Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah
Abstrak :
Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama islam terbesar di dunia, sebesar 87.2% dari total penduduknya adalah muslim. Masjid memiliki peran fisik maupun sosial yang penting sebagai pusat aktivitas umat muslim. Hal ini menyebabkan pertumbuhan jumlah bangunan masjid di Indonesia yang meningkat secara pesat. Masjid secara umum dibangun dengan ukuran ruang yang besar dan megah sehingga meningkatkan kemungkinan penggunaan pencahayaan buatan yang berlebih. Studi ini mengeksplorasi pola titik lampu serta tipe lampu yang berbeda yang diaplikasikan pada ruang utama masjid dengan bentuk plafon yang berbeda beserta kaitannya dengan efisiensi energi. melalui simulasi, studi ini menggunakan tiga bentuk plafon masjid yang berbeda sebagai studi kasus, yaitu masjid al-Falah dengan plafon kubah, masjid al-Musyawarah dengan plafon limas dan Masjid Sunda Kelapa dengan plafon datar. Ketiga bentuk tersebut merepresentasikan bentuk plafon masjid yang secara umum digunakan masjid di Indonesia. Menggunakan simulasi software DIALux, studi ini bertujuan untuk: (1) menemukan tipe dan konfigurasi pencahayaan buatan yang paling efisien pada masing-masing masjid dengan tiga bentuk plafon yang berbeda; serta (2) menemukan bentuk plafon masjid yang paling efisien untuk masing-masing tipe dan konfigurasi pencahayaan yang berbeda. Studi ini menghasilkan panduan dasar mengenai konfigurasi pencahayaan yang efisien pada bentuk plafon masjid yang berbeda-beda.
Indonesia is the largest muslim country in the world, around 87.2% of its population are muslim. Mosque, as the centre of muslim activities, has important roles for muslim’s physical and social aspects. Therefore, it causes massive addition of mosque buildings in Indonesia. Mosques are mostly built in spacious areas which increase the possibility of extravagance in lighting. This study explores the different spot sources and types of artificial lighting applied in the different type of mosque’s ceiling and its relation to the efficiency to energy. As the object this study takes three different mosques. Those are al-Falah Mosque, al-Musyawarah Mosque and Sunda Kelapa Mosque. The three mosques represent the shapes of the ceiling that generally used in the country: dome, pyramid and flat - shaped ceiling. Using the software simulation DIALux, this study aimed to: (1) find the most efficient artificial lighting types and configuration pattern that possible for different types of mosque’s ceiling shape in terms of its lux distribution quality; and (2) find which type of mosque’s ceiling shape that has the most efficient energy for each different artificial lighting types and configuration pattern in terms of lux distribution and uniformity. As the result, a basic guideline for efficient lighting configuration in different shaped ceiling mosque are proposed.
