Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmi Setyaningsih
Abstrak :
Di berbagai negara dan industri, manajemen manufakturing dari sudut strategi hanya memainkan peranan pembantu dibandingkan dengan fungsi pemasaran dan keuangan. Kebanyakan perusahaan tidak mempunyai strategi manufakturing formal dan tidak diarahkan sama sekali untuk mencapai sasaran perusahaan. Padahal tanpa strategi yang berarti, perusahaan dapat membuat keputusan jangka pendek yang bisa kontradiksi dengan tujuan jangka panjang, dengan hasil yang tidak sesuai antara aktivitas manufakturing dan strategi perusahaan. PT. X sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi juga tidak terlepas dari kebutuhannya untuk mengelola operasi manufakturingnya agar dapat mendukung strategi perusahaan untuk dapat bersaing dalam pasar farmasi. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen operasi di PT. X menggunakan pendekatan audit manufakturing sebagai elemen dalam formulasi strategi manufakturing yang sejalan dengan strategi perusahaan. Formulasi strategi manufakturing menggunakan model dari Menda (2004) dan dilakukan untuk produk obat A dan B yang diproduksi sendiri oleh PT. X. Alternatif strategi manufakturing yang diperoleh adalah strategi penekanan biaya dan variasi rasa produk untuk produk A, serta strategi penekanan biaya untuk produk B. Dari kedua alternatif strategi manufakturing produk A, kemudian dipilih strategi yang paling sesuai untuk kebutuhan perusahaan saat ini dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Kriteria kinerja yang digunakan meliputi biaya, kualitas, pengantaran, dan fleksibilitas. Strategi manufakturing yang dipilih adalah alternatif strategi yang mempunyai skor akhir paling besar, yaitu strategi variasi rasa produk baik untuk metode rata-rata responden dengan bobot yang berbeda maupun bobot yang sama.
In many countries and industries, manufacturing management is still subordinate in strategy making to the marketing and financial functions. Many firms have no formal manufacturing strategy and manufacturing is simply not geared to a business's corporate strategy. Without a meaningful strategy, firms often make short-term decisions that are in conflict with their long-term goals, which invariably results in a poor match between manufacturing activities and the firm's overall strategy. PT. X as a pharmaceutical company also has the need to manage their manufacturing operations in line with corporate strategy to leverage their competitive advantage in pharmaceutical market. This research describes how operation management in PT. X using manufacturing audit approach as key element to formulate manufacturing strategy that fit the corporate strategy. The formulation of manufacturing strategy proposed by Menda (2004) has applied in PT. X. The formulation is particularly used for medicine product A and B. Manufacturing strategy alternatives adopted include production cost reduction and variations of flavor for product A. For product B, manufacturing strategy adopted is only production cost reduction. From both manufacturing strategy alternatives of product A, the most suitable strategy for current condition of the company is selected using Analytic Network Process (ANP) method. Performance criteria used include cost, quality, delivery, and flexibility. The selected manufacturing strategy is variations of flavor that has the highest final score, for different or same weighted average of respondents? methods.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfana Hardiati
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan volume BBM yang paling banyak digunakan adalah Minyak Solar. Pemerintah Indonesia saat ini masih memberikan subsidi untuk BBM jenis minyak solar pada sektor tertentu. Semakin meningkatnya konsumsi BBM terutama Minyak Solar, mengakibatkan besaran subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia juga semakin besar, sehingga menjadi beban yang cukup berat bagi anggaran belanja negara. Dengan demikian, diperlukan suatu mekanisme penentuan harga Minyak Solar bersubsidi yang tepat sehingga dapat meringankan beban tersebut. Metodologi Analytic Network Process digunakan untuk memilih mekanisme penentuan harga Minyak Solar bersubsidi dari beberapa alternatif, dimana beberapa kriterianya telah disaring melalui metode Delphi. Penelitian ini melibatkan pakar yang terkait dengan penentuan kebijakan harga BBM yaitu para pejabat pada beberapa kementerian di Indonesia sebagai reponden kuesioner. Penelitian ini menghasilkan kriteria yang dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia dalam menentukan harga Minyak Solar bersubsidi beserta urutan prioritasnya. Hasil akhir dari penelitian ini adalah terpilihnya mekanisme Price Smoothing Using Price Stabilization Fund (PSOF) sebagai mekanisme penentuan harga Minyak Solar bersubsidi terbaik dengan nilai prioritas paling tinggi dari tiga skenario mekanisme penentuan harga dengan metode Analytic Network Process
