Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliarini Andrikas
Abstrak :
Depok sebagai salah satu kota penghasil belimbing. Permintaan yang besar untuk daerah Jabodetabek dan Bandung, menunjukkan pangsa pasar untuk belimbing sangat besar. Pemilihan saluran distribusi pemasaran adalah faktor akhir yang menentukan keberhasilan budidaya dalam memberikan omzet yang besar bagi petani penghasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur distribusi pemasaran belimbing Kota Depok. Unit analisis adalah kelompok tani belimbing Kota Depok. Variabel yang digunakan adalah produktivitas kebun, arah dan jarak antara lokasi kebun dan lokasi lembaga distribusi,dan omzet kelompok tani penghasil belimbing. Metode yang digunakan adalah pendekatan keruangan melalui korelasi peta dan data yang disajikan secara deskriptif. Dari hasil analisis diketahui bahwa dalam distribusi pemasaran belimbing Kota Depok menunjukkan bahwa faktor jarak tidak mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dan volume buah yang didistribusikan. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi adalah arah pemasaran yang akan mempengaruhi omzet petani penghasil terkait dengan kondisi pasar tujuan. Saluran distribusi pemasaran belimbing Kota Depok terdiri dari 3 saluran distribusi yang dapat ditempuh hingga buah sampai kepada pasar pengecer dan konsumen. Saluran distribusi 1 adalah saluran distribusi langsung dari petani ke pasar tujuan, saluran distribusi 2 adalah saluran distribusi melalui tengkulak dan saluran distribusi 3 melalui koperasi. Saluran distribusi 3 dengan lembaga distribusi koperasi yang memiliki arah pemasaran ke DKI Jakarta dengan pedagang besar yang telah memiliki konsumen masyarakat kelas menengah ke atas, akan memberikan harga beli belimbing yang lebih tinggi, sehingga akan memberi omzet yang lebih besar bagi petani penghasil.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Y. Muhammad
Abstrak :
Background: Starfruit (Averrhoa carambola) leaves contain flavone derivatives that exhibit anti-hyperglycemic effects. This study aims to determine the effect of starfruit leaves in reducing glucose absorption in intestinal epithelial cells of mice. Methods: This study was done by performing perfusion on the small intestines of mice. The mice that were used in this study were divided into four groups. The control group was given glucose solution without infused starfruit leaves whereas, the remaining 3 groups were given 3 mmol (540 mg/dL) glucose solution with infused starfruit leaves of varying concentrations; 200, 400, and 600 mg/kg. Samples were collected at 0, 15th, 30th, 45th, and 60th minute. The sample was tested for glucose levels using spectrophotometry. Results: Test of significance showed a significant difference between the control group and the test group with p < 0.05. Conclusions: Starfruit leaves have a reduction effect towards glucose absorption in the small intestines in Wistar strains where the group using 600 mg/kg of infused starfruit leaves have the most significant effect as compared to other groups.
Bandung: Universitas Padjadjaran. Faculty of Medicine , 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Y. Muhammad
Abstrak :
Starfruit (Averrhoa carambola) leaves contain flavone derivatives that exhibit anti-hyperglycemic effects. This study aims to determine the effect of starfruit leaves in reducing glucose absorption in intestinal epithelial cells of mice. Methods: This study was done by performing perfusion on the small intestines of mice. The mice that were used in this study were divided into four groups. The control group was given glucose solution without infused starfruit leaves whereas, the remaining 3 groups were given 3 mmol (540 mg/dL) glucose solution with infused starfruit leaves of varying concentrations; 200, 400, and 600 mg/kg. Samples were collected at 0, 15th, 30th, 45th, and 60th minute. The sample was tested for glucose levels using spectrophotometry. Results: Test of significance showed a significant difference between the control group and the test group with p < 0.05. Conclusions: Starfruit leaves have a reduction effect towards glucose absorption in the small intestines in Wistar strains where the group using 600 mg/kg of infused starfruit leaves have the most significant effect as compared to other groups.
