including the incident of asphyxia. Low Birth Weight LBW has the risk of having a respiratory failure that can cause asphyxia neonatorum, however not all LBWinfants is prematurity, due to this problem, it can be estimated that approximately one third of LBW is aterminfants. This research was conducted in Budi kemuliaan hospital, which was one of the private mother and childhospital that reference to the birth process in Jakarta. The design of this research was case control by using medicalrecord data, with 120 cases and 240 controls. The multivariate analysis showed that asphyxia neonatorum on theLBW had OR 2.17 CI 95 088 5.37 and the risk increase on the premature normal and low birth weight OR4.69 CI 95 2.68 8.18 . Premature normal and low birth weight had 4.69 more at risk of asphyxia neonatorumthan the normal weight neonatal.Keyword Asphyxia, Low Birth Weight, Prematurity
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Ayu Nurranti Ramadhani
Abstrak :
Berdasarkan data Riskesdas (2018), prevalensi balita stunting di Provinsi DKI Jakarta sebesar 17,7%. Sedangkan prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi DKI Jakarta sebesar 6,08%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara riwayat BBLR terhadap kejadian stunting pada balita di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 dengan jumlah sampel 3075 dan analisis data menggunakan Cox-regression. Dari hasil analisis didapatkan proporsi BBLR sebesar 6,6% dan proporsi balita stunting sebesar 17,6%. Hasil analisis multivariat hubungan BBLR dengan kejadian stunting setelah dikontrol oleh variabel potensial confounder yaitu PR 0,938 (95%CI: 0,655-1,345). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kejadian stunting di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data SSGI tahun 2021 setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin, panjang badan lahir, konsumsi protein hewani, keragaman pangan, keikutsertaan KB, kelas ibu hamil dan kelas ibu balita. ......Based on Riskesdas data (2018), the prevalence of stunting under five in DKI Jakarta Province is 17.7%. While the prevalence of Low Birth Weight Babies (LBW) in DKI Jakarta Province is 6.08%. The purpose of this study was to determine the relationship between LBW history and the incidence of stunting in toddlers in DKI Jakarta Province. This study used secondary data taken from the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) with a sample size of 3075 and data analysis using Cox-regression. From the results of the analysis, it was found that the proportion of LBW was 6.6% and the proportion of stunted toddlers was 17.6%. The results of multivariate analysis of the relationship between low birth weight and stunting after being controlled by the potential confounder variable, namely PR 0.938 (95% CI: 0.655-1.345). The conclusion of this study is that there is no significant relationship between LBW and the incidence of stunting in DKI Jakarta Province based on the 2021 SSGI data after controlling for the variables age, sex, birth length, consumption of  protein, food diversity, family planning participation, class of pregnant women and mother toddler class.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dewi Rahmayanti
Abstrak :
Perawatan metode kanguru (PMK) dapat digunakan dalam merawat bayi berat lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kanguru terhadap pertumbuhan bayi, pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat BBLR di RSUD Cibabat-Cimahi. Desain penelitian yang digunakan quasi experiment. Sampel penelitian terdiri atas 16 orang kelompok kontrol (tanpa PMK) dan 16 orang kelompok intervensi (PMK), yang diambil secara consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pertumbuhan bayi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan sikap ibu pada kedua kelompok. Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut agar dilakukan teknik PMK secara continue dan intermiten.
