Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irvan Rustam
Abstrak :
Tembaga Penguatan Terdispersi. Alumina merupakan material yang mampu mengatasi rendahnya berbagai karakteristik kekuatan logam murni tembaga tanpa mengurangi sifat konduktifitas listrik maupun panasnya secara berarti. Dalam temperatur yang relatif tinggi pun, material ini mampu mempertahankan karakteristik yang telah terbentuk tersebut dengan cukup memuaskan. Produksi material ini dikembangkan dengan proses metalurgi serbuk, Namun proses ini masih memiliki kendala "klasik" yang sukar dihindari, yaitu tingginya porositas yang dikandung. Oleh karenanya, penelitian tentang penguruh kondisi vakum saat kompaksi ini dilakukan, dengan harapan dapat didasari jalan keluar mengatasi kendala di alas. Bersamaan dengan itu, juga dilihat penguruh keefektifan kondisi tersebut terhadap beberapa variasi temperatur sinter. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa, ternyata kondisi vakum saat kompakiri selain mampu mangurangi kandungan porositas produk: juga menurunkan gaya tekan optimal kompaksi, yang juga berati terjadi penghematan energi produksi bila diproduksi secara massal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Widayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi reaksi Pembakaran yaitu pada suhu berapa dan dalam waktu berapa lama senyawan aluminium dibakar menjadi alumina yang baik untuk adsorben pada TLC, dalam hal ini adalan y-alumina. Pada penelitian ini dilakukan pembakaran pada suhu yang sama yaitu suhu 900 derajat C berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan analisis TS-DTA dari kedua Jenis senyawaan aluinunium Sedangkan waktu pambakaran yang diakukan divariasi untuk kedua senyawaan aluminium, dimana Untuk ammonium alum di lakukan pembakaran yang sedikit lebih lama dibandingkan dengan aluminium hidroksida.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Wangsamulia
Abstrak :
Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan oleh pemerintah telah menaikkan permintaan masyarakat akan LPG. LPG merupakan hasil pencairan hidrokarbon fraksi C3 dan C4 yang berasal dari minyak dan gas bumi yang merupakan sumber yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan akan LPG tersebut mulai dikembangkan sumber energi alternatif seperti minyak nabati yang mengandung trigliserida yang mirip dengan komponen penyusun minyak bumi. Penelitian sebelumnya telah berhasil merengkah minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis alumina dengan yield fraksi C3 dan C4 sebesar 2,12% dan 11,53%. Pada penelitian ini, CPO diganti dengan minyak jarak pagar semi mulus (Straight jatropha oil-SJO). SJO merupakan minyak yang non-edible karena sifatnya beracun sehingga pemanfaatannya sebagai sumber bahan bakar alternatif tidak akan bertentangan dengan kebutuhan pangan manusia seperti pada pemanfaatan minyak nabati lain. Di samping itu, SJO memiliki jumlah ikatan tak jenuh yang lebih banyak sehingga akan lebih mudah direngkah jika dibandingkan dengan CPO. Perengkahan SJO dengan menggunakan katalis alumina (Al2O3) dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosferik secara tumpak dengan variasi suhu (320°C, 330°C, dan 340°C) dan rasio katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan gas chromatography, sedangkan produk cair yang diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas dan analisis FTIR. Penelitian yang dilakukan berhasil merengkah SJO yang ditunjukkan dari analisa FTIR di mana jumlah ikatan C=C bertambah sementara jumlah alkil (-CH3 dan =CH2), gugus ester (O - C=O), serta ikatan - (CH2)n - berkurang jika dibandingkan dengan kondisi awalnya. Perengkahan yang terjadi juga menaikkan densitas dari SJO sisa reaksi akibat adanya reaksi propagasi. Pada awalnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari SJO, namun dari hasil analisa GC diperoleh produk gas yang mayoritas berupa C4 dengan yield dan konversi yang tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme perengkahan SJO itu sendiri sekaligus menunjukkan bahwa reaksi perengkahan yang dilakukan selektif terhadap pembentukan C4. Hasil optimum diperoleh pada suhu reaksi 320°C dengan massa katalis/SJO = 1:100 setelah reaksi berlangsung selama 20 menit dengan yield C4 mencapai 70% dan konversi sebesar 64,1%.
