Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadan Rahadian
Abstrak :
ABSTRAK Pencatatan ganda (dual listing) suatu saham pada dasarnya bertujuan untuk memperluas cakupan emisi saham dengan menarik investor yang berada diluar jangkauan operasi bursa utama. Hal tersebut merupakan salah satu pendorong PT Telekomunikasi indonesia Tbk. untuk melakukan emisi saham di beberapa bursa sekaligus. Selain tercatat pada perdagangan saharn di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai bursa utama, saham Telkom juga di catatkan pada perdagangan saham di New York Stock Exchange (NYSE). Adanya perbedaan waktu antara Jakarta dan New York. tempat dimana BEJ dan NYSE beroperasi, secara otornatis mengakibatkan adanya perbedaan waktu perdagangan antara kedua bursa. Hal itu membawa implikasi tersendiri terhadap perdagangan saham Telkom yang dicatatkan di kedua bursa tersebut, sebagai akibat dan adanya mekanisme pasar yang menyetarakan harga saham di kedua bursa sesuai dengan kaidah hukum harga tunggal. Proses penyetaraan harga tersebut menjadi Iebih terlihat manakala kurs mata uang antar kedua bursa bergejolak cukup signifikan Sehingga dalam transaksi perdagangan saham Telkom para pelaku pasar (seperti penanam modal, perantara perdagangan efek dan manajer investasi) cenderung menjadikan pergerakan harga saham Telkom di NYSE dan kurs mata uang n.ipiah terhadap dolar sebagai acuan dalam menyikapi pergerakan harga saham Telkom di BEJ. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang dilanda krisis, kurs mata uang rupiah bergejolak sedemikian hebatnya sampai melampaui batas perkiraan akal sehat. Sehingga para pelaku pasar sering kehilangan arah dalam menyikapi pergerakan saham Telkom, yang secara tidak angsung ikut terpengaruh, sebagai akibat dan proses penyetaraan harga antara BEJ dengan NYSE. Dalam memperkirakan barga saharn Telkorn pada saat pasar perdagangan saham di BEJ dibuka, para pelaku pasar senng rnembandingkaimya dengan harga penutupan di NYSE. Artinya, komparaSi harganya dilakukari dengan tanggal perdagangan beda, karena penanggalan di Jakarta lebih dahulu dan New York. Padahal secara Logis seharusnya komparasinya dilakukan terhadap tanggal yang sama. Berdasarkan kenyataan tersebut, dalam melakukan analisis perbandingan saharn Telkom dibedakan antara dua pendekatan. yaitu pendekatan tanggal perdagangan sarna dan beda. Di samping itu juga clibedakan atas dua kondisi. yaltu kondisi normal (penode t Januari 1997 sld 30 Juni 1997 sebagai sampel) dan kondisi krisis (periode I Agustus 1997 s/d 31 Juh 1998 sebagal sampel). Pada kondisi normal, baik untuk pendekatan tanggal sama maupun beda, hasil perigujian. statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara harga penutupan saham Telkom di BEJ dengan di NYSE. Begitu juga pada kondisi kns?s untuk pendekatan tanggal sama. Sebaliknya, pada kondisi krisis untuk pendekatan tanggal beda, perbedaan harga penutupan saham Telkom antar kedua bursa cukup signifikan. Perbedaan yang cukup signifikan tersebut merupakan su.atu peluang arbitrase. Hasil penelitian Lebih lanjut untuk pendekatan tanggal sama menunjukkan perbedaan harga penutupan per lembar saha.rn pada kondis normal berkisar antara +8 p01111 sampai dengan -9 point, Pada kondisi krisis, perbedaan harga penutupan per lembar saham berkisar antara -39 point sampai dengan +37 point. Imbal hasil harian rata-rata (aritrnatik) perdagangan saham Telkom di BEJ pada kondisi kiisis relatif jaub Iebih besar dan kondisi normal, yaltu 0.034% untuk kondis kilsis dan 0.006% untuk kondisi normal. Sedangkan imbal hasil hanan ratata-rata di NYSE menunjukkan hasil yang negatif Sementara itu basil penghitungan volatilitas harga penutupan saham Telkom di kedua bursa pada kondisi krisis jauh lebih besar dan kondjsj normal (lebib besar 2 sampai 3 kali lipat). Hal tersebut rnenunjukkan bahwa pada kondisi krisis laju peningkatan imbal basil hariannya relatif lebih besar dan laju periingkatan risiko pada kondisi normal. Hasil analisis model regresi berganda dengan menggunakan pendekatan arbItrage pricing theory, menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang dipilih tidak cukup mengakomodasi persamaan regresi. Dari 6 (enam) variabel