ABSTRACT
Fuel oil demand in Indonesia shows the trend that is increasing from year to year and the most widely used is diesel oil. Nowadays Indonesian government still provide subsidies for fuel oil especially on diesel oil for certain sectors. An increase in fuel oil consumption particularly those subsidized diesel oil, resulting in the amount of the subsidy that should be delivered by the Indonesian government also bigger, so that subsidies budget for this fuel oil become a heavy burden on state budget. Thereby, we need the proper fuel oil pricing mechanism especially on diesel oil for Indonesia, so that it can relieve this burden. Analytic Network Process method has been used to select the proper subsidized diesel oil mechanism of other alternatives, which some criterias has been filtered through a Delphi method. This research has involved experts associated with the determination of fuel oil pricing policy who are the officials at some of the ministry in Indonesia as the questionnaire respondent. This research generates the criterias that must be considered by the Indonesian government in determining the price of subsidized diesel oil and the order priority. The final result from this research is "Price Smoothing Using Price Stabilization Fund" (PSOF) was chosen as the best subsidized diesel oil pricing mechanism with the highest priority score frm three pricing mechanism scenario using Analytic Network Process method.
2015
T44480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robithoh Alam Islamy
Abstrak :
Zakat dan wakaf (Islamic Social Finance/ISF) memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi dan memiliki potensi yang besar sebagai salah satu solusi dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera. Saat ini, pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya permasalahan dan kelemahan dalam pengelolaan zakat dan wakaf. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui kriteria dan aspek dalam optimalisasi peran zakat dan wakaf. Tujuan lanjut dari penelitian ini untuk membangun model yang dapat digunakan untuk menentukan kriteria dan aspek prioritas sehingga menjadi masukan bagi pihak yang terkait untuk meningkatkan peran zakat dan wakaf. Penelitian ini menggabungkan antara penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode Content Analysis dan Analytic Network Process (ANP). Pada pembangunan model dan perhitungannya, pakar dilibatkan untuk menghasilkan hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa zakat dan wakaf telah berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu dengan meningkatnya pendapatan nasional, berperan dalam mendorong kinerja ekonomi, memelihara aktivitas perekonomian, berkorelasi yang positif dalam menekan baik gejolak sosial maupun gejolak politik, meningkatkan total investasi di perekonomian yang selanjutnya hasil investasinya digunakan untuk membiayai kegiatan sosial. Aspek yang menjadi alternatif dalam optimalisasi adalah aspek kebijakan/legalitas/kelembagaan, aspek teknis operasional/database, aspek SDM/pengelolaan, aspek audit/kontrol, aspek sosialisasi/literasi masyarakat, dan aspek kerjasama. Kriteria yang digunakan dalam memilih alternatif adalah kriteria efektif (penghimpunan dan penyaluran) dan kriteria efisien (murah, cepat, dan aplikatif). Model ANP menghubungkan alternatif dan kriteria dan menghasilkan perhitungan bahwa urutan prioritas dari yang tertinggi ke yang terendah adalah 1. Kebijakan, Legalitas dan Kelembagaan (47,28%); 2. Aspek SDM/Pengelolaan (13,94%), 3. Aspek Sosialisasi (12,66%); 4. Aspek Kerjasama (12,54%); 5. Aspek Teknis Operasional/Database (8,27%) dan; 6. Aspek Audit/Kontrol (5,29%). ......Zakat and waqf (Islamic Social Finance/ISF) have a role in economic growth and have great potential as a solution to create a prosperous society. Currently, the management of zakat and waqf in