Government's conversion program from kerosene to LPG makes the demand of LPG increase. LPG is product from natural gas and petroleum processing which are un-renewable energy and the amount is limited. It makes people starts to search alternative energy for substitute oil and natural gas such as natural oil whose has triglycerides that similar with component of oil and natural gas. Previously research success to synthesizing hydrocarbon of C3 ' C4 from crude palm oil (CPO) by catalytic cracking reaction using alumina with maximum result is 2,12% C3 and 11,53% C4. In this research, CPO is replaced by straight jatropha oil (SJO). SJO is non-edible so the usage for alternative energy won't compete for resources needed to grow food. Cracking of SJO already done both thermal or catalytic. The numbers of saturated bond in SJO is more than in CPO and it makes SJO easier to crack than CPO. Catalytic cracking reaction of SJO using alumina run in liquid phase, atmospheric pressure, and batch. The reaction was varied by cracking temperature (320°C; 330°C; 340°C) and catalyst/SJO mass ratio (1:75 ; 1:100). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it's density, IBP, and analyzed by FTIR. In this research, SJO cracking was proven by the increasing of C=C bond and decreasing of ('CH3 and =CH2) alkyl and '(CH2)n' bond , and increasing of ('CH3) alkyl in liquid product based on the FTIR analysis. SJO cracking also increase the density of liquid because of propagation reaction. The optimum research obtained by yield C4 = 70% and conversion C4 = 64,1% when reaction run at 320°C with ratio mass catalyst and SJO after the reaction run for 20 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Cahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Distribusi potensial pada daerah antar fase padat-cair telah banyak dipelajari dan telah melahirkan beberapa model distribusi potensial. Pengamatan yang dilakukan meliputi penataan muatan di dalam daerah antar fase dan pertukaran muatan dengan muatan yang berasal dari dalam badan cairan. Distribusi potensial dipengaruhi oleh elektrolit, suhu, permitivitas medium, gejala retardasi, dan relaksasi. Interaksi oksida logam denga fase air merupakan interaksi yang menarik, karena distribusi potensialnya dipengaruhi oleh harga pH.

Salah satu jenis oksida logam adalah aluminiun oksida atau alumina. Alumina biasanya diperoleh dari pemurnian bauksit yang banyak ditemui di Bintan, Bangka, dan Kalimantan Barat. Alumina juga dapat diperoleh dari kaolin yang bisa didapat di Belitung dan Bangka.

Tujuan penelitian ini adalah mencoba mendapatkan model distribusi potensial beberapa alumina. Model tersebut diperoleh setelah mendapatkan data potensial permukaan, potensial bidang Helmholtz dalam, potensial bidang Helmholtz luar dan potensial zeta. Nilai Potensial zeta tidak dapat diperoleh karena kondisi percobaan yang diasumsikan tidak terpenuhi.

Model distribusi potensial yang diperoleh bervariasi untuk setiap alumina dan dapat digunakan untuk menentukan kemampuan setiap alumina untuk adsorpsi, koagulasi, dan flotasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Susana
Abstrak :
ABSTRAK
Alumina, A1203 banyak digunakan dalam penanganan masalah limbah yaitu sebagai adsorben dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai kegunaan A1203 untuk mengadsorpsi senyawa-senyawa kimia. A1203 biasanya diperoleh dari mineral bauksit. Bahan mineral lain yang juga mengandung senyawaan aluminium adalah kaolin. Kaolin merupakan bahan mineral lempung (clay), banyak digunakan di industri kertas, industri karet, industri keramik dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh A1203 dari bahan baku kaolin dan kemudian digunakan untuk mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion H2F04.

