Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta Pusar: CSIS, 1980
AS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Camellia permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
Analisa likuiditas sangat penting dilakukan oleh bank terutama dalarn menjaga kewajiban pembayaran yang dilakukan bank setiap hari untuk kepentingan para nasabah. Kegagalan dalam memenuhi kewajibannya tersebut akan berakibat fatal. Sedangkan analisa profitabilitas adalah analisa yang ditujukan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabititas yang dicapai oleb bank yang bersangkutan

Pada saat krisis, industri perbankan mengalami masalah yang semakin rumit, terutama dalam menjaga agar banknya tidak kebabisan likuiditas, dimana likuiditas merupakan tolok ukur pertama untuk menetapkan kepercayaan terhadap suatu bank, yang sudah hilang akibat knisis yang berkepanjangan.

Oleh karena itu setiap bank perlu melakukan pengelolaan likuiditas dan profitabilitas agar kineija bank dapat diperbaiki sehingga bank yang bersangkutan tetap dapat bertahan dan bersaing serta dapat menaikkan peringkat banknya menjadi yang lebib baik.

Adapun permasalahan utama yang dihadapi olek Bank CIC pada sat ini adalah bagaimana melakukan pengelolaan likuiditas yang baik agar banknya tidak mengalami kesulitan likuiditas, selain Itu ketatnya persaingan dalam industri perbankan pada saat ini juga merupakan masalah yang tidak kalah penting sehingga perlu dianalisis bagaimana lingkungan indu sth dañ bank yang bersangkutan sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan dan hamb atan agar dapat tetap bersaing diantara bank-bank yang ada di Indonesia.

Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa sejauhmana pengelolaan likuiditas bank CIC dibandingkan dengan benchmarknya yaitu Bank BCA, hingga tetap mampu bertahan menghadapi gempuran bilamana terjadi rush pada bank mengingat krisis kepercayaan yang makin rendah dari masyarakat terhadap bank-bank di Indonesia, menganalisa bagaimana kondisi profitabilitas dari Bank CIC pada rentang waktu terjadinya krisis ekonomi dibandingkan dengan benchmarknya, kemudian menganalisa lingkungan industry Bank CIC guna mengantisipasi adanya persaingan serta hambatan dan tantangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidup CIC dalam mempertahankan posisi banknya dan dapat menaikkan peringkat banknya menjadi lebih baik, begitupun juga dilihat bagaimana lingkungan industry dari bank BCA.

Hasil dari analisa likuiditas yang dilakukan terhadap kedua bank menyimpulkan bahwa kondisi likuiditas dan Bank CIC antara tahun 1997 hingga 1999 secara keseluruhan meningkat. Teqadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak menggoyahkan posisi likuiditas dan Bank CIC, karena dari analisa yang dilakukan terhadap beberapa rasio terlihat bahwa CIC sangat berhati-hati dalam menempatkan dananya pada pos-pos yang menghasilkafl dan mengurangi persentase dana yang akan ditempatkan pada kredit, sehingga kemampuan CIC untuk membayar kewajibannya kepada para nasabah meningkat

Sedangkan dari analisa likuiditas yang dilakukan terhadap Bank BCA dapat disimpulkan bahwa antara tahun 1997-1998, kondisi likuiditas BCA sedikit menurun, sehubungan dengan terjadinya rush pada BCA, disamping itu karena BCA memiliki deposan dalam jumiah yang banyak, dimana semakin banyak deposan dengan suku bunga yang tinggi akan semakin sulit bagi BCA untuk melunasi kewajibannya.

Menurunnya likuiditas pada tahun tersebut yang ditandai dengan menurunnya rasio short term securities deposit menandakan bahwa jumlah dana yang ditempatk path surat berharga berkurang (tabel 4.6) dan dana yang ada cenderung ditempatkan untuk membiayai kredit (terjadi kenaikan pemberian kredit anta.ra 1997-1998) dimana kredit merupakan asset yang paling tidak liquid dan beresiko besar karena adanya kemungkinan terjadinya kredit macet.