Indonesia has not been implemented optimally. This is indicated by the problems and weaknesses in the management of zakat and waqf. Therefore, this study aims to determine the criteria and aspects in optimizing the role of zakat and waqf. The further objective of this research is to build a model that can be used to determine criteria and priority aspects so that it becomes input for related parties to improve the role of zakat and waqf. This study combines descriptive qualitative and quantitative research using the Content Analysis and Analytic Network Process (ANP) method. In building models and calculations, experts are involved to produce results that are in accordance with conditions in the field. The results of this study explain that zakat and waqf have played a role in encouraging national economic growth, namely by increasing national income, playing a role in encouraging economic performance, maintaining economic activity, having a positive correlation in suppressing both social and political turmoil, increasing total investment in an economy then the investment returns are used to finance social activities. Aspects that become alternatives in optimization are aspects of policy/legality/institutional, technical aspects of operations/databases, aspects of human resources/management, aspects of auditing/control, aspects of socialization/community literacy, and aspects of cooperation. The criteria used in selecting alternatives are effective criteria (collection and distribution) and efficient criteria (cheap, fast, and applicable). The ANP model connects alternatives and criteria and results in a calculation that the order of priority from the highest to the lowest is 1. Policy, Legality and Institutions (47.28%); 2. Human Resources/Management Aspects (13.94%), 3. Socialization Aspects (12.66%); 4. Cooperation Aspects (12.54%); 5. Operational/Database Technical Aspects (8.27%) and; 6. Audit/Control Aspects (5.29%).
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rifai Aji Wibowo
Abstrak :
This thesis discusses about how to select partners in the supply of land rigs based on the criteria for the administrative evaluation, technical evaluation and financial evaluation, using the Analytic Network Process (ANP). Results of this study indicate that the technical evaluation has the highest weighting, followed by administration evaluation and financial evaluation; and the most influential sub criteria are the rig equipment. ......Tesis ini membahas mengenai cara untuk memilih mitra kerja dalam penyediaan rig darat berdasarkan kriteria pada evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga, dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi teknis mempunyai bobot tertinggi, diikuti oleh evaluasi administrasi dan evaluasi harga; dan sub kriteria yang paling berpengaruh adalah peralatan rig.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Ladislaus Ryanniro
Abstrak :
Standar keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu unsur penting dalam industri minyak dan gas bumi migas, namun kenyataannya kecelakaan masih sering terjadi di bagian eksploitasi industri migas. PT Pelita Air Service melihat peluang untuk meningkatkan standar keselamatan kerja pada salah satu industri migas di Indonesia, PT Pertamina. HEMS Helicopter Emergency Medical Service merupakan layanan yang membantu meningkatkan standar keselamatan kerja, dalam bentuk pelayanan medis untuk mengobati dan mengevakuasi korban kecelakaan yang terjadi di kilang minyak. Helikopter yang digunakan dalam pelayanan HEMS harus memiliki kriteria-kriteria yang tepat untuk melakukan tindak medis, sehingga pemilihan helikopter untuk pelayanan HEMS membutuhkan cara pengambilan keputusan yang mempertimbangkan kriteria yang beragam, seperti Analytic Network Process ANP. ANP, sebagai salah satu metode Multi Criteria Decision Making MCDM, merupakan metode yang mempertimbangkan kriteria-kriteria terkait dengan alternatif yang ada dengan cara melihat hubungan perbandingan antar kriteria dan memberikan bobot pada setiap hubungan antar kriteria. Dengan begitu, ANP adalah metode yang cocok untuk pengambilan keputusan pemilihan helikopter pelayanan HEMS. Setelah diperoleh alternatif dari metode ANP, dilakukan penilaian apakah layak atau tidak untuk menjalankan pelayanan HEMS dengan menggunakan Cash Flow Analysis yang bertujuan untuk mengetahui payback period dari alternatef tersebut.
