Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuril Imansyah
Abstrak :
Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap energi terbarukan, memaksa perusahaan pelayaran untuk mengganti bahan bakar kapal dari semula berbahan bakar fosil menjadi campuran biodiesel yang dikenal sebagai B20 dan B30. Dalam tulisan ini, analisis teknis dilakukan dengan mengevaluasi trend konsumsi bahan bakar minyak dalam volume per waktu dan juga trend suhu gas buang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar biodiesel terhadap konsumsi bahan bakar dan suhu gas buang. Analisis ekonomis dilakukan dengan mengevaluasi trend biaya bahan bakar yang mengacu pada trend konsumsi bahan bakar minyak dan juga fluktuasi harga bahan bakar dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar biodiesel terhadap biaya bahan bakar per jarak tempuhnya. Selanjutnya analisis juga dilakukan melalui perbandingan konsumsi bahan bakar kapal saat ini dengan umur mesin 22 (duapuluh dua) tahun dibandingkan dengan saat kondisi mesin baru dan analisis lanjutan yaitu mengestimasi tingkat emisi gas buang yang dihasilkan. Analisis data menunjukkan bahwa secara umum pada semua jenis kapal bahwa penggunaan biodiesel dapat meningkatkan volume konsumsi bahan bakar minyak sebesar 4,54% untuk B20 dan 6,25% untuk B30. Selanjutnya, pengamatan terhadap suhu gas buang menunjukkan bahwa ada peningkatan suhu saat menggunakan B20 sebesar 7.8 oC dan B30 sebesar 13,4 oC. Analisis ekonomis mengenai biaya bahan bakar rata-rata untuk semua jenis kapal menunjukkan peningkatan biaya bahan bakar saat menggunakan B20 sebesar 1,66% dan B30 sebesar 9,63% walapun tidak dapat disimpulkan hal tersebut sepenuhnya karena konsumsi yang bertambah namun juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan bakar. Konsumsi bahan bakar saat ini terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan saat kondisi mesin baru hal ini dipengaruhi berkurangnya tingkat efisiensi dari mesin itu sendiri. Untuk emisi gas buang HC, CO dan SO2 meningkat sebesar 2,3%, 11,5% dan 38,2% berurutan untuk B20 dan 3,4%, 16,4% dan 53,3% untuk B30 seiring bertambahnya kadar biodiesel, kondisi sebaliknya terjadi pada jenis emisi NOx dengan penurunan besar -9,4% untuk B20 dan -13,5% untuk B30. ......The increasing of government attention in renewable energy, forced ship management split fossils fuel to mix biodiesel which is known as B20 and B30. In this paper, technically analysis observed trend of fuel oil consumption in volume per time and also trend of exhaust gas temperature aims to knowing the effect of using biodiesel fuel in term of fuel consumption and exhaust gas temperature. Economically analysis observed fuel cost considered to fuel oil consumption trend and also price fluctuation aiming to knowing effect of using biodiesel fuel on fuel cost. Furthermore, analysis being done by compared fuel oil consumption in today condition to new engine condition which is engine lifetime is 22 (twenty-two) years and analysis also conduct by estimating exhaust gas emission resulted. Data analysis shows that in general all type of ships indicates that using biodiesel is raising up the fuel oil consumption up to 4,54% using B20 and 6,25% using B30. Furthermore, observation to exhaust gas temperature shows that there is increasing number of temperature when B20 up to 7.8 oC and B30 up to 13,4 oC. Economically analysis regarding to fuel oil cost in average for all ships type shows increase of fuel cost when using B20 up to 1,66% and B30 up to 9,63%, even though this condition cannot conclude influenced by just only raising up fuel oil consumption but also by bunker price fluctuation. Comparison of fuel oil consumption in today engine condition proof higher then new engine condition due to reduction of engine efficiency itself. Exhaust gas emission prove that for HC, CO and also SO2 are increase up to 2,3%, 11,5% and 38,2% respectively for B20 and 3,4%, 16,4% and 53,3% for B30 along with increase of biodiesel content, but the opposite result for NOx is decrease up to -9,4% for B20 and -13,5% for B30.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Allif Fathurrahman
Abstrak :
