Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Priana Mustafa
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pemakaian nikel di dunia, PT Aneka Tambang yang merupakan perusahaan BUMN yang mempunyai core business pada pertambangan serta pengolahan nikel dan emas, melakukan ekspansi atas pabrik pelebuhan dan pengolahan nikel di Pomalaa Sulawesi Tenggara.

Dalam rangka melakukan ekspansi tersebut, pabrik peleburan dan pengolahan rdkel tersebut membutuhkan penambahan daya hstrik, sehingga PT Aneka Tambang berencana untuk mendinkan sebuah pembangkit tenaga Iistnk berkapasitas 110MW dan dijalankan dengan konsep Built Operation and Transfer yang Iebih dikenal dengan nama BOT dengan masa konsesi selama l3 tahun.

Dalam konsep BOT ini, pihak PT Aneka Tambang yang merupakan principal mengundang para investor untuk mendirikan serta mengoperasikan pembangkit tenaga listrik selama masa konsesi. Sebagai principal, maka PT Aneka Tambang memberikan jaminan untuk membeli listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik ter8ebut selama masa konsesi dan berhak atas eluruh aset pada pembangkit tenaga listrik tersebut setelah masa konsesi berakhir.

Karya Akhlr ini melakukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan pelaksanaan pembangunan serta pengoperasian pembangkit tenaga listrik tersebut bila dilihat dari sudut pandang pemegang saham pada perusahaan BOT tersebut.

Dalam penyusunan arus kas, yang mana merupakan hal yang sangat penting dalam evaluasi proyek ini, data-data dikumpulkan dan statistik PLN yang telah berpengalaman dalam menjalankan pembangkit tenaga listrik di Indonesia dan juga diambil data-data dan beberapa literatur yang sangat membantu dalam pencapaian tujuan dalam penyusunan sebuah arus kas.

Dengan melakukan penyusunan anus kas yang teqadi pada proyek ini, maka dapat dilakukan evaluasi dengan beberapa metode yang sudah umum dipergunakan yaitu metode peniode pengembalian, NPV, IRR, seria MIRR dan dianalisis dengan menggunakan analisis serisitivitas atas biaya dan pendapatan yang bersifat variabel terhadap NPV yang terjadi.