Namun pada tahun 1999 kondisi likuiditas BCA sudah mulai meningkat yang mana kemampuan dari BCA untuk membayar kewajibannya kepada para nasabah juga meningkat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan kebijakan yang dilakukan BCA untuk memperketat pemberian kredit.

Dari analisa profitabilitas yang dilakukan terhadap kedua bank, secara umum kondisi profitabilitas tahun 1998 kedua bank tersebut agak terganggu, hal ini disebabkan karena menurunnya kinerja perbankan akibat dan adanya kebijakan suku bunga tinggi,, banyaknya kredit macet yang menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi kedun bank tersebut. Akan tetapi pada tahun 1999, kondisi profitabilitas sudah mulai meningkat sewing dengan menurunnya beban bunga yang harus ditanggung dan membaìknya kondisi perekonomian Indonesia yang sedikit banyak sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perbankan.

Hasil dan analisa lingkungan industri yang dilakukan terhadap kedua bank tersebut tidak jauh berbeda, karena kedua bank tersebut bergerak dalam industni yang sama akan tetapi karena perbedaan ukuran dalam bal asset, yang ditandai dengan banyaknya jumlah kantor cabang, nagabah dan lain-lain indikator antara kedua bank tersebut maka Bank CIC dan Bank BCA memiliki perbedaan dalain faktor ancanian pendatang barn, dunana hambatan masuknya pendatang barn Yang dinilal dan segi skala ekonomis, keunggulan yang bukan disebabkan oleh kemampuan finansial seria akses jalur distribusi menyebabkan hambatan masuk bagi pendatang baru untuk dapat menyaingi bank CIC relatif rendah, sedangkan bagi Bank BCA tinggi karena BCA sudah memiliki skala ekonomi yang sangat besar sehingga dibutuhkan investasi yang sangat besar untuk dapat menyaingi BCA.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hanief
Abstrak :
ABSTRAK
Kebijakan deregulasi 27 Oktober 1988 (Pakto 27) memberi peluang kepada dunia usaha perbankan di Indonesia untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak kebijakan ini akan menimbulkan tantangan karena manajemen perbankan harus dapat mengoperasikan perusahaan dengan lebih efisien dan efektif agar dapat bersaing dengan kompetitif.

Peluang tersebut dìmanfaatkan pula oleh Bank X untuk memperluas pangsa pasarnya dengan rencana pembukaan kantor cabang di Depok dan Pondok Gede. Pembukaan cabang ini harus didasari oleh suatu analisa yang balk agar dapat dipertang gung jawabkan kelayakannya, baik dari segi finansil atau non?finansil. Selain itu perlu pula dilihat kemungkinan peluang yang dapat dikembangkan pada masa datang.

Rencana pembukaan cabang Bank X di Depok dan Pondok Gede perlu didukung dengan suatu analisa yang cukup menda lam, terutama dari segi keuangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih meyakinkan terhadap analisa kelayakan ini, maka perlu adanya penelitian yang memadai untuk memperoleh gamba ran yang sebenarnya. Pilihan terhadap daerah, Depok dan Pondok Gede memberi arti khusus, karena di kedua daerah tersebut terdapat Pemukiman baru yang merupakan potensi baru bagi sebuah cabang bank. Untuk itu Bank X akan mempersiapkan cabang tersebut sebagai retail/individu banking.

Analisis dilakukan dengan menggunakan metode statistik, dan didukung dengan peramalan keuangan bank yang dilakukan dengan Exponential Smoothing Nethod untuk mendapatkan angka dasar bagi pertumbuhan dan prediksi arus kas. Dengan adanya prediksi terhadap arus kas ini, dapat dilakukan perkiraan layak tidaknya investasi yang dilakukan dipandang dari aspek keuangan.