yang dipilih hanya 2 variabel yang dapat diikuti sertakan pada persamaan regresi imbal hasil harian saham Telkom, yaitu imbal hasil harían LQ45 dan laju pertumbuhan harlan [ndeks [larga Konsumen (11-1K). Sementara pada kondïsi krisis ada 3 yang dapat diikut sertakan, yaitu imbal basil harlan LQ45, kurs rupiah/US$ dan PDB Nominal. Yang patut dicatat disini adalah pergerakan kurs rupiah lebih memberikan kontribusi terhadap jmbal hash harlan saham Telkom pada kondisi krìsis. Dengan didasari hasul analisis yang telah dilakukan cukup banyak yang bisa digali dan mekanisme perdagangan saham pencatatan ganda. Pembayaran dividen saham, volume transaksi harian, porsi transaksi asing dan faktor-faktor sentimen pasar merupakan beberapa aspek yang tidak díikutsertakafl dalam proses analisis karya akhir ini. DengarL memasukan beberapa aspek tersebut maka hasil yang diperoleh akan lebih kaya dan bermanfaat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T6152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyril Arayana Aloewie
Abstrak :
Model keseimbangan, capilal asset pricing model (CAPM), berasumsi bahwa imbal hasil didapatkan oleh model faktor tunggal, dimana faktor tersebut mewakili seluruh portofolio aset berisiko. Arbitage Pricing Theory adalah pendekatan lain dalam menentukan harga sebuah aset. Arbitrage Pricing Theory berasumsi bahwa imbal hasil sekuritas adalah sebuah fungsi linier, tidak hanya satu, melainkan seperangkat faktor umum. APT membutuhkan estimasi beta dari setiap faktor dan premi risikonya. Dalam menganalisis faktor umum ini, harus diperhatikan data historis dan mencari faktor umum yang mempengaruhi sekumpulan aset berisiko (bukan hanya berpengaruh terhadap satu sektor atau beberapa saham). Faktor makroekonomi dari sebuah model yang dibentuk dapat berubah seiring berjalannya waktu, begitu pula dengan premi risiko yang terkandung di dalamnya. Dalam karya akhir ini digunakan harga minyak mentah dunia, kurs rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dan inflasi sebagai faktor yang mempengaruhi retum saham. Berdasarkan hasil regresi dua tahap, penelitian ini memperoleh model estimasi return saham sebagai berikut: E(r,) = r, + biOIL 0.02109 + bUSD 0.00077+6iCPI 0.0239. ......The equilibrium model, the Capital asset pricing model (CAPM) assumes that stock retums are generated by one-factor model, where the factor represents the market portfolio of all risky assets. Arbitrage Pricing Theory is a difierent approach to detemine asset prices. The Arbitrage Pricing Theory assumes that a security retum is a linier function, not only of one, but also a set of common factors, The APT requires estimates betas of each factor and risk premium. In a factor analysis, we examine the historical data looking for common pattem that effect groups of asset (rather than just one sector or a few assets). The economic factors in the model can change overtime, as will the risk premium associated with each one. This thesis use oil price, Rupiah to US Dollar exchange rate, and inflation as factors that affect stock retum. Two steps regression generates this estimation of stock retum model: E(r,) = r, + biOIL 0.02109 + bUSD 0.00077+6iCPI 0.0239.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26481
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggis Rakhmi
Abstrak :
ABSTRAK
Hal yang perlu dilakukan oleh seorang investor adalah mengidentifikasi imbal basil (return) dan risiko yang rnengikat keputusan yang dilakukannya karena trade-off antara keduanya menggambarkan bahwa jika investor mengharapkan imbal basil yang lebih tinggi atas aset yang dipilihnya, rnaka ia hams bersedia rnenanggung kerugian yang lebib besar, dan sebaliknya. Model yang dikembangkan oleh Stephen A Ross (1976) yaitu model Arbitrage Pricing Theory (APT) merupakan salah satu model yang menganalisis hubungan antara return dengan risiko yang mengikatnya. Teori ini memperhitungkan berbagai sumber risiko sistematis, tidak hanya risiko pasar. Dalam model APT yang dikembangkan oleh Bremeister, Roll dan Ross (2003), model ini meneliti hubungan antara return dengan berbagai risiko makro, yaitu faktor risiko kepercayaan, horizon waktu, inflasi, siklus bisnis dan pasar.

