Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rochimah Imawati
Abstrak :
Pemutusan hubungan kerja atau yang biasa disebut PHK adalah realitas yang sering dijumpai dalam dunia kerja. Banyak faktor yang menyebabkan PHK baik dari pihak karyawan atau pihak pengusaha. Tugas akhir ini membahas keputusan PHK dari pihak pengusaha. Pengusaha mempunyai banyak alasan dalam melakukan PHK terhadap karyawannya, namun tidak semua pengusaha memenuhi peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Banyak hal yang dijadikan alasan oleh pengusaha untuk melakukan PHK terhadap karyawannya ada yang bersifat manajerial tetapi' ada juga yang bersifat personal. Daiam tugas akhir ini, penulis membahas bahwa faktor gaya kepemimpinan menjadi variabel yang mepengaruhi pengusaha [pimpinan perusahaan) untuk memutuskan hubungan kerja. Artinya keputusan tersebut dapat saja bersifat personal jika mengacu pada sifat dan karakteristik dari seorang pimpinan pada gaya kepemirnpinan teori Rensis Likert model Exploitative- ~ Auihoritativa Pada data yang diperoleh di lokasi penelitian, penulis mendapatkan bahwa PHK diputuskan oleh pimpinan perusahaan dengan tidak memperhatikan masukan dan kondisi karyawan yang bersangkutan. Hal ini mwunjukkan bagaimana bentuk hubungan dalam perusahaan tersebut yang tidak melibatkan partisipasi karyawan dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan PHK. Sedangkan hal mendasa: dalam teori Likert M adalah' sebagaimana dikatakan' oleh Davis' dan Newstroom [1985] dalam Johannes Basuki (1994) bahwa perbedaan mendasar pada kempat gaya kepemimmpinan dari Likert adalah terlem pada derajat partisipasi yang diberikan atasan kepada bawahannya, sehingga membentuk gaya kepempinan yang lebih bersifat kontinuum. Dengan kondisi yang ada panda perusahaan PT. ?X? ini, maka akan lebih mudah untuk mengetahui penyebab terjadinya pemutusan hubungan keeja dari pihak pengusaha adalah dengan teori Empat Gaya Kepemimpinan dari Rensis Likert. Selanjutnya untuk lebih menjamin adanya ketertiban, keadiian dan kepastian hukum dalam penyelesaian masalah- masalah yang menyertai dalam pemutusan hubungan kerja, maka pemerintah telah membuat peraturan-peraturan khusus dalam perundangan tenaga kerja. Ketika penulisan ini dilakukan, peraturan yang tengah beriaku khusus mengenai pemutusan hubungan kerja adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 150 Tahun 2000. Dengan demikian penulisan tidak hanya melihat penyebab' terjadinya pemutusan hubungan kerja secara manajerial dari sisi gaya. kepemimpinan, tetapi juga melihat akibat hukum yang ditimbulkan dalam hubungan Industri dengan mengacu pada Keputusan Menteri tersebut.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Puspasari
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada anak-anak balita, para orang tua dan pembina balita di Sasana Bina Balita Mitra Bulog Jakarta. Penelitian memfokuskan pada permasalahan bahwa anak balita yang dititipkan di TPA karena kedua orang tuanya bekerja akan mengalami pola pengasuhan di dua institusi yang berbeda, yaitu TPA dan keluarga. Karena itu, penting untuk diketahui bagaimana pola pengasuhan yang diberikan di dalam Taman Penitipan Anak, di dalam keluarga, persamaan dan perbedaannya serta pelayanan profesional yang diberikan kepada anak balita di dalam Taman Penitipan Anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data diperoleh melalui tehnik wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan studi dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling (penarikan sampling secara sengaja), dimana informan dipilih berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola pengasuhan yang diberikan di dalam TPA, di dalam keluarga, persamaan dan perbedaannya serta pelayanan profesional yang diberikan di dalam Taman Penitipan Anak. Informan dalam penelitian ini adalah para pembina balita dan beberapa orang tua dari: anak balita. Pembina balita, dengan pertimbangan karena selama anak dititipkan di TPA, pembina balita-lah yang bertuga mengasuh, merawat, mendidik dan menjaga anak-anak balita sampai orang tua menjemputnya. Orang tua dengan pertimbangan, bahwa orang tua sebagai agen sosialisasi yang utama memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang diberikan pada anak balita di dalam Taman Penitipan Anak dan keluarga, tidaklah selalu seragam. Di dalam TPA, pola pengasuhan yang diberikan adalah cenderung lebih autoritatif. Sedangkan di dalam keluarga, pola pengasuhan yang diberikan sangat bervariasi, ada yang otoriter, permisif, autoritatif dan gabungan. Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan pola pengasuhan yang diberikan pada anak-anak balita dan menyelaraskan pola pengasuhan di dalam TPA dan di dalam keluarga, hendaknya perlu ditingkatkan pengetahuan para orang tua tentang pola pengasuhan anak balita, peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pembina balita, peningkatan kerjasama antara orang tua dengan para pembina balita, dan tim ahli di TPA. Dengan pembenahan ini, diharapkan bahwa pola pengasuhan yang diberikan di dalam TPA akan selaras dengan yang diberikan di dalam keluarga sehingga tumbuh kembang anak balita akan menjadi optimal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Sekar Setti
