Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Kamulan Murtiningsih
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksisitas 15 ekstrak etanol dari 9 tanaman dan satu heuan laut yang diduga mampunyai khasiat, menggunakan metode meyer yang dimodifikasi. Sebagai heuan percobaan digunakan larva Artemia salina Leach berumur satu minggu, Dosis pemeriksaan adalah 0,1 mg/ml dan 1 mg/ml. Pengamatan dilakukan tiap 30 menit pada 5 jam pertama dan 24 jam terakhir untuk dosis 1 mg/ml, dan tiap jam pada 6 jam pertama dan 24 jam terakhir setelah penambahan ekstrak pada dosis 0,1 mg/ml. Umumnya toksisitas akan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak dan lamanya uaktu kontak, Pletode ini dapat digunakan untuk menentukan tanaman/heuan apa yang harus diteliti lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai obat. ......A preliminary toxicity study was performed on 15 ethanolic extract of 9 plants and 1 sea animal, uhich are believed to nave active ingredients, using a modified neyer's method. This study involved exposing one week old Artemia salina Leach to plant and animal extracts at concentrati ons of 0,1 mg/ml and 1 mg/ml. Observations uere done by counting the number of death Shrimp each 30 minutes in the first 6 hours and after 24 hours for extract of 1 mg/ml, and each hour in the first 6 hours and after 24 hours for extract of 0,1 mg/ml. In general the toxicity increased by higher extract concentration and longer lenght of exposure. This method could be used to determine which plants or animals should be further investigated for medicinal agents.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S31681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Koeswardhina
Abstrak :
Teiah dilakukan pemeriksaan •toksisitas 18 ekstrak etanol dari 4 tumbuhan pengganggu dan 6 bakau yang diduga dapat dimanfaatkan sebagai obat.. Pemeriksaan toksisitas ekstrak dengan dosis 1 mg/mi dan 0,1 mg/ml ditentukan inenurut metode Meyer yang dimodifikasi menggunakan Artemia saUna Leach benumur satu minggu. Pengamataniumiah Artemia sauna Leach yang mati dengan dosis ekstrak 1 mg/ml di].akukan setiap 30menit selama 6 jampertama dan pada jam ke 24 seteiah pemberian - ekstrak. Sedangkan untuk dos is 0,1 mg/ml diamati setiap jam selama 6 jam pertama dan pada jam ke 24 seteiahpembenian ekstrak. Hasi]. pengamatan menuniukkan ada 4 ekstrak yang menyebabkan 95 % kematian, i1 ekstrakmenyebabkan prosentasi kematian antara 10 - 86%, sedangkan 3 ekstrak tidak rnenyebabkan kematian. ......Toxicity studies were performed on 18 ethanol- Ic extracts of 4 weeds arid '6 mangrove plants which were believed to be active as medicines using a urndif led Meyer's methode. One week oldArtemia sauna were exposed to plant extracts of 'l mg/ml and 0,1 mg/ml for 24 hours.Observations were done by counting the number Of death shrimps each 30 minutes In the-first 6 hours and after 24 hours for extracts of 1 mg/ml and every hour in the first 6 hours and after 24 hours for extracts of 0,1 mg/ml.-The resuits showed that . 4 extracts caused 95% killed, 11 extracts caused 10 - 86% killed and 3 extracts did 0 not show any effect.
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S31680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwarini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksi.sitas 21 ekstrak etanol dari 20 tanaman. yang diduga mempuny i. khasiat, menggunakan metode Meyer yang dimodifikasi. Sebagai hewan percobaan digunakan Artemia sauna Leach umur 7 han. Dosis pemeriksaan adalah 100 dan 1000 ug/ ml dengan pengamatan setiap jam pada 6.. jam pertama dan 24 j'axn setelah penambahan ekstrak. Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan prosentase kematian dengan bertambahnya dosis dan lamanya waktu kontak. ......A preliminary toxicity study was performed on 21 e - thanolic extracts of 20 plants, which were known to be active, using a modified Meyer's method. This study involved exposing one week old Artemia sauna Leach to plant ex - tracts of consentrations of 100 and 1000 ug/ml for 24 hours. Observations were done by counting, the number of death shrimp each hour in the first 6 hours and after 24 hours. The percentage of death shrimp increased . with higher extract concentration and longer length of exposure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawati Puspitasari
Abstrak :
Endofit adalah mikroorganisme yang membentuk koloni di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala negatif pada inangnya. Kapang adalah salah satu bentuk mikroorganisme endofit yang paling banyak ditemukan. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroba endofit dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba yang pada umumnya menunjukkan potensi sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas isolat hasil fermentasi kapang endofit dari tanaman Garcinia tetrandra Pierre dan Garcinia mangostana Linn, diperoleh 20 isolat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kematian larva Artemia salina Leach, dikenal dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Isolat kapang endofit difermentasi dengan media Potato Dextrose Yeast (PDY), kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan n-butanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Lethal Concetration (LC50) dari 20 isolat kapang endofit baik dari ekstrak etil asetat maupun n - butanol memiliki syarat toksik dengan nilai LC50 < 1000 μg/ml. ......Endophyte is microbes that colonize living tissues without causing any negative effect to their host plants. Molds are one of the endophyte most frequently isolated. Secondary metabolite which is produced by endophyte microbe reported possesses antimicrobial activity which is generally have potensial as anticancer. The aim of this research is to know the toxicity of fermentation product of endophyte mold that was isolated from plant Garcinia tetrandra Pierre and Garcinia mangostana Linn, got 20 isolates endophyte mold. The method that was used in this research was the lethality test of Artemia salina Leach larvae, which is known as Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The isolate of endophyte molds were fermented in medium Potato Dextrose Yeast (PDY) and then were extracted with ethyl acetic and n - buthanol. The result of this research showed that lethal concentration (LC50) from 20 isolates of endophyte mold from ethyl acetic extracts and n - buthanol extracts had toxicity with LC50 < 1000 μg/ml.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Artemia salina merupakan pakan hidup (alami) untuk larva ikan ,udang ,kepiting dan rajungan.Artemia salina dapat dibudidayakan pada kadar garam yang sangat tinggi di atas 100 ppt, seperti di tambak garam dan danau garam....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak kulit pohon Garcinia tetrandra serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antibakteri. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara ektraksi dalam n-heksan selanjutnya ekstraksi dengan aseton . Masing-masing ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa geraknya adalah n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet inti 3H dan 13 C. Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa GT-1 yang mempunyai rumus molekul C23HxoO6 , diperkirakan sama dengan Thwaitesixanton, senyawa GT-2 dengan rumus molekul C30H500 yang diperkirakan senyawa 3-a- (22) (29) Hopen-ol; Senyawa GT-3 dengan rumus molekul C38H50O6 yang diperkirakan sama dengan Camboginol; Senyawa GT-4 dengan rumus molekul C38H5006 yang diperkirakan sama dengan cambogin. Dari senyawa - senyawa tersebut yang memiliki aktivitas antimikroba adalah senyawa GT-3 dengan diameter harnbatan rata-rata = 8 mm/1000 ppm.terhadap bakteri B. subtilis ATCC 6633, E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M. phlei DSM 43286. Dari hasil uji aktivitas terhadap larva-udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa GT-3 dan GT-4 dengan LC50 masing-masing 7µg/ ml dan 18µg/ ml. ......Isolation, Structure Elucidation, Biological Activity Test of Chemical Constituents of Stem Bark of Garcinia Tetrandra PierreThis study was caned out to obtain several chemical constituents of the extract of the stem bark of Garcinia tetrandra Pierre, their biologic are activity to Artemia salina Leach and their antibacterial activity. The compounds were isolated from the n-hexane and acetone - soluble extracts. Each extract was separated through a column chromatography on silica gel G , as the stationary phase which gradient mixtures, of n-hexane, ethyl-acetate and methanol as the mobile phase. The purified chemical constituents were identified their structures based on their UV -- Visible , Infra Red Spectrophotometry , Mass Spectrometry, 1H and '3C - Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry data. The first isolate of GT-I with its molecular formula of C23HxoO6 was identified as Thawaitesixantone; GT-2 with and its molecular ion formula of C30H50O was identified as 3-a-(22)(29) Hopen-ol; GT-3 with its molecular formula of C38H50O6 was identified as camboginol; GT- 4 with its molecular formula of C38H5006 was identified as cambogin. From of all of the isolated compounds GT-3, showed antibacterial activity. In a concentration of 1000 ppm, its inhibition against the growth off B. subtilis ATCC 6633, E. code ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M phlei DSM 43286 were 8 mm. From the results of toxicity evaluation to the Artemia salina Leach , GT-3 and GT-4 with its LC50 7µg/ ml and 18 µg/ ml, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T2700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Kusumaningrum
