Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian P. Moeliono
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kilis, Grace
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak perceraian orangtua pada anak usia remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhi dampak perceraian tersebut. Hal ini menarik untuk diketahui karena fenomena perceraian yang semakin meningkat di Indonesia dan kompleksitas dampak perceraian orang tua pada anak, serta kerentanan masa remaja terhadap perceraian orang tua. Penelitian yang dilakukan terhadap dua orang partisipan ini menggunakan pendekatan kualitatif (studi kasus) Data yang telah berhasil dikumpulkan melalu wawancara mendalam (in-depth interview) dianalisis dengan menggunakan berbagai teori tentang perceraian, dampak perceraian orangtua pada anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi dampak perceraian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal perceraian, anak akan lebih merasakan dampak negatifnya tetapi seiring dengan beijalannya waktu ternyata perceraian juga mempunyai dampak positif bagi kehidupan individu yang mengalaminya. Beberapa dampak jangka pendek yang muncul adalah menolak perceraian yang terjadi; marah, benci dan menyalahkan orangtua; sedih; shock; masalah dalam hubungan sosial; bingung; malu; merasa kesepian; menyalahkan diri sendiri; benci kepada Tuhan; mengalami stres; prestasi akademik menurun; dan konflik loyalitas. Sedangkan dampak jangka panjang yang muncul adalah self-esteem rendah, takut mengalami kegagalan dalam hubungan cinta seperti pengalaman orangtua, menjadi lebih mandiri dan matang, serta mengambil prinsip-prinsip penting dalam hubungan cinta. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan bahwa dampak perceraian berbeda-beda bagi setiap partisipan yarig mengalaminya. Dampak perceraian tidak dapat digeneralisasikan karena faktorfaktor yang mempengaruhinya banyak dan kompleks; dan subjective meaning yang diberikan oleh masing-masing individu terhadap pengalaman perceraiannya berbeda. Keseluruhan faktor tidak berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi dalam mempengaruhi dampak perceraian. Kompleksnya faktor mempengaruhi dampak perceraian menunjukkan bahwa perceraian merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu kejadian tunggal semata. Faktor yang paling berpengaruh terhadap dampak perceraian pada partisipan A adalah perubahan-perubahan yang menyertai perceraian, sementara pada partisipan B adalah kesulitan ekonomi pasca perceraian. Penelitian kualitatif membutuhkan kemampuan wawancara dan observasi yang tinggi dalam rangka mendapatkan data yang bersifat dalam dan mendetail. Oleh karena itu, melatih diri untuk dapat melakukan penelitian kualitatif dengan baik merupakan hal yang sangat penting. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara juga dengan orangtua dan significant others yang tinggal bersama dengan partisipan guna mendapatkan gambaran tentang perceraian, dampak perceraian pada anak dan faktor-fakor yang mempengaruhinya lengkap dan jelas. Perbandingan dampak perceraian pada anak laki-laki dan perempuan merupakan topik yang menarik yang dapat diteliti pada penelitian selanjutnya.