Indikasi dalam memilih lokasi/daerah pendirian kantor cabang adalah jumlah rata-rata dana yang telah berhasil dihimpun oleh perbankan pada saat ini, dan pertumbuhan masa datang dalam jangka waktu tertentu. Dan menurut ketentuan Bank Indonesia, maka operasi cabang bank yang dibuka harus sudah mencapai payback period operasional pada akhir tahun ke 2 sejak dibuka.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa rencana pembukaan cabang Bank X di Depok dipandang dari aspek keuangan layak untuk dilaksanakan. Sedangkan rencana pembukaan cabang di Pondok Gede tidak layak, karena krite ria?knitenia investasi menunjukkan hasil yang negatif. Selain dari kriteria tersebut, pertumbuhan dana dl daerah Pondok Gede sudah menunjukkan pertumbuhan 0%, yang berarti sangat kecil kemungkinan untuk memperoleh dana dari masyara kat, jika dikaitkan dengan tìngkat persaingan antar bank yang terdapat dìdaerah tersebut.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar A. Kowara
Abstrak :
Investasi dibidang Properti di Jakarta dan sekitarnya telah menjadi suatu investasi yang menguntungkan bagi kalangan menengah. Kenaikan harga-harga properti pertahun relatif sangat baik. Booming permintaan akan properti yang terjadi pada tahun 1990 misalnya telah menaikkan harga-harga properti secara rata-rata lebih dari 50%, bahkan untuk bebarapa properti di beberapa lokasi. kenaikan pada tahun tersebut mencapai 100's. Investasi dibidang properti, walaupun memberikan return yang baik, mempunyai risiko relatif tinggi pula. Properti adalah merupakan aset yang tak bergerak, tidak mudah dilikuidasi dan mempunyaì faktor-faktor sosial dan budaya. Karya tulis ini mengevaluasi return yang diperoleh dan investasi di sektor properti dan memperbandingkannya dengan investasi dalam deposito perbankan. Untung-rugi dan risiko-risiko kedua jenis investasi tersebut juga dibahas dalam buku ini sebagai tambahan dan teori-teori investasi dan perbankan. Buku ini juga memberikan perhitungan bila investasi dilakukan dengan modal yang didanai oleh pihak perbankan. Sampel yang diambil dalam perhitungan adalah properti dan perbankan di Jakarta dan sekitarnya. Dan hasil perhitungan ternyata investasi ini juga memberikan hasil relatif sangat baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Kardhana
Abstrak :
Program Perusahaan Jawatan (Pcrjan) RSUPN-CM Jakarta, mulai dilaksanakan awal Januari 2002. RSUPN-CM adalah ruah sakit rujukan nasional yang telah dikembangkan menjadi rumah sakit Petjan. Perusahaan Jawatan adalah suatu bentuk badan usaha yang independent, dan dapat mengelola penerimaan dan pengeluarannya sendiri tanpa subsidi dari Pemerintah. Rumah sakit, merupakan salah satu indusrih sosial yang memberikan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit harus menjadi industri yang bersifat padat karya, padat modal serta padat ilmu dan teknologi. Pelayanan kesehatan yang efiktif dan efìsien, diharapkan akan memberikan pelayanan yang paripurna kepada masyarakat. Persaingan nzmah sakit dalam memperebutkan pasar pelayanan keschatan, menipakan hal yang mendasar dan sangat mendesak Kondisi ini lebih disebabkan karena banyak didixikannya rumnah sakit baru, kesadaran masyarakat akan pentingnya anti kesehatan, keinginan masyarakat untuk memperoleh penanganan kesehatan dengan teknologi yang mutakhir seria keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang paripurna. Penelitian ini bertujuan untuk memperoLeh gaznbaran dan mengukur indikator kineia pelayanan medik. dan Lingkungan rumah sakit seria untuk mengetui faktor-faktor yang bcrpenganih terhadap keinginan konsumen terhadap jasa pelayanan di RSUPN-CM, dalam rangka untuk meneapai tujuan RSUPN-CM sesual dengan visi dan misinya, menjadi rumab sakit pendidikan bermutu ASEAN tahun 2003 dan bermutu ASIA PASIFIK tahun 2015. Hasil utama dari penelitian ini adalah. beh untuk pelayanan dokter dari responden untuk semua kelas, elemen yang mendapat tanggapan positif adalah penampilan dokter cukup rapi, pengobatan cukup manjur dan dokter yang ramah. Sedangkan penilalan terhadap pelayanan perawat dan responden untuk semua kelas, Elemen yang memperoleh penilaian yang baik yaitu pelayanan perawat cukup terampil, instruksi perawat terhadap pesien cukup jelas Serta penilaian tertinggi terhadap fasilitas rumah sakit untuk semua kelas yaitu, tarif dari layanan rumah sakit sedang, baru kemudian menyusul elemen penting berlkutnya seperti rumah sakit cukup tenang dan mutu penyajian makanan yang balk serta faktor keamanan cukup aman. Begitu pula dengan kinerja dokter, behwa dokter hanya datang memeriksa pasien kadang-kadang, ini berarti bahwa manajemen kinerja dokter belum dilaksanakan dengan optimal, serta penjelasan dokter (inform consend) belum sepenuhnya dijalankan dengan baik. Berdasarkan hasil peneitian ini disarankan untuk mengadakan evaluasi indikator mutu pelayenan medik, Perawat dan Penunjang di RSUPN-CM, peran Komite Medik ditingkatkan sesuai dengan fungsinya sehingga setiap tindakan medik sudah sesuai dengan rtandwd opemlkin procedure (SOP) yang berlaku. Dan meningkatkan kualitas SDM karyawan RSUPN-CM secam menyeluruh sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminzar Rifky Z
Abstrak :
ABSTRAK
Refleksi tinggìnya pertumbuhan ekonomi salah satunya terlihat dari meningkatnya aktivitas investasi pada pembangunan sektor rill. Meningkatnya pembangunan pada sektor rill memerlukan industri pendukung agar kelancaran pembangunan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Industri semen sebagai industri komoditi strategis merupakan industri pendukung yang sangat vital dalam menunjang realisasi investasi pada sektor rit terutama pada sektor konstruksi.

