Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafa Annisa Sari
Abstrak :
Polutan organik malasit hijau yang berasal dari limbah industri tekstil menimbulkan bahaya terutama bagi ekosistem perairan dan kesehatan manusia. Kontaminan zat warna dalam limbah dapat diminimalisir dengan metode fotokatalitik. Biological Metal Organic Framework (Bio-MOF) adalah keluarga baru Metal Organic Frameworks (MOFs) yang sedang dikembangkan aplikasinya sebagai fotokatalis. Salah satu Bio-MOF yang dapat dikembangkan sebagai fotokatalis yaitu Co-Glu. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis Bio-MOF Co-Glu untuk uji degradasi fotokatalitik malasit hijau serta optimasi nya menggunakan Response Surface Methodology (RSM) metode Box-Behnken Design (BBD). Bio-MOF Co-Glu berhasil disintesis melalui metode hidrotermal menggunakan pelarut aquades:TEA (22:1). Variabel independen penelitian ini adalah waktu reaksi (1, 2, 3 jam), massa katalis Bio-MOF Co-Glu (25, 50, 75 mg), dan konsentrasi zat warna malasit hijau (30, 40, 50 ppm). Karakteristik dari Bio-MOF Co- Glu menunjukkan pola XRD memiliki 4 puncak intensitas tertinggi pada nilai 2𝜃 = 14,89°; 20,34°; 21,84°; 29,96° dengan ukuran kristal sebesar 71,86 nm. Bio-MOF Co-Glu memiliki nilai spektrum energi celah pita sebesar 2,06 eV. Kondisi optimum Bio-MOF Co-Glu dalam mendegradasi malasit hijau didapatkan pada waktu reaksi 2 jam, massa katalis 25 mg, dan konsentrasi zat warna malasit hijau 50 ppm dengan hasil kapasitas degradasi sebesar 94,71 mg/gram. ......Malachite green is an organic pollutant originating from textile industry waste poses a danger, especially to aquatic ecosystems and human health. Dye contamination in waste can be minimized using photocatalytic methods. Biological Metal Organic Framework (Bio-MOF) is a new family of Metal Organic Frameworks (MOFs) whose applications as photocatalysts are being developed. One of the Bio-MOFs that can be developed as a photocatalyst is Co-Glu. This research aims to synthesize Bio-MOF Co-Glu for the photocatalytic degradation test of green malachite and its optimization using the Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken Design (BBD) method. Bio-MOF Co-Glu was successfully synthesized via the hydrothermal method using distilled water:TEA (22:1). The independent variables of this study were reaction time (1, 2, 3 hours), mass of Bio-MOF Co-Glu catalyst (25, 50, 75 mg), and concentration of green malachite dye (30, 40, 50 ppm). The characteristics of Bio-MOF Co-Glu show that the XRD pattern has 4 highest intensity peaks at a value of 2θ = 14.89°; 20.34°; 21.84°; 29.96° with a crystal size of 71.86 nm. Bio-MOF Co-Glu has a band gap energy spectrum value of 2.06 eV. The optimum conditions for Bio-MOF Co-Glu in degrading malachite green were obtained at a reaction time of 2 hours, a catalyst mass of 25 mg, and a malachite green dye concentration of 50 ppm with a resulting degradation capacity of 94.71 mg/gram.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edison P.S.