Dengan beberapa metode tersebut di atas sebagai alat untuk analisis dan melakukan keputusan, maka didapatkan hasil bahwa proyek ini layak untuk dijalankan karena memenuhi persyaratan seperti nilai NPV yang positif dan IRR seria MIRR yang Iebih besar danpada biaya modal.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Sarwoko
Abstrak :
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengelola tuntutan dari tujuan stakeholders adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance yang baik. Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang kurang baik akan menyebabkan perusahaan tidak mampu menjamin keseimbangan di antara tuntutan dan tujuan dari stakeholders dalam suatu perusahaan. Penelitian ini mengungkapkan pokok permasalahan : Seberapa jauh perusahaan sudah menerapkan pnnsip-pnnsip good corporate governance ?. Apakah kendala yang dihadapi dalam penerapan prinsip-pnnsip good corporate governance? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengevaluasi penerapan pnnsip-pnnsip good corporate governance di PT. Aneka Tambang Tbk, dan untuk menganalisis kendala yang dihadapi dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian diskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Responden dari penelitian ini adalah pemegang saham dan manajemen PT. Antam yang memahami dan terlibat Iangsung dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prinsip-prinsip good corporate governance belum berjalan dengan semestinya, hal tersebut terlihat di antaranya belum adanya pedoman corporate governance secara tertulis, komisaris independen yang hanya terdiri dari satu orang dan di tunjuk oleh Meneg BUMN, belum ada komite, nominasi, komite kompensasi. kepatuhan dan komite manajemen rlsiko. Di samping itu, juga belum ada code of conduct dan juga mekanisme market of corporate control juga belum berjalan. Kendala yang dihadapi adalah penentuan keputusan perusahaan masih ada pada pemegang saham mayoritas dalam hal ini pemerintah RI, sehingga proses good corporate governance belum jalan dengan optimal. Sehubungan dengan itu guna dapat menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dengan balk, maka disarankan PT. Antam Tbk segera membentuk pedoman corporate governance secara tertulis, code of conduct, pembentukan komisaris independen yang dipilih oleh bukan pemilik saham pengendali. Dengan demikian terdapat kesamaan hak bagi para pemegang saham.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Andayani
Abstrak :
Semakin tingginya tantangan persaingan dan semakin kompleksnya pihak-pihak pemegang kepentingan pada perusahaan (stakeholders) yang harus dihadapi dalam dunia usaha di Indonesia telah menuntut PT Aneka Tambang Tbk (PT Antam Tbk) sebagai salah satu BUMN yang menjadi pelopor perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia, untuk menerapkan mekanisme corporate governance yang baik atau efektif di dalam perusahaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu upaya yang perlu dilakukan PT Antam Tbk adalah dengan melakukan pemberdayaan terhadap organ-organ perusahaannya, di mana salah satu organ perusahaan yang memiliki peranan penting terhadap terwujudnya praktek dari corporate governance yang eFektit tersebut adalah board of directors (dewan kontisa.rs). Pada dasarnya terdapat banyak elemen yang diperlukan guns menciptakan praktek good corporate governance pada suatu perusahaan. Dari kerangka kerja corporate governance yang dikemukakan oleh Keasey dan Wright dan pendapat Ariyoto terungkap bahwa elemen-elemen untuk good corporate governance tersebut terdiri atas elemen regulatory framework (kerangka pengaturan tentang corporate governance), accountability supervisi terhadap Direksi, dan elemen pengelolaan perusahaan oleh pihak Direksi (eksekutif), manajer dan karyawan perusahaan. Sementara itu, dalam rangka pemberdayaan dewan komisaris agar dapat berfungsi secara efek-tif dan profesional sesungguhnya dibutuhkan beberapa aspek. Dengan mengacu pada pendapat dari beberapa ahli dapat diketahui bahwa aspek-aspek yang dibutuhkan untuk pelaksanaan fungsi dewan komisaris tersebut terdiri atas: aspek knowledge, informasi, kekuasaan, motivasi, waktu dan agenda dari rapat komisaris. Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan mekanisme corporate governance dan efektivitas penyelenggaraan fungsi dari dewan komusaris pada PT Antam Tbk serta untuk mengungkapkan dan menganalisis elemen-elemen yang diperlukan Magi terwujudnya praktek good corporate governance dan beberapa aspek yang dibutuhkasi dalam rangka pemberdayaan fungsi dewan komisaris pada PT Antam Tbk. Penelitian dari tesis ini bersifat deskriptif analitis, yaitu data dan informasi yang diperoleh akan diungkapkan dan kemudian dianalisis: Data dan informasi dalam penyusunan tesis ini dikumpulkan melalui penyampaian daftar pertanyaan, kegiatan wawancara dart observasi. Dua hasil analisis dapat diketahui bahwa pada hakekatnya mekanisme corporate governance pada PT Antam Tbk cenderung masih belum berjalan dengan efektif, karena terdapat beberapa elemen untuk terciptanya good corporate governance masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan efektivitas pelaksanaannya. Sedangkan dari basil analisis terhadap pelaksanaan fungsi dewan komisaris dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pelaksanaan fungsi dari dewan komisaris pada PT Antara Tbk cenderung telah berjalan cukup baik, akan tetapi belum berhasil dalam upava mendukung terwujudnya praktek corporate governance yang efektif, karena beberapa aspek yang dihutuhkan dalam pelaksanaan tugas-tugas dewan komisaris belum berjalan sebagaimana mestinya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meila Putri Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Menurunnya kinerja ekonomi di Indonesia sejak krisis tahun 1997 memberikan dampak sang sangat besar pada banyak perusahaan. Tidak sedikit dari mereka melalui permasalahan dalam menghasilkan aliran dana (generating cash sebagai pemasukan perusahaan sehingga kemampuan mereka dalam memenuhi kewajiban pendanaannya berkurang.Bahkan beberapa perusahaan pada akhirnya mengalami likuidasi karena kewajiban pendanaan yang memberatkan operasional perusahaan.

Dalam sítuasi seperti ini, sektor pertambangan ternyata masih mampu bertahan degnan baik. Beberapa perusahaan tambang bahkan mendapatkan laba yang lebih besar setelah krisis. PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM) merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang mampu bertahan pada masa krisis.

Pada saat ini tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan di Indonesia menurun karena peningkatan resiko kegagalan. Tetapi dilain sisi sebagai sektor padat modal. ANTM menumbuhkan investasi dana yang besar untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi tambang. Dana yang diharapkan terutama berupa pinjaman, karena biaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih efisien dengan menerbitkan surat hutang dari pada menambah modalnya dalam bentuk saham. Dalam rangka memberikan pinjaman kepada ANTM, investor akan bertindak Iebih hati-hati sehingga menuntut jaminan kepastian pembayaran kembali atas pinjaman dan melakukan analisa resiko pinjaman ANTM.