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan senyawa aktif dari kapang laut Aspergillus flavus yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Tahap awal dari penelitian adalah pemilihan isolat kapang laut dan media tumbuhnya berdasarkan aktivitasnya. Terhadap 2 isolat kapang (PR 28.1 dan PR 34.1) dilakukan fermentasi dengan media Wickerham dan Malt ekstrak selama 15 hari. Sel kapang (pelet) dipisahkan dari media fermentasi (supernatant) dengan penyaringan. Pelet diekstraksi secara maserasi dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan methanol. Supernatan diekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan butanol jenuh air. Terhadap ektrak yang diperoleh dilakukan skrining aktivitas terhadap jamur Fusarium oxysporum, radikal bebas DPPH dan larva Artemia salina Leach. Hasil uji menunjukkan ekstrak etil asetat dari supernatan kapang PR 28.1 yang difermentasi dengan media malt ekstrak mempunyai aktivitas yang relatif lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya. Ekstrak etil asetat tersebut (kode J) difraksinasi menggunakan metoda Kromatografi Cair Vakum (VLC) dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak sistem gradien diklorometan-metanol. Dari tahapan ini diperoleh 5 kelompok fraksi. Kelima kelompok fraksi tersebut dilakukan uji aktivitas dengan metode BSLT dan DPPH. Hasil uji menunjukkan bahwa kelompok fraksi I (JFI) dan II (JFII) mempunyai aktivitas terhadap A.salina dan DPPH. Terhadap fraksi II dilakukan kromatografi kolom dengan fase diam sephadex LH20 dan fase gerak metanol dan diperoleh 10 fraksi. Fraksi ke-5 mempunyai aktivitas tinggi terhadap A.salina Leach sedangkan fraksi ke-7 dan ke-8 mempunyai aktivitas terhadap DPPH. Fraksi ke-5 dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan kolom Sephadex dan eluen metanol sehingga diperoleh senyawa A yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Fraksi ke-7 dan ke-8 tidak dilakukan pemurnian lebih lanjut karena jumlahnya yang sangat sedikit. Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa A dengan metode spektroskopi GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR dan NMR 2 dimensi (COSY, HSQC dan HMBC). Dari elusidasi struktur tersebut dapat ditentukan bahwa senyawa A adalah senyawa dengan rumus molekul C6H6O4 dengan berat molekul 142 dengan nama asam kojiat. Asetilasi terhadap senyawa tersebut menghasilkan senyawa asetil kojiat. Asetilasi terjadi pada gugus alkohol primer. ......Research finding secondary metabolite from marine fungi Aspergillus flavus having activity against Artemia salina Leach was carried out. Prelimanary study for this research was selected marine fungi and culture medium based on activity. Two fungi were fermented for 15 days on Wickerham and Malt Extract medium. Cell of fungi (pellets) and fermentation medium (supernatant) were separated by filtration. Then pellets were extracted by ethyl acetate using maceration method and followed by methanol. Supernatant were extracted by ethyl acetate and buthanol. Their activity were screened for antifungal (Fusarium oxysporum), antioxydant using DPPH and Lethality test using Artemia salina Leach (BSLT). The result indicated that ethyl acetate extract of PR 28.1 supernatant has activity higher than the others. Ethyl acetate extract (code J) was fractionated using Vacuum Liquid Chromatography (VLC) with silca gel 60 as stationer phase and gradient system of dichloromethane-methanol as mobile phase. Five group fractions (JFI, JFII, JFIII, JF IV and JFV) were found. JFI and JFII showed activity against A.salina Leach. Using Coloumn Chromatography with Sephadex LH20 as stationer phase and methanol as a mobile phase, JFII was separated and found fraction 5 (JF2.5) that was active against A.salina Leach larvae, while fraction 7 and 8 were active to radical scavenger (DPPH). The isolation of active compound from Fraction no. 5 was done using coloumn chromatography with Sephadex as stationer phase and methanol as mobile phase. Structure elucidation on compound A was carried out using spectroscopy methods, there are GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR and two dimension NMR (COSY,HSQC and HMBC). Compound A has been identified as kojic acid (C6H6O4) with molecular weight of 142. Acetylation on this compound has resulted the compound kojic acetyl. Acetylation was taken place on the primer alcohol group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyatni
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak tandan pohon Musa paradisiaca serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antioksidan. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara maserasi 5 % asam asetat dalam etanol, ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom, dengan menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan fasa geraknya adalah campuran n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet inti 1H dan 13 C. Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa WPA 2 yang mempunyai rumus molekul C20H14O3 , dan diidentifikasi sebagai 2-Hydroxy-4-(4-methoxyphenyl)-1H-phenalen-1-on. Senyawa WPA 4 dengan rumus molekul C29H48O yang diidentifikasi sebagai stigmasterol. Senyawa WPA 2 tidak menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan karena nilai IC50 = 952,857 ppm, senyawa WPA 4 kurang aktif sebagai antioksidan dengan IC50 = 313,877 ppm., dari hasil uji aktivitas terhadap larva udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa WPA 2 dengan LC50 = 129.72 g/ ml. ......This research is to determine some chemical compounds from the extract of Musa paradisiaca bunches and test of biological activity against Artemia salina Leach. and antioxidant activity. This compound was isolated by maceration with 5% aceticacid in ethanol, extract separated by column chromatography with