Abstrak :
Bank BBD merupakan salah satu bank pemerintah yang sejak tahun 1992 telah berbentuk badan hukum PT. Persero dan merupakan salah satu bank peninggalan jaman Belanda. Sebagai bank yang telah memiliki pengalaman cukup lama, bank BBD telah berhasil menjadi bank yang beroperasi dalam cakupan nasional dan bahkan telah memiliki cabang di beberapa manca negara. Berdasarkan jumlah dan luas operasinya maka bank BBD dikategorikan sebagai bank besar tingkat nasional. Perkembangan dan pertumbuhan bank BBD tentu tidak terlepas dari peran pemerintah dalam menjaga kestabilan sektor perbankan melalui beberapa kebijakan perbankan dan moneter yang dikeluarkan. Sebagai contoh, sejak tahun 1988, saat dikeluarkannya deregulasi perbankan atau lebih dikenal sebagai era liberalisasi perbankan, Bank BBD menggunakan keleluasaan ini dengan melakukan ekspansi melalui pendirian sejumlah kantor cabang, dan bahkan melebarkan jenis dan cakupan operasi perbankannya. Bank ini yang sebelumnya hanya bergerak atau ditugaskan mengelola kegiatan agribisnis (khususnya perkebunan) kemudian melebarkan jenis usahanya kepada corporate banking lalu menuju pada retail banking. Penulis sangat tertarik dalam mengamati kondisi dan lebih jauh kesiapan Bank BBD menghadapi persaingan dari bank asing pada era global nanti karena banyak pengamat dan ahli perbankan menyatakan bahwa hampir seluruh bank umum di Indonesia beroperasi pada kapasitas inefficient dan bahkan rapuh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan lebih kepada mikro ekonomi perbankan untuk mengetahui kondisi dan kinerja Bank BBD, khususnya dilihat dari kinerja dan standar penilaian kesehatan perbankan nasional. Konsep pemikiran teoritis yang melandasi analisis dari penelitian ini adalah konsepsi perbankan yang sehat yang dapat menopang laju pertumbuhan ekonomi. Konsepsi demikian dilandasi oleh konsep Repelita yang mempersiapkan Indonesia dari negara berbasis ogroindustri menuju negara yang perekonomiannya berbasis industri modern. Berdasar kerangka pemikiran seperti demikian di atas maka langkah awal penelitian ini dimulai dengan pengamatan terhadap sejarah perbankan nasional. Tujuannya untuk membandingkan beberapa dampak dari regulasi yang dikeluarkan pemerintah dari waktu ke waktu, dan untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dapat menunjang kinerja perbankan dalam mengembangkan strategi bersaingnya. Kemudian penelitian dilanjukan kepada pengamatan terhadap kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja manajemen Bank BBD. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan salah satu alat analisa dari metode Manajemen Strategis yaitu Analisis S-W-O-T. Metode ini akan dengan jelas memberikan gambaran mengenai apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Bank BBD. Dari penelitian pada bagian ini terlihat Bank BBD masih memiliki banyak kelemahan dalam penerapan strategi bersaingnya namun disisi lain memiki sumber daya yang dapat dijadikan peluang. Analisis mengenai alternatif-alternatif strategi apa yang tepat yang dapat diajukan bagi Bank BBD, hal ini dilakukan dengan menggunakan Policy Analysis. Sedangkan untuk menentukan pilihan strategi mana yang paling tepat ataupun merupakan strategi prioritas dari alternatif yang ada, diterapkan dengan menggunakan metoda Analysis Hierarchy Process (AHP). Metoda ini sangat cocok diterapkan pada kasus yang dipilih bagi penelitian ini, di samping itu, AHP dapat lebih memberikan suatu pilihan yang lebih tepat dan lebih obyektif dari pilihan strategi yang ada. Namun, dalam penerapannya penggunaan Metode AHP harus diawali dengan menyusun suatu kuesioner khusus yang disebut Kuesioner AHP. Tujuannya adalah untuk memperoleh pendapat dari para ahli sehingga hasil pilihan yang keluar .nantinya lebih tepat. Namun, pada bagian akhir disadari bahwa keberhasilan Bank BBD dalam menerapkan strategi hasil pilihan tersebut belum akan sempurna, sehingga perlu ditopang oleh langkah strategi berikutnya sebagai penunjang. Lagi, ditentukan oleh berhasil tidaknya bank ini mengkikis budaya buruk yang ada, dan ketegasan pihak otoritas moneter mengawasi kinerja perbankan khususnya Bank BBD. ......Based on its structural ownership, Bank BBD is a public bank with status of PT. Persero, meaning it is full government owned bank, which runs under the Department of Finance. The Bank was established to deal specifically with plantation or agribusiness. However, changes of conditions that occurred throughout the years have also influenced the Bank's intention and resulted to the expansion