2019
T53036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanny Febrina
Abstrak :
Pencahayaan buatan merupakan salah satu aspek desain interior untuk menerangi interior ruang komersil yang bergerak di bidang food & beverages. Dalam hal ini, pencahayaan buatan juga berperan penting untuk membentuk suasana interior dan suasana hati pengunjung, karena berkaitan dengan interaksi visual pengunjung dalam mengalami sebuah ruang ketika sedang menikmati makanan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kriteria mendesain interior ruang komersil yang menjual western cake melalui pencahayaan buatan serta standar iluminasi yang dibutuhkan untuk sebuah kios di pasar dan kafe sehingga dapat mengetahui pengaruh pencahayaan buatan terhadap persepsi visual manusia. Penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan, studi kasus, wawancara dan kuisioner untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Studi kasus dilakukan dengan mengamati dan membandingkan karakteristik suasana yang terbentuk melalui pencahayaan buatan pada sebuah kios dan kafe yang masih tergolong baru. Pencahayaan buatan pada suasana interior di kedua tempat tersebut membentuk karakteristik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi visual manusia dalam menerima intensitas cahaya yang dibutuhkan ketika sedang menikmati kue, kawasan dimana kios dan kafe tersebut berada, dan target pengunjung yang datang untuk menikmati kue. ......Artificial lighting is one aspect of interior design to illuminate the interior of commercial space engaged in food & beverages. In this case, artificial lighting also has an important roles to form the interior atmosphere and mood of visitors, because it related to the visual interaction of visitors in experiencing a space while enjoying the food. This thesis aims to determine the criteria for designing the interior of commercial space that sells western cake through artificial lighting and illumination standards required for a kiosk at the market and cafe so it can determine the effect of artificial lighting on human visual perception. The methods used literature studies, case studies, interviews and questionnaires to obtain the required data. Case studies conducted by observing and comparing the characteristics of the atmosphere that is formed through artificial lighting at a new kiosk and cafe. Artificial lighting on the interior atmosphere in both places forming different characteristics. It is influenced by human visual perception in receiving the required light intensity while enjoying cake, an area where the kiosk and cafe are located, and the targeted visitors who come to enjoy the cake.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivianie Fortuna
Abstrak :
Pencahayaan adalah salah satu elemen terpenting yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan cahaya kita dapat mengenali warna, bentuk, ukuran, serta dapat melihat dengan jelas dengan bantuan cahaya. Di bidang tata cahaya, pencahayaan tidak hanya berfungsi sebagai penerangan ruang melainkan dapat menghadirkan impresi ruang tertentu agar dapat menghadirkan lingkungan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan di ruang tersebut. Ruang sakral adalah sebuah ruang yang mengandung nilai kesakralan di dalamnya. Cahaya merupakan salah satu elemen pembentuk ruang sakral dengan ruang sakral sendiri adalah ruang yang berfungsi untuk mengakomodasikan sebagai wadah untuk melakukan kegiatan yang bersifat kontemplasi. Cahaya dianggap sebagai ekspresi spiritualisme yang dapat menghadirkan dampak emosional dan impresi ruang yang dapat mempengaruhi dampak psikologis saat berkegiatan. Vihara merupakan ruang sakral Buddhisme yang berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddhisme untuk memberikan penghormatan kepada Buddha sebagai sosok yang dihormati pada aliran ini. Adanya kegiatan religius seperti berdoa dan melafal Sutra mempengaruhi penerapan pencahayaan artifisialnya pada Vihara agar dapat menghadirkan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan tersebut. Kenyamanan Visual merupakan aspek penting ketika menerapkan pencahayaan artifisial pada sebuah ruang. Sebuah impresi ruang yang memberikan kenyamanan visual diharapkan dapat menjadi lingkungan yang dapat menghadirkan dampak-dampak tertentu yang akan mendukung melakukan kegiatan tersebut ......Light is one of the architectural elements needed by humans. We can recognize color, shape, size, and see clearly with the help of light. In lighting design, lighting does not only play a role as room lighting, and yet creates certain impressions of space in order to create an environment to support the activities. Sacred space is a space that contains sacred values in it. Light is one of the elements of sacred space. sacred space itself is a space that accommodated as a place for contemplation. Light is an expression of spiritualism that can bring emotional impact and the impression of space that affects the psychological impact toward the activities. Buddhist Monastery is a Buddhist sacred space that serves as a place of worship for Buddha as a respected figure in Buddhism. Religious activities such as praying and chanting Sutra affect the artificial lighting in Monastery in order to provide an environment that supports these activities. Visual Comfort is an substansial aspect when applying artificial lighting in space. An impression of space that provides visual comfort is expected to become an environment that brings certain impacts that will support these activities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Christian Surya