Dengan dasar pemikiran diatas maka saya tertarik untuk menganalisa kemampuan PT. Aneka Tambang Tbk. dalam memenuhi kewajiban pendanaannya dan bagaimana perkiraan kemampuan tersebut ditahun-tahun mendatang.

Tahapan analisa yang dilakukan mendekati dengan metode yang digunakan oleh rating company, yaitu analisa fundamental perusahaan. Perbedaannya dengan rating company, hasil analisa yang mereka peroleh selanjutnya dibandingkan dengan semua perusahaan dan seluruh industrì (sensitize) sehingga menghasilkan peringkat tertentu. Sedangkan karya akhir ini tidak menghasilkan peringkat, karena hasil analisa dibatasi hanya dibandingkan dengan industri pertambangan di Indonesia yang terdaftar di BEJ.

Adapun analisa fundamental yang dilakukan adalah analisa terhadap industri komoditi nikel dan emas di dunia yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan dan industri pertambangan di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan analisa terhadap perusahaan yang dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu pembahasan resiko bisnis, resiko finansial perusahaan dan proyeksi kondisi keuangan dengan menggunakan asumsi-asumsi yang mendekati kondisi lima tahun kedepan.

Dari hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa kondisi bisnis perusahaan cukup baik. ANTM memílíki memiliki cadangan yang cukup besar dimana hal ini merupakan salah satu kunci sukses suatu perusahaan tambang. ANTM juga memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah sehingga perolehan KP relatif lebih mudah dibandingkan perusahaan tarnbang lain. Selain itu ANTM juga telah berhasil menjadi salah satu produsen dengan bíaya produksi terendah di dunia. Diversifikasinya pasar dan produk ANTM membuat resiko penjualan berkurang. Penjuaian ANTM yang sehingga pada saat dolar mengalami apresiasi, nilat penjualan perusahaan juga mengalami peningkatan.

Kondisi keuangan perusahaan pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang stabil, tetapi khusus ditahun 1998 peningkatan yang terjadi sangat tajam karena merosotnya nilai mata uang rupiah. Perusahaan juga memiliki kemampuan memenuhi pendanaan yang baik selama lima tahun terakhir, bahkan pada tahun 1997 peningkatannya cukup tinggi. Hal ini didukung oleh struktur permodalan perusahaan yang konservatif dimana perusahaan Lebih mengandalkan modalnya sendiri.

Kecenderungan penurunan harga jual komoditi khususnya nikel dan emas akan menekan industri pertambangan dunia. Sebagai produsen dengan harga terendah. tekanan yang akan dialami ANTM tidak seberat pesaing lainnya. Selain itu cadangan perusahaan yang cukup tinggi dapat membuat kuantitas produksi perusahaan terjaga.

