Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viska Mediana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan koordinasi yang dilakukan Dinas Perhubungan dalam meningkatkan pelayanan dibidang angkutan kota. Fokus permasalahan dalam bagaimana mekanisme yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dalam berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait penyelenggaraan jasa transportasi angkutan kota. Melihat adakah kendala dalam berkoordinasi yang telah dilakukan, agar dicari rekomendasi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini mengunakan metode Positivist yaknipendekatan kuantitatif tetapi teknik pengumpulan data dengan data kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan mekanisme koordinasi yang dilakukan Dinas Perhubungan bersama pihak-pihak terkait dalam implementasi program-prgram yang dilakukan dalam rangka peningkatkan pelayanan jasa transportasi khususnya angkutan perkotaan adalah mekanisme koordinasi hirarkis, kewenangan dan otoritas kekuasaan sebagai dasar interaksi dan sumberdaya, Dan hubungan yang terjalin antara Dinas Perhubungan dan Pihak Swasta adalah koordinasi saling ketergantungan timbal-balik. Dari hasil analisis diperoleh rekomendasi bagi Dinas Perhubungan dalam melakukan koordinasi lebih memerhatikan lagi aspek Petunjuk Pelaksanaan dalam mekanisme dalam berkoordinasi agar peserta rapat mendapat arahan yang tepat guna terciptanya komunikasi dua arah.
ABSTRACT
This research to describe the coordination of the Department of Transportation made in improving services in the field of urban transportation. Focus problems in how the mechanisms that have been made the Department of Transportation in coordination with stakeholders of the implementation of freight transport services. Seeing there any constraints in the coordination that has been done, so look for appropriate recommendations for addressing the issue. This reseach uses the methods of positivist quantitative approach but the techniques of data collection with qualitative data by type of descriptive research. The study describes the mechanisms of coordination with the Department of Transportation conducted the relevant parties in the implementation of the programs carried out in order program improvement of transport services, especially urban transport is a hierarchical coordination mechanisms, powers and authority the basis for the interaction of power and resources, and the relationship between Department of Transportation and the Sector Private the coordination of mutual interdependence. From the results obtained by analysis of recommendations for the Department of Transportation in coordination paid more attention to another aspect of the Guidelines in a coordinating mechanism for meeting participants receive appropriate referrals to the creation of two-way communication.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayurisya Dominata
Abstrak :
Penelitian berbandingan kebijakan bidang transportasi khususnya angkutan kota ini dilakukan dengan menggunakan lima aspek yaitu kebijakan yang unggul, yaitu nilai kecerdasan, nilai kearifan, harapan masa, keberhasilan, dan disposisi serta struktur birokrasi, kemudian aspek sistem transportasi, dan aspek kebijakan itu senditi, khususnya angkutan kota yang ada di Manila dan Jakarta, ditambah satu aspek pembanding utama yaitu dari kebijakan sistem angkutan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sementara teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada 15 responden yang tersebar di kedua ibu kota negara. Tidak hanya itu, pengumpulan data juga dilengkapi dengan memanfaatkan sarana audio dan visual, dokumentasi, rekaman dll. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi kebijakan angkutan kota di Manila dikelola oleh Metropolitan Manila Development Authority (MMDA) berdiri sejak 1 Maret 199 dibawah Undang-Undang Republik No. 7924, sementara untuk DKI Jakarta dikelola oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan diatur berdasarkan Perda DKI Jakarta Nomor 54 Tahun 2014 Tentang Transportasi. Dari sistem angkutan kota, baik Jakarta maupun Manila mempunyai sistem angkutan kota masing-masing yang tujuannya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya. Untuk nilai keunggulan, dari sub aspek inovasi, pelestarian alam dan lingkungan, kesesuaian struktur birokrasi, serta sub aspek pemberdayaan potensi dan budaya lokal di sektor transportasi, Metropolitan Manila lebih unggul dari pada DKI Jakarta. Namun dari sub aspek keterampilan SDM dalam mengendara, visi dan misi, kondisi ekonomi, dan keinginan untuk berubah, ibu kota DKI Jakarta lebih unggul dibandingkan Metropolitan Manila. Temuan utama mengapa kondisi pengelolaan angkutan kota di Manila ada yang lebih baik karena mereka telah mempunyai lembaga pengelola kawasan Ibu Kota Metropolitan Manila yang bernama MMDA (Metropolitan Manila Development Authority). ......This study is a comparison of the policy in the transport sector, especially public transportation, this study used five aspects, merits of public policy, such as the value of intelligence, moral values, expectations of future, success, and disposition and bureaucratic structures, and aspects of the transportation system, and policy aspects, the city transportation in Manila and Jakarta, and one aspect of the main comparison, namely policy transport system. This research was conducted using qualitative research methods. Data collection techniques consist of in-depth interviews with 15 respondents in both the capital city. Not only that, data collection also consists of audio and visual facilities, documentation, recordings etc. The results showed that, in terms of transport policy in the city of Manila is managed by the Metropolitan Manila Development Authority (MMDA) was established March 1 199 under Republic Act