Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Libra Hari Inagurasi
"Obyek penelitian ini adalah peninggalan industri yang masih hidup (living industrial heritage) yang dikaji melalui arkeologi industri (industrial archaeology). Dipilihnya tema tersebut dalam penelitian ini dengan pertimbangan, selama ini penelitian arkeologi di Indonesia yang mengangkat topik arkeologi industri belum pernah dilakuan, meskipun peninggalan industri banyak terdapat di Indonesia. Manusia sejak masa lampau telah mengenal alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaannya. Seperti halnya dalam pembuatan gula berbahan baku tebu (Saccharum officinarum). Awal mulanya manusia mengenal pembuatan gula secara tradisional yakni menggunakan seperangkat alat sederhana yang dinamakan ?kilang?, yakni alat yang dibuat dari bahan kayu atau batu, gunanya untuk memeras atau menggiling tebu, digerakkan oleh tenaga hewan sapi atau kerbau. Cara-cara pembuatan gula secara tradisional tersebut setidak-tidaknya telah dikenal sejak abad ke-17 hingga abad ke-18 di Banten, Batavia dan sekitarnya. Bersamaan dengan kekuasaan bangsa Belanda, pada abad ke-19 mulai diperkenalkan teknologi baru dalam hal cara-cara pmbuatan gula, yakni menggunakan mesin-mesin mekanik dan mendirikan pabrik-pabrik gula. Mesinmesin tersebut adalah mesin bertenaga uap air bertekanan tinggi, merupakan wujud teknologi yang berkembang pada abad ke-19, yang ditemukan bersamaan dengan Revolusi Industri di Inggris abad ke-18. Industri gula merupakan suatu mekanisme yang terdiri dari beberapa komponen, lingkungan atau sumberdaya alam yang mendukung, ketersediaan bahan baku, mesin, peralatan, bangunan, dan orang-orang atau manusia yang melakukannya. Industri tersebut telah direncanakan secara matang dengan memperhatikan pertimbangan ekologis. Aktivitas industri gula Cepiring didukung oleh lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada disekitarnya. Berbagai benda-benda teknologi yang ditinggalkan, di masa kini menjadi buktibukti fisik kemajuan teknologi masa lampau, yakni kemajuan teknologi industri dan transportasi. Kemajuan teknologi tersebut disertai pula dengan perubahanperubahan pada masyarakat yakni munculnya masyarakat industri.

The Object of the research is living industrial heritage seen from the point view of industrial archaeology. The theme is chosen because thus far research on industrial archaeology has not been carried out in Indonesia. Since a very long time ago, human beings have known tools to make their works easier. This was also the case with sugarcane (Saccharum officinarum) based sugar manufacture. Initially people made sugar traditionally using a series of simple tools made of wood or stone named ?mill? (kilang) to press or grind sugarcanes. The tool is moved by a bull or water buffalo. Such traditional way sugar manufacture had been practiced at least within 17th?18th centuries AD in Banten, Batavia, and the surrounding environment. With the coming of the Dutch colonial, in 19th century AD new technologies was introduced in sugar manufacturing procedure, such as: the use of mechanical machines and the establishment of more modern sugar factories. The new machines were powered by high-pressured steam, which was a type of technology that was developed in 19th century AD and was innovated during the Industrial Revolution in the United Kingdom in 18th century AD. Sugar manufacture industry as a mechanism that consist of several component: suitable environment or natural sources, availability of raw material, machinery, apparatus, factory building and manpower. This type of industry was thoroughly planned and taking into account the ecological factors. The activities of the Cepiring sugar factory were supported by suitable natural sources or physical environment. The various technological items that survived are the physical evidences of technological advancement in the past in the fields of industry and transportation, which were accompanied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27311
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Buchanan, Robert Angus
Harmondsworth: Penguin, 1972
338.094 2 BUC i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Diazeva Fathia
"