of its services into handling corporate banking as well. Looking to its financial instruments and its annual report released by Bank Indonesia, as a Central Bank and monetary authority, Bank BBD has been regarded as one of the 10 largest national public banks. Unfortunately, further investigation revealed that the majority of national banks have been performing inefficiently. By using banking micro economic approach with analysis of national and regional level, this research is generally intended to give an overall picture of conditions and opportunities that will surfaced by the future global trade in year 2003. In particular, this research will analyzed the capabilities and readiness of Bank BBD in facing the global competition. The research will begin with observing aspects such as the company external environment and regulation involved with the banking sector. Specifically, examining the company's conditions, policies that have been affirmed, and strategies that have been implemented. The focus of the research is the management strategy and policy application method, which have contributed to the company's performance. Management strategy method is used to observing internal aspects such as strength, weakness, opportunities, and threats, which have large influences on the bank's operational matter. The AHP method, on the other hand, is used as a supporting instrument in the strategy decision making or in selecting the right strategy from alternatives offered. To apply the method, a special questioner will be made called the AHP questioner. Some important policies which have been applied in the Bank BBD are (a) service expansion development to corporate banking (b) changes in its structural organization particularly in its marketing management. All activities are intended as an enhancement of the bank's services and performance. According to its financial indicator and banking healthiness appraisal instruments, the performance of Bank BBD is regarded as unsatisfactory. The indicator include (a) the bank is one of the oldest bank in Indonesia which is assumed to have experience in the banking sector (b) Bank BBD is a government bank that owns highly capable branches and human resources. In order to find out what have been the cause and problems in the bank's internal matter, as well as the external obstacles and threats, a Strategy Management Analysis Method called the SWOT Analysis is appropriate to use. This method provides appropriate analysis on examining the opportunities and policies or alternatives policies applied. To find the most suitable policy from alternative policies offered, the AHP method will be available at the end of this research. This method enable management team to determine the best choice from alternatives offered, involving the skill and opinion from experts, both for the company's internal and external matters. Decision on the right policy applied, with some improvement on the system and organizational management performance, will contribute to the capability of its customers. Further more, this will solidify the conditions and enhance the Bank's competitiveness in facing the future global competition.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman
Abstrak :
Kebutuhan air bersih di perkotaan akan meningkat seiring tahun karena pertumbuhan penduduk. Dengan kebutuhan air yang meningkat seiring tahun, PERUMDA Tirta Patriot sebagai perusahaan daerah yang melayani kebutuhan air bersih Kota Bekasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan produksi air bersihnya. Dalam proses penjernihan air, koagulasi merupakan tahap awal yang krusial bagi keberhasilan proses-proses selanjutnya. Namun, proses koagulasi di IPA Teluk Buyung yang dimiliki PERUMDA Tirta Patriot belum maksimal karena pembubuhan dosis koagulan yang dibubuhkan tidak tepat (bukan dosis optimum) karena jarangnya dilakukan jar test. Hal ini menyebabkan dosis yang dibubuhkan tidak berubah padahal kualitas air baku yang masuk ke IPA sangat berfluktuatif. Hal ini juga yang membuat penyisihan kekeruhan di unit koagulasi tidak maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan pembuatan model efisiensi penyisihan kekeruhan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi (pH, kekeruhan, dosis jenis koagulan optimum). Untuk menentukan jenis koagulan yang optimum, dilakukan jar test dan pengambilan keputusan weighted sum method (WSM) pada koagulan alum, PAC, dan FeCl3 sehingga diperoleh PAC sebagai koagulan optimum dengan skor 5,6. PAC unggul karena memiliki