Dalam model tersebut, return suatu saham terdiri dari dua bagian, yaitu expected dan unexpected return. Unexpected return berkaitan dengan pergerakan return terbadap berbagai surprises atau perbedaan antara faktor makro yang diperkirakan sebelumnya dengan keadaan aktual, sedangkan expected return merupakan imbal basil yang diperkirakan akan diterima dengan memperhitungkan premi terbadap perubahan faktor makro. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diteliti hubungan faktor-faktor makro yang secara apriori berpengaruh terhadap return suatu saham.

Penelitian dalam karya akhir ini rnenganalisis penerapan model APT tersebut terhadap 20 saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta sejak bulan Januari 2000 sampai dengan Maret 2004, yaitu saham TLKM, ASII, BNBR, JNDF, ISAT, HMSP, BUMI, BNII, LPBN, GGRM, MLPL, BNGA, UNTR, LPLI, RMBA, MPPA, PNBN, AALI, GJTL dan ANTM.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model ini dapat menerangkan return 16 saham yang diteliti, berturut-turut dari goodness of.fit yang te1tinggi yaitu saham UNTR, TLKM, GGRM, ASII, ISAT, HMSP, MLPL, INDF, GJTL, MPPA, LPLI, RMBA, ANTM, PNBN, AALI dan BNBR. Nrunun demikian, faktor makro yang secara signifikan berpengaruh terhadap return sahrun yang diteliti hanyalah faJ..'tor risiko pasar, sementara beberapa faktor lairmya adalah faktor risiko inflasi dan siklus usaha untuk sahrun TLKM yang notabene merupakan sahrun paling aktif dalrun srunpel. Untuk empat sahrun dimana model ini tidak signifikan, tiga sahamnya merupakan sahrun dari empat sahrun yang diteliti pada sektor perbankan, yaitu saham LPBN, BNII dan BNGA Model diduga tidak signifikan karena faktor diluar model seperti masalah rekapitalisasi dan penambahan modal bank dimaksud.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Josep
Abstrak :
Bergerak dari tujuan, penelitian dalam rangka Karya Akhir ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan pada indikator ekonomi terhadap harga saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan mengambil sampel dari bulan September tahun 2000 sampai bulan Agustus 2002. Penelitian terhadap hal ini dinilai sangat penting mengingat dalam keseharian, terutama di hari-hari bursa hampir setiap saat investor dihadapkan kepada infonnasi-informasi yang diyakini mempengaruhi pergerakan saham. Tetapi di sisi lain pemodal atau pemilik dana tersebut menghadapi risiko yang cukup besar baik yang sistematis maupun non sistematis. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data yang bersifat statistik terhadap data-data yang telah dikumpulkan dan diseleksi untuk diformulasikan dalam multifactor models. Dengan penggunaan model ini diharapkan akan memberikan penjelasan koefisien beta indikator ekonomi yang mana paling signifikan mempengaruhi suatu jenis saham. Untuk dikatakan koefisien signifikan adalah koefisien yang nilai t-statistic sesuai dengan penggunaan significance level 10%. Dalam proses penelitian diawali dengan tes data-data yang diolah untuk mengetahui data sudah stationer atau belum. Pada basil penelitian 20 saham yang diteliti dinyatakan stasioner setelah dilakukan differensiasi pertama. Begitu juga pada indikator ekonomi yang dipergunakan beserta indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta dilakukan differensiasi kecuali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan hasilnya adalah stasioner. Setelah dilakukan tes data maka dilakukan tes koefisien untuk mengetahui koefisien indikator makro ekonomi mana yang paling signifikan. Sebelum dilakukan tes signifikansi dengan significance level 10% maka persamaan multi faktor masih lengkap sesuai dengan rumusan pada text book, tetapi setelah dilakukan test maksimal hanya 2 (dua) variabel bebas ekonomi makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham di Bursa Efek Jakarta. Langkah selanjutnya meminimalkan serial correlation antar residual pada persamaan-persamaan model yang