Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Sugianti
Abstrak :
ABSTRAK
Memiliki adik merupakan suatu pengalaman yang dapat memunculkan reaksi berbeda-beda dari anak pertama, salah satunya adalah altruisme. Berkowitz mendefinisikan altruisme sebagai pertolongan yang diberikan seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan rewards dari sumber-sumber luar. Menurut Severy, esensi dari altruisme adalah motivasi untuk menolong yang didasari oleh penyebab sederhana, yaitu karena seorang individu melihat bahwa orang lain membutuhkan pertolongan. Altruisme sudah mulai muncul dan berkembang sejak anak berusia sekitar 18 bulan. Pada tahap prasekolah, anak secara bertahap mulai mengerti kebutuhan orang lain dan mulai belajar mengenai altruisme. Menurut Bandura, kebanyakan anak belajar mengenai perilaku menolong dan perilaku sosial yang lain melalui observasi yang dilakukan anak terhadap model-model di dalam lingkungan mereka. Grusec dan Moore dan Eisenberg menemukan bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan model yang satu lebih efektif daripada model yang lain. Model yang mempengaruhi anak paling kuat adalah model yang dipersepsi anak sebagai tokoh yang berkuasa (powerful) dan memiliki kualitas hubungan yang hangat dengan anak. Hubungan yang hangat antara anak dan orangtua dapat tergambar dari attachment yang terjalin antara anak dan orangtua. Teori attachment mengatakan bahwa bentuk attachment yang terjalin antara anak dan pengasuhnya mempengaruhi anak dari segi emosi, keterampilan sosial, dan kompetensi kognitif. Melalui interaksi anak dengan pengasuh utamanya, anak belajar untuk mengembangkan hubungan mereka dengan orang lain. Dengan perkataan lain, pola perilaku yang terjadi dalam hubungan orangtua dan anak dapat digeneralisasikan ke dalam hubungan anak dengan saudara kandung mereka. Memunculkan altruisme pada anak sebenarnya merupakan hal yang susah-susah gampang. Akan menjadi sulit kalau sejak kecil anak tidak terbiasa untuk peka terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan kepada anak pertama usia 3- 6 tahun yang memiliki adik bayi. Kualitas attachment merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi altruisme maka pada penelitian ini ingin dilihat gambaran kualitas attachment, altruisme, serta gambaran kualitas attachment ibu-anak dengan altruisme anak terhadap adik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara dan observasi singkat. Subjek wawancara adalah empat orang anak berusia 3-6 tahun yang memiliki adik bayi. Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai altruisme, teori attachment, dan teori mengenai masa kanak-kanak awal. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dua orang subjek cenderung memiliki kualitas secure attachment dan dua orang subjek lainnya cenderung memiliki kualitas insecure-avoidcmt attachment. Kualitas attachment yang dimiliki masing-masing subjek dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah sensitivitas dan responsivitas ibu. Pada penelitian ini, subjek yang cenderung memiliki kualitas secure attachment memiliki ibu yang lebih sensitif dan responsif dibandingkan ibu dari subjek yang cenderung memiliki kualitas insecure-avoidant attachment. Subjek yang cenderung memiliki kualitas secure attachment memiliki hubungan yang lebih hangat dengan ibu. Adanya hubungan yang hangat menyebabkan ibu dapat menjadi model altruisme yang efektif bagi anak sehingga anak dapat menginternalisasi perilaku tersebut dengan baik. Altruisme yang muncul pada semua subjek adalah mengambilkan popok untuk adik. Adapun bentuk-bentuk altruisme lainnya, seperti mengajak adik bermain, membawakan tas yang berisi barang-barang adik, menahan tangis agar adik tidak terbangun, serta memberikan bedak dan menyisiri rambut adik merupakan altruisme yang dapat dijumpai secara bervariasi pada subjek-subjek dalam penelitian ini. Kurangnya variasi altruisme pada subjek dapat disebabkan oleh kurang tergalinya altruisme yang lain dalam wawancara dan observasi yang dilakukan. Pada penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh kualitas attachment terhadap altruisme. Pada subjek dengan kualitas secure attachment, altruisme lebih bertalian dan frekuensi anak melakukan altruisme terhadap adik mereka lebih sering. Altruisme tetap muncul pada anak dengan kualitas insecure-avoidant attachment karena perilaku tersebut tidak terbentuk semata-mata dari faktor tunggal, dalam hal ini oleh attachment antara ibu dan anak. Banyak faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya altruisme, seperti empati, perasaan tanggung jawab, perasaan kompeten, mood, pengorbanan, reinforcement langsung, modeling, dorongan verbal, dan perasaan iri. Di samping itu, adanya hubungan yang hangat dengan ayali dapat memperkuat munculnya altruisme pada anak sekalipun ia memiliki hubungan yang insecure dan kurang hangat dengan ibu. Untuk penelitian lanjutan, disarankan agar observasi dilakukau dalam waktu yang lebih lama dan dengan kemampuan wawancara yang lebih memadai. Selain itu, untuk penelitian lanjutan dapat dilakukan penelitian mengenai perbedaan kualitas attachment antara anak-ayah dan anak-ibu serta melihat pengarulinya terhadap altruisme anak.
2004
S3409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Prianka Diany Kinanti
Abstrak :
ABSTRAK