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Sari Agustina
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan perasan buah Averrhoa carambola L. secara intravena terhadap elektrokardiogram tikus. Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih betina (Railus norvegicus) strain LMR Wistar derived yang dibius dengan uretan secara intraperitoneal. Dalam peneitian dibuat enam kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol murni (I), kontrol pelarut (II), perasan murm (Ill), perasan mumi : akuabidestilata konsentrasi 1:1, 1:2, 1:3 (IV, V. VI). Dosis yang disuntikkan sebanyak 1 ml! 100 g berat hewan. Aktivitas lisirik dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograI Elektrokardiogram dicatat pada memt ke-0, 10, 20, 40, 60, 80, 100, dan 120 setelah perlakuan. Dibuat grafik rata-rata nilai perubahan frekuensi denyut, besar - tegangan gelombang P, R, T, dan interval P-R, QRS, Q-T dari keenam kelompok perlakuan pada setiap waktu pengamatan. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni menunjukkan frekuensi denynt jantung, besar tegangan gelombang P. R, T, dan interval P-R, QRS, dan Q-T tidak mengalanii perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Untuk kelompok dengan perlakuan teijadi peningkatan frekuensi denyutjantung dan pemendekan waktu depolaiisasi dan repolanisasi ventrikel.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitriani
Abstrak :
Daun Belimbing Manis Averrhoa carambola L. merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat, termasuk untuk kesehatan kulit manusia. Dalam upaya pengembangan obat tradisional, proses penjaminan mutu dan keamanan obat perlu dilakukan standardisasi yang terdiri dari parameter spesifik dan non spesifik. Pengujian dilakukan terhadap simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis berasal dari tiga daerah berbeda yakni Depok, Subang, dan Sukabumi. Kadar senyawa terlarut dalam air 14,32, kadar senyawa terlarut dalam etanol 9,69, dan kadar flavonoid total 0,12-0,18 mgQE/gram simplisia. Susut pengeringan 9,70, kadar abu total 7,14, dan kadar abu tidak larut asam 0,31. Proses ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Kemudian dilakukan partisi cair-cair sehingga didapatkan fraksi etil asetat. Rendeman fraksi etil asetat daun belimbing manis 4,2-6,2. Kadar air berkisar antara 4,79, kadar abu total 1,55, kadar abu tidak larut asam 0,064, dan kadar flavonoid total 14,63-22,14 mgQE/gram fraksi. Pola kromatogram dari simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis yang berasal dari tiga daerah berbeda dilakukan dengan fase gerak kloroform:metanol:air 8:2:0,5 dengan apigenin sebagai standar. Hasil pengujian residu pelarut dan cemaran logam berat Hg, Pb, Cd, As menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun belimbing manis tidak mengandung residu pelarut dan cemaran logam berat. ......Starfruit Leaf Averrhoa carambola L. is one of the plants that has many benefits, including for human skins health. In efforts to develop traditional medicine, the process of quality assurance and drug safety needs to be done is to standardize consisting of specific and nonspecific parameters. The test was performed on simplicia and fraction of ethyl acetate of starfruit leaves from three different areas Depok, Subang Sukabumi. The water soluble extract 14,32, the ethanol soluble extract 9.69 total flavonoid levels 0.12 0.18 mgQE gram simplicia. Drying losses 9.70, ash content 7.14 acid soluble ash content 0.31. The process of extract was done by maceration. Liquid partitions was then performed to obtain fraction of ethyl acetate. The yield fraction of ethyl acetate starfruit leaves 4.2 6,2. Water content 4.79, total ash content 1.55, acid soluble ash content 0.064, and total flavonoid levels 14.63 22.14 mgQE gram fraction. The chromatogram pattern of simplicia and ethyl acetate fraction of sweet starfruit leaves from three different regions was performed with chloroform methanol water 8,2 0,5 with apigenin as standard. The results of solvent residues and heavy metal contaminants Hg, Pb, Cd, As showed that the fraction of ethyl acetate did not contain solvent residue and heavy metal contamination.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dhanira
Abstrak :