efisiensi penyisihan kekeruhan hingga 99,81% dengan dosis 40 mg/L, memiliki penurunan pH yang paling kecil diantara ketiga koagulan, dan harga per liter air yang murah (Rp0,72/liter air). Berdasarkan hasil permodelan menggunakan RSM (Response Surface Methodology) dengan BBD (Box Behnken Design) diperoleh model penyisihan kekeruhan pada koagulan PAC dengan variabel bebas dosis, pH, dan kekeruhan dengan R2ajd =0,9965, R2preddiction = 0,9833, dan lack of fit test dengan signifikansi 0,2823 pada model kuadratik. ......The need for clean water in urban areas will increase over the years due to population growth. With the need for water increasing over the years, PERUMDA Tirta Patriot as a regional company that serves the clean water needs of Bekasi City will always strive to increase its clean water production. In the water purification process, coagulation is a crucial initial stage for the success of subsequent processes. However, the coagulation process at the Teluk Buyung IPA owned by PERUMDA Tirta Patriot has not been maximized because the coagulant dosage applied is not correct (not the optimum dosage) due to the infrequency of jar tests. This causes the dosage to remain unchanged even though the quality of raw water entering the IPA fluctuates greatly. This also makes the removal of turbidity in the coagulation unit not optimal. To overcome this, it is necessary to model the efficiency of turbidity removal against factors that affect the coagulation process (pH, turbidity, optimum coagulant type dosage). To determine the optimum type of coagulant, jar tests and weighted sum method (WSM) decision making were carried out on alum, PAC, and FeCl3 coagulants so that PAC was obtained as the optimum coagulant with a score of 5.6. PAC is superior because it has a turbidity removal efficiency of up to 99.81% with a dose of 40 mg/L, has the smallest decrease in pH among the three coagulants, and has price per liter of water is cheap (Rp0.72/liter of water) . Based on modeling using RSM (Response Surface Methodology) with BBD (Box Behnken Design), a turbidity removal model was obtained for PAC coagulant with independent variables of dose, pH, and turbidity with R2ajd = 0.9965, R2preddiction = 0.9833, and lack of fit test with a significance of 0.2823 in the quadratic model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Mardhiati Adiwiryono
Abstrak :
Pemanfaatan tenaga penolong persalinan berhubungan secara tidak langsung dengan kematian ibu dan kematian bayi. Tingginya angka kematian ibu disebabkan adanya komplikasi persalinan dan terlambat dalam merujuk kasus yang berisiko tinggi, sedangkan tingginya angka kematian bayi disebabkan persalinan yang kurang bersih (steril) yang berisiko untuk terkena tetanus neonalorum. Pemanfaaatan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan dapat menangani komplikasi persalinan, dapat cepat mendeteksi kasus berisiko tinggi, dan merupakan persalinan yang higienis. Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan persalinan tenaga kesehatan antara lain program Bidan di Desa (BdD), namun sampai sekarang cakupan persalinan masih tetap dibawah target. Pemanfaatan tenaga persalinan berkaitan dengan faktor sosio budaya masyarakat setempat dan karakteristik ibu. Untuk meningkatkan cakupan pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan, sangat memerlukan pengetahuan tentang faktor sosio budaya masyarakat dan karaktersitik ibu tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan tenaga penolong persalinan di Indonesia tahun 1997. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari 20.080 responden yang merupakan responden dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 1997, Variabel yang diteliti adalah umur ibu, pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi, paritas, riwayat kehamilan ibu, antenatal care, kebiasaan membaca surat kabar, kebiasaan mendengar radio, kebiasaan menonton televisi, dan pendidikan suami. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan sampel adalah ibu yang pernah melahirkan. Data dikumpulkan dan diolah dengan perangkat lunak statistik khusus desain kompleks. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan (48,17 %) lebih rendah daripada pemanfaatan non tenaga kesehatan (51,83 %). Uji bivariat menemukan bahwa adanya hubungan antara pemanfaatan tenaga penolong persalinan dengan umur ibu, pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi, riwayat kehamilan, antenatal care, kebiasaan membaca surat kabar, kebiasaan mendengar radio, kebiasaan menonton televisi, dan pendidikan suami (pvalue <0,05), juga ditemukan tidak ada hubungan antara pemanfaatan tenaga penolong persalinan dengan paritas. Dan hasil uji multivariat ditemukan model yang terbaik dari deteminan pemanfaatan tenaga penolong persalinan adalah pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi, riwayat kehamilan, antenatal care kebiasaan membaca surat kabar, kebiasaan menonton televisi, dan pendidikan suami dan adanya variabel interaksi yang signifikan yaitu pendidikan dengan kebiasaan membaca surat kabar, pendidikan dengan antenatal care, dan tingkat sosial ekonomi dengan pendidikan suami. Pendidikan yang tinggi akan memudahkan penyerapan dan penerimaan informasi kesehatan terutama tentang pelayanan kesehatan kehamilan dan persalinan , tingkat sosial ekonomi yang rendah mendorong pemanfaatan non tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan, dikarenakan non tenaga kesehatan dapat dibayar murah dan dapat dicicil. Pada keterpaparan ibu terhadap media massa ditemukan media massa dapat mendorong ibu untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan. Pendidikan suami yang tinggi akan mendukung pengambilan keputusan untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan. Berdasarkan hasil yang ditemukan, maka saran yang diajukan antara lain memberdayakan masyarakat terutama wanita dalam bidang pendidikan dan ekonomi, sehingga masyarakat terutama wanita dapat hidup mandiri dan berkualitas. ...... The utilization of delivery services related to the maternal mortally and the baby also. The increasing of maternal mortality is caused of complication and there is not konwledge about the high risk of delivery, and the increasing mortality of the baby is caused of unsterile delivery that can cause neonatorum tetanus. The utilization of delivery services is espacted to handle the complilcation and detect the high risk case of delivery to provide a hygenic delivery. There are so many ways to increase the scope of delivery services such as the midwife program in villages (BBD), but until now the scope of delivery is still under the target. The utilization of delivery service related to the sociological cultural factor and maternal characteristic in order to increase the scope of the utilization of delivery services. The purpose of this research is to know the factors that related to the utilization of delivery services in Indonesia in 1997. This research is a secondary data analysis from 20.080 respondents of demography survey and Indonesian health (SDKI) in 1997. The research consist of mother's age, educattion, social economic level, pregnancy history, antenatal care, the habit of reading a news paper, listening to the radio, watching televisionn and husband's education. Design of this research is cross sectional, and the sample is all of the woman who deliver their babies. This data is collected and made using the soft ware STATA version 6.0. The result of this research shows that the utilization of health services (49,8 %). The result of bivariat analysis shows that there is a relationship between the utilization of delivery services with mother's age, education, social economic level, pregnancy history, antenatal care, the habit of reading a newsaper, listtening to the radio,watching television and husband's education (pvalue <0,05) and there is no relationship between the utilization of delivery services and paritas. By multivariat analysis is found a great model from determinant of utilization of delivery services such as mother's education, social economic level, pregnancy history, antenatal care, the habit of reading a news paper, watching television and husband's education also the significant interaction variable that is education with the habit of reading a news paper, education with anternal care and social economic level husband's education. Education is a way to make the people easy to receive the health information especially about health care, pregnancy and delivery, low secial economic level makes the utilization of non health service as a delivery service because they can pay with the lower price. By reading, they can receive a knowledge and realize that it is important to delivered their babies by halped of delivery services. Husband's education influece also. Based on result of this research, it is important to develop the human resources, especially women in economic and education fields, so that the people can stand by them selves and live in good quality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library