Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhru Adlan Ayub
Abstrak :
Radikal bebas pada tubuh salah satunya Reactive Oxygen Species (ROS) dapat dihasilkan dari metabolisme seluler normal dari tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi fiologis tubuh. Stress oksidatif dapat dicegah oleh antioksidan yang dapat dihasilkan oleh tubuh ataupun dari luar tubuh seperti dari tumbuhan. Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan salah satu tumbuhan herbal yang dikenal memiliki antioksidan dan digunakan sebagai pengobatan. Penelitian mengenai analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan mengenai daun mengkudu khususnya dari Jakarta Utara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan komponen senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun mengkudu dari daerah Jakarta Utara. Sampel daun mengkudu (Morinda citrifolia) diekstrasi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol, etil asetat, dan heksana. Kandungan fitokimia diujikan secara kualitatif melalui skrining fitokimia dari senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, triterpenoid, steroid, dan uji kromatografi lapis tipis (KLT) serta diujikan secara kuantitatif dengan menguji kandungan total fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picryl hidrazil) menggunakan kontrol positif Vitamin C dan diukur dengan spektofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 515 nm dan aktivitas antioksidannya dinyatakan dalam nilai IC50. Ekstrak etanol dan etil asetat daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara mengandung flavonoid, glikosida, fenol, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak heksana mengandung flavonoid dan fenol. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat memiliki nilai IC50 secara berurutan 1258,02 µg/mL dan 4865,62 µg/mL. Daun mengkudu (Morinda citrifolia) dari daerah Jakarta Utara memiliki kandungan senyawa fitokimia flavonoid, fenol, glikosida, dan triterpenoid. Aktivitas antioksidan daun mengkudu pada penelitian ini termasuk ke kategori tidak aktif. ......Free radicals in the body, one of which is Reactive Oxygen Species (ROS), can be generated from the normal cellular metabolism of the body. Free radicals can cause oxidative stress, interfering with the body's physiological functions. Oxidative stress can be prevented by antioxidants produced by the body or from outside the body, such as plants. Noni (Morinda citrifolia) is one of the herbal plants known to have antioxidants and is used as a treatment. Research on phytochemical analysis and antioxidant activity on noni leaves, especially from North Jakarta, is still limited. This study aims to determine the component content of phytochemical compounds and antioxidant activity in ethanol extract, ethyl acetate, and hexane of noni leaves from North Jakarta. Noni (Morinda citrifolia) leaf samples were extracted using the maceration method with ethanol, ethyl acetate, and hexane as solvents. Phytochemical content was tested qualitatively through phytochemical screening of alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, triterpenoids, steroids and thin layer chromatography (TLC). It was also quantitatively tested by testing the content of total phenols, flavonoids, and triterpenoids. The antioxidant activity was tested by the DPPH method (2,2-diphenyl-1-picryl hydrazil) using a positive control of Vitamin C and measured by UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 515 nm. The antioxidant activity was expressed in IC50 values. Ethanol and ethyl acetate extracts of noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain flavonoids, glycosides, and triterpenoids, while hexane extract contains flavonoids and phenols. The results of the antioxidant activity test of ethanol and ethyl acetate extracts had IC50 values ​​of 1258.02 g/mL and 4865.62 g/mL, respectively. Noni (Morinda citrifolia) leaves from North Jakarta contain phytochemical compounds, such as flavonoids, phenols, glycosides, and triterpenoids. In this study, the antioxidant activity of noni leaves is included in the inactive category.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Amanda Putri
Abstrak :
Radikal bebas adalah salah satu masalah penting yang dihadapi oleh dunia kesehatan dalam beberapa dekade terakhir ini. Jati cina (Senna alexandrina) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis yang banyak dijumpai di Indonesia dan dapat dikembangkan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia, dan aktivitas antioksidan daun jati cina yang dinyatakan dengan nilai IC50 melalui metode DPPH.. Pada penelitian ini, daun jati cina diesktraksi menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan n-heksana. Ekstrak etanol, etilasetat dan n-heksana yang diperoleh kemudian diujikan kandungan fitokimianya, dan menunjukan hasil positif mengandung flavonoid dan tanin. Analisis kromatografi lapis tipis menunjukan bahwa ketiga ekstrak jati cina mengandung satu hingga lima komponen senyawa kimia. Selanjutnya, ekstrak etanol dan etil asetat diujikan aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH menggunakan lima variasi konsentrasi, yaitu 3,125 µg/mL; 6,25 µg/m; 12,5 µg/mL; 25 µg/mL; 50 µg/mL. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan sebanyak dua kali pengulangan (duplo) dengan menggunakan asam askorbat sebagai kontrol positif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai IC50. Hasil menunjukan bahwa kedua ekstrak jati cina merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 < 100 ppm. Diantara kedua ekstrak daun jati cina yang diujikan, ekstrak etanol memiliki nilai IC50 yang lebih rendah dibandingkan ekstrak etil asetat. Hal ini menunjukan bahwa ektrak etanol jati cina memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etil asetat. ......Free radicals are one of the important problems faced by the world of health in the recent decades. Alexandrian senna (Senna alexandrina) is a plant originating from the tropics that is often found in Indonesia and can be developed as an antioxidant. This research aims to determine the phytochemical composition and antioxidant activity expressed by IC50 values through the DPPH method. In this research, Senna alexandrian leaves extracted using ethanol, ethyl acetate and n-hexane solvents. The ethanol, ethylacetate and n-hexane extracts obtained were then tested for phytochemical content, and showed positive results for flavonoids and tannins. Thin layer chromatography analysis shows that all three alexandrian senna extracts contains one to five components of chemical compounds. Then, the ethanol and ethyl acetate extracts were tested for antioxidant activity using the DPPH method using five variations of the concentration of 3,125 µg/mL; 6,25 µg/m:; 12,5 µg/mL; 25 µg/mL; 50 µg/mL. Testing of antioxidant activity was carried out twice (duplo) by usingascorbic acid as positive control. Data obtained were then analyzed to obtain IC50 values. The results showed that Senna alexandrian extracts were powerful antioxidants with IC50 values <100 ppm. Among two Senna alexandrian extracts, ethanol extract had lower IC50 value. This shows that the ethanol extract of Senna alexandrian has stronger antioxidant activity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Atika
Abstrak :
Latar belakang: Kanker serviks merupakan peringkat keempat kanker yang paling sering terdiagnosis dan menyebabkan kematian pada wanita. Maka itu, kanker serviks membutuhkan tata laksana yang adekuat untuk menurunkan mortalitas pasien. Tata laksana yang saat ini kerap dijalankan memiliki beragam efek samping dan belum dapat menjamin kesembuhan pasien, sehingga dibutuhkan alternatif lain sebagai pendukung yang minim efek samping, misalnya dengan penggunaan herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan sebagai obat herbal adalah tanaman kunto dewo (Kigelia pinnata) yang kerap digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai gejala dan penyakit, serta memiliki efek antiinflamasi, antibakterial, antioksidan, hingga antikanker. Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa fitokimia, total flavonoid, total fenol, dan aktivitas antikanker in vitro ekstrak etanol kulit dan daging buah kunto dewo (Kigelia pinnata) terhadap sel HeLa. Metode: Kulit dan daging buah Kigelia pinnata diperoleh dari daerah sekitar candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kulit dan daging buah Kigelia pinnata dikeringkan, lalu masing-masing dimaserasi dengan pelarut etanol, selanjutnya filtrat hasil penyaringan diuapkan hingga menghasilkan ekstrak etanol kulit dan daging buah Kigelia pinnata. Pada kedua ekstrak dilakukan analisis fitokimia melalui penapisan fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT), dan penentuan total flavonoid dan total fenol. Ekstrak kemudian diuji aktivitas antikankernya secara in vitro terhadap sel HeLa dengan metode MTT. Hasil: ekstrak etanol kulit dan daging buah Kigelia pinnata mengandung senyawa tanin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid. Analisis KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol Kigelia pinnata mengandung 4 komponen senyawa fitokimia. Ekstrak etanol kulit buah Kigelia pinnata (EEKB) memiliki kadar total fenol dan flavonoid masing-masing sebesar 9,02 mg ekuivalen asam galat(GAE)/g dan 6,3 mg ekuivalen kuersetin(QE)/g sedangkan ekstrak etanol daging buah Kigelia pinnata (EEDB) memiliki kadar total fenol dan flavonoid masing-masing sebesar 12,96 mgGAE/g dan 0,91 mgQE/g. Kedua ekstrak menunjukkan aktivitas antikanker in vitro yang moderat terhadap sel HeLa, dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 127,02 µg/mL untuk EEKB dan 92,13 µg/mL untuk EEDB. Simpulan: Ekstrak etanol kulit dan daging buah kigelia pinnata memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker serviks. ......Background: Cervical cancer is the fourth most frequently diagnosed cancer and causes death in women. Therefore, cervical cancer requires adequate management to reduce patient mortality. The current management often has a variety of