Penelitian sebelumnya oleh Moresco et al yang dilakukan secara in vitro menunjukkan bahwa fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun belimbing manis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat terhadap radikal DPPH, dengan nilai IC50 90 ? g/mL. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan pada fraksi daun belimbing manis dari ekstrak etanol 70 hasil maserasi dari tiga daerah di Jawa Barat Depok, Sukabumi, dan Subang serta mencari korelasinya dengan kadar fenolik dan flavonoid total pada fraksi teraktif yaitu fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power menggunakan microplate reader. Aktivitas antioksidan terkuat pada metode penangkapan radikal DPPH diperlihatkan oleh fraksi etil asetat Subang dengan nilai IC50 96 ? g/mL. Metode FRAP juga menunjukkan fraksi etil asetat Subang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai FeEAC 1405 mol/g. Dari hasil penelitian, fraksi etil asetat daun belimbing manis memiliki potensi untuk menjadi sumber antioksidan alami. Hasil penelitian tidak menunjukan korelasi antara hasil uji aktivitas antioksidan dengan kadar fenol dan flavonoid total dari fraksi etil asetat. ......In a previous in vitro study, ethyl acetate fractions from starfruit leaves showed a strong antioxidant activity towards DPPH radical with IC50 value 90 g mL. This study aims to evaluate antioxidant activity of fractions from starfruit leaves extract from three different regions Depok, Sukabumi, Subang and find the correlation with the phenolic and flavonoid content on the most active fraction. The most active fraction was the fraction that showed the highest antioxidant activity. Fractionation was done with liquid liquid partition method. Fractions were evaluated for in vitro antioxidant activity using DPPH radical scavenging and FRAP assay with the use of microplate reader. The results of this study showed that ethyl acetate fraction from Subang region demonstrated the strongest DPPH radical scavenging activity with IC50 value 96 g mL, while in FRAP the strongest one was also ethyl acetate fraction from Subang region with FeEAC value 1405 mol g. These results indicated that the fractions from starfruit leaves extract have the potential to be used as a natural antioxidant. This research did not find the correlation between antioxidant activities and phenolic and flavonoid content.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardhiyah
Abstrak :
Penuaan dini pada kulit skin aging merupakan suatu permasalahan yang dapat disebabkan peningkatan aktivitas proteolitik elastase. Peningkatan aktivitas elastase menyebabkan pemecahan dan disorganisasi elastin pada jaringan ikat, sehingga dapat menurunkan elastisitas dan fleksibilitas pada kulit berupa keriput. Senyawa alami pada tumbuhan, khususnya polifenol terbukti dapat menghambat aktivitas elastase dan mencegah penuaan dini pada kulit. Daun Belimbing A. carambola merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat seperti antioksidan, antiinflamasi, hipoglikemi, antimikroba, dan lain sebagainya. Namun, belum terdapat penelitian yang membuktikan bahwa daun A. carambola memiliki aktivitas penghambatan terhadap elastase. Pada penelitian ini, akan dilakukan pengujian penghambatan aktivitas elastase pada fraksi air, etil asetat, dan n-heksana Daun A. carambola dari tiga daerah di Jawa Barat Depok, Sukabumi, dan Subang. Masing-masing fraksi diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar fenol dan flavonoid total pada fraksi teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa fraksi air daun A. carambola Depok merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 160,36 g/mL. Kadar fenol dan flavonoid total pada fraksi air daun A. carambola Depok berturut-turut adalah 115,68 mg GAE / g fraksi dan dan 9,15 mg QE / g fraksi. ......Premature skin aging is a problem that can be caused by an increase in proteolytic activity of the elastase. Increased elastase activity causes breakdown and disorganization of elastin in connective tissue, thus reducing elasticity and flexibility in form of wrinkled skin. Natural compounds in plants, especially polyphenols have been shown to inhibit elastase activity and prevent premature aging of the skin. Star fruit 39s A. carambola leaves is a natural material that contains many polyphenols and has many benefits such as antioxidants, anti inflammatory, hypoglycemic, antimicrobial, and so forth. However, there is no studies have shown that A. carambola leaves have inhibitory activity against elastase yet. In this research, we will test the inhibition of elastase activity on the water, ethyl acetate and n hexane fractions of A. carambolas leaves. from