Kangaroo Mother Care (KMC) can be used in the care of low birth weight (LBW). The purpose of this study is to determine the effect of KMC on the growth of infants, knowledge and attitudes of mothers in caring for LBW in Cibabat Hospital. The study design used was quasi experiment. The samples in this study were 16 infants and mother in control group (without KMC) and 16 infants and mother in intervention group (KMC). Samples were taken by consecutive sampling. The results showed that there were no significant differencies in the growth of infants between control and intervention groups. There were a significant differencies of knowledge and attitudes of mother at two group. Recommends further research with continuous and intermittent classifying of KMC.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarwati
Abstrak :
Angka kematian hayi masih merupakan masalah di Indonesia karena tertinggi di Asia Tenggara dan gangguan perinatal merupakan penyehab kedua setelah ISPA dan 40% terjadi pada usia dibawah 1 bulan. BBLR merupakan penyebab kedua Betelah tetanua neonatorum pada perinatal dan pada tahun 2000 nanti menjadi penyakit utama. Dengan mencegah BBLR akan menurunkan angka kematian bayi, anggaran kesehatan perinatal dan yang penting adalah mengurangi jumlah anak yang potensial menderita kelainan neurologis atau mental. Upaya yang dilakukan untuk menunjukkan BBLR antara lain dengan meningkatkan pelayanan antenatal dan mengurangi risiko BBLR.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kejadian BBLR dan faktor-faktor yang menentukan kej adian BBLR. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data sekunder dari data Survei Cepat Kesehatan Ibu Tahun 1995. Variabel BBLR diukur dengan cara pertanyaan dengan konfirmasi KMS dan dirasakan mempunyai kemungkinan "Recall bias" yang besar. Pada survei cepat tarsebut teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara kluster dua tahap. Analisa datanya 'harus menggunakan paket prggram yang sesuai dengan teknik sampling yang kompleks yaitu menggunakan SUDAAN. Analisa statistik multivariahel yang dilakukan adalah regresi logistik dengan pemilihan model.

Dari penelitian dihasilkan kejadian BBLR di kabupaten Cianjur 4,92%, Cirebon 4,41%, Lehak 1,94%, Tangerang 5,81% dan di empat kabupaten 4,34%. I-lasil ini. lebih rendah dibandingkan hasil penelitian lain, mengingat pengukuran BBLR yang lebih rendah validitasnya. Dalam pemodelan didapatkan faktor yang menentukan di empat kabupaten adalah imunisasi TT dan jumlah tablet yaag diminum ibu aadang di Tangerang adalah tempat pelayanan antenatal dan pemberian tablet besi. Imunisasi TT disini merupakan pancerminan dari pelayanan antenatal yang berkualitas karena ibu yang mameriksakan diri ke Posyandu akan mendapatkan imunisasi TT jika petugas Puskesmas hadir. Dari hasil tersebut disarankan agar program pemberian tablet besi tetap dipertahankan dan jumlahnya sesuai dengan ketentuan minimal dan petugas Puskesmas agar rutin mendatangi Posyandu supaya Posyandu dapat memberikan pelayanan yang ber!-nualitas. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan kejadian BBLR. Infant Mortality Rate is a problem in Indonesia, since Indonesia has the highest in South.East Asia. The second cause of infant mortality is perinatal distress and 40% before 1 month of age. Low birthweight is the second cause of infant mortality on perinatal period and will he the major cause in the Year of 2000. The prevention of low birthweight will reduce the infant mortality rate, perinatal health budget and the most important is to minimize the number of children who have neurologic distress and mental disability. The action to be done are such as increase the antenatal care and minimize the risk of low birthweight.

The purpose of this research is to find out the figure of low birthweight and its determinant factors. This study is using of secondary analysis data of 1995 Mother Health Rapid Survey. The measurement of birthweight was done by asking the mother and confirm by the HMS. The technique of sampling design of this study is using two stages cluster sampling, therefore SUDAAN is used for data analysis. Logistic regression model was used to perform multivariat analysis.