Occupational safety and health standards are an important element in the oil and gas industry, but in reality, accidents are still common in the oil and gas sector exploitation sections. PT Pelita Air Service sees an opportunity to improve safety standards in one of the oil and gas industry in Indonesia, PT Pertamina. HEMS Helicopter Emergency Medical Service is a service that helps improve safety standards, in the form of medical services to treat and evacuate victims of accidents that occur in oil refineries. Helicopters used in HEMS services must have appropriate criteria for medical follow up, so helicopter selection for HEMS services requires a decision making method that takes into consideration various criteria, such as Analytic Network Process ANP . ANP, as one of the Multi Criteria Decision Making MCDM methods, is a method that takes into consideration the criteria related to the existing alternatives by looking at the relation between the criteria and giving weight to each relationship between criteria. Thus, ANP is a suitable method for decision making of HEMS helicopter service selection. After obtaining an alternative from the ANP method, it is necessary to assess whether it is feasible or not to run HEMS services using Cash Flow Analysis which aims to determine the payback period of the alternative.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Arlini Puspasari
Abstrak :
Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia akan menyebabkan pertambahan Base Transceiver System (BTS) yang menjadi komponen vital bagi bisnis telekomunikasi untuk memperluas jaringan. Pertambahan jumlah BTS telekomunikasi dapat memicu terjadinya risiko meningkatnya masalah-masalah operasional dan pemeliharaan yang dihadapi oleh operator. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang ada dalam bidang operasional dan pemeliharaan BTS telekomunikasi, menentukan hubungan antar risikonya, menganalisis besarnya tiap risiko menggunakan metode Analytic Network Process (ANP), dan merancang strategi penanganan serta pengontrolan risiko tersebut. Hasil identifikasi risiko operasional dan pemeliharaan BTS telekomunikasi adalah sebanyak 45 risiko, yang diklasifikasi menjadi 6 kategori risiko, yakni: personil, peralatan dan perlengkapan, tower dan shelter, finansial, eksternal, dan metode. Dari hasil analisis model ANP, risiko yang termasuk dalam kategori tinggi adalah 8 risiko dengan range bobot 0.020543 sampai 0.103484, dengan validasi model yang menunjukkan hasil yang konsisten, yakni indeks inkonsistensinya kurang dari 0.1. Analisis model tersebut menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih memperhatikan dan menangani terjadinya permasalahan di bagian kategori risiko peralatan dan perlengkapan, terutama kerusakan peralatan dan masalah BTS, kategori risiko personil, proses perbaikan, dan kekokohan tower. ......Nowadays, the growth of telecommunication industry in Indonesia has enhanced the number of Base Transceiver System (BTS) as a vital part of their business to expand network. The increased number of BTS will have an impact to raise their operational and maintenance problems. The purposes of this study are to identify operational and maintenance risks in BTS, determine the connection of those risks, analyze risks using Analytic Network Process (ANP) method, and also compose the strategy to treat and control those risks. The results of identifying operational and maintenance risks in BTS are 45 risks, which classified to 6 categories: personnel, device and tools, tower and shelter, financial, external, and method. Therefore, based on ANP model analysis result, 8 risks are included in 'high' risk category with priorities in range 0.020543-0.103484 and inconsistency index below 0.1, which means that model is consistent and valid. This study suggests that companies have to concern more about problems in BTS, devices, personnel, reparation process, and tower strength.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52028
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatu Almas Hadyantari
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan wakaf produktif di sektor pertanian merupakan salah satu bentuk optimalisasi pemanfaatan wakaf produktif di sektor riil, tujuannya antara lain untuk mengatasi berbagai permasalahan di sektor pertanian dan sebagai alternatif pembiayaan. Pada pengembangannya, Pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam upaya tersebut. Melalui pemberdayaan ekonomi pesantren, keberadaan pemanfaatan wakaf pertanian bertujuan untuk kemandirian serta penguatan ekonomi pada santri dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek prioritas masalah, solusi dan strategi pemanfaatan wakaf pertanian pada pemberdayaan ekonomi pesantren. Metode penelitian yang digunakan adalah Analytic Network Process (ANP), yang menggunakan wawancara mendalam dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Ada tujuh informan dalam penelitian yang dipilih secara langsung berdasarkan fokus penelitian yang dibahas. Studi ini menemukan bahwa ada tiga aspek prioritas masalah, yaitu pada aspek permodalan nazir sebagai usaha pengembangan aset wakaf produktif di sektor pertanian, prioritas masalah pada aspek regulator yaitu kurang optimalnya sosialisasi terkait wakaf pada masyarakat, serta prioritas pada aspek masyarakat yaitu kurangnya kesadaran masyarakat untuk berwakaf. Prioritas solusi berdasarkan penelitian ini adalah adanya kelembagaan pesantren sebagai lembaga yang memiliki potensi faktor produksi modal. Prioritas solusi pada aspek Regulator adalah optimalisasi sosialisasi Regulator pada nazir Sedangkan pemberian kemudahan akses informasi wakaf melalui berbagai media dan program menjadi prioritas solusi pada masyarakat. Prioritas strategi pada penelitian ini antara lain pembinaan melalui pelatihan manajemen pertanian, diikuti oleh promosi strategi wakaf di sektor pertanian, strategi sinergi antara pesantren dan nazir, dan strategi litetasi terkait dengan wakaf pertanian.
