Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desendy Syafrudin
Abstrak :
Ekstrak kulit kayu Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mempunyai khasiat yang potensial untuk mengontrol sekresi asam lambung dan mengobati tukak lambung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sediaan tablet dari ekstrak kulit kayu mimba. Ekstrak diperoleh dari hasil rendaman ekstrak air kulit kayu mimba dan dikeringkan dalam oven vakum, hingga didapatkan ekstrak kering. Pembuatan tablet menggunakan metode cetak langsung dan menggunakan avicel PH102, maltodekstrin, amilum, primojel serta mg stearat dan talk sebagai bahan tambahan. Tablet dievaluasi menurut Farmakope Indonesia Edisi III dan IV, serta dilakukan uji higroskopisitas tablet dengan mengamati perubahan bobot tablet selama 6 hari dengan 2 perlakuan yang berbeda. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa formula A dengan bahan pengisi avicel 102 merupakan formula terbaik dari keempat formula lainnya. Neem bark extract (Azadirachta indica A. Juss) has thus potential therapeutics to control gastric acid secretion and healing ulcus. The purpose of this study was to make tablet of neem bark extract. Neem bark extract was obtained from soaked of neem bark and dried with vacuum oven, until get dry extract. Direct compression method was used to make tablets and using avicel PH 102, maltodekstrin, starch, primojel also mg stearat and talk as excipients. The tablets evaluated according to Farmakope Indonesia 3rd and 4th edition, and hygroscopicity test was done by evaluating changes of tablet mass for six days in two different conditions. Result showed that the formula A with avicel PH 102 as filler, is the best formula from others.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Khaerani
Abstrak :
Penelitian ini telah berhasil mengembangkan metode green synthesis untuk mensintesis nanopartikel Au, SiO2, Al2O3, SiO2/Al2O3, dan SiO2/Al2O3 termodifikasi nanopartikel Au menggunakan ekstrak daun mimba Azadirachta indica yang berperan sebagai agen pereduksi, capping agent, dan sumber basa lemah. Spektrofotometer UV-Visible dan FT-IR digunakan untuk mengkarakterisasi nanopartikel Au, SiO2, Al2O3, SiO2/Al2O3, dan SiO2/Al2O3 termodifikasi nanopartikel Au. Karakterisasi menggunakan UV-Visible menunjukkan adanya nanopartikel Au pada ?maks 533-537 nm. Aktivitas katalitik dari SiO2/Al2O3 termodifikasi nanopartikel Au diamati dalam reaksi reduksi 4-Nitrofenol oleh NaBH4. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas katalitik dari SiO2/Al2O3 termodifikasi nanopartikel Au lebih baik dibandingkan SiO2/Al2O3. ......This study successfully developed green synthesis method for synthesis of Au nanoparticles, SiO2, Al2O3, SiO2 Al2O3, and Au modified SiO2 Al2O3 using mimba leaves Azadirachta indica as reducing agent, capping agent, dan a base source. UV Visible Spectroscopy and FT IR were used to characterize Au nanoparticles, SiO2, Al2O3, SiO2 Al2O3, dan Au modified SiO2 Al2O3. UV Visible characterization showed appearance of Au nanoparticles at 533 537 nm. Catalytic activity of Au modified SiO2 Al2O3 was studied in 4 Nitrophenol reduction by NaBH4. The study showed that catalytic activity of Au modified SiO2 Al2O3 better than SiO2 Al2O3.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nining
Abstrak :
Mimba atau Azadirachla indica A. Juss (Meliaceae) merupakan tanaman yang memiliki aktivitas biologis insektisida. Metabolit sekunder utama yang mempunyai aktivitas insektisida, terutama terdapat dalam biji adalah senyawa azadirachtin. Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman mimba sebagai pestisida alami adalah melalui kultur jaringan yang salah satunya dengan kultur kalus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan azadirachtin dalam kalus dibandingkan dengan tanaman mimba. Tahapan penelitian meliputi pembuatan kultur kalus, ekstraksi azadirachtin dari kalus dan tanaman mimba, identifikasi azadirachtin dan uji bioaktivitas insektisida. Untuk mendapatkan kalus, telah dicoba menanam berbagai eksplan (daun, tangkai daun, batang) pada media Murashige and Skoog (MS) yang mengandung kombinasi zat pengatur tumbuh bensil amino purin (BAP) dan asam indol