three regions in West Java Depok, Sukabumi, and Subang. Each fraction was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total phenol and flavonoid content was determined at the most active fraction. The result of inhibition test of elastase activity showed that water fraction of A. carambola lsquo s leaves Depok was the most active fraction with IC50 value 160.36 g mL. Total phenol and flavonoid content in water fraction A. carambola lsquo s leaves Depok were 115.68 mg GAE g fraction and 9.15 mg QE g fraction respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Puji Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Oxalidaceae is family of star fruit consist of 6 genera with around 775 species distributed in tropical areas. Averrhoa is a genus among all genera. To 2007 only two species were known as member of the genus, namely Averrhoa bilimbi L. and Averrhoa carambola L. Based on data of garden books at registration collection sub division, center for plant concervation botanic garden, Indonesian Institute of science, A. bilimbi has been recorded as a collection since 1823. It was cultivated at VII.D.3 3a under the name belimbing besi as a local name, originated from java.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2017
580 WKR 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
Abstrak :
Daun Averrhoa carambola L. belimbing manis diketahui mengandung senyawa apigenin dan memiliki manfaat sebagai antiinflamasi pada kulit. Salah satu penyebab inflamasi adalah paparan sinar matahari. Soothing agent dapat menjadi solusi untuk meredakan kemerahan akibat inflamasi setelah terpapar sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan daun A. carambola sebagai antiinflamasi dalam sediaan gel yang aman dan bermanfaat untuk mengurangi kemerahan kulit setelah terpapar sinar matahari. Daun A. carambola varietas Dewi diekstraksi dengan etanol 70 dan difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat, dan air untuk mendapatkan senyawa flavonoid yang berperan sebagai antiinflamasi. Uji antiinflamasi dilakukan secara in vitro untuk melihat kemampuan ekstrak dan fraksi daun A. carambola dalam penghambatan enzim lipoksigenase. Fraksi etil asetat daun A. carambola terbukti mengandung apigenin paling tinggi 6,37 dan memiliki aktivitas penghambatan enzim lipoksigenase terbaik dengan nilai IC50 7,84 0,03 . Sediaan gel yang mengandung 0,01 dan 1 fraksi etil asetat daun A.carambola dilakukan uji keamanan terhadap 22 orang sukarelawan dan uji manfaat terhadap 100 orang sukarelawan. Sediaan gel yang mengandung fraksi etil asetat daun A. carambola dinyatakan aman dan berpotensi dapat mengurangi gejala inflamasi pada kulit yaitu menurunkan nilai kemerahan pada kulit sukarelawan yang diberikan paparan sinar matahari. ......The leaves of Averrhoa carambola L. sweet star fruit are known to have acompound, apigenin, and to have anti inflammatory activity for the skin. The skininflammation can be induced by sun exposure. The skin redness, as a sign of skininflammation, can be relieved by soothing agent. The aim of this study was to testthe anti inflammatory activity of A. carambola leaves extracts and fractions. Thegel formulation of the most potential fraction was prepared and ensured for itssafety and its efficacy for reducing skin redness. The Leaves of A. carambola var.Dewi was extracted using 70 ethanol and fractionated using n hexane, ethylacetate, and water in order to obtain flavonoids, which is known as antiinflammatoryagent. The anti inflammatory activity of the extracts and fractions ofA. carambola leaves was performed in vitro and measured as an inhibition oflipoxygenase. The ethyl acetate fraction of A. carambola leaves was reported tohave the highest amount of apigenin 6.37 and the highest inhibition tolipoxygenase with IC50 values 7.84 0.04 . The gel formulations which contained0.01 and 1 ethyl acetate fractions were assessed for their safety to 22 volunteersand their efficacy to 100 volunteers. The potency of the tested gel formulations wasmeasured as the reduction value of skin redness after sun exposure. Both of thetested gel formulations were reported to be safe and beneficial to reduce thesymptom of skin inflammation
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi
Abstrak :
ABSTRAK
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi.
ABSTRACT
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi.
2016
S64277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>