The results of this research are the prevalence of low birthweight in Cianjur is 4.92%, Cirebon is 4.41%, Lehak is 1.94%, Tangerang is 5.81% and for 4 districs is 4.34%. These results are lower than the other studies. The determinants of low hirthweiht for 4 districs are immunization and the number of Ferrum tablets which were consumed by pregnant women and for Tangerang are antenatal care places and Ferrum tablets which given to pregnant women. Immunization is the reflection of the antenatal care quality, because the pregnant women who control themselves to Posyandu should have immunisation when provider (Puskesmas) was there. The suggestion are Ferrum tablets programme should be continued and the number of Ferrum tablets should be enough and the provider shoud go to Posyandu routineously.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alifatus Sajida
Abstrak :
Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan di Kota Depok yang angka BBLRnya paling tinggi pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan determinan BBLR di Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan sumber data register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Depok Jaya, dan Puskesmas Rangkapan Jaya Baru sepanjang tahun 2016 serta data BPS Kota Depok tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa prevalensi BBLR di kecamatan ini adalah sebesar 8,08 . Nilai RR terbesar didapatkan dari variabel usia kurang dari 20 tahun RR: 4,864, 95 CI: 1,72-13,654 , tinggal di Kelurahan Rangkapan Jaya dan Rangkapan Jaya Baru RR: 11,892, 95 CI: 1,552-91,157 , akses terhadap bidan rendah RR: 3,2602, 95 CI: 0,12-0,784 dan melakukan kunjungan antenatal kurang dari empat kali RR: 6,521, 95 CI: 0,401-106,025.
Pancoran Mas sub district has the highest number of low birth weight LBW babies in Depok city on 2014. This research aims to see the distribution and determinant of LBW babies in Pancoran Mas sub district on 2016. This research used retrospective cohort study design using mother rsquo s cohort register collected by Puskesmas Pancoran Mas, Depok Jaya, and Rangkapan Jaya Baru during 2016, and Depok rsquo s Central Bureau of Statistics BPS data on 2016. This research found that the prevalence of LBW in this district is 8,08 . The highest RR values are on mother being pregnant before 20 years old RR 4,864, 95 CI 1,72 13,654 , living in Kelurahan Rangkapan Jaya and Rangkapan Jaya Baru RR 11,892, 95 CI 1,552 91,157 , low access to midwives RR 3,2602, 95 CI 0,12 0,784 , and having antenatal visits less than four times RR 6,521, 95 CI 0,401 106,025.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Salsabila
Abstrak :
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR menjadi salah satu penyumbang Angka Kematian Bayi (AKB) baik di Indonesia maupun dunia. Menurut WHO, bayi dengan BBLR mempunyai persentase 60-80% dari total seluruh kematian neonatus. Secara global persentase BBLR yaitu sebesar 15-20% dari total kelahiran di dunia. Sedangkan menurut data Riskesdas pada tahun 2018, angka BBLR sebesar 6,2%.  Penyebab BBLR antara lain yaitu berasal dari faktor ibu, faktor obstetri dan faktor janin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR sehingga program pengendalian angka BBLR menjadi lebih terarah dengan mengetahui faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Sampel dari penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada periode 5 tahun sebelum survei dengan berat lahir terdata dan tidak terdapat missing data. Variabel Independen yang diteliti antara lain yaitu usia melahirkan ibu, pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, status merokok, jumlah paritas, komplikasi kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe (TTD), jumlah ANC, jenis kelamin bayi, dan kehamilan ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu status ekonomi rendah (p=0.002; OR = 1.32; 95% CI= 1.105-1.586), pernah mengalami komplikasi kehamilan (p=0.000; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), frekuensi ANC buruk (< 6 kali) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), tidak patuh konsumsi tablet Fe (<90 tablet) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), serta kehamilan ganda (p=0.000; OR=31.601; 95% CI= 19.023-52.494). ......A baby with a Low Birth Weight (LBW) is a baby who has a birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the contributors of the Infant Mortality Rate (IMR) both in Indonesia and the world. According to WHO, infants with LBW have a percentage of 60-80% of the total of all neonatal deaths. Globally, the percentage of LBW is 15-20% of the total births in the world. Meanwhile, according to Riskesdas data in 2018, the LBW rate was 6.2%. The causes of LBW include maternal factors, obstetric factors and fetal factors. This study aims to determine what factors associated with the incidence of LBW so that the LBW rate control program becomes more focused on knowing the risk factors. This study uses a cross-sectional study design using the 2017 DHS data. The sample of this study was babies born in the 5-year period before the survey with birth weight recorded and no missing data. The independent variables studied included maternal age at birth, mother's education, place of residence, economic status, smoking status, number of parity, pregnancy complications, adherence to Fe tablet consumption (TTD), number of ANC, sex of the baby, and multiple pregnancies. The results showed that the variables associated with the incidence of LBW were low economic status (p = 0.002; OR = 1.32; 95% CI = 1.105-1.586), had experienced pregnancy complications (p = 0.000; OR = 1.896; 95% CI = 1.557- 2,308), poor ANC frequency (< 6 times) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), non-adherence to Fe tablet consumption (<90 tablets) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI = 1,557-2,308), and multiple pregnancies (p = 0.000; OR = 31.601; 95% CI = 19,023-52.494).