Penelitian ini membahas mengenai Perkebunan Teh Gedeh di Cianjur, Jawa Barat dengan menggunakan sudut pandang arkeologi industri. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi proses produksi teh dan kehidupan sosial di Perkebunan Teh Gedeh melalui keletakan bangunan-bangunan serta arsip. Bangunan-bangunan yang diteliti antara lain bangunan untuk produksi, bangunan untuk tempat tinggal, dan infrastruktur sedangkan arsip yang digunakan berupa foto, peta dan surat kabar. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses produksi teh Perkebunan Teh Gedeh, yaitu praproduksi, produksi dan pasca produksi serta alat-alat yang digunakan pada tahapan-tahapan tersebut. Kelas sosial di Perkebunan Teh Gedeh terbagi menjadi golongan atas, golongan menengah dan golongan pekerja yang terlihat dari pekerjaan, tempat tinggal, pakaian, serta gender. Keletakan bangunan-bangunan di Perkebunan Teh Gedeh memiliki makna dan tujuan tertentu terkait dengan fungsi pengawasan dan fungsi strategis.

 


This study discusses Gedeh Tea Plantation in Cianjur, West Java, using point of view of industrial archaeology. This study aims to reconstruct the tea production process and social life in Gedeh Tea Plantation through the location of buildings and archives. The buildings studied include buildings for production, buildings for housing, and infrastructure, while the archives used are photos, maps, and newspapers. Based on the results of the analysis, it is known that there are three stages in the tea production process of Gedeh Tea Plantation, namely preproduction, production, and post-production, and the tools used at these stages. The social class in Gedeh Tea Plantation is divided into the upper class, middle class, and working-class as seen from their occupation, residence, clothing, and gender. The location of the buildings in the Gedeh Tea Plantation has a specific meaning and purpose related to its supervisory and strategic functions.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Kurniawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Pabrik Gula Soemberhardjo dengan menggunakan
kajian arkeologi industri. Pengaruh Belanda pada masa kolonial memicu
berkembangnya industrialisasi di Nusantara. Salah satu industri yang berkembang
adalah industri gula. Berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah kolonial
mempengaruhi dinamika industri gula di Nusantara. Kondisi tersebut mendorong
berkembangnya pabrik-pabrik gula, salah satunya PG Soemberhardjo.
Lingkungan serta ketersediaan infrastruktur menjadi faktor penentu dalam
pendirian pabrik gula. Pendirian PG Soemberhardjo didukung dengan keberadaan
bangunan pabrik, pemukiman pegawai, dan peralatan produksi. Kelas-kelas sosial
pada masyarakat industri di PG Soemberhardjo terbentuk berdasarkan jabatan
yang tercermin dari bentuk rumah tinggal pegawai. Emplasemen pabrik gula
soemberhardjo dibentuk untuk mengakomodir kelas-kelas sosial yang ada.

ABSTRACT
This research is to study PG Soemberhardjo using industrial archaeology
as the perspective. Dutch influence in colonial era triggered the process of
industrialization in Nusantara. Regulations introduced by the colonial government
in that era affected the nature of sugar industries. The outcome was the thriving of
sugar factories accross Nusantara, one of the sugar factory built in this era was PG
Soemberhardjo. Environment and infrastructures are the determinant factors in the
establishment of sugar factory. The establishment of PG Soemberhardjo was
supported by the construction of the factory building, worker?s settlement, and the
availability of machineries. Social structures in PG Soemberhardjo?s industrial
society was formed based on the job position in factory and such structures are
reflected in the form of the dwellings. Emplacement of PG Soemberhardjo was
constructed to accomodate those kind of social structures"
2015
S66883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palmer, Marilyn
"The Council for British Archaeology was the first organisation to champion the cause of 'Industrial Archaeology', over 50 years ago. Since the term 'Industrial Archaeology' was first used by the CBA in the late 1950s, the landscape of our industrial towns and cites has changed beyond recognition. Our industrial heritage is all around us, but many of the structures are severely threatened by modern development. This has recently been recognised by English Heritage with the publication of their Industrial Heritage at Risk list. Britain has long been recognised as the cradle of the industrial revolution, and buildings and monuments from industries as diverse as brewing to china clay extraction can be found around the UK. This book considers not only the industries themselves but also the power that drove them, the transport network that distributed the products, and the houses in which the workforce lived."
New York: English Heritage, 2012
609 PAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Dhea Yahya
"Suksesnya pendirian PG Colomadu oleh Mangkunegara IV mendorongnya untuk membangun Pabrik Gula Tasikmadu di tahun 1871, pembangunan ini diikuti dengan didirikannya fasilitas lain di sekitar pabrik berupa rumah dinas untuk para pegawai. Rumah dinas pegawai memiliki variasi bentuk dan ukuran serta komponen seperti jendela dan pintu. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengangkat permasalahan terkait adakah maksud dibalik beragamnya rumah yang tersebar di sekitar pabrik gula dan apakah dari peninggalan rumah tersebut dapat menunjukan atau merefleksikan kehidupan sosial para pegawai yang dulunya bekerja di PG Tasikmadu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi penelitian, implementasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, interpretasi data, dan publikasi hasil penelitian. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan analisis bentuk dan keruangan terhadap rumah pegawai. Hasil analisis menunjukan adanya tingkatan kelas sosial antar pegawai dan juga konflik serta kontrol sosial oleh pegawai kelas atas terhadap pegawai kelas bawah.