Proses yang digunakan untuk memperoleh A1203 dan kaolin adalah proses asam dan asam yang digunakan adalah HC1. Kaolin direfluks selama 2 jam, filtratnya kemudian dipisahkan dari pengotor lalu dijenuhkan sampai terbentuk kristal PlC131 Kristal mi setelah direkristalisasi kemudian dikalsinasi pada suhu 600 0 C dan 900°C dan didapatkan A1203 dengan struktur kristal yang berbeda.

A1203 pada pemanasan 600°C berbentuk amorf sedangkan A1203 pada pemanasan 900°C terdiri dari η-Al203 keduanya mampu mengadsorpsi ion Cu 2+ dalam larutan Cu amoniakal dan ion H 2PO 4 . dsorpsi maksimum Al203 600°C untuk ion Cu 2 terjadi pada pH 11 sebesar 68,94 7. dan 12O3 900 0 E pada pH 7 sebesar 76,47 7.. Sedangkan untuk ion H 2PO 4 , adsorpsi maksimum Al2O3 600°C berada pada pH 3 sebesar 99,2 7. dan 70,8 7. dengan Al 2 O 3 900°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresye Utari
Abstrak :
Alumina (A12O3) memiliki kemampuan yang rendah untuk mengadsorpsi senyawa organik non polar. Permukaan Y-alumina dapat dimodifikasi dengan surfaktan Sodium Dodesyl Sulfate (SDS) untuk membentuk admisel dan aplikasikannya sebagai penyerap benzena. y-Alumina disintesis dan campuran kaolin dan (NH4SC4)SO 1:4. Nilai CAC (Critical Admicelle Concentration), CMC (Critical Micelle Concentration), konsentrasi admisel optimum dan pH optimum ditentukan dari kurva isoterm adsorpsi SDS pada alumina. Karakterisasi y-alumina dilakukan dengan metoda analisis XRD, pembentukan admisel dengan metode BET dan FT-IR. Nilai CAC dan CMC terjadi pada konsentrasi SDS 3 mM dan 6 mM, dengan pH optimum 3. Uji Adsorpsi benzena mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich. Peningkatan koefisien partisi benzena menunjukkan, bahwa benzena teradsolubilisasi pada daerah core dalam admisel. Benzena teradsolubilisasi pada admisel sebesar 88,13 %.
2005
SAIN-10-3-2005-8
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Endritasari
Abstrak :
Alumina aktif (Al3O;) merupakan Salah satu jenis desiccnnr yang banyak digunakan unluk mengadsorp uap air pada gas, karena memiliki struktur yang kuat, luas permukaan besar (200-400 mg/g), Lidak mudah terdaklivasi oleh senyawa organik, dan dapat diregenerasi pada temperatur relatif rendah (250-350°C). Pada penelitian ini dilakukan proses Bayer unluk mcnghasilkan alumina aktif dari bauksit Bintan dcngan langkah ulama preparasi bijih bauksit, ekstraksi aluminium hidroksida (Al(0l-l)3), presipitasi aluminium hidroksida, dan kalsinasi aluminium hidroksida agar terbentuk alumina aktif.