butirat (IBA) dengan konsentrasi sukrosa 2 % dan serangkaian media yang mengandung kombinasi BAP dan asam indol asetat (IAA) dengan konsentrasi sukrosa 3% dan 5%. Ekstraksi azadirachtin dilakukan terhadap contoh daun dan biji mimba serta 18 contoh kalus mimba dari berbagai eksplan yang ditanam pada beberapa media. Ekstraksi azadirachtin dari daun dan biji dilakukan dengan pelarut etanol, setelah terlebih dahulu diekstraksi dengan n-heksana, sedangkan dari kalus dilakukan langsung dengan pelarut etanol. Untuk ekstrak etanol yang mengandung azadirachtin kemudian dipartisi dengan pelarut petroleum benzena-metanol, dipartisi dengan etilasetat-air dan difiltrasi melalui kolom silikagel. Identifikasi azadirachtin dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) terhadap seluruh ekstrak fraksi etanol dan 5 ekstrak fraksi etilasetat. Pengujian bioaktivitas insektisida dilakukan terhadap seluruh ekstrak fraksi etanol dengan menggunakan larva ulat grayak (Spodoftera litura) instar tiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media A, yaitu media MS yang mengandung kombinasi zat pengatur tumbuh BAP 1,0 dan IBA 4,0 mglL dengan konsentrasi sukrosa 2 % merupakan media terbaik untuk pertumbuhan kalus eksplan mimba. Ekspian daun yang ditanam pada media A memberikan pertumbuhan kalus terbaik daripada tangkai daun dan batang. Pengujian azadirachtin dengan metode KLT menunjukkan, bahwa fraksi etanol dan etilasetat dari biji, fraksi etilasetat dari daun dan 3 contoh kalus mimba mengandung azadirachtin. Hasil pengujian azadirachtin dengan metode KCKT menunjukkan, bahwa fraksi etanol dan etilasetat dari biji, fraksi etanol dan etilasetat dari daun dan fraksi etanol dan etilasetat dari 3 contoh kalus mengandung azadirachtin. Kandungan azadirachtin dalam biji lebih besar daripada daun dan kalus. Kalus yang mengandung azadirachtin adalah kalus-kalus yang berasal dari eksplan yang ditanam dan atau disubkultur pada media A. Hasil pengujian bioaktivitas insektisida menunjukkan bahwa aktivitas ekstrak etanol dari biji lebih besar daripada daun dan kalus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annysa Ellycornia Silvyana
Abstrak :
Jerawat adalah penyakit kulit yang muncul ketika timbunan lemak berlebih menyumbat pori-pori kulit, menyebabkan tumbuhnya bakteri penyebab jerawat dan merangsang peradangan. Azadirachta indica merupakan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Berdasarkan beberapa penelitian daun mimba telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri, antijamur, antihipertensi, antijamur, antihiperglikemik, antioksidan dan aktivitas biologis lainnya. Pada penelitian sebelumnya telah diketahui ekstrak etanol daun mimba menunjukkan aktivitas terhadap P. acne. Belum ada penelitian yang melakukan dari ekstraksi hingga isolasi dan karakterisasi senyawa kimia. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi ekstrak, fraksi dan isolat paling aktif dari daun mimba serta mengidentifikasi elusidasi senyawa aktif tersebut. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat (n-heksan, etil asetat, metanol) dan dilanjutkan uji aktivitas bakteri P.acne. Ekstrak teraktif yang di dapat dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom dan di uji aktivitas bakteri P.acne, fraksi teraktif yang didapat dilanjut pemurnian isolat dengan kromatografi kolom dan rekristaliasi, serta uji aktivitas bakteri P.acne, S.aureus dan S.epidermidis. Isolat teraktif yang didapat diidentifikasi menggunakan spektrometri FTIR, GCMS, 1H-NMR, 13C-NMR dan DEPT. Hasil ekstraksi bertingkat menunjukan bahwa ekstrak n-heksan (ENH) yang telah diuji anti-P.acne memiliki aktivitas pada konsentrasi 5% dapat menghambat pertumbuhan P.acne, dilanjutkan dengan ekstrak etil asetat (EEA) pada konsentrasi 10% dapat menghambat pertumbuhan P.acne. Kedua ekstrak tersebut kemudian difraksinasi dengan metode kromatografi kolom, menghasilkan 8 fraksi dari ENH, didapatkan fraksi teraktif adalah fraksi G dan 6 fraksi dari EEA, didapatkan fraksi teraktif adalah fraksi L. Selanjutnya dilakukan isolasi terhadap fraksi G didapat 1 isolat teraktif dan fraksi L didapat 1 isolat teraktif. Hasil identifikasi senyawa disimpulkan isolat 1 yang didapat dari ekstrak n-heksan