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cintawati
Abstrak :
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan teknologi tepat guna perawatan bayi berat lahir < 2500 gram atau bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan melakukan kontak langsung kulit ibu dan bayi. RSSIB RSUD Cianjur melaksanakan PMK sejak 2010. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan PMK di rumah dan kontrol ulang paska rawat inap rumah sakit menggunakan metode kualitatif dengan desain Rapid Assesment Procedure. Penelitian dilakukan pada ibu melahirkan dengan BBLR pada Maret-Mei 2012 dan dilakukan PMK. Penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan PMK di rumah paska rawat inap rumah sakit belum optimal, karena pemahaman ibu tentang PMK masih kurang. Perlu kerjasama rumah sakit dan Dinas Kesehatan dalam pemantauan PMK di rumah dan kontrol ulang BBLR dengan PMK. ...... The Kangaroo Mother Care (KMC) is proven to be the appropriate technology in caring low birth weight babies. The aim of this study was to access KMC practise at home and hospital revisit by using qualitative methode with Rapid Assessment procedure. The informants were mother who give birth to low weight babies and practiced KMC at hospital during March until May 2012. The result showed that KMC practise at after discharge was not regulary implemented partly was die to lack of understanding about KMC techniques. Recomendation was made to hospital and district health office to build mutual cooperation in implementing and monitoring KMC practise after discharge.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Moch Al-Ridha
Abstrak :
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu Pematauan Terapi Obat (PTO). PTO merupakan evaluasi terstruktur pada pengobatan pasien yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan obat-obatan, meningkatkan hasil pengobatan, mendeteksi masalah terkait pengobatan, dan merekomendasikan intervensti terkait masalah terkait obat. Salah satu kondisi pasien yang diprioritaskan untuk dilakukan pemantauan yaitu pasien pediatri khususnya bayi dengan kodisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memiliki organ yang belum matang sehingga seringkali mengalami beberapa masalah pada periode segara setelah lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah terkait obat melalui kegiatan PTO pada pasien anak dan bayi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan analisis MTO pada data dasar pasien yang diperoleh dari rekam medik pasien berdasarkan American Society of Hospital Pharmacists (ASHP). Hasil penelitian menunjuukan Masih terdapat masalah terkait obat berupa dosis berlebih, dosis subterapeutik, dan ketidaksesuaian frekuensi dalam pemberian obat pada pasien anak dan bayi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. ...... Pharmaceutical services in hospitals aim to protect patients and the public from irrational drug use in the context of patient safety. One of the pharmaceutical services provided to achieve this goal is Therapeutic Drug Monitoring (TDM). TDM is a structured evaluation of a patient's treatment that aims to optimize medication use, improve treatment outcomes, detect drug related problems, and recommend interventions related to drug related problems. One of the patient conditions that is prioritized for monitoring is pediatric patients, especially babies with the condition Low Birth Weight (LBW) who have immature organs so they often experience several problems in the immediate period after birth. This study aims to identify drug-related problems through TDM activities in pediatric and infant patients at the University of Indonesia Hospital. This research was carried out using TDM analysis on basic patient data obtained from patient medical records based on the American Society of Hospital Pharmacists (ASHP). The results of the research show that there are still problems related to drugs in the form of excessive doses, subtherapeutic doses, and inappropriate frequency in administering drugs to pediatric and infant patients at the University of Indonesia Hospital.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>