Ketahanan bahan bakar pada temperatur rendah menjadi salah satu faktor penentu kualitas bahan bakar B30. Pada temperatur lingkungan yang mendekati titik kabut bahan bakar, presipitasi dan kristalisasi B30 sangat rentan terjadi sehingga menjadi salah satu permasalahan utama dalam implementasi penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar campuran minyak solar. Penelitian ini menyajikan optimasi cold-flow improver (CFI), berbasis alumina nanopartikel dan sorbitan monooleat, untuk memperbaiki sifat bahan bakar B30 pada temperatur rendah. Alumina nanopartikel disiapkan dengan sintesis terkontrol sehingga menghasilkan γ-Al2O3 Nanorods. Pengaruh γ-Al2O3 nanopartikel dan sorbitan monooleat (SMO) dianalisis terhadap cold-flow properties B30 meliputi titik kabut, cold filter plugging point, filter blocking tendency, dan presipitasi. Penggunaan surfaktan-nanopartikel tersebut menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan cold-flow properties B30 berdasarkan analisis varians (ANOVA). Formula yang terdiri atas 50 ppm γ-Al2O3 nanopartikel dengan 0,1 %-b/v SMO merupakan kondisi optimum CFI untuk B30 yang ditentukan berdasarkan response surface methods. Penggunaan SMO (0,1 %-b/v) menghasilkan stabilisasi γ-Al2O3 nanopartikel dalam B30 dengan penghambatan sedimentasi partikel berukuran > 4 mikron hingga 82%. CFI berbasis γ-Al2O3 nanopartikel dan sorbitan monooleat menghasilkan efek sinergis dalam menghambat pembentukan kristalisasi pada bahan bakar sehingga menjadi salah satu kandidat aditif CFI untuk B30. ......Poor cold-flow properties of biodiesel blends as B30 is a main problems that hinders the implementation of biofuel. This study presents the optimization of cold-flow improver (CFI) for improving fluidity of B30 at low-temperature based on a new class of combination between sorbitan monooleate (SMO), a non-ionic surfactant, and γ-Al2O3 nanoparticles, which was prepared via ultrasonic sonochemistry. Both of CFIs were studied on cold-flow properties of B30, i.e., cloud point, cold filter plugging point, filter blocking tendency, and precipitate, using response surface methods. Based on the results, the cold-flow improver formulation achieved at the following condition where the concentration of SMO is 0,1%-w/v, and the concentration of alumina nanoparticles is 50 ppm, respectively. The results showed that it is possible to predict the four response parameters using models generated by response surface methods since the experimental values were found to be in good agreement with the predicted values (accuracy > 97,5%). SMO showed increasing stabilization of γ-Al2O3 nanoparticles in B30 by 82% inhibiting sedimentation of particles > 4 microns. The use of γ-Al2O3 nanoparticles and SMO produces a synergistic effect for the inhibition of excessive crystallization wax at low-temperature so that it becomes one of the candidates for additives in B30 biodiesel blend.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rho Asa Geo
Abstrak :

Pada penelitian yang dilakukan ini, massa deposit yang terbentuk berasal dari beberapa variasi bahan bakar B30 yang berbeda. Bahan bakar yang digunakan yaitu; B30 FAME dengan grade SNI, dan B30 FAME dengan grade Export. Pengujian ini dilakukan dengan metode tetes plat panas untuk mengetahui mekanisme pembentukan deposit pada masing-masing bahan bakar yang digunakan. Pelat yang digunakan akan dipanaskan di dalam sebuah hot temperature test rig yang masing masing temperaturnya bervariasi. Variasi ini dimaksudkan untuk melambangkan variasi temperature di beberapa titik penting pada engine sehingga mendekati kondisi riil. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik dan mekanisme pertumbukan deposit agar selanjutnya dapat dikendalikan.


In this study, the deposits formed came from several variations of B30 fuel. The fuel used are; B30 FAME with SNI grade, and B30 FAME with Export grade. This test is carried out by a hot plate droplets method to determine the mechanism of deposit formation in each fuel used. The plate used will be heated in a hot temperature test rig which varies in temperature. This variation is intended to symbolize temperature variations at several important points on the engine so that it approaches the real conditions. This study aims to find the characteristics and mechanism of deposit collisions so that they can be controlled further.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library