Permintaan semen di masyarakat terus meningkat dan tahun ke tahun dengan peningkatan yang sangat signifikan besar tiap tahunnya. Tingginya permintaan ini seringkali menimbulkan permasalahan tidak tercukupinYa pasokan semen di masyarakat. Kondisi ini membuat pemerintah harus melakukan intervensi dikarenakan semen merupakan komoditi yang erat kaitannya dengan inflasi.

Mengingat begitu pentingnya komoditas strategis ini sebagai motor kelancaran pembangunan nasional perlu adanya studi mengenai karakter industri ini terhadap kondisi industri secara keseluruhan. Adapun tujuannya untuk mçngetahui berapa besar resiko pada industri ini terhadap sikius bisnis di Indonesia, pengadaan bahan mentah, peraturan pemerintah serta terhadap posisi dalam perekonomian di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan para pemainnya. Pada akhirnya dapat disimpulkan resiko kredit pada industri semen di Indonesia sesuai dengan judut dan karya akhir ini yaitu Analisa Kredil Pada Industri Padat Modal Khususnya pada Industri Semen.

Adapun sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini íalah 3 perusahaan semen yang sudah go public yaitu PT, Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Semen Cíbinong, dan PT. Semen Gresik dengan data-data pada periode tahun 1992-1996. Pemilihan ketiga perusahaan ini sebagai studi kasus dalam mewakili pemain-pefliain lainnya di industri ini atas dasar kapasitas terpasang produksi nasional dimana 87,1 % dikuasai oleh ketiga penisahaan tersebut, yaitu PT. Semen Gresik 38,73%, PT. Indocement Tunggal Prakarsa 37,85% dan PT. Semen Cibinong 10,5%. Dan hash penelitian ketiga perusahaan dapat ditarik benang merah yang menggambarkafl secara global kondisi industri semen di Indonesia.

Pada penelitian ini digunakan 2 pendekatan analisa dalam mencapal tujuan dan penulisan ini yaitu:

1. Analisa industri berdasarkan lima kekuatan bersaing dan Michael E. Porter yaitu peninjauan perusahaan terhadap ancaman pembeli, pemasok, persaingan antar pemain produk substitusi dan pendatang baru.