Abstrak :
Survei PISA, TIMMS dan PIRLS menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia di bidang sains, matematika, dan membaca masih tergolong rendah. Padahal alokasi APBN terus meningkat setiap tahunnya di sektor pendidikan. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa self-efficacy, kecerdasan emosional, dan intervensi gaya belajar di sekolah menjadi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa. Dalam rangka mengembangkan studi-studi sebelumnya, peneliti menggunakan faktor lain untuk menjelaskan prestasi siswa yaitu self-regulated learning dan pengasuhan otoritatif orang tua. Pada penelitian ini, prestasi siswa tidak hanya dilihat dari bidang akademik saja, tetapi juga prestasi di bidang non-akademik. Penelitian ini menggunakan survei yang disebar kepada 285 siswa yang bersekolah di SMA Negeri 97 Jakarta. Sampel tersebut dipilih dengan teknik multistage stratified random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa memiliki tingkat prestasi, tingkat self-regulated learning, dan tingkat pengasuhan otoritatif yang cenderung sedang. Self-regulated learning dan pengasuhan otoritatif orang tua juga terbukti memiliki korelasi positif dengan prestasi siswa. Begitu pula dengan dimensi-dimensi pembentuk self-regulated learning dan pengasuhan otoritatif orang tua yang terbukti memiliki korelasi positif dengan prestasi siswa. Namun, tidak ditemukan korelasi antara dimensi penerimaan-keterlibatan orang tua dengan prestasi siswa pada konteks ini. Lebih lanjut, hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis kelamin memengaruhi hubungan antara tingkat self-regulated learning dan tingkat pengasuhan otoritatif orang tua dengan tingkat prestasi siswa dalam model elaborasi spesifikasi. ......The PISA, TIMMS, and PIRLS surveys show that the achievements of Indonesian students in science, mathematics, and reading are still low. Even though the state budget allocation continues to increase every year in the education sector. Several studies previously found that self-efficacy, emotional intelligence and learning style interventions at school as a factor that contribute to student academic achievement. To enrich previous studies, the researcher used another factors to explain student achievement, that is self-regulated learning and authoritative parenting. In this research, student achievement is not only seen from academic field, but also achievements in non-academic fields. This study was conducted using a survey to 285 students from SMA Negeri 97 Jakarta. The sample was selected by multistage stratified random sampling. The results show that students have a level of achievement, level of self-regulated learning, and level of authoritative parenting which tends to be moderate. Self-regulated learning and authoritative parenting, that is shown to have a positive correlation with student achievement. However, no correlation was found between the dimensions of acceptance-involvement parental with student achievement in this context. Furthermore, the results of this study indicate that sex influence the relationship between the level of self-regulated learning and the level of authoritative parenting with the level of student achievement in the elaboration models of specification patterns.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekarini Andika Permatasari
Abstrak :
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pola asuh orang tua (authoritative dan authoritarian) dapat meningkatkan keterlibatan siswa terhadap sekolah. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam menjelaskan mekanisme hubungan keduanya adalah motivasi pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran motivasi otonom dalam memediasi hubungan antara pola asuh authoritative dan keterlibatan siswa, serta peran motivasi terkontrol dalam memediasi hubungan antara pola asuh authoritarian dan keterlibatan siswa. Survei pada siswa SMP di daerah Jabodetabek (N=460) dilakukan untuk mengukur keterlibatan siswa, motivasi otonom dan motivasi terkontrol, dan persepsi siswa terhadap pola asuh authoritative dan authoritarian yang diadopsi oleh orang tua. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dengan model mediasi menunjukkan adanya mediasi parsial dari motivasi otonom dalam hubungan antara pola asuh authoritative dan keterlibatan siswa, dan mediasi parsial dari motivasi terkontrol dalam hubungan antara pola asuh authoritarian dan keterlibatan siswa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa meskipun kedua pola asuh dapat meningkatkan keterlibatan siswa terhadap sekolah, tetapi pola asuh authoritarian memicu anak untuk terlibat di sekolah hanya untuk menghindari hukuman, mendapatkan pujian, atau mempertahankan ego. Hasil penelitian dapat berguna baik untuk orang tua maupun pihak sekolah sebagai dasar pemberian intervensi terhadap orang tua untuk membangun motivasi otonom anak untuk terlibat di sekolah. ......Previous research indicates that parenting styles (authoritative and authoritarian) can