adalah Ergosta-5,22-diene-2,3,14-triol dengan nilai penghambatan 50 ppm pada bakteri P.acne dan S.aureus, dan isolat 3 yang didapat dari ekstrak etil asetat adalah Stigmasterol dengan nilai penghambatan 100 ppm pada bakteri P.acne dan S.aureus. ......Acne is a skin surface disease that appears when excessive fat deposits clogged the skin pores, causing growth of acne-causing bacteria and stimulates inflammation. Azadirachta indica is a medicinal plant which empirically used as antibacterial. Based on several studies, neem leaves have been known to have antibacterial, antifungal, antihypertensive, antifungal, antihyperglycemic, antioxidant and other biological activities. In previous studies, it was known that the ethanolic extract of neem leaves showed activity against P. acne. No research has been conducted from extraction to isolation and characterization of chemical compounds. A.indica leaves has been reported to exhibit activity against P. acne but are limited to ethanol extract. This study aims to identify the most active extracts, fractions and isolates from neem leaves and to identify these active compounds. Extraction was carried out in stages (n-hexane, ethyl acetate, methanol) and the activity of P.acne was tested. The most active extracts were fractionated using column chromatography and tested for P.acne bacteria activity, the most active fractions obtained were further purified by column chromatography and recrystallization, as well as activity tests for P.acne, S.aureus and S.epidermidis bacteria. The most active isolates obtained were identified using FTIR, GCMS, 1H-NMR, 13C-NMR, and DEPT spectrometry. The results of the stratified extraction showed that the n-hexane extract (ENH) had the antibacterial activity of P.acne at a concentration of 5% which could inhibit the growth of P.acne, followed by ethyl acetate extract (EEA) at a concentration of 10% which inhibited the growth of P.acne. The two extracts were then fractionated by column chromatography method, producing 8 fractions of ENH, obtained the most active fraction was fraction G and 6 fractions from EEA, obtained the most active fraction was fraction L. Then isolated the fraction G obtained 1 active isolate and fraction L obtained 1 active isolate. The results of the identification of compounds concluded that isolate 1 obtained from the n-hexane extract was Ergosta-5,22-diene-2,3,14-triol with an inhibitory value of 50 ppm on P.acne and S.aureus bacteria, and isolate 3 obtained from the ethyl acetate extract was Stigmasterol with an inhibitory value of 100 ppm on P.acn and S.aureus bacteria.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Jamu ”K” merupakan suatu produk obat herbal antikanker yang mengandung ekstrak kering rimpang temu putih dan daun mimba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat produk jamu ”K” dalam menekan pertumbuhan kanker pada tikus putih betina galur Sprague Dawley yang diinduksi 7,12-Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Hewan coba dibagi atas lima kelompok, yaitu kelompok I yang merupakan kontrol normal diberi minyak wijen 2 ml/ tikus, kelompok II diinduksi DMBA dalam minyak wijen dengan dosis 100 mg/kg bb, kelompok III, IV dan V diinduksi DMBA lalu dilanjutkan dengan pemberian bahan uji dalam dosis berturut-turut 198 mg/ 200 g bb, 396 mg/ 200 g bb, dan 792 mg/ 200 g bb. Pemberian bahan uji berlangsung selama 90 hari, dan pada hari ke-91 hewan coba dibedah untuk dibuat preparat histologis pada organ paru-paru. Pengukuran penghambatan kanker dilakukan berdasarkan hasil pengamatan histologis paru-paru. Insidens kanker sel alveolus paru-paru pada kelompok I sebesar 33,33%, kelompok II 66,67%, kelompok III 66,67%, kelompok IV 66,67%, dan kelompok V 83,33%. Kondisi malignansi sel alveolus tersebut dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu normal, penebalan, proliferasi, dan keganasan. Berdasarkan hasil pengolahan secara statistik, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok yang diberi bahan uji dengan kelompok kontrol DMBA. Oleh karena iv itu, dapat disimpulkan bahwa hingga hari ke-90 produk jamu ”K” tidak terbukti dapat menghambat tumorigenesis pada tikus putih yang diinduksi DMBA.