2. Analisa keuangan dengan meninjau raslo keuangan dan anis kas perusahaan. Rasio keuangan dilihat dan rasio likuiditas, profitabilitas, manajemen aset dan manajemen hutang perusahaafl sedangkan anis kas di analisa terhadap anus kas hasil kegiatan usaba, anis kas yang digunakan investasi dan arus kas hash pembiayaan perusahaan.

Dari hasil analisa 5 kekuatan bersaing (Michael E. Porter) pada ketiga perusahaan tersebut maka industri semen mempunyal empat kekuatan yaitu kekuatan terhadap ancaman pembeli, ancaman produk substitusi, ancaman persaingan antar pemain dan ancaman terhadap pendatang baru serta satu kelemahan yaitu kelemahan terhadap ancaman pemasok. Dimana kekuatan tersebut sangat melindungi para produsen dalam bermain di industri ini. Kondisi ini terlihat dengan adanya hambatan-hambatan masuk yang besar bagi pemain baru, adanya asosiasi (ASI) yang anggotanya para pemain itu sendiri yang mengatur alokasi pasar, kuota produksi dan harga jual, belum adanya produk pengganti yang mempunyai manfaat dan kemampuan yang sama.

Dengan lingkungan usaha yang ada sekarang ¡ni meinbuat para pemain mengenyam keuntungan yang besar. Kondisi ¡ni dapat terlihat dan keuangan perusahaan para pemain tersebut yaitu tingginya tingkat likuiditas dan profit yang dinikmati para pemain walaupun pengelolaan aset-aset perusahaan masih belum efisien dimana investasinya menggunakan dana hutang yang besar.

Dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan yang dinikmati para pemain dalam industri ¡ni dikarenakan struktur pasar pada industri semen yang oligopoli dan mengarah pada monopoli regional serta adanya praktek kartel sehingga para pemain dalam industni ini mempunyai resiko default yang kecil apabila lingkungan usahanya tidak berubah. Tetapi apabila kondisi lingkungan usahanya berubah yaltu dengan terbukanya pasar dan tidak adanya praktek kartel maka persaingan akan meningkat dan akan sulit bagi para pemain untuk mengatur harga jual semennya sehingga akan berdampak kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutang yang besar. Kondisi ¡ni akan mengakibatkan resiko default pada industni semen alcan meningkat.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Soelaksono
Abstrak :
Sejak tahun 1983 :Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan serangkaian kebijakan deregulasi dibidang moneter, keuangan dan perbankan. Paket deregulasi Juni 1983 telah membebaskan bank-bank dari ketentuan pagu kredit dan tingkat suku bunga, serta pengurangan kredit likuiditas, sehingga kegiatan perbankan semakin berorientasi kepada mekanisme pasar. Kebijakan diatas dilanjutkan.dengan Pakto 27, Pakdes 20 tahun 1988, Pakmar 1989, Pakjan 1990 serta Pakfeb 1991 yang membuka barrier to' entry dibidang perbankan serta meningkatkan peranan dari lembaga-lembaga keuangan dengan kegiatan leasing, modal ventura, perdagangan surat berharga, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan. konsumen. Reserve requirement bank diturunkan dari. 15% menjadi 2% .dan peminjaman offshore loan sekarang tidak lagi dibatasi. Dampak yang segera dirasakan adalah jumlah bank dan kantor bank tumbuh dengan cepat, yang kemudian diimbangi dengan penciptaan produk-produk baru dan pelayanan. Dan ini menyebabkan tingkat persaingan antar bank menjadi semakin tajam. Dengan adanya deregulasi tersebut maka lingkungan makro dan mikro industri telah berubah. Perkembangan yang nyaris serentak yang dialami oleh lembaga-lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank menyebabkan posisi dan kekuatan tawar menawar dari nasabah, pemasok dana, produk atau jasa pengganti semakin kuat, yang memaksa bank untuk mengurangi tingkat margin yang diperoleh serta melakukan efisiensi .Yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri perlu mengevaluasi kembali kebijakan strategis yang telah diambilnya selama ini. Dari evaluasi terhadap kegiatan perbankan di Indonesia, terlihat bahwa pangsa pasar kredit bank pemerint~h telah mengalami penurunan dari 72,5% pada tahun 1985 menjadi 67,8% pada tahun 1988 dan menurun lagi menjadi 55,2% pada tahun 1990, dan untuk pengerahan dana menurun dari 64,3% menjadi 61,4% pada tahun 1988 dan kemudian turun lebih drastis menjadi 41,4% pada tahun 1990. Ini menunjukkan bahwa dalam hal pengerahan dana, bank-bank pemerintah kalah gesit dibanding bank-bank swasta serta kalah dalam kemampuan menciptakan produk baru yang kompetitif dan memenuhi selera konsumen. Posisi BRI dalam persaingan relatif lebih baik dibanding bank-bank pemerintah : lainnya. Data usaha BRI menunjukkan perkembangan usaha yang cukup baik, tetapi dilihat dalam pangsa pasarnya mengalami sedikit penurunan. Setelah Pakto 27 tahun 1988 proporsi aktiva BRI terhadap total bank turun dari 13,3% menjadi 12,4%, pen9erahan dana turun dari 15,6% menjadi 13,5% dan laba perusahaan mengecil dari 10,2% menjadi 9,2%. Akan tetapi untuk kredit yang diberikan justru mengalami kenaikan dari 14,2% menjadi 14,7%.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lauw Mince
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan investasi dengan metode APV dan IRR, menghitung titik impas dan menganalisa sensitivitas variabel. Investasi ini merupakan bagian dari program perbaikan infrastruktur pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara, website dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menyarankan investasi layak dilakukan dengan asumsi tingkat diskonto yang sama setiap tahun. APV lebih besar dari nol dan IRR lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Dengan menggunakan analisa sensitivitas didapatkan hasil bahwa pertumbuhan bongkar muat sangat mempengaruhi APV dan IRR.
This study aims to assess the feasibility of investment using APV and IRR, the breakeven point and sensitivity analysis. This investment is a part of the infrastructure improvement program of Tanjung Priok port. This research was conducted by collecting data through interviews, website and literature study. The investment is feasible with assumption that the discount rate is the same every year. APV is greater than zero and IRR is greater than the rate of expected return by investors. By using sensitivity analysis showed that the growth of throughput greatly affect the APV and IRR.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27781
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Duma H. S.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai penegakan keadilan dalam cerita detektif Das Versprechen karya Friedrich Duerrenmatt dilakukan dari aspek cerita bertujuan mengetahui penyebab timbulnya ketidakadilan dalam usaha menegakkan keadilan sedangkan analisa dari aspek bentuk bertujuan untuk mengetahui kaitan antara penyimpangan struktural dalam Das Versprechen dari struktur cerita detektif konvensional dengan tema penegakan keadilan

Hasil penelitian aspek cerita dan aspek bentuk Das Versprechen kemudian dihubungkan dengan pandangan Friedrich Duerrenmatt mengenai penegakan keadilan dalam bukunya Monstervortrag ueber Gerechtigkeit und Recht. Penelitian aspek bentuk cerita detektif ini menggunakan teori cerita detektif dari buku Der Kriminalroman II: Zur Theorie and Geschichte einer Gattung (Editor: Jochen Vogt) dan buku Aspekte der erzaehlender Prosa: eine Einfuehrung in Erzaehltechnik and Romantheorie karangan Jochen Vogt.

Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut ini. Penegakan keadilan yang dilakukan dalam sistem hukum juga dapat menyebabkan ketidakadilan apabila dalam usaha tersebut kepentingan pribadi lebih diutamakan dari pada keadilan itu sendiri. Di sisi lain, usaha penegakan keadilan secara absolut juga menimbulkan ketidakadilan karena dilakukan di luar sistem hukum. Masalah yang bersifat filosofis ini ditampilkan di dalam Das Versprechen melalui penyimpangan struktural dari struktur cerita detektif konvensional, yang berfungsi sebagai kritik terhadap penegakan keadilan dalam cerita detektif konvensional.
1999
S16204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilawati Harun
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1980
S16528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>