Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lee Seong Geun
Abstrak :
Sejak 2018, aliran perdamaian positif terus berlanjut di Korea. Namun demikian, Asia Timur Laut masih memiliki faktor konflik Perang Dingin seperti konfrontasi ideologis, perpecahan, perselisihan wilayah dan ras senjata. Secara khusus, persaingan hegemonik antara Cina dan Amerika Serikat merupakan ancaman terbesar bagi tatanan internasional di Asia Timur Laut. Di satu sisi, ada semangat perdamaian berdasarkan rekonsiliasi dan kerja sama, tetapi di sisi lain, konfrontasi dan konflik terus berlanjut. Selain itu, arah dan langkah-langkah khusus untuk stabilitas di Asia Timur Laut masih kurang. Dalam tulisan ini, Perpetual Peace dari Kant ditetapkan sebagai kerangka struktur utama, dianalisis kembali sesuai dengan situasi saat ini, dan literatur terkait ditinjau untuk menganalisis kemungkinan promosi perdamaian di Asia Timur laut. Tulisan ini mengulas dan menganalisis literatur untuk melihat apakah tiga artikel definitif Kant yang efektif dalam Situasi Asia Timur Laut. Selain itu, berdasarkan ini, meninjau dan menganalisis literatur tentang apa yang harus dilakukan Korea untuk mempromosikan perdamaian di Asia Timur Laut dan hubungan apa yang harus dibangun dengan negara-negara tetangga. ......Since 2018, the flow of positive peace has continued in Korea. T However, Northeast Asia still has Cold War conflict factors such as ideological confrontation, division, territorial disputes and arms races. In particular, hegemonic competition between China and the United States is the biggest threat to the international order in Northeast Asia. On the one hand, there is a spirit of peace based on reconciliation and cooperation, but on the other hand, confrontation and conflict continues. In addition, specific directions and steps for stability in Northeast Asia are lacking. In this paper, Perpetual Peace from Kant is established as the main structural framework, analyzed again according to the current situation, and related literature is reviewed to analyze the possibility of promoting peace in Northeast Asia. This paper reviews and analyzes the literature to see whether Kant's three definitive articles are effective in the Northeast Asian Situation. In addition, based on this, reviewing and analyzing the literature on what Korea must do to promote peace in Northeast Asia and what relations should be established with neighboring countries.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jang Yun Hyeong
Abstrak :
Saat ini, banyak negara berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi untuk mempromosikan perdamaian berdasarkan rekonsiliasi dan kerja sama dan mempromosikan kesejahteraan rakyat mereka sendiri daripada konfrontasi ideologis dan militer yang ada dalam proses pembentukan tatanan internasional baru ini. Namun, situasi Asia Timur Laut termasuk semenanjung Korea memiliki ambivalensi rekonsiliasi dan ketegangan karena peningkatan ketergantungan bersama di antara negara-negara di wilayah tersebut, sisa-sisa Perang Dingin, dan ketidakpastian rezim Korea Utara.

 Dalam situasi ini, Six-Party Talks (SPT) belum dilanjutkan untuk waktu yang lama karena uji coba nuklir Korea Utara dan uji coba peluncuran rudal, dan minat dalam perundingan enam negara baru-baru ini meningkat. Dalam tulisan ini, Penulis membahas persepsi dan kebijakan negara-negara Asia Timur Laut yang berfokus pada diskusi tentang pelembagaan multilateral yang disebut SPT. Selain itu, upaya, kinerja dan keterbatasan kelembagaan untuk melembagakan SPT juga dibahas.

 Pada akhirnya, untuk mengembangkan SPT sebagai kerjasama keamanan multilateral di wilayah tersebut, perlu untuk memperkuat elemen multilateral dalam hal operasi dan fungsi perundingan, dan pada saat yang sama, perbaikan lingkungan di wilayah tersebut harus dilakukan untuk membangun kerjasama keamanan multilateral. Selain itu, sangat penting untuk mendapatkan dukungan aktif dan kerjasama di negara-negara tetangga. ......Many countries are now focusing on economic development to promote peace and promote the welfare of their citizens based on reconciliation and cooperation rather than ideological and military confrontations that exist in the process of forming a new international order. But the situation in Northeast Asia, including the Korean Peninsula, is ambiguous due to increased interdependence among countries in the region, the remnants of the Cold War and uncertainties in the North Korean regime.

 Under these circumstances, the Six-Party Talks (SPT) did not last long due to North Korea's nuclear and missile tests, and interest in the SPT has recently increased. The paper discusses the perceptions and policies of Northeast Asian countries that focus on discussions on multilateral institutionalization, called SPT. And also discussed efforts, achievements and institutional limitations to institutionalize SPT.

 Finally, in order to develop SPT as a multilateral security cooperation within the region, it is necessary to strengthen multilateral elements in terms of operational and negotiating functions, and at the same time carry out environmental improvements in the region to develop multilateral security cooperation. It is also very important to gain active support and cooperation from neighboring countries.

 

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library