Abstrak :
Gereja Katedral merupakan tempat beribadah serta berkumpul umat Katolik di Jakarta. Tentunya gereja tersebut bertanggung jawab dalam mewadahi berbagai aktivitas ritual ataupun liturgi beserta aktivitas pendukungnya. Dalam agama Katolik dijelaskan tentang liturgi yang merupakan puncak dan sumber kehidupan dalam gereja, dimana Kristus hadir di tengah umat manusia. Dalam ruang ibadah pencahayaan merupakan salah satu unsur penting dalam memenuhi aspek keindahan tata ruang dalam liturgi umat Katolik, karena tata cahaya yang baik dapat membuat nuansa khusuk dan sakral dalam mengikuti liturgi. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik serta kualitas pencahayaan alami dan buatan yang berada di gereja Katedral. Pencahayaan alami dan buatan diterapkan dalam suatu ruang bukan hanya untuk penerangan saja, melainkan untuk membangkitkan suasana dan membantu pengguna menikmati ruangan tersebut. Aplikasi pencahayaan dalam gereja harus bisa memenuhi standar kenyamanan visual, serta meningkatkan nilai estetika dari bangunan itu sendiri sehingga nilai teologis cahaya dalam iman Katolik dapat tercapai. Oleh sebab itu, judul penulisan ini adalah “Pemetaan dan Analisis Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan dalam Bangunan Ibadah Gereja Katedral Jakarta” ......The Cathedral Church is a place of worship and gathering for Catholics in Jakarta. Of course, the church is responsible for accommodating various ritual or liturgical activities and their supporting activities. In Catholicism, it is explained about the liturgy which is the culmination and source of life in the church, where Christ is present in the midst of mankind. In the worship room, lighting is one of the important elements in fulfilling the aesthetic aspects of the layout of the Catholic liturgy, because good lighting can create a solemn and sacred feel in following the liturgy. Light mapping was carried out to determine the characteristics and quality of natural and artificial lighting in the Cathedral church. Natural and artificial lighting is applied in a space not only for lighting, but to evoke the atmosphere and help users enjoy the room. The application of lighting in the church must be able to meet the standards of visual comfort, as well as increase the aesthetic value of the building itself so that the theological value of light in the Catholic faith can be achieved. Therefore, it is important to discuss the Natural and Artificial Lighting Systems in Jakarta Cathedral Church Buildings through Mapping and Analysis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franky Darwis
Abstrak :
Pelestarian dan pemugaran bangunan maupun kawasan bersejarah telah banyak dibahas dalam berbagai kesempatan oleh berbagai pihak pula. Hal itu dimaksudkan agar kita sadar dan ikut berperan serta dalam mewariskan peninggalan-peninggalan sejarah kepada anak cucu kita. Namun, pada umumnya, usaha yang dilakukan adalah dengan memugar kembali struktur fisik bangunan. Padahal, sistem pencahayaan merupakan elemen kota yang patut diperhitungkan. Dengan sistem pencahayaan buatan yang baik, nilai estetika dan tentu saja nilai ekonomi bangunan maupun kawasan bersejarah dapat ditingkatkan, dengan tetap memperhatikan nilai kesejarahannya. Dengan demikian, keindahan kawasan bersejarah dapat dinikmati pada siang hari dan lebih indah lagi pada malam hari. Selain itu, kesan negatif dari kawasan bersejarah pun dapat dihilangkan atau setidaknya diminimalisir. Pemugaran dan sistem pencahayaan buatan yang baik sungguh merupakan perpaduan untuk menciptakan nilai jual kawasan bersejarah. Peningkatan nilai jual kawasan berdampak pada peningkatan aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, pariwisata, budaya, sosial, dan sebagainya. Dan tentunya, hal ini tidak berdampak pada kawasan tersebut dan sekitarnya saja, tetapi lebih luas lagi hingga ke tingkat provinsi, atau bahkan menjadi kebanggaan negeri ini. Apa saja peran yang dapat dikontribusikan oleh pencahayaan buatan terhadap kawasan bersejarah - Bagaimanakah aplikasinya sehingga system pencahayaan yang baik dapat diwujudkan - Berapa besarkah peran pencahayaan buatan terhadap kawasan bersejarah, terutama di kawasan Kota Tua Jakarta - Dalam kesempatan ini, penulis berusaha mengungkap peranan pencahayaan buatan pada kawasan bersejarah