silica gel as stationary phase and the mobile phase is n-hexane, ethyl acetate, methanol in a gradient eluation. Pure chemical compound that has determined the molecular structure by UV-Vis spectrophotometry, Infra Red, mass spectrometry, 1H and 13C Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry. From the results of this research was obtained compounds WPA 2 which has the molecular formula C20H14O3, indentified as 2-Hydroxy-4-(4-methoxyphenyl)-1Hphenalen-1-on, WPA 4 which has the molecular formula C29H48O, indentified as stigmasterol. WPA 2 is not active compounds as antioxidants IC50 = 952.857 ppm, WPA 4 is less active as an antioxidant with IC50 = 313.877 ppm. The results of the activity of shrimp larvae, Artemia salina Leach., Compounds that have Significant activity is a compound WPA 2 with LC50 = 129.72 g / ml.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29025
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Barasa
Abstrak :
Spons merupakan invertebrata multiselular paling primitif tanpa jaringan nyata yang hidup dengan baik pada daerah terumbu karang. Spons sebagai salah satu biota laut merupakan suatu sumber senyawa-senyawa baru yang mempunyai kemampuan biosintetik berskala lebih luas dibandingkan invertebrata lainnya. Penelitian ini bertujuan sebagai skrining tingkat toksisitas ekstrak spons Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu dengan metode BSLT serta memperoleh pola kromatogram fraksi aktifnya. Uji BSLT terhadap fraksi etil asetat hasil fraksinasi cair-cair ternyata memiliki toksisitas paling tinggi (LC50 0,879 μg/ml) dibandingkan fraksi n-butanol dan air. Pemisahan komponen dilakukan pada fraksi etil asetat dengan kromatografi kolom menghasilkan lima fraksi gabungan. Fraksi I menunjukkan sifat paling aktif terhadap larva Artemia salina (LC50 11,888 μg/ml). Profil kromatogram fraksi I dengan eluen metanol-amonium hidroksida menghasilkan satu bercak dengan hRf 67.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
Garam merupakan salah satu komoditas strategis yang digunakan dari tingkat rumah tangga sampai ke industri kimia. Sampai saat ini jumlah produksi garam nasional masih belum tercukupi, khususnya kebutuhan garam industri. Kualitas garam diindikasikan dengan kandungan NaCl yang tinggi, yakni lebih dari 94% untuk layak konsumsi dan 98% untuk kebutuhan industri dan kandungan sisanya adalah pengotor, yaitu magnesium dan kalsium. Artemia merupakan organisme kelompok udang-udangan yang hidup air laut dan memiliki kemampuan untuk menyerap kandungan magnesium dan kalsium pada mediumnya untuk aktivitas biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan densitas Artemia dan salinitas air laut yang optimal untuk menurunkan konsentrasi magnesium dan kalsium pada air laut dengan menggunakan Artemia. Sista Artemia ditetaskan dan dikembangkan hingga dewasa. Artemia ini digunakan untuk menurunkan kandungan magnesium dan kalsium pada air laut buatan dalam gelas beaker. Air laut ini kemudian dianalisis kandungan ionnya, seperti magnesium dan kalsium. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan kandungan ion dalam air laut, seperti magnesium dan kalsium. Pengaruh salinitas dalam penurunan magnesium dan kalsium tidak terlihat karena penambahan maupun pengurangan salinitas tidak memengaruhi penurunan magnesium dan kalsium secara signifikan. Salinitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 6,8%. Pengaruh peningkatan densitas Artemia dapat meningkatkan besaran penurunan magnesium dan kalsium. Densitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 500 ekor per liter. ...... Salt is one of the strategic commodities that used from the household to the chemical industry. Until now, the number of national salt production is still not sufficient, particularly salt for industrial needs. Quality of salt is indicated with high NaCl concentration, viz. salt for consumption must higher than 94% of NaCl and salt for industrial use must higher than 98% of NaCl, the rest of content are impurities, include magnesium and calcium. Artemia is organism that lives in seawater and has ability to intake magnesium dan calcium in seawater for biological activity. This research aims to determine optimal density of Artemia salina and salinity of seawater in decreasing concentration of magnesium and calcium in seawater using Artemia for improving quality of salt. Artemia salina cysts was hatched and reared until reached adult. Artemia was used in beaker glass for deareasing magnesium and calcium in seawater. Seawater was analyzed the content of magnesium and calcium. Result of this research showed reduction of ion content in seawater, e.g. magnesium and calcium. Effect of salinity in decreasing magnesium and calcium was not shown because when salinity was increased or decreased did not affect on reduction of magnesium and calcium significantly. Optimal salinity for decreasing magnesium and calcium is 6.8%. Effect of Artemia density can increase reduction of magnesium and calcium. Optimal Artemia density for decreasing magnesium and calcium content is 500 animals per liter.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>