Universitas Indonesia, 2009
S32708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Fajarwati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisya
Abstrak :
Ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan kunyit (Curcuma domestica Val.) diketahui memiliki aktivitas gastroprotektif sehingga digunakan dalam pengobatan tukak lambung. Pemberian kombinasi kedua ekstrak tersebut dapat memberikan efek sinergis sehingga dosis yang digunakan dapat dikurangi. Dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak kulit batang mimba dan kunyit diformulasikan menjadi sediaan granul mukoadhesif untuk meningkatkan efektivitasnya dengan memperpanjang waktu tinggal sediaan di lambung. Granul mukoadhesif dibuat dengan metode granulasi basah dalam enam formula menggunakan HPMC, Carbopol, dan kombinasi HPMC dan Carbopol sebagai polimer mukoadhesif. Granul yang dihasilkan dievaluasi meliputi distribusi ukuran partikel, laju alir, kadar air, daya mengembang, daya mukoadhesif dengan uji bioadhesif in vitro dan uji wash off, serta disolusi. Uji bioadhesif in vitro menunjukkan bahwa seluruh formula memiliki daya mukoadhesif yang baik. Uji wash off menunjukkan penggunaan kombinasi HPMC dan Carbopol dapat meningkatkan daya mukoadhesif formula. Daya mukoadhesif meningkat dengan peningkatan jumlah HPMC. Hasil penelitian menunjukkan formula dengan kombinasi HPMC dan Carbopol (2:1) memiliki daya mukoadhesif yang terbaik dengan pelekatan 98,67% pada uji bioadhesif in vitro dan 38,00% pada uji wash off. ......Neem bark (Azadirachta indica A.Juss) and turmeric (Curcuma domestica Val.) extracts have been found posses gastroprotective effect so that they are used in the treatment of gastric ulcer. Administration of combination of both extracts can give synergistic effect so that the administration dose can be reduced. In this research, combination of neem bark and turmeric extracts were formulated as mucoadhesive granules to improve their effectivenesses by increasing the residence time of dosage form in the stomach. Mucoadhesive granules were prepared by wet granulation method in six formulas using HPMC, Carbopol, and combination of HPMC and Carbopol as mucoadhesive polymers. Granules were evaluated for particle size distribution, flow rate, moisture content, swelling, mucoadhesive strength with bioadhesive in vitro test and wash off test, and dissolution. Bioadhesive in vitro test showed that all formulas have good mucoadhesive strength. Wash off test showed that combination of HPMC and Carbopol can improve mucoadhesive strength of formulas. Mucoadhesive strength increased with the increasing of HPMC. The result of this research indicated that formula with combination of HPMC and Carbopol (2:1) showed best mucoadhesive strength with percentage of mucoadhesion 98.67% in bioadhesive in vitro test and 38.00% in wash off test.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1122
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rozana
Abstrak :
Efavirenz merupakan obat anti HIV yang sukar larut dalam air dengan bioavailabilitas lebih kecil dari 45%. Kelarutan dan bioavailabilitas obat merupakan faktor penting yang mempengaruhi efektivitas terapetik. Saat ini nanoformulasi  menggunakan sistem penghantar berbasis nanopolimer banyak dikembangkan untuk meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat, salah satunya adalah kitosan yang merupakan polimer alami bersifat biokompatibel, biodegradabel dan non toksik.  Pada penelitian ini nanopartikel kitosan  sebagai sistem penghantar efavirenz dimodifikasi dengan fraksi etil asetat ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) untuk meningkatkan sifat hidrofobik dan kapasitas pemuatan,  selanjutnya proses pemuatan efavirenz dilakukan dengan metode gelasi ionik  menggunakan tripolifosfat sebagai agen pengikat silang dengan bantuan tween 80 untuk mencegah penggumpalan. Berdasarkan optimasi proses sintesis, kondisi optimal diperoleh pada sintesis  nanopartikel yang menggunakan kitosan, ekstrak daun mimba, tween 80 dan tripolifosfat sebagai agen pengikat silang, dengan konsentrasi tween 80 0,321 mg/mL dispersan, rasio konsentrasi kitosan dan tripolifosfat 1:1, rasio konsentrasi kitosan