No. 7924, while Jakarta is managed by the Jakarta Transportation Agency, and governed by the Regulation of DKI Jakarta No. 54 Year 2014 About Transportation. Urban transportation system in Jakarta and Manila have city transport system respectively, its purpose is to provide the best service to the community. For values of excellence, innovation, conservation of nature and the environment, disposition and bureaucratic structure, local empowerment and cultural potential in the transport sector, Metropolitan Manila better than Jakarta. But for the human resources skills, vision and mission, economic conditions, and a desire for change, Jakarta is better than the Metropolitan Manila. The reason why the conditions of transport management in the city of Manila is better, because Manila has a management agency Capital region, called MMDA (Metropolitan Manila Development Authority).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwiyati
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2010
S5361
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Angkutan kota di Kota Surakarta,adalah merupakan sarana angkutan yang diperuntukkan bagi masyarakat kota dan daerah sekitarnya,dalam rangka mobilitas penduduk untuk membantu aktivitas kegiatan ekonomi,sosial dan keperluan lainnya untuk mengetahui kondisi eksekutif pelayanan angkutan kota terutama kinerja pelayanan di lakukan survei opini dari pemakai/pealanggan yang sekaligus mendapat responden tentang harapan yang di inginkan....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Angkutan kota merupakan sarana transportasi yang paling penting dalam penunjang mobilitas penduduk terutama untuk pengguna jasa angkutan. Angkutan kota ini pada setiap harinya selalu mengangkut penumpang terutama pada jam-jam sibuk yaitu pada pagi dan sore hari.
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Amrillah
Abstrak :
Kemacetan lalu lintas merupakan masalah bagi setiap daerah di Indonesia maupun dunia, tak terkecuali Kota Bogor. Faktor penyebab kemacetan di Kota Bogor diduga berasal dari penggunaan lahan, geometri dan kinerja jalan, dan rute transportasi publik angkutan kota. Perubahan rute angkutan kota angkot yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan, namun hal tersebut bukan merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kepadatan dan kemacetan dengan rute angkot saat ini serta membangun suatu model untuk memprediksi kepadatan dan kemacetan jika digunakan rute angkot baru, berdasarkan atas variabel penggunaan lahan jumlah sekolah dan pasar/mall, geometri dan kinerja jalan volume kendaraan, kapasitas jalan, kecepatan rata-rata, tipe jalan, jumlah jalur, jumlah simpang bersinyal dan tidak bersinyal, dan rute angkot yang melewati suatu ruas jalan. Metode yang digunakan dalam pemodelan adalah regresi berganda dengan menggunakan satu variabel dummy, serta metode stepwise regression. Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah kecepatan rata-rata, jumlah simpang bersinyal dan tak bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 66,9. Sedangkan variabel yang berpengaruh dalam model kemacetan adalah volume kendaraan, kapasitas jalan, jumlah simpang bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 81,4. Untuk melihat akurasi dalam memprediksi model kepadatan dan kemacetan digunakan validasi Mean Absolute Precentage Error MAPE. Hasilnya menunjukkan nilai 12,46 untuk kepadatan yang artinya bahwa model memiliki akurasi prediksi baik dan 5,62 untuk kemacetan yang artinya model memiliki akurasi prediksi tinggi. Dengan demikian pada penelitian ini penggunaan lahan sekolah dan pasar tidak sebagai faktor penyebab kepadatan dan kemacetan, sedangkan geometri dan kinerja jalan serta rute angkot sebagai faktor penyebab kemacetan.
Traffic congestion is a problem for every region in Indonesia and the world, Bogor City is no exception. Factors causing congestion in Bogor City are thought to come from land use, the geometry and performance of road, and public transport routes urban transport. The change of urban transport route angkot carried out by Bogor City Government aims to reduce traffic density and congestion, but it is not a guarantee. Therefore, this study aims to determine the spatial patterns of traffic density and congestion with current angkot routes and construct a model to predict traffic density and congestion when new angkot routes are used, based on land use variables number of schools and markets malls, geometry and performance of road vehicle volume, road capacity, average velocity, road type, number of lanes, number of signaled and non signal intersection, and an angkot route passing a road. The method used in modeling is multiple regression using one dummy variable, and stepwise regression method. The result of modeling shows that the variables affecting traffic density are velocity, number of signaled and non signal intersection, and angkot route with R2 value 66,9. While the influential variables in the traffic congestion model are vehicle volume, road capacity, number of signaled intersection, and angkot route with R2 value 81.4. To see accuracy in predicting model of traffic density and congestion, Mean Absolute Precentage Error MAPE validation is used. The results show a value of 12.46 for traffic density which means that the model has good prediction accuracy and 5.62 for traffic congestion which means the model has high prediction accuracy. Thus in this study the landuse of school and market is not a factor causing traffic density and congestion, while the geometry and performance of roads and public transportation routes as a factor causing congestion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Panghegar
Jakarta: Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2014
388.095 9822 FAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library