terbentuk., sehingga hasilnya akan memberikan model persamaan yang akurat dan informatif yang ditunjukkan dengan optimalisasi R-square Proses dilakukan dengan melihat indikator R square yang paling optimal, dan apabila dengan tindakan penerapan ARIMA temyata R square menurun maka yang dipergunakan adalah angka yang sebelumnya. Hasilnya temyata berubah dari persamaan yang terbentuk diawal temyata masih dapat dibentuk persamaan yang lebih baik menurut kriteria goodness of fit. Tindakan itu juga membuat Akaike Information Criteria (AIC) dan Schwartz Bayesian Citeria (SBC) menjadi lebih kecil. Dari keseluruhan penelitian dihasilkan bahwa sebaiknya investor memperhatikan pengaruh faktor-faktor perubahan variabel ekonomi makro pada pergerakan harga saham karena hasil penelitian menunjukkan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama perubahan variabel ekonomi makro mempengaruhi pergerakan harga 20 saham berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Jakarta yang diteliti.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina Megawati
Abstrak :
Penelitian karya akhir ini bertujuan untuk menerapkan model Arbitrage Pricing Theory (APT) guna memprediksi (sensitivitas return saham) faktor kurs, harga minyak, dan jumlah uang beredar serta bertujuan untuk memprediksi λ(risk premium) faktor kurs, harga minyak, dan jumlah uang beredar. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 100 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil secara random selama periode 1 Januari - 31 Desember 2007.
Purpose of this final paper is to apply Arbitrage Pricing Theory (APT) model to estimate beta?s of USD, oil price, money supply and to apply Arbitrage Pricing Theory (APT) model to estimate risk premium?s of USD, oil price, and money supply. This final paper uses a random sampling of 100 stocks listed at the IDX during the period of January 2003 until December 2007.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26547
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Della Santi Noviastuti
Abstrak :
Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-variabel makro ekonomi (variabel independent) yaitu perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga rill, dan nilai tukar RpIUSS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return IHSG ( Indeks Harga Sahara Gabungan ) dan return tujuh portofolio saham sector industri ( variabel dependen) di BET (Bursa Efek Jakarta ) pada periode Juli 1997 s.d. Desember 2003 baik secara partial maupun bersama-lama. Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian digunakan model multi factor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT) sebagaimana yang digunakan Roll dan Ross (1986) dengan memakai model regresi multi variate. Dari basil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi return IHSG dan tujuh portofolio saham sector industri. Kesimpulan secara garis besar adalah sebagai berikut : perubahan tingkat inflasi, tingkat bunga riil, dan nilai tukar RpIUSS mempengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag terhadap return IHSG, Return Portofolio II ( aneka industri), Return Portofolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return Portofolio V ( infrastruktur, utility, dan transportasi), dan Return Portofolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Sedangkan Return Portofolio I ( Industri Dasar dan Kimia), Return Portofolio III ( Industri Barang Konsumsi), dan Return Portofolio VI ( Keuangan) hanya dipengaruhi secara negative dan signifikan pada beberapa time lag oleh perubahan tingkat bunga rid dan nilai tukar RpIUS$. Namun Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh perubahan tingkat inflasi. Oleh karena itu Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI mempunyai korelasi positif dengan perubahan tingkat inflasi karena pada saat inflasi naik maka Return Portofolio I, Return Portofolio III, dan Return Portofolio VI juga naik.