Salah satu faktor yang mempcngaruhi kualilas dan kuantitas dari aluminium hidroksida clan alumina aktif adalah temperatur presipitasi. Oleh sebab itu dalam pcnelilian ini dilakukan variasi temperatur presipitasi.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa aluminium hidroksida berbcntuk kristal bayer-ire pada tcmperatur presipitasi 27°C (temperatur kamar) dan berbcntuk kristal gibbsite pada temperarur presipiiasi 80°C Diantara kedua temperalur tcrsebul bayerile dan gibbsire yang lerbcntuk memiliki Lingkal kristalinitas yang lebih rendah, dimana semakin rcndah tingkat kristalinitasnya, jumlah aluminium hidroksida yang lerpresipilasi semakin banyak, dan puncaknya tcrdapal pada lempcratur prcsipilasi 60°C, dimana % ckstraksi aluminium hidroksida dari bauksil mencapai 87.03% Alumina aktif yang memenuhi kritcria sebagai desiccrmr bcrdasarkan luas permukaannya dihasilkan dari kalsinasi lerhadap aluminium hidroksida yang dipresipitasi pada temperatur kamar, 40°C dan 80°C, dimana ketiga alumina aklif tersebut bcnurut-tumt memiliki luas permukaan sebesar 349,3 ml/g, 2502 ml/g dan 234.7 m2/g, dengan % ekstraksi bemirul.-lurut sebesar l6,38%, 36,4% dan 25,9%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Wahyu Purwanto
Abstrak :
y-alumina (AL2O3) is one of catalyst support widely used in cotalytic process. From technological aspect, producing y-alumina bauxite is not a new technology, moreover, Indonesian bauxite reserves as its raw material is huge. This research consists of bauxite digestion using Bayer method gibbsite precipitation using neutralization of sodium aluminate by C01 method hydrothermal process for transforming gibbsite to boehmite, and boehmite calcination to produce y-alumina. The result shows the total extraction percentage of 7'-alumina is 51.52 %. The XRD characterization which is also supported by FTIR characterization shows that precipitation product is bayerite, hydrothermal process has transformed bayerite to boehmite, and calcination product is y-alumina. The surface area of y-alumina produced at calcination temperature 550, 675, and 800 are 52, 43, and 43 m2/g, respectively. SEM characterieation indicates fibrous shape of boehmite morphology. The XRF characterization shows impurities found in bayerite and boehmite are Fe, Si, Ti, and S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-346
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yulianiza
Abstrak :
ABSTRAK
Penyangga katalis NiMo yaitu alumina, alumina-zeolit HY dan alumina-silika dengan variasi massa zeolit dan silika telah berhasil disintesis, selanjutnya dilakukan impregnasi katalis logam NiMo ke dalam penyangga katalis dengan menggunakan metode impregnasi basah. Karakterisasi katalis dilakukan dengan TGA, adsorpsi nitrogen, uji kekuatan mekanik (crushing strength), XRD, dan XRF. Hasil dari karakterisasi TGA menunjukkan dekomposisi katalis bervariasi dari satu hingga tiga kali. Karakterisasi dengan adsorpsi nitrogen menunjukkan bahwa katalis NiMo/ alumina-zeolit HY (kandungan zeolit HY 10 %) memiliki luas permukaan paling tinggi (268 m2/g) sedangkan katalis NiMo/alumina-silika (kandungan silika 5 %) memiliki nilai volume pori paling tinggi (0,52 cc/g) dan katalis NiMo/alumina memiliki distribusi ukuran pori paling tinggi (46 Å). Seluruh katalis memiliki nilai uji kekuatan mekanik (crushing strength) diatas 5. Karakterisasi menggunakan XRD menunjukkan bahwa fasa alumina pada katalis sudah menjadi fasa gamma (γ) terbukti dengan adanya puncak pada 2θ = ±37,9˚, ±46,2˚, dan ±67˚. Karakterisasi dengan XRF membuktikan bahwa katalis mengandung komponen penyangga maupun katalis yaitu aluminium, fosfor, silika, nikel dan molibdenum. Uji aktivitas katalis dilakukan pada reaksi hidrodemetalisasi nikel dan vanadium dalam fraksi diesel. Hasil karakterisasi dengan ICP-OES menunjukkan bahwa katalis NiMo/alumina-silika (kandungan silika 5 %) merupakan katalis yang dapat menghilangkan logam nikel paling banyak yakni sebesar 97,6 % sedangkan katalis NiMo/alumina merupakan katalis yang dapat menghilangkan logam vanadium paling banyak yakni sebesar 98 %.