berdasar pengetahuan penulis. ......Many studies of revitalization and conservation of historical buildings and sites have been published to realize us and sieve us to take part in it. But, mostly, the action of revitalization and conservation is repairing the building structure physically. Whereas, lighting system is one of the city element which also should be considered. A good artificial lighting system can increase the aesthetic and economy value of historical buildings and sites, together the history value. Thus, the beauty of historical sites can be enjoyed at day and more beauty at night. Besides that, the negative opinion of the historical sites can be minimized. Conservation and good artificial lighting systems are right integration to create a more valuable historical site that can affect to the increasing of other aspects, such as economy, tourism, culture, social, etc. And of course, the impacts are not only to the sites but also to the province and country. What are the contributions of the artificial lighting systems to historical sites' And how is the application so that the good artificial lighting systems can be achieved' This study focuses on the role of artificial lighting systems on historical sites.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51570
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Lestari
Abstrak :
Dalam konteks situasi apapun, seseorang akan berusaha untuk membuat kontrol terhadap lingkungan fisik di sekitarnya, baik pada private place maupun public space. Dengan begitu, seseorang akan mendapatkan perasaan aman dari adanya gangguan. Kontrol seseorang terhadap teritorinya atau yang disebut persepsi territoriality ini dapat dicapai dengan pembentukan batas teritori yang jelas. Dan ketika batas tersebut tidak dapat terbentuk secara fisik, kita dapat membentuk batas tersebut secara visual dengan cahaya. Dengan persepsi territoriality yang kuat, seseorang dapat berkegiatan dengan nyaman pada teritorinya. Skripsi ini membahas pengaruh pencahayaan buatan terhadap territoriality pengunjung restoran dan bagaimana penerapan lighting pada interior sehingga dapat menjadi pembatas visual dilihat dari teknik pencahayaan dan jenis lampu yang digunakan, serta penggunaan material permukaan dalam restoran. Penelitian ini menggunakan metode empiris melalui studi kepustakaan dan juga survei serta wawancara untuk mendapatkan data-data. Hasil penelitian menyarankan bahwa desain pencahayaan untuk meningkatkan territoriality pengunjung restoran harus lebih banyak menggunakan pencahayaan setempat daripada pencahayaan secara general agar dapat menghasilkan kontras brightness yang signifikan. Dengan begitu, batas ruang pun akan terbentuk dengan jelas. ......In any situational context, the individual attempts to control of his physical environment, both in private place or public space. Thus, he would feel secure from invasion from others. Man's control of his territory which calls territoriality perception, could be attained by shaping the clear territory. And when the boundary could not be shaped physically, it is possible to shape that boundary visually by lighting. With strong territoriality perception, man can perform activity with comfort in his territory. This study is focused on artificial lighting effect on restaurant patrons' territoriality and how to apply interior lighting so that it can be visual boundary, referring to its technique, type of used lamp, and also surface materials in restaurants. This research is using empirical method with literature study, survey, and interview to gain the data. Research suggest lighting design to improve patrons' territoriality must apply more localized lighting than general lighting in order to produce significant brightness contrast. Thus, the space boundary will be shaped clearly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51555
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apel Ranthy Ramadhan
Abstrak :
Persaingan ketat yang terjadi antar toko mengakibatkan setiap toko berusaha menampilkan produk semenarik mungkin. Pada saat ini pencahayaan menjadi suatu alat untuk mencapai kondisi tersebut. Toko yang menggunakan rak bertingkat sebagai media utama untuk menampilkan sepatu memerlukan perlakuan khusus dalam proses desain karena rak ini bersifat panjang dan bertingkat sehingga dapat menimbulkan efek monoton pada tampilan sepatu. Dengan bantuan pencahayaan, sepatu yang berada pada rak dapat ditonjolkan dan ditampilkan lebih menarik. Skripsi ini membahas pengaruh pencahayaan buatan terhadap display sepatu pada rak bertingkat dari segi fungsi maupun estetika. Penelitian ini menggunakan metode empiris melalui studi kepustakaan, survey, dan wawancara untuk mendapatkan data-data. Hasil penelitian menemukan bahwa penonjolan sepatu pada rak bertingkat dapat tercipta melalui aplikasi pencahayaan aksen yang terangnya berkisar antara 3 sampai 12 kali dari pencahayaan umum toko sehingga sepatu