The success of establishing PG Colomadu by Mangkunegara IV encouraged him to build the Tasikmadu Sugar Factory in 1871, followed by the establishment of other facilities around the factory, such as official residences for the employees. These employee residences varied in form and size, as well as in components like windows and doors. Therefore, this research aims to address the question of whether there was a purpose behind the variety of houses scattered around the sugar factory and whether these residential relics can indicate or reflect the social life of the employees who once worked at PG Tasikmadu. The methodology used in this research includes research formulation, research implementation, data collection, data processing, data analysis, data interpretation, and publication of the research results. To answer these questions, an analysis of the form and spatial arrangement of the employee residences was conducted. The results of the analysis indicate the presence of social class distinctions among the employees, as well as conflicts and social control exerted by higher-class employees over lower-class employees."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zannysya Alvedanica Yori
"Arkeologi Indonesia dalam lingkup kajian Arkeologi Industri hingga saat ini belum pernah ditemukan adanya pembahasan mengenai industri dalam sektor pertanian tembakau. Penelitian ini dilakukan dengan mengangkat objek PT Taru Martani sebagai salah satu pabrik cerutu tertua di Indonesia. Terletak di Kota Yogyakarta, PT Taru Martani sudah berdiri sejak tahun 1918 sehingga melalui penelitian ini akan memberikan gambaran terhadap proses produksi cerutu milik Taru Martani melalui tinggalan kebudayaan materialnya yaitu, peralatan dan mesin yang digunakan. Mengingat banyaknya jenis produk dan besarnya industri milik PT Taru Martani terbukti cukup berpengaruh pada pasar cerutu di Indonesia bahkan ke beberapa bagian dunia. Penelitian ini menggunakan metode dari Kenneth Dark dengan mengumpulkan sumber data dari tinggalan budaya.  Data yang sudah terkumpul berupa proses produksi cerutu ini kemudian dijabarkan menjadi bukti arkeologi dengan mengaitkannya pada konteks ruang, waktu, dan penelitian. Jika seluruh rangkaian ini diinterpretasikan, maka terjawablah bagaimana rekonstruksi industri proses produksi cerutu yang ada pada PT Taru Martani. Proses produksi pada PT Taru Martani dimulai dengan membuat kepompong cerutu dari lembaran daun tembakau asal Besuki, merajang daun tembakau untuk isi ke dalam dua jenis (short filler dan long filler), kemudian dilinting ke dalam kepompong tembakau, dilanjut dipres menggunakan mesin pres, hingga masuk tahapan pengeringan sampai cerutu siap dikemas. Dengan menggambarkan proses produksi cerutu menggunakan kajian Arkeologi Industri, dapat disimpulkan bahwa tinggalan kebudayaan material seperti ini jika ditempatkan pada kerangka interpretasi dan dikaitkan pada konteks penelitian bisa menjadi bukti tinggalan arkeologis. Penelitian yang memberi gambaran proses pembuatan cerutu menggunakan tinggalan kebudayaan material yang masih tersisa ini diharapkan dapat menjadi edukasi dan tetap merawat tinggalan mesin yang ada serta menjadi sumber informasi catatan arkeologis. Penelitian ini pun bisa bermanfaat menjadi publikasi secara akademis yang akurat dan mampu memajukan industri tembakau dan lebih mengenal PT Taru Martani di Indonesia.