ABSTRACT
The development of productive waqfs in the agricultural sector is one form of optimizing its utilization in the real sector so that the distribution of the benefits of waqfs can be broader and well targeted. Pesantrens become one of the institutions of Islamic education that has a great opportunity to contribute to these efforts. Through economic empowerment as one of the pesantren programs, the utilization of agricultural waqf is aimed at the welfare of students and the community. This effort is also one of the alternatives in overcoming problems in the agricultural sector such as land conversion problems and capital problems and farmers' welfare. This study aims to identify and analyse priority aspects of problems, solutions and strategies. The research method used is the Analytic Network Process (ANP), which uses interviews and questionnaires as data collection techniques. There are seven informants in the study selected by purposive sampling based on the focus of the study discussed. This study found that there are three priority aspects of the problem, namely nazir in the management of waqf, the regulator in the lack of optimal socialization to the community, and the lack of public awareness about waqf. The priority of the solution to practitioners is the pesantren, the priority of the regulator's solution is the socialization of the nazir and the priority of the solution to the aspects of society is the ease of access to waqf through various media and programs. The priority of coaching strategy through agricultural management training is the most important strategy, followed by the promotion of waqf strategy in the agricultural sector, the synergy strategy between pesantren and nazir, and the last literacy strategy related to agricultural waqf.
2019
T54947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farokhah Muzayinatun Niswah
Abstrak :
Wakaf Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar. Namun, pengembangan wakaf sampai saat ini masih didominasi oleh kegiatan keagamaan, seperti pembangunan masjid. Wakaf perlu diproduktifkan sehingga manfaat yang dihasilkan lebih banyak dan dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Salah satu bentuk wakaf produktif adalah perumahan syariah. Wakaf dapat dimanfaatkan dalam bisnis perumahan syariah. Bisnis perumahan syariah yang bersifat komersial mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga dapat menjaga nilai wakaf dan juga keberlangsungan usaha. Tanah wakaf dikembangkan untuk perumahan syariah dan disewakan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas masalah, solusi atas masalah, dan strategi dalam pengembangan wakaf perumahan syariah. Jenis penelitian ini merupakan mix method, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Analytic Network Process (ANP). Data diperoleh dari wawancara mendalam dengan para pakar, praktisi dan akademisi wakaf dan perumahan syariah. Hasil menunjukkan bahwa masalah muncul pada pengembangan wakaf perumahan syariah adalah masalah pada regulator, nazir, pengembang, dan masyarakat. Prioritas masalah pada regulator adalah spesifikasi aturan, pada nazir adalah administrasi, pada pengembang adalah status tanah, dan pada masyarakat adalah kesadaran. Prioritas solusi pada regulator adalah sosialisasi, pada nazir adalah administrasi, pada pengembang adalah branding, dan pada masyarakat adalah kepercayaan. Prioritas strategi adalah literasi, kemudian pengembangan usaha, dan sinergisitas.