Hasil proyeksi terhadap kondisi keuangan perusahaan menunjukkan tanda- tanda yang balk, dimana pada tahun 2002 perusahaan akan menerima tambahan dana untuk membangun FeNi III. Pada tahun 2003 salah satu hutang jangka panjang perusahaan jatuh tempo, dengan proyeksi yang dilakukan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban hutang tersebut. Selain itu adanya pabrik baru yang akan mulai berproduksi di tahun 2004 ini akan menambah kapasitas produksi perusahaan menjadi dua kali lipat sehingga penjualan juga akan mengalalmi peningkatan. Sehingga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada lima tahun mendatang tetap balk.
2001
T2801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Heri Iswanto
Abstrak :
Rumah sakit harus berorientasi pada kemandirian pembiayaannya untuk dapat bertahan dan berkembang. Seringkali terjadi bahwa pendapatan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan keuangannya. Hal ini dikarenakan rumah sakit kurang bisa menciptakan produk / jasa yang diinginkan konsumennya atau karena harga jual dari produk / jasa telah minimal. Rumah sakit Aneka Tambang - Kijang merupakan 1 (satu) dari 4 (empat) rumah sakit milik PT. Aneka Tambang Tbk. Rumah sakit ini menjadi Unit Swa Kelola berdasarkan Nota Dinas Direktur Utama PT. ANTAM Tbk No.161D/020/1996. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana potensi kemandirian keuangan RSAT-K. Dengan menggunakan penelitian deskriptif analitik, studi ini melakukan analisis biaya, analisis laporan keuangan dan analisis rasio keuangan untuk tahun anggaran 2000, 2001, dan 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit produksi instalasi farmasi (perlengkapan kesehatan) memberikan kontribusi terbesar di rumah sakit, yaitu sebesar Rp. 3.403.594.168 atau (71,5%). Pendapatan dari penjualan obat terbesar didapat dari perusahaan (95.8%) dan sisanya bersumber dari pihak ketiga (4,2%). Biaya satuan aktual terbesar adalah unit kamar operasi sebesar Rp. 7.620.818 dan normatifnya sebesar Rp. 5.198.317 sedangkan tarifnya hanya Rp. 3.500.000. Unit produksi yang sudah mandiri adalah instalasi farmasi (perlengkapan kesehatan) dengan nilai CRR sebesar 123,28%. Hasil analisis laporan keuangan tahun 2002 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 302.274.554 atau 43,4% sedangkan 91,34% pasiva bersumber dari modal. Tahun 2001 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 264.656.470 atau 61,6% sedangkan 95,9% pasiva bersumber dari modal. Tahun 2000 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 201.275.675 atau 83,1% sedangkan 98,9% pasiva bersumber dari modal. Hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan Rasio Likuiditas yang semakin turun dari tahun ketahun dari 10,23 pada tahun 2000 menjadi 1,98 pada tahun 2002, Rasio Leverage semakin meningkat dari tahun ketahun dari 1,01 pada tahun 2000 menjadi 8,66 tahun 2002, Rasio Aktivitas juga semakin meningkat dari 0,89 pada tahun 2000 menjadi 1,42 tahun 2002 begitu juga halnya dengan Rasio Profitability dari - 41,34% pada tahun 2000 menjadi --16,09 % tahun 2002. Atas dasar hasil penelitian ini, potensi RS. Aneka Tambang - Kijang untuk mandiri bisa, namun harus dengan melakukan berbagai upaya seperti melakukan pengontrolan dalam pembelian investasi, menciptakan produk yang bermutu, memperbaiki prosedur yang ada dan melakukan kegiatan pemasaran yang lebih luas, agar dapat menjaring pasar yang dapat meningkatkan penerimaan.
Financial Independency Analysis of Aneka Tambang - Kijang Hospital Year 2002 in Preparation of Self Management Post Bauxite MiningHospital must be oriented to its financial independency to survive and developed. Often happened, that hospital revenue could not fulfill it financial needs. This is due to the lack of creativity of it to provide services that demanded by it customers or the price of the service itself has minimized. Aneka Tambang - Kijang Hospital is one of four hospitals owned by PT. Aneka Tambang Tbk. This hospital has now become self-managed unit based on Nota Dinas Direktur Utama PT. ANTAM Tbk. No.16/D/020/1996. This research objective is to obtain information of the potential limit of RSATK financial independency. The research method of Descriptive Analytical is best suited method to study cost analysis, financial report analysis, and financial ratio analysis from the year period of 2000, 2001, and 2002. The result of this research indicates that pharmacy installation production unit (health equipment) had provided the biggest contribution for the hospital the amount of Rp. 3.403.594.168 or 71.5%. The biggest hospital revenue came from the medicine sales by the company --- PT. Aneka Tambang Tbk -- (95.8%) and the other came from the third party (4.2%). The biggest actual unit cost is surgery unit that costly Rp.7.620.818,- and normative Rp.5.198.317 with its tariff only Rp.3.500.000,-. The production unit that already independent is pharmacy installation (health equipment) with 123.28% of CRR rate. The financial report of the year 2002 indicates the biggest liquid asset component of the hospital is the medicines stock which is Rp. 302.274.554 or 43.4% while its 91.34% fixed assets with the hospital capital as it sources. In the year of 200I indicates that the biggest liquid asset components of the hospital is the medicines stocks which is Rp_264.656.470,- or 61.6% while its 95.9% fixed assets came from the hospital capital. And in the year 2000, the biggest liquid asset component is the medicines stocks which are Rp.201.275.675,- or 83.1% fixed assets came from the hospital capita. The calculation result of financial ratio indicates that liquidity ratio decreasing within years, start from 10,23 in the year of 2000 decrease into 1.98 in the year of 2002. Leverage ratio increasing within year from 1.01 in the year 2000 increase into 8.66 in the year 2002. Activity ratio also increasing within years, start from 0.89 in the year 2000 increase into 1.42 in the year 2002, the same thing also happened to Profitability ratio from (41.34%) increase into (16.69%) the year 2000 until 2002. Based on this result, Aneka Tambang - Kijang Hospital is potential to be independent, somehow it has to do significant actions such as controlling in purchasing for investment, providing best services, renewing the current operational procedures, and intensify marketing activities to gain more customers which generate hospital revenues.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library