Motivasi berprestasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada anak sulung laki-laki dan perempuan. Sebanyak 140 responden merupakan mahasiswa Universitas Indonesia usia 18-24 tahun, terdiri dari 65 anak sulung laki-laki dan 75 anak sulung perempuan. Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) oleh Lang dan Fries (2006) untuk melihat hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran terdiri dari urutan kelahiran ordinal dan psikologis. Urutan kelahiran psikologis diukur dengan menggunakan White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) oleh White, Campbell, Stewart dan Davies (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara ordinal, anak sulung perempuan memiliki motivasi berprestasi dalam fear of failure yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung laki-laki (signifikan pada p < 0.05). Tetapi secara psikologis, anak sulung laki-laki memiliki motivasi berprestasi dalam hope of success yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung perempuan (signifikan pada p < 0.05).


ABSTRACT

Achievement motivation is an important that determine academic proficiency. The research was done to see the difference of achievement motivation in hope of success and fear of failure among firstborn male and firstborn female. Respondents are 140 college students from Universitas Indonesia aged 18-24, 65 respondents are firstborn male and 75 respondents are firstborn female. Achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) by Lang and Fries (2006) to see hope of success and fear of failure. There are two kind of birth order: ordinal and psychological. Psychological birth order was measured by White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) by White, Campbell, Stewart and Davies (1997). The result of this research shows that ordinal firstborn female have higher achievement motivation in fear of failure than ordinal firstborn male (significant at p < 0.05). But, psychological firstborn male have higher achievement motivation in hope of success than psychological firstborn female (significant at p < 0.05).

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitranti Anindya Ayu
Abstrak :
Prestasi menjadi salah satu isu penting pada remaja. Ayah berperan penting dalam pencapaian prestasi pada anak. Penelitian ini meneliti hubungan antara keterlibatan ayah dengan aspek hope for success (HS) dan fear of failure (FF) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung. Alat ukur yang digunakan yaitu Reported Father Involvement Scale (RFIS), bagian dari Father Involvement Scale (FIS) yang disusun oleh Finely dan Schwartz (2004) untuk mengukur keterlibatan ayah dan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang dan Fries (2006) untuk mengukur kedua aspek motivasi berprestasi. Subjek penelitian ini berjumlah 206 orang yang tersebar dari 12 fakultas dan 1 program studi di Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dan aspek hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed) dan fear of failure (FF) (r=-0,064; p>0,05; two tailed) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung. ......Achievement is one important issue in teenagers and father has important role in the life of their children. This study focused on correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) and fear of failure (FF), in Universitas Indonesia firstborns. There are two instruments used, Reported Father Involvement Scale (RFIS), which is part of Father Involvement Scale (FIS) developed by Finely and Schwartz (2004) to measure father involvement, and Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R), developed by Lang and Fries (2006) to measure both achievement motivation aspects. The participants are 206 students from 13 faculties and 1 study program in Universitas Indonesia. The results shown no significant correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed), and there are no significant correlation between father involvement and fear of failure (FF) aspect (r=-0,064; p>0,05; two tailed), in Universitas Indonesia first borns.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Natalia Wijaya
Abstrak :
Anak sulung seringkali dipandang sebagai individu yang stabil, tidak emosional, dan selalu berperforma baik dalam segala hal. Kondisi ini tentu berperan terhadap intensinya untuk mencari bantuan profesional ketika mengalami masalah mental. Terlebih apabila pengalamannya bersama orang tua membentuk tipe adult attachment yang turut berperan terhadap intensinya mencari bantuan profesional. Penelitian ini ingin menguji ada/tidaknya perbedaan intensi yang signifikan pada diri anak sulung dalam mencari bantuan kesehatan mental profesional, berdasarkan tipe attachment yang dimiliki. Intensi diukur menggunakan alat ukur Mental Help Seeking Intention Scale (MHSIS) dan attachment individu dewasa diukur menggunakan Experiences in Close Relationship Scale – Short Form. Sebanyak 247 anak sulung laki-laki dan perempuan berusia 18-25 tahun menjadi partisipan dalam penelitian ini. Menggunakan metode analisis ANOVA, dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan intensi mencari bantuan kesehatan mental profesional yang signifikan, dengan tipe attachment fearful yang memiliki intensi paling tinggi. ......The oldest child is often seen as a stable individual, unfeeling, and always performs well in everything. This condition certainly plays a role in his intention to seek professional help when experiencing mental problems. This is especially true if his experiences with parents form a type of adult attachment which contributes to his intention to seek professional help. The study wanted to test whether or not there were significant differences in the eldest son's intentions in seeking professional mental health assistance, based on the type of attachment he had. The intention was measured using the Mental Help Seeking Intention Scale (MHSIS) and adult individual attachment was measured using the Experiences in Close Relationship Scale - Short Form. A total of 247 firstborn boys and girls aged 18-25 years participated in this study. Using the ANOVA analysis method, it can be proven that there are significant differences in the intention to seek professional mental health assistance, with the fearful attachment type having the highest intention.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library