Indonesian waqf has enormous potential. However, the development of waqf is still dominated by religious activities, such as the construction of mosques. Waqf needs to be productive so that the benefits can be generated more and enjoyed by more people. One form of productive waqf is sharia housing. Waqf can be developed in the sharia housing business. The commercial sharia housing business has a high economic value so that it can maintain the value of waqf and business continuity. Waqf land is developed for sharia housing and leased to the community. This study aims to analyze the priority of problems, solutions to problems, and strategies in the development of sharia housing waqf. This type of research is a mix method, namely qualitative and quantitative research using the Analytic Network Process (ANP) approach. Data obtained from in-depth interviews with experts, practitioners and academics of waqf and sharia housing. The results show that problems arising in the development of sharia housing waqf are problems on regulators, nazir, developers and the community. The priority problem in regulator is the rule specification, nazir is administration, developer is the land status, and community is awareness. The priority of the solution to the regulator is socialization, nazir is administration, developer is branding, and community is trust. Strategy priorities are literacy, then business development, and synergy.
Depok: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T54883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tirta
Abstrak :
Penelitian ini melakukan pengembangan metode persiapan implementasi ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 secara terintegrasi dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) yang bertujuan untuk mengetahui prioritas area-area perbaikan pada Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Teknik Universitas Indonesia. Untuk melakukan integrasi sistem manajemen mutu ISO 9001, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan sistem manajemen K3 OHSAS dengan metoda referensi silang (cross reference). Prioritas areaarea perbaikan yang didapat dari hasil perhitungan ANP antara lain: sistem dan tanggung jawab manajemen, fokus pada pelanggan, perencanaan dan SDM, komunikasi internal, proses terkait dengan pelanggan, komunikasi ke pelanggan, pengukuran dan analisis, audit internal, peningkatan kinerja, peningkatan terus-menerus serta peningkatan pelayanan pelanggan.
In this research will explore the readiness implementation ISO 9001, ISO 14001 and OHSAS 18001 are performed in an integrated manner at Pusat Administrasi Fakultas (PAF) Fakultas Teknik Universitas Indonesia. By using cross reference for integration all of three management systems and Analytic Network Process (ANP) that aims to identify priority activities that should be done to prepare obtaining the ISO certificates. There are six priority activities that must be performed in PAF FTUI : systems and management responsibilities, focus on the customer, is internal communication, the customer's communication, the internal audit, continuous improvement and customer service.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Aditiya Triana
Abstrak :
Kesiapan operasi pada reaktor nuklir merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh lembaga. Penelitian ini bertujuan mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan operasi reaktor nuklir. Penelitian ini mengambil studi kasus pada Reaktor Siwabessy, Badan Tenaga Nuklir Nasional Indonesia. Digunakan metode Analytic Network Process ANP untuk mendapatkan faktor-faktor prioritas yang memengaruhi kesiapan operasi reaktor nuklir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam kriteria dan dua puluh sub kriteria yang mempengaruhi kesiapan operasi. Sub kriteria training merupakaan faktor yang paling penting dan paling memengaruhi faktor lainnnya dalam kesiapan operasi. Peningkatan sub kriteria training sebesar 10 , akan meningkatkan peningkatan sub kriteria operation planning 9,29 , work innovation 7,62 dan business process 3,41. ......Operation readiness in nuclear reactor is an important thing to be concert by an nstitution.i This research aims to find the important factors affecting the nuclear reactor operation readiness. This research took place in Siwabessy Nuclear Reactor, Badan Tenaga Nuklir Nasional Indonesia. Analytic Network Process is used to get the priority factors affecting nuclear reactor operation readiness. Research result shows that there are six citerias and twenty sub citeria which affecting operation readiness. Training is the most important factor and also the most influencing factor to other factors in an attempt to improve productivity. By improving training factor for 10 , the other factors such as operation planning, work innovation, and business process also will be improved by 9,29 , 7,62 , and 3,41 sequentially.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>