2003
S3262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamphaus, Randy W
New York:: Pringer Science+Business Medi, 2005
155.413 93 KAM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Permasalahan anak / remaja terlantar perlu mendapat perhatian dan penanganan yang berkelanjutan. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) memberikan pelayanan bimbingan fisik,mental dan sosial serta bimbingan ketrampilan agar anak/remaja yang menjadi kelayan memiliki sikap percaya diri,memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk mampu mandiri secara sosial maupun ekonomi......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Hawari
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
612.65 DAD o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Susanti
Abstrak :
ABSTRAK
Fungsi orang tua adalah mengasuh anak. Meskipun pengertian orang tua meliputi ayah dan ibu, namun masyarakat umum seringkali menganggap peran orang tua dalam pengasuhan anak sinonim dengan peran ibu, yang secara tradisional berbeda dari ayah. Seiring dengan berjalannya waktu, pandangan tradisional tersebut mulai mengalami perubahan. Peran ayah dalam pengasuhan anak, baik secara psikologis mauan fisik, mulai diakui. Selain itu turut sertanya ayah dalam pengasuhan anak akan menguntungkan bagi orang tua dan anak. Lamb (1981) mengatakan turut sertanya ayah dalam pengasuhan akan membantu perkembangan kepribadian anak yang positif serta perkembangan peran sex dan identitas gender remaja putra dan putri. Bahkan Bigner (1994) menyebutkan anak yang kurang mendapat asuhan ayah akan mengalami kesukaran penyesuaian diri, perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial. Mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, kini banyak para ayah yang ikut terlibat dalam pengasuhan anak. La Rossa (1986 dalam Bigner, 1994) menyebutkan saat ini para ayah berusaha untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak igan anak-anak mereka. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tidak menghilangkan peran ayah sebagai pencari nafkah keluarga. Dunia pekerjaan tidak dapat dipisahkan dari diri ayah, tetap menjadi bagian dalam hidupnya. Parson (1954 dalam Benson, 1972) mengemukakan bahwa kehidupan pria dan kehidupan rumah tangga dapat dianggap sebagai dua aspek dari serangkaian peran yang sama.. Benson (1972) mengemukakan bahwa pekerjaan atau pendidikan pria penting dalam menentukan pola pengasuhannya sebagai seorang ayah. Hal-hal yang biasa dilakukan oleh ayah dalam melakukan pekerjaan ditransfer ketika berinteraksi dengan anak. Penelitian ini hendak melihat bagaimana pola asuh ayah dikaitan dengan jenis pekerjaannya. Jenis pekerjaan yang dikhususkan adalah pekerjaan sebagai tenaga pendidik ABRI. Masyarakat umum menganggap bahwa pola asuh ABRI terhadap anaknya cenderung autoritarian. Ott (1978, dalam Turner dan Heims, 1990) mengemukakan pendekatan autoritarian merupakan cara yang biasa diterapkan oleh ayah militer dalam menerapkan disiplin pada anak-anaknya. Akan tetapi, dapatkah disimpulkan bahwa tenaga pendidik ABRI juga mengasuh anaknya secara autoritarian. Karena, walaupun memiliki persamaan dengan ABRI umumnya, namun mereka juga berperan sebagai pendidik orang dewasa seperti layaknya guru/pengajar di lembaga pendidikan. Tenaga pendidik ABRI sendiri berdasarkan jenis tugasnya dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu guru militer dan instruktur. Guru militer lebih banyak memberikan materi yang sifatnya teori, pekerjaan mereka lebih bersifat konseptual, sedangkan instruktur lebih banyak bekerja di lapangan untuk mengajarkan praktek/ketrampilan yang sifatnya praktis. Untuk melihat pola asuh ayah yang bekerja sebagai tenaga pendidik ABRI digunakan alat berbentuk kuesioner berisi 39 item yang terdiri dari 15 item menggambarkan pola asuh autoritatif, 12 item menggambarkan pola asuh autoritarian, dan 12 item menggambarkan pola asuh permisif. Hasil penelitian menunjukkan ayah yang bekerja sebagai tenaga pendidik ABRI lebih autoritatif dibandingkan permisif dan autoritarian dalam mengasuh anaknya. Selain itu dalam penelitian ini juga tidak dilihat perbedaan yang signifikan dalam pola asuh autoritatif, autoritarian, dan permisif antara tenaga pendidik yang guru militer dan tenaga pendidik yang instruktur. Perhitungan nilai rata-rata subyek berdasarkan perbedaan karakteristik data kontrol yaitu jenjang kepangkatan, jumlah anak, dan pendidikan umum, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada pola asuh autoritatif, permisif dan autoritarian, kecuali pada pembagian kelompok subyek berdasarkan perbedaan usia. Hasil yang tidak signifikan dari penelitian ini mungkin dapat disebabkan karena banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi pola asuh, bisa juga karena alat ukur yang digunakan belum menggambarkan aspek pengasuhan secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran terutama ditujukan untuk mengontrol hal-hal lain yang mempengaruhi pola asuh dan menggunakan alat ukur lain yang sebelumnya telah diuji coba sebelum penelitian, agar dapat mengganti item yang tidak baik.