Problem formulation of thesis is what macroeconomic variables ( exchanges of inflation rate , real interest rate, and RpIUS$ rate) are have significant influence toward Jakarta Stock Exchange Index (JSX Index) return and seven stock portfolios of industry sector return at Jakarta Stock Exchange (JSX) during July 1997 until December 2003 either partial or together. The research uses multi factors model based on Arbitrage Pricing Theory Approach with multivariate regression model as used by Roll and Ross (1986), Based on the analysis and investigation, we get some conclusions. First, the changes of inflation rate, real interest rate, and RpIUS$ exchange rate influence JSX index return and seven portfolio industry sector return in different directions depend on time Iag and each dependent variable. More specific, the changes of inflation rate, real interest rate, and Rp1US$ exchange rate have negative direction and significant influence in some time lag toward JSX index , Return of Portfolio II ( aneka industri), Return of Portfolio IV ( property, real estat, dan konstruksi), Return of Portfolio V ( infrastruktur, utility, transportasi), Return of Portfolio VII ( perdagangan, jasa, dan investasi). Return of Portfolio I ( industri dasar dan kimia), Return of Portfolio III (industri barang konsumsi), and Return of Portfolio VI (keuangan) are only influenced negatively and significantly by the changes of real interest rate and RpIUS$ exchange rate in some time lag. Nevertheless, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV are influenced positively and significantly by the changes of inflation rate. Because of that, Return of Portfolio I, Return of Portfolio III, and Return of Portfolio IV have positive correlation toward the change of inflation rate because when inflation rate goes up, the RPF1, RPF3, and RPF6 also go up.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksin, Author
Abstrak :
Perumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah apakah variabel-varibel makro ekonomi, yaitu: Suku Bllllga SBI, Inflasi, dan Kurs Rp/USD dan mikro ekonomi, yaitu: Market Value Equigr, Debt to Equity Ratio, dan Book Market Ratio mcmpunyzai pengaruh terhadap return saham-saham pertambangan pada pcriode Januari 2003 s.cL Desembcr 2007. Untuk menganalisis permasalahan dan menguji hipotesa penelitian digunakan model multifaktor melalui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT), dimana harga dari suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor mikro dan makro ekonomi. Dari hasil analisa dan pembahasan dan pengujian hipotesa dapat disimpulkan bahwa variabel - variabel makro ckonomi, yaitu: Suku Bunga SBI dan Infiasi berpengamh negatifterhadap return saham pertambangan sedangkan Kurs berpengaruh positii Sedangkan variabel - vaxiabel mikro ekonomi, yaitu: Market Value Equity dan Book Market Ratio berpengaruh positifterhadap return saham pertambangan, sedangkan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap return saham pertambangan. Kata Kunci: Arbitrage Pricing Theory, return saham, mikro dan makro ekonomj
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34262
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pramudya
Abstrak :