menjadi lebih menonjol dan menarik. ......The tight competition between brands encourage them to exhibit their products in the most attractive way. In terms of retail, they will make the display of their products as attractive as possible. Nowadays lighting has become a tool to achive that condition. A shoes store used shelfs as the main media of display, therefore it needs a special treatment in the design process because the characteristic of shelf itself is long and layered, which could create monotonous effect for the shoes' appearance. With the help of designed lighting, the shoes displayed in the shelf could be highlighted and appear in a better way. This thesis is studying about the artificial lighting effects on shoe display in correlation to the display-shelf. This research is using empirical method with literature study, survey, and interview to gather the necessary data. The result of the reseach has found that the highlighting of displayed shoes can be created by applying the accent lighting which has 3 to 12 times brighter light than general lighting, making the shoes more prominent and attractive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51852
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Widyastuty
Abstrak :
Pencahayaan buatan adalah salah satu upaya dari perancang untuk memenuhi kebutuhan penerangan bangunan. Pencahayaan buatan memikirkan elemen-elemen baik fungsionalitas maupun estetik. Pada lembaga kuliner terutama, pencahayaan buatan dapat menciptakan mood / suasana bagi para pengunjungnya. Suasana adalah salah satu poin pertimbangan besar dalam memilih tempat makan. Interaksi pertama pengunjung adalah dengan melihat dan menilai suasana dari lembaga kuliner tersebut, barulah setelah itu terkait dengan makanan yang disajikan, harga makanan, dan juga pelayanan yang diberikan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara jenis pencahayaan dari suatu lembaga kuliner dengan ketertarikan suatu kelas pasar tertentu. Penelitian ini akan menggunakan metode empiris melalui studi kepustakaan, survey, dan wawancara untuk mendapatkan data-data. Studi kasus dilakukan dengan meneliti dan membandingkan tipologi pencahayaan dari lembaga kuliner mulai dari kaki lima, warteg, food court, restoran, kafe, dan bar. Kategori target konsumer akan dilihat dan kategorikan berdasarkan harga yang ditawarkan oleh lembaga kuliner tersebut. Apakah lembaga tersebut menargetkan pasarnya sebagai pengunjung dengan skala ekonomi rendah, menengah, atau atas. Karakteristik suasana yang terbentuk dari pencahayaan dan warna dapat membuat lembaga¬lembaga kuliner ini terkategori berdasarkan target pasarnya. Penelitian akan dipusatkan pada pengaruh pencahayaan buatan dan nuansa warna baik dari segi fungsi maupun estetika. ......Artificial lighting is a way to fulfill the lighting needs of building. Artificial lighting can be used for both functionality and aesthetics purposes. In particular restaurant, artificial lighting can create mood / atmosphere for the visitors. The atmosphere is one of consideration for customer in choosing a place to eat. Visitor's first interaction is to look at and assess the mood of the space, then after that associated with the food, food prices, and also services provided. When the space suits customer?s need, they will consider to eat there. But there are also condition when customers only come to a restaurant for the food, they don?t bother the condition, as long as the food tastes good. This thesis aims to determine the correlation between the types of lighting with a certain restaurant. This study will use empirical methods through literature studies, surveys, and interviews to obtain data. Case studies conducted by examining and comparing the lighting typology of restaurants ranging from five feet, warteg, food courts, restaurants, cafes, and bars. Characteristics of the atmosphere which is formed from the lighting and color can make these restaurants categorized based on its target audience. Research will focus on the influence of artificial lighting and shades of color in terms of both function and aesthetics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S738
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Adria Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Selling point merupakan kualitas yang harus dimiliki tiap ruang komersial untuk dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang bahkan menciptakan minat membeli. Aspek ini sangat dibutuhkan seiring bertambah banyaknya jenis dan jumlah ruang komersial khususnya di dalam pusat perbelanjaan. Pencahayaan buatan merupakan salah satu aspek desain yang penting dalam membentuk selling point ruang komersial dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Pencahayaan buatan dapat meningkatkan tampilan ruang, menambah kualitas penampilan produk, menciptakan suasana dan menarik perhatian pengunjung yang merupakan bagian dari selling point suatu tenant.