enhance students' engagement. One factor suspected to play a role in explaining the mechanism of their relationship is student motivation. This study aims to examine the role of autonomous motivation in mediating the relationship between authoritative parenting and student engagement, as well as the role of controlled motivation in mediating the relationship between authoritarian parenting and student engagement. A survey was conducted with junior high school students in the Jabodetabek area (N=460) to measure student engagement, autonomous motivation, controlled motivation, and students' perceptions of the authoritative and authoritarian parenting adopted by their parents. Mediation analysis using PROCESS revealed partial mediation of autonomous motivation in the relationship between authoritative parenting and student engagement, and partial mediation of controlled motivation in the relationship between authoritarian parenting and student engagement. These findings reveal that while both parenting styles can enhance students' engagement, the authoritarian parenting style triggers children to be engaged in school only to avoid punishment, receive praise, or maintain their ego. The research findings can be valuable for both parents and schools as a basis to provide interventions for parents to build autonomous motivation in children to engage in school.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Avanda Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pengasuhan otoritatif-otoritarian dan pengasuhan kolektivis-individualis orangtua terhadap perkembangan first-order theory of mind (ToM) dan second-order theory of mind anak di kota Jakarta. Perolehan ToM diukur dengan menggunakan theory of mind scale, pengasuhan kolektivis-individualis diukur dengan Parents’ Attitude I dan pengasuhan otoritatif-otoritarian diukur dengan Parents’ Attitude II. Skala ToM diberikan pada 98 anak (46 laki-laki, 52 perempuan) dengan usia 4-7 tahun. Kuesioner pengasuhan diberikan kepada ibu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengasuhan otoritatif-otoritarian dan pengasuhan kolektivis-individualis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan first-order ToM dan second-order ToM. Ditemukan bahwa orangtua di Jakarta cenderung memilih pengasuhan otoritatif dan pengasuhan kolektivis. Selain itu pola perkembangan ToM anak di Jakarta mengikuti pola western yaitu DD>DB>KA>FB>HE. ......This study aims to determine whether there is authoritative-authoritarian parenting and collectivist-individualist parenting influence to the children’s first-order theory of mind (ToM) and second-order theory of mind in Jakarta. ToM is measured by using theory of mind scale, collectivist-individualist parenting is measured by using Parents’ Attitude I and authoritative-authoritarian parenting is measured by using Parents’ Attitude II. ToM scale was given to 98 children (46 boys, 52 girls) aged 4-7 years. Parenting questionnaires are given to mother of children. The results of the study shows that there is no significant influence between authoritative-authoritarian parenting and collectivist-individualist parenting with first order ToM and second order ToM development. Parents in Jakarta are likely to choose authoritative parenting and collectivist parenting. In addition, the sequence of children’s ToM development in Jakarta follows the western pattern, namely >DB>KA>FB>HE.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Halim
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan budaya dan pengasuhan terhadap perkembangan theory of mind (ToM) anak di Sumatera Barat yang memiliki sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan dari Ibu. Perolehan ToM diukur dengan menggunakan theory of mind scale, budaya orang tua diukur dengan skala pengasuhan individualis-kolektvis, dan pengasuhan orang tua diukur dengan Parenting Attitude Inventory (PAI). Skala ToM diberikan pada 80 anak (35 laki-laki, 45 perempuan) dengan usia 5-6 tahun. Kuesioner budaya dan pengasuhan diberikan kepada orang tua anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dari budaya dan pengasuhan terhadap ToM. Selain itu pola perkembangan ToM anak di Sumatera Barat mengikuti pola eastern yaitu DD>KA>DB>FB>HE.
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a cultural and nurturing relationship to the development of the theory of mind (ToM) of children in West Sumatra who have a matrilineal kinship system or lineage from their mother. ToM acquisition is measured using the theory of mind scale, parental culture is measured by the individualist-collectivist parenting scale, and parenting is measured by the Parenting Attitude Inventory (PAI). The ToM scale was given to 80 children (35 boys, 45 girls) aged 5-6 years. Culture and parenting questionnaires were administered to the childs parents. The results showed that there was no significant relationship between culture and care for ToM. In addition, the development pattern of childrens ToM in West Sumatra follows the eastern pattern, namely DD>KA>DB>FB>HE.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library