1997
S2733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Nabila
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku higiene menstruasi pada siswi SMP Negeri 141 Jakarta tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di SMP Negeri 141 Jakarta pada Juni 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 201 responden. Perilaku higiene menstruasi sebagai variabel dependen, sedangkan pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana higiene menstruasi di sekolah, keterpaparan informasi mengenai menstruasi, dukungan guru, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh reponden dan dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil proporsi tertinggi terdapat pada kelompok siswi yang memiliki perilaku higiene menstruasi buruk sebesar 82,6%, pengetahuan yang rendah sebesar 95,5%, sikap negatif sebesar 50,7%, ketersediaan sarana higiene mentruasi di sekolah lengkap sebesar 79,1%, kurang terpapar informasi mengenai menstruasi sebesar 92,5%, kurang dukungan guru sebesar 62,2%, dan cukup dukungan teman sebaya sebesar 79,1%. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku higiene menstruasi. Hasil penelitian menyarankan untuk menjalin kemitraan antara sekolah dengan fasilitas kesehatan setempat untuk memberikan promosi kesehatan dengan metode penyuluhan dan konseling yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. ......This study aims to determine the factors associated to menstrual hygiene behaviors among female students at SMP Negeri 141 Jakarta in 2020. This research is a quantitative study with cross-sectional methods by primary data which is conducted at SMP Negeri 141 Jakarta in June 2020 with a total sample of 201 respondents. Menstrual hygiene behaviors is the dependent variable, while knowledge, attitudes, availability of menstrual hygiene facilities at school, information exposure about menstruation, teacher support, and peer support are the independent variables. The data used is the results of self-administered online questionnaires and analyzed by chi-square test. Based on analysis, it is found that the highest proportion in the group of students who had bad menstrual hygiene behaviors is 82,6%, low knowledge 95,5%, negative attitudes 50,7%, the availability of complete menstrual hygiene facilities at school 79,1%, lack of information exposure about menstruation 92,5%, lack of teacher support 62,2%, and enough of peer support 79,1%. There is a significant relationship between knowledge and attitude with menstrual hygiene behaviors. The results of the study suggest to establish partnerships between schools and local health facilities to provide health promotion in the form of lecture and counseling conducted by health workers.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Farida E.
Abstrak :
Panti asuhan sebagai badan yang memberikan substitutive service menjadi tempat tinggal alternatif bagi anak-anak terlantar. Panti asuhan memiliki ruang-ruang semipublik yang terbatas untuk anak yang jumlahnya banyak sehingga terjadi berbagai persoalan dalam berkegiatan di dalamnya. Kajian teori menunjukkan bahwa dalam kegiatan bertinggal, manusia berusaha membangun ikatan positif dengan hunian yang berujung pada pemaknaannya sebagai home. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemaknaan itu, apakah panti asuhan telah dimaknai sebagai home oleh anak-anaknya dan bagaimana makna tersebut terjadi atau tercapai. Hasil analisis menunjukkan parameter home hadir dalam Panti Asuhan Vincentius Putri. Sebagian besar anak menanggap panti asuhan sebagai home. Kehadiran home itu sendiri tidak lepas dari bagaimana mereka menggunakan ruang-ruang dalam panti asuhan. ......Orphanage is an institution that provides substitutive service and shelter for abandoned children. The rooms in orphanage are semipublic and limited compared to large numbers of orphans, causing numerous problems to do daily activities. Theoretical studies showed that human basically tries to build a positive bond with his shelter. This bonding leads to deeper meaning in the residence, as home. Therefore, the purpose of this study is to determine how far the conception of orphanage as home by the orphans and how the conception is achieved. The results show most of parameters present in Panti Asuhan Vincentius Putri. Most of orphans perceive orphanage as a home. The presence of home can not be separated from how they use space in this orphanage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>