Tulisan ini akan memaparkan dan menganalisis, apa saja peran pencahayaan dalam membentuk selling point dalam tenant, bagaimana aplikasi pencahayaan buatan yang dapat menciptakan selling point tenant di pusat perbelanjaan serta seberapa besar peran pencahayaan tersebut di tiap tipe tenant. Kajian tenant akan dilakukan pada satu pusat perbelanjaan di Jakarta dengan tipe tenant berdasarkan jenis produk yang dijual.
ABSTRACT
Selling point is quality which must be owned by every commercial space to attract the consumers's attention even to make them have an interest in buying. As the increase of many types of commercial space, specifically those in the shopping center, this aspect become more and more crucial. Artificial lighting is one of the important aspects of design that could create a tenant selling point and affect consumer behavior in purchasing. Artificial lighting can enhance the image of the space, adding the quality of the product appearance, creating an atmosphere and attract the visitors which is part of the selling point a tenant.

This paper will describe and analyze, what are the lighting roles in shaping the selling points of the tenant, how the application of artificial lighting can create the selling point of the tenant in the shopping center as well as how large a role of lighting in every type of the tenant. The review will be conducted on a single shopping center in Jakarta with the type of tenant based on the type of products.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42191
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Christine
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana pencahayaan buatan yang baik di pusat kebugaran ,bagaimana pencahayaan mempengaruhi semangat dan motivasi anggota pusat kebugaran dalam berolahraga, dan apakah pencahayaan menjadi faktor utama dalam memicu motivasi anggota dalam berolahraga.

Tidak hanya sebatas untuk memfasilitasi kegiatan berolahraga, tetapi juga menghadirkan konsep-konsep baru yang berpengaruh pada desain klub-klub kebugaran,termasuk pengaturan cahaya di dalamnya yang juga mengikuti konsep klubnya. Menurut Veitch (2006) , pencahayaan mempengaruhi tingkat mental dan proses yang menentukan kinerja kerja, kepuasan seseorang, dan hasil penting lainnya yang dikerjakan oleh orang tersebut.Setidaknya menurut rekomendasi dari organisasi pencahayaan sebaiknya iluminasi di pusat kebugaran berada 200-500lux. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ternyata iluminasi dalam kisaran 20-200 lux sudah dapat memfasilitasi kegiatan dan kenyamanan berolahraga.
Abstract
This thesis aims to look at what is called good artificial lighting in fitness centre, how lighting affects the mood and motivation of members in the fitness centre while working out, and whether the lighting becomes a major factor in triggering the motivation of members in exercising.

Not only limited to facilitate the exercise activities, but fitness centre nowadays also presents new concepts that affect the design of fitness centre, including the arrangement of lighting in it which also follows its concept. According to Veitch (2006), lighting affects the mental processes that determine the performance of work, one's satisfaction, and other important outcomes people do. According to the recommendations of an organization of lighting illumination in the gym should be at least 200-500lux. However,based on the results of research conducted, illumination range between 20-200 lux is able to facilitate activities and comfort in exercising.;
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library