Perkembangan pasar modal yang cukup pesat pada dewasa ini membuat semakin maraknya masyarakat berinvestasi di lantai bursa. Karena investasi surat berharga di pasar modal lebih banyak menjanjikan keuntungan yang besar dibandingkan dengan investasi di tempat lain. Pada sisi lain pasar modal merupakan sarana alternatif untuk mencari dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Dalam melakukan suatu investasi tentunya mempertimbangkan adanya ketidakpastian/resiko. Dengan adanya hal itu para investor mensyaratkan adanya suatu tingkat pengembalian minimum dari suatu investasi. Tingkat pengembalian minimum ini merupakan biaya dari dana yang ditempatkan pada proyek investasi. Model yang umum dan sederhana yang digunakan adalah CAPM. Karena CAPM mempertimbangkan hanya pada return pasar. Selain model CAPM, arbitrage pricing theory ( APT ) dapat juga digunakan untuk menentukan suatu tingkat pengennbalian minimum suatu proyek investasi. Model APT tidak hanya mempertimbangkan return pasar tetapi juga variabel makro ekonomi yang berpengaruh pula terhadap besarnya return dari suatu investasi. Penelitian ini menerapkan model APT di BEJ, untuk menguji pengaruh latar makro ekonomi terhadap return saham sektoral dengan menggunakan model regresi. Pengamatan dilakukan secara bulanan dari Januari 1995 sampai dengan Juni 1997. Sampel yang digunakan adalah saham-saham yang tergabung secara sektoral menurut usaha sebagaimana dikelampokkan pada BEJ. Selain meneliti mengenai APT, dalam penelitian juga mengamati hubungan indeks saham sektoral dengan indeks gabungan dan indeks DMA, STS, NKI, FTL dan, HSH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham sektoral di BEJ dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor makro ekonomi yaitu inflasi, tingkat bunga, return pasar, dan nilai tukar rupiah terhadap US$. Penggunaan beta yang distandarisir memberikan, informasi mengenai masing-masing faktor tersebut memiliki pengaruh dominan terhadap return saham sektoral tertentu, hanya variabel nilai tukar rupiah terhadap US$ memiliki pengaruh yang tidak dominan kecuali di sektor pertambangan. Penelitian ini juga melakukan regresi secara cross section untuk mengetahui pengaruh beta faktor terhadap return saham sektoral, ternyata hasilnya signifikan. Teori APT menyatakan bahwa intersep pada regresi cross section ini merupakan return yang bebas resiko. Adapun intersep yang diperoleh ternyata tidak berbeda jauh dengan tingkat bunga riil dari SBI. Indeks saham sektoral selain dipengaruhi oleh indeks domestic juga dipengaruhi oleh beberapa indeks bursa dunia. Dengan memperhatikan beta standirisir ternyata pengaruh dari indeks internasional yang lebih dominan adalah indeks DJIA, HSH dan NKJ dibanding dengan FTL,HSH. Studi ini juga menggunakan pendekatan kointegrasi untuk melihat pengaruh variasi dari variabel makro ekonomi terhadap return saham sektoral dan pengaruh variasi dari indeks dunia terhadap indeks saham sektoral baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ternyata hanya return dan indeks saham sektor perdagangan yang memenuhi syarat dalam pengujian kointegrasi dengan menggunakan error correction model (ECM).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Estu Nurpramana
Abstrak :
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu indeks di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mengelompokkan saham-saham yang terpilih yang sesuai dengan syariah Islam, yang diciptakan karena tuntutan pasar sebagai tolok ukur dalam investasi yang sesuai syariah di pasar modal. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat tersebut sangat sensitif terhadap perubahan makro ekonomi, yang juga mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan laba. Perubahan faktor makro ekonomi merupakan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, yang disebut sebagai risiko sistematis. Selain risiko sistematis, juga ada risiko tidak sistematis yang tergantung pada kegiatan usaha dari perusahaam. Dalam penelitian ini digunakan metode Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel makro ekonomi dalam hal ini adalah suku bunga SBI, laju inflasi, dan pertumbuhan PNB terhadap imbal hasil saham-saham JII dengan periode penelitian 1995-2004.