dan efavirenz 1:1,5 yang mempunyai ukuran partikel dibawah 100 nm. Nanopartikel yang dihasilkan mempunyai efisiensi dan pemuatan sebesar 93,40% dan kapasitas pemuatan sebesar 39,92%, persen berat perolehan 91,06% dan nilai potensial zeta sebesar -42,1 mv. Hasil uji pelepasan efavirenz dalam media larutan dapar fosfat menunjukkan pelepasan maksimum pada pH 7,8 sebesar 63,93% hingga 48 jam, sedangkan dalam media larutan natrium dodesil sulfat 1% pelepasan efavirenz mencapai 90,74% hingga 24 jam. Studi spektra infra merah menunjukkan interaksi antara ekstrak daun mimba dan kitosan adalah interaksi kimia, sedangkan interaksi antara kitosan dan efavirenz adalah interaksi fisik.
Efavirenz is an anti-HIV drug with low solubility and variable bioavailability less than 45%. Solubility and bioavailability of the drug are important factors that influence therapeutic effectiveness. Nanoformulation using a nanopolymer-based delivery system is widely developed to improve the solubility and bioavailability of drugs, one of the extensively used is chitosan which is a natural polymer that is biocompatible, biodegradable and non toxic. In this study, chitosan nanoparticles as the delivery system of efavirenz were modified with the ethyl acetate fraction of mimba leaf extract (Azadirachta indica) to improve hydrophobic properties and loading capacity, then the process of loading efavirenz was carried out by ionic gelation using tripolyphosphate as a crosslinking agent and tween 80 to prevent aggregation. Based on the optimization of nanoparticle synthesis, the most satisfactory composition was obtained by nanoparticle using chitosan, neem leaf extract, tween 80 and tripolyphosphate, with tween 80 concentration 0.321 mg/mL dispersant, chitosan and tripolyphosphate concentration ratios 1: 1, chitosan and efavirenz concentration ratios 1: 1.5, because the drug nanoparticles size range was obtained as required for the nanoparticle drugs. The resulting nanoparticles have efficiency and loading capacity of 93.40% and 39,92%, practical yield percentage was 91.06%, zeta potential value was -42.1. Drug release test was carried out in vitro using paddle type dissolution test equipment in buffer phosphate solution media showed maximum drug release at pH 7.8 of 63.93% up to 48 hours, while in the medium a solution of 1% sodium dodecyl sulfate drug release reached 90.74% up to 24 hours. Thereafter, there was no further significant release seen. The FTIR spectral studies showed the interaction between mimba leaf extract and chitosan was chemical interaction, while interaction between efavirenz and chitosan was physical interaction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaharani Martiza Hakim
Abstrak :
Latar belakang: Pasien percaya bahwa herbal memiliki efek samping yang minimal, berbeda dengan obat acarbose yang memiliki efek samping pada sistem pencernaan. Sebagai negara yang kaya akan tanaman herbal, tanaman Mimba dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian glikemik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan α-glukosidase ekstrak Azadirachta indica A. Juss menggunakan 3 pelarut sebagai pembanding yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana. Metode: Penelitian menggunakan 4 kelompok sampel yaitu ekstrak etanol daun mimba, ekstrak etil asetat daun mimba, ekstrak heksana daun mimba, dan akarbosa sebagai kontrol positif. Hasil: Ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana Azadirachta indica A. Juss mengandung fitokimia flavonoid, alkaloid dan steroid. Nilai IC50 aktivitas antioksidan Azadirachta indica A. Juss untuk ekstrak etanol sebesar 78,818 ppm, ekstrak etil asetat 121,069 ppm, dan n-heksana 354,475 ppm. Nilai IC50 penghambatan enzim α-glukosidase untuk ekstrak etanol sebesar 14,429 ppm, ekstrak etil asetat 89,778 ppm, ekstrak n-heksan 152, 263 ppm. Kesimpulan: Ekstrak etanol mempunyai daya hambat paling tinggi dibandingkan ekstrak etil asetat dan n-heksana. Kandungan flavonoid, alkaloid, dan steroid pada ekstrak Azadirachta indica A. Juss berpotensi menjadi alternatif pengendalian glikemik dengan mekanisme inhibitor α-glukosidase. ...... Introduction: Patients believe that herbs have minimal