side effects and cannot guarantee the patient's recovery, so that other alternatives are needed to support minimal side effects, for example by using herbs. One of the plants that have the potential to be developed as herbal medicine is the kunto dewo (Kigelia pinnata) which is often used traditionally to treat various symptoms and diseases, and has anti-inflammatory, antibacterial, antioxidant, and anti-cancer effects. Aim: To determine the content of phytochemical compounds, total flavonoids, total phenols, and in vitro anticancer activity of the ethanol extract of the skin and flesh of kunto dewo (Kigelia pinnata) against HeLa cells. Method:. The skin and flesh of Kigelia pinnata fruit were obtained from the area around the Borobudur temple, Magelang, Central Java. The skin and flesh of the Kigelia pinnata fruit were dried, then each macerated with ethanol solvent, then the filtered filtrate was evaporated to produce an ethanol extract of the skin and flesh of the Kigelia pinnata fruit. In both extracts, the phytochemical analysis was carried out through phytochemical screening, thin layer chromatography (TLC) analysis, and determination of total flavonoids and total phenols. The extract was then tested for its anticancer activity in vitro against HeLa cells using the MTT method. Result: The ethanol extract of Kigelia pinnata fruit skin and flesh contained tannins, flavonoids, steroids, and triterpenoids. TLC analysis showed that the ethanol extract of Kigelia pinnata contained 4 phytochemical compounds. The ethanol extract of Kigelia pinnata fruit peel (EEKB) has a total phenol and flavonoid content of 9.02 mg gallic acid equivalent (GAE) / g and 6.3 mg quercetin (QE) / g, while the ethanol extract of Kigelia pinnata pulp (EEDB) has total phenol and flavonoid levels of 12.96 mgGAE / g and 0.91 mgQE / g, respectively. Both extracts showed moderate in vitro anticancer activity against HeLa cells, with IC50 values ​​of 127.02 µg / mL for EEKB and 92.13 µg / mL for EEDB, respectively. Conclusion: The ethanol extract of the skin and flesh of kigelia pinnata fruit has potential as a cervical anticancer.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni Kusumoningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker laring bertanggung jawab terhadap 0,6 kematian yang disebabkan kanker di dunia. Kedelai hitam adalah salah satu bahan alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sitotoksisitas ekstrak etanol kedelai hitam dalam menghambat pertumbuhan sel kanker laring epidermal Hep-2 sehingga dapat digunakan sebagai terapi tambahan. Metode: Analisis fitokimia, yaitu uji Kromatografi Lapis Tipis KLT dan uji fitokimia ekstrak etanol kedelai hitam, dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Ekstrak kedelai hitam diujikan terhadap sel kanker Hep-2 secara in vitro dengan tujuh variasi konsentrasi, yaitu 6,25 ?g/mL, 12,5 ?g/mL, 25 ?g/mL, 50 ?g/mL, 100 ?g/mL, 200 ?g/mL, 400 ?g/mL, dan 800 ?g/mL. Kontrol positif yang digunakan adalah cisplatin dengan konsentrasi sama. Setiap kelompok dibuat pengulangan tiga kali triplo . Setelah diinkubasi selama 24 jam, setiap kelompok diuji dengan metode MTT assay dan hasil absorbansi dibaca menggunakan ELISA reader. Hasil: Terdapat enam komponen dalam ekstrak etanol kedelai hitam berdasarkan uji KLT. Ekstrak etanol kedelai hitam mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid, saponin, dan glikosida berdasarkan uji fitokimia. MTT assay menunjukkan nilai Inhibitory Concentration 50 IC50 ekstrak etanol kedelai hitam sebesar 118,061 ?g/mL dan terdapat perbedaan bermakna
ABSTRACT
Introduction Laryngeal cancer responsible for 0,6 of death caused by cancer in the world. Wild bean is one of natural ingredients that potential to be developed as an anticancer. The study was conducted to determine the cytotoxicity of wild bean ethanol extract in inhibiting the growth of epidermal laryngeal cancer cell Hep 2 so it can be used as additional therapy. Method Phytochemical analysis, which are Thin Layer Chromatography and phytochemical screening test of wild bean ethanol extract, was conducted to determine the compounds contained in the extract. Furthermore, wild bean ethanol extract were tested against Hep 2 cancer cells in vitro in seven variation concentrations, which are 6.25 g mL, 12.5 g mL, 25 g mL, 50 g mL, 100 g mL, 200 g mL, 400 g mL, and 800 g mL. The positive control used is cisplatin with the same concentration. Each group is repeated three times triplo . After incubation for 24 hours, each group was assayed by MTT assay method and absorbance result was read using ELISA reader. Result There are six components in wild bean ethanol extract based on TLC test. Wild bean ethanol extract contains alkaloids, flavonoids, tannins, triterpenoids, saponins, and glycosides based on phytochemical tests. MTT assay showed the value of Inhibitory Concentration 50 IC50 of ethanol extract of wild bean was 118,061 g mL and there was significant difference p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library