In Indonesian archeology, within the scope of Industrial Archeology studies, up to now there has never been any discussion of industry in the tobacco farming sector. This research was carried out by highlighting PT Taru Martani as one of the oldest cigar factories in Indonesia. Located in the city of Yogyakarta, PT Taru Martani has been established since 1918 so this research will provide an overview of Taru Martani's cigar production process through its material cultural remains, namely, the equipment and machines used. Considering the many types of products and the size of PT Taru Martani's industry, it has proven to be quite influential on the cigar market in Indonesia and even in several parts of the world. This research uses Kenneth Dark's method by collecting data sources from cultural remains. The data that has been collected in the form of the cigar production process is then translated into archaeological evidence by linking it to the context of space, time and research. If this entire series is interpreted, it will be answered how to reconstruct the existing cigar production process industry at PT Taru Martani. The production process at PT Taru Martani begins by making cigar cocoons from tobacco leaves from Besuki, chopping the tobacco leaves to fill them into two types (short filler and long filler), then rolling them into tobacco cocoons, then pressing them using a press machine, until they enter drying stages until the cigar is ready to be packaged. By describing the cigar production process using Industrial Archeology studies, it can be concluded that material cultural remains like this, if placed in an interpretive framework and linked to a research context, can become evidence of archaeological remains. It is hoped that this research, which provides an overview of the process of making cigars using remaining material cultural remains, can provide education and maintain existing machine remains as well as being a source of information for the archaeological record. This research could also be useful as an academic publication that is accurate and capable of advancing the tobacco industry and getting to know PT Taru Martani in Indonesia better."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Nugraha
"ABSTRAK
Kajian arkeologi industri memberikan pemahaman dan gambaran akan kehidupan sosial masyarakat industri masa lalu. Objek kajian arkeologi industri berupa artefak, struktur, atau bangunan bekas kegiatan industri. Pada masa kolonial, banyak industri didirikan di Indonesia, dan salah satunya adalah industri gula. Industri gula yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pabrik Gula Kalibagor di Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini membahas tentang tata ruang emplasemen pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi dan kehidupan sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Kalibagor pada masa lalu. Semua itu dapat diketahui dari pola keletakkan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRACT
Industrial archaeology review provides an understanding and the description about the social life of the past industrial society. The object of the study of industrial archaeology is in the form of artifacts, structures, or former buildings of the industrial activity. During the colonial period, many industries were established in Indonesia, and one of which was a sugar industry. The sugar industry that becomes the object of this research is the Kalibagor sugar factory at Banyumas, Central Java. This study discusses the factory spatial emplacement which is related to the production and social life activity that is presented in the industrial environment at Kalibagor sugar factory in the past. All can be known by the layout pattern of the buildings in factories emplacement."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Q. Reynaldo Regent Effendy
"Penelitian ini merupakan upaya rekonstruksi Stasiun Kereta Api Sukabumi, Jawa Barat, pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dalam perspektif arkeologi industri. Kajian arkeologi industri adalah salah satu kajian arkeologi yang menekankan interpretasi pada tinggalan industri masa lampau dengan memberikan konteks sosial, ekonomi, dan teknologi. Metode penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data (analisis bentuk dan kontekstual), dan interpretasi. Hasil penelitian ini adalah kegiatan operasional perkeretaapian di dalam Stasiun Kereta Api Sukabumi berdasarkan hubungan keletakan antar bangunan. Pada stasiun ini juga menggambarkan adanya pembagian kelas sosial penumpang. Stasiun ini berperan dalam perantara mobilisasi masyarakat dan distribusi barang serta komoditi perkebunan teh sekitar. Stasiun ini juga andil dalam industri pariwisata di Sukabumi. Keberadaan stasiun ini juga memberikan kemudahan bagi masyarakat pada masa Hindia Belanda yang hendak ke Kota Sukabumi.