side effects, unlike the drug acarbose which has side effects on the digestive system. As a country rich in herbal plants, neem plant can be an alternative for glycemic control. Therefore, this study aims to test the phytochemical content, antioxidant activity and α-glucosidase inhibitory activity of Azadirachta indica A. Juss extract using 3 solvents as a comparison, ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. Methods: The research used 4 groups of samples, namely neem leaves ethanol extract, neem leaves ethyl acetate extract, neem leaves hexane extract, and acarbose as a positive control. Results:The ethanol, ethyl acetate and n-hexane extracts of Azadirachta indica A. Juss contained flavonoid, alkaloid and steroid phytochemicals. The IC50 values of antioxidant activity from Azadirachta indica A. Juss for ethanol extract was 78,818 ppm, ethyl acetate extract 121,069 ppm, and n-hexane 354,475 ppm. The IC50 value of α-glucosidase enzyme inhibition for ethanol extract was 14,429 ppm, ethyl acetate extract 89,778 ppm, n-hexane extract 152, 263 ppm. Conclusion: Ethanol extract had the highest inhibitory ability compared to ethyl acetate and n-hexane extracts. The flavonoid, alkaloid, and steroid content in Azadirachta indica A. Juss extract makes it potential for alternative glycemic control with α-glucosidase inhibitor mechanism.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kusumaningtyas
Abstrak :
Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss) masing-masing menunjukkan aktivitas gastroprotektif baik pada uji preklinik maupun klinik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gastroprotektif kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada tikus yang diinduksi dengan asetosal. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 100- 150 gram sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I, II, III, IV, V, dan VI diberikan kombinasi ekstrak selama 7 hari sebelum diinduksi, kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan CMC 1% selama 7 hari sebelum dinduksi, kelompok VIII sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 1% dan tidak diinduksi dengan asetosal. Delapan jam setelah perlakuan, tikus dibedah dan dilakukan pengujian pada organ lambung meliputi perhitungan indeks ulkus, pemeriksaan keasaman lambung, determinasi mukus, dan pengamatan histologi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak rimpang kunyit (50 mg/kg bb) dan ekstrak kulit batang mimba (250 mg/kg bb) dapat menurunkan indeks ulkus secara signifikan, pembentukan mukus yang tinggi, serta didukung dengan hasil pengamatan histologi, yakni tidak ditemukannya perubahan bentuk dan ukuran sel parietal yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol normal. ......Some studies reported that turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome and neem (Azadirachta indica A. Juss) bark extracts which each of them demonstrated strong gastroprotective activities on both preclinical and clinical studies. The objective of this study was to investigate the gastroprotective effect of turmeric rhizome and neem bark extracts on acetosal-induced gastric mucosal lesions in rats. Thirty two male Sprague Dawley rats 100-150 g bw used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I, II, III, IV, V and VI received combination extracts orally in various doses for 7 days before acetosal, group VII served as negative control received orally 1% CMC for 7 days before acetosal, group VIII received orally 1% CMC solution and served as normal control. Eight hours after treatment, animals were sacrificed and the stomach were taken to measure ulcer index, gastric acid determination, mucus determination and histology examination. The result suggests that pretreatment with combination of turmeric rhizome (50 mg/kg bw) and neem bark extract (250 mg/kg bw) and was observed significantly reduced the ulcer index, demonstrated high mucus production, also suppported by histopatological examination with no significantly changing on parietal cells microscopic appearance compared with normal control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32936
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>