ABSTRACT
NiMo catalyst supports which were alumina, alumina-zeolite HY and alumina-silica with mass variation of zeolite and silica were successfully synthesized, next was impregnation process of NiMo catalyst into catalyst supports by used wet impregnation method. Characterization of catalysts were performed by TGA, nitrogen adsorption, crushing strength’s test, XRD, and XRF. Result from characterization by TGA showed that catalysts’s decomposition occured from once to three times. Nitrogen adsorption characterization showed that NiMo/alumina-zeolite HY (HY zeolite’s composition : 10 %) catalyst had highest surface area (268 m2/g) while NiMo/alumina-silica (silica’s composition : 5 %) catalyst had highest pore volume’s value (0,52 cc/g) and NiMo/alumina catalyst had highest pore’s distribution (46 Å). All of catalysts had crushing strength’s value over five. Characterization by XRD showed that alumina phase in catalysts were gamma (γ) phase which were proved by the peak of 2θ = ±37,9˚, ±46,2˚, and ±67˚. Characterization by XRF proved that composition of catalyst supports and catalysts were aluminium, fosfor, silica, nickel, and molybdenum. Activity test of catalysts were tested on hydrodemetallization of nickel and vanadium reaction in diesel fraction. Characterization result by ICP-OES showed that NiMo/alumina-silica (silica’s composition : 5 %) catalyst was catalyst to remove most of all nickel metal (97,6 %), while NiMo/alumina catalyst was catalyst to remove most of all vanadium metal (98 %).
2015
S60386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Marzuki
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada pengaruh komposisi berat alumina-silika terhadap kualitas refraktori dalam pembuatan bahan dielektrik polar Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf. Tiga jenis refraktori yang dihasilkan dari slip alumina-silika dan disinter pada 1550 °C adalah A, B, dan C dengan komposisi persen berat masing-masing 32/68, 68/32 dan 73/27. Refraktori ini digunakan dalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf yang bahan dasarnya adalah BaCO3, TiO2 dan PbCO3-. Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf diperoleh dengan meleburkan Ba0,2Pb0,8TiO3 pada temperatur 1460 °C yang diikuti quenching dengan nitrogen cair pada kondisi superdingin. Kualiats refraktori didalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf diuji dengan menggunakan XRD, SEM-EDAX, TMA, teknik Archimedes, dan XRF yang memberikan komposisi fasa, struktur mikro dan kimia unsur, ekspansi termal, densitas dan porositas, dan komposisi unsur. Pengaruh sintering memberikan densitas untuk A paling kecil sedangkan porositasnya sebesar 20,7591 % dimana hasil ini termasuk didalam rentang porositas refraktori industri. Sementara refraktori B dan C memiliki porositas masing-masing 39,5119 dan 45,7598. Penetrasi Ba0,2Pb0,8TiO3 kedalam seluruh permukaan refraktori B dan C sesuai dengan jalur pori terbuka yang saling berhubungan yang mereka miliki. Penetrasi pada refraktori A terjadi hanya pada permukaan dengan ketebalan sekitar 0,1 mm, hal ini karena pori terbuka yang dimiliki tidak saling berhububngan. Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf mengandung banyak pengotor terutama Al dan Si yang juga merupakan unsur utama refraktori. Refraktori A adalah yang paling sesuai dalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf.
ABSTRACT
The Effect of wt. % compositions of alumina-silica on refractory quality in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making was studied. Three alumina-silica refractory were produced from slip of alumina and silica with weight percent ratios of 32/68, 68/32 and 73/27 for A, B, and C samples respectively, and sintered at 1550 °C for 2 hours. These refractory were used for making amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 which mixtures of BaCO3, TiO2, and PbCO3-. The glassy state of the amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 was obtained by heating at the melting point temperature of 1460 °C followed by quenching in liquid nitrogen media rapidly when the super cooled condition achieved. The quality of alumina-silica refractory in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making was examined by using XRD, SEM-EDAX, TMA, Archimedes technique, and XRF which provide phase composition, microstructure and microchemistry, thermal expansion, density and porosity, and substances composition. Effect of sintering on refractory results that A has 20.7591 % porosity which in accordance with industry refractory porosity range, whereas refractory B and C has 39.5119 and 45.7598 % porosity respectively. Thermal shock resistance of A was the lowest. Penetration of amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 in B and C throughout body's was due to the interconnected open pore channels but it was on interface (about 0.1 mm distance long) of A which contained independently open pores. Amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 contained many impurities especially Al and Si substances which the main substances of refractory. Refractory A was the most suitable in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>