Jakarta Islamic Index (JII) as one of the index in the Jakarta Stock Exchange (JSX) is the group of shares that are chosen in accordance with Islamic Law is created because of the demand of the market as the benchmark in appropriate investment that obey the Islamic Law in the capital market. Companies which the shares are listed in JSX are very sensitive to the change in macro economics factors, that also influenced companies capacity to produce profit. The change of macro economics factors have risk that must be dealt with by the company, which is acknowledged as the systematic risk. Apart from the systematic risk, there is also unsystematic risk that is depended on the efforts activity from companies. In this research is used Arbitrage Pricing Theory method (APT) to know the influence of the change in the macro economics factors such as the rate of SBI promissory notes, the rate of inflation, and the GNP growth against return of JII shares with the period of the research is 1995-2004.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T 15066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ardiansyah
Abstrak :
Penelitan ini bertujuan untuk mencari suatu model estimasi imbal hasil yang sesuai untuk kondisi pasar seperti di Bursa Efek Jakarta. Hal ini menjadi penting mengingat dalam penilaian sekuritas seperti saham dibutuhkan suatu tingkat imbal hasil yang wajar, yang mencerminkan semua risiko yang relevan. Salah satu model estimasi imbal hasil yang diharapkan adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Konsep APT didasari oleh hukum satu harga (the law of one price), yaitu bahwa dua sekuritas yang memiliki karakteristik yang sama tidak dapat ditransaksikan pada harga yang berbeda. Jika sekuritas tersebut ditransaksikan dengan harga yang berbeda maka akan terjadt abitrage dengan membeli sekuritas yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga akan diperoleh tingkat imbal hasil tanpa menanggung risiko. Hukum satu harga diasumsikan berlaku karena sekuritas-sekuritas di bursa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama (common factors), yang bersumber dari berbagai variabel makro ekonomi seperti, suku bunga, inflasi* fluktuasi kurs, perkembangan harga minyak, dan sebagainya. Dengan demikian, penelitian mengenai APT pada prinsipnya berupaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor makro ekonomi yang diduga mempengaruhi imbal hasil saham di suatu bursa. Pada penelitian ini, proses identifikasi faktor dilakukan secara intuitif yang bersumber dari berbagai referensi dan penelitian-penefitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, diidentifikasi sebanyak delapan belas variabel ekonomi makro yang diduga mempengaruhi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ selama periode waktu Januari 2001 sampai dengan September 2002. Faktor-faktor tersebut adalah : suku bunga SBI, suku bunga deposito bank pemerintah, suku bunga kredit, suku bunga investasi, tingkat produksi agregat (PDB), jumlah uang beredar, inflasi, pembelian bersih oleh investor asing, tingkat diskonto bank sentral Amerika dan Jepang, nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang dan Dollar Amerika, indeks Nikkei, indeks Hanseng, dan indeks Dow Jones, perkembangan harga emas dunia, serta perkembangan harga minyak dunia. Kemudian dilakukan analisis cross-sectional dan uji statistik (/ test dan F test) untuk memverifikasi atau menolak ke-delapan belas variabel tersebut sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ. Hasil akhir menyebutkan hanya lima faktor yang signifikan (dimana t hitting lebih besar dari ( tabel, dan F hitting lebih besar dari F tabel) yaitu, suku bunga deposito bank pemerintah, tingkat diskonto bank sentral Amerika, perkembangan harga emas dunia, perkembangan harga minyak dunia, dan pembelian bersih investor asing di BEJ. Kemampuan menjelaskan faktor-faktor yang diidentifikasi (R2) sebesar 35,5%, sehingga 64,5% dari variasi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ disebabkan oleh faktor-faktor lain yang belum diidentifikasi. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pengujian APT pada penelitian ini sangat tergantung pada sejauh mana variabel-variabel ekonomi yang digunakan mampu menjelaskan variasi tingkat imbal hasil rata-rata saham di BEJ. Dengan semakin banyaknya saham yang diamati (268 saham), dan semakin panjangnya periode waktu pengamatan maka akan semakin banyak variabel yang harus di dipertimbangkan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>