This research is an effort to reconstruct the Sukabumi Railway Station, West Java, in the late 19th to early 20th centuries in industrial archaeology perspective. The study of industrial archeology is one of the archaeological studies that emphasizes the interpretation of the industrial heritage of the past by providing social, economic, and technological contexts. The research method used includes data gathering, data processing, data analysis (form and contextual analysis), and interpretation. The results of this study are the railway operational activities in the Sukabumi Railway Station based on the location relationship between buildings. At this station also illustrates the existence of a social class division of passengers. This station has a role in community mobilization and distribution of goods and commodities from surrounding tea plantations. This station also has role in the tourism industry in Sukabumi. The existence of this station made easy for people during the Dutch East Indies era who wanted to go to Sukabumi City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inggil Reka Sonia
"Objek penelitian yang diangkat dalam kajian ini adalah industri surat kabar harian Kedaulatan Rakyat yang ada di Yogyakarta. Pemilihan Kedaulatan Rakyat sebagai objek penelitian karena belum ada kajian arkeologi industri di Indonesia yang mengambil sektor percetakan atau industri surat kabar menjadi topik pembahasan. Penelitian ini berfokus untuk menggambarkan produksi surat kabar harian Kedaulatan Rakyat pada tahun 1945-1968 melalui kebudayaan material (material culture) yang ditinggalkan, seperti mesin dan peralatan. Sebagai salah satu surat kabar tertua di Indonesia yang lahir empat puluh hari pasca kemerdekaan dan masih menerbitkan berita hingga sekarang (living industrial heritage), Kedaulatan Rakyat menyimpan peran yang besar dalam membantu pemerintah mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta. Di masa lalu, teks berita yang ada dalam surat kabar dibuat menggunakan mesin manual dengan cara menekan huruf-huruf timbul berbahan logam pada kertas koran. Tentunya berbeda dengan produksi surat kabar di masa sekarang, menggunakan plat berbentuk lembaran dan mesin cetak modern, yang lebih efektif dan efisien menghasilkan surat kabar dalam waktu yang singkat dan jumlah yang besar. Metode penelitian dari Kenneth Dark dipilih untuk menggambarkan produksi surat kabar di masa lalu. Dark melihat bahwa tinggalan materiil hanya dapat menjelaskan mengenai keberadaan dirinya, untuk itu tinggalan tersebut perlu ditempatkan pada kerangka interpretasi dengan mengaitkan pada sejarah dan fungsi material culturenya agar menjadi bukti arkeologi. Melalui serangkaian prosedur tersebut, dapat direkonstruksi proses produksi surat kabar harian Kedaulatan Rakyat melalui kebudayaan material yang masih tersisa. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi industri surat kabar di Indonesia untuk lebih memperhatikan, menjaga, dan merawat tinggalan mesin dan peralatan yang sudah tidak digunakan karena terdapat perkembangan yang perlu untuk disampaikan mengenai teknologi dan proses produksi surat kabar bagi generasi muda di masa mendatang. Selain itu, kajian ini dapat menjadi peluang lahirnya penelitian arkeologi industri pada sektor-sektor yang lainnya.

The research object raised in this study is the Kedaulatan Rakyat daily newspaper industry in Yogyakarta. The choice of Sovereignty of the People as the object of research is because there has been no study of industrial archeology in Indonesia which has taken the printing sector or the newspaper industry as the topic of discussion. This research focuses on describing the production of the daily newspaper Kedaulatan Rakyat in 1945-1968 through the material culture that was left behind, such as machines and tools. As one of the oldest newspapers in Indonesia which was born forty days after independence and still publishes news today (living industrial heritage), Kedaulatan Rakyat plays a big role in helping the government maintain Indonesian independence, especially in the Yogyakarta area. In the past, news texts in newspapers were made using manual machines by pressing embossed metal letters on newsprint. Of course, it is different from the production of newspapers today, using sheets in the form of plates and modern printing presses, which is more effective and efficient in producing newspapers in a short time and in large quantities. The research method from Kenneth Dark was chosen to describe the production of newspapers in the past. Dark sees that material remains can only explain his existence, for this reason these remains need to be placed in an interpretation framework by linking them to history and the function of the material culture so that they become archaeological evidence. Through these series of procedures, the production process of the Kedaulatan Rakyat daily newspaper can be reconstructed through the remaining material culture. This research can be input for the newspaper industry in Indonesia to pay more attention to, maintain and care for the remains of machines and equipment that are no longer in use because there are developments that need to be conveyed regarding the technology and process of producing newspapers for the younger generation in the future. In addition, this study can be an opportunity for the birth of industrial archeology research in other sectors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>