Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Kusmiyati (2010) Comparasion of iles-iles and cassava tubers as a Saccharomyces cerevisiae substrate fermentation for bioethanol production. Nusantara Bioscience 2: 7-13. The production of bioethanol increase rapidly because it is renewable energy that can be used to solve energy crisis caused by the depleting of fossil oil. The large scale production bioethanol in industry generally use feedstock such as sugarcane, corn, and cassava that are also required as food resouces. Therefore, many studies on the bioethanol process concerned with the use raw materials that were not competing with food supply. One of the alternative feedstock able to utilize for bioethanol production is the starchy material that available locally namely iles-iles (Amorphophallus mueller Blum). The contain of carbohydrate in the iles-iles tubers is around 71.12 % which is slightly lower as compared to cassava tuber (83,47%). The effect of various starting material, starch concentration, pH, fermentation time were studied. The conversion of starchy material to ethanol have three steps, liquefaction and saccharification were conducted using α-amylase and amyloglucosidase then fermentation by yeast S.cerevisiaie. The highest bioethanol was obtained at following variables starch:water ratio=1:4 ;liquefaction with 0.40 mL α-amylase (4h); saccharification with 0.40 mL amyloglucosidase (40h); fermentation with 10 mL S.cerevisiae (72h) producing bioethanol 69,81 g/L from cassava while 53,49 g/L from iles-iles tuber. At the optimum condition, total sugar produced was 33,431 g/L from cassava while 16,175 g/L from iles-iles tuber. The effect of pH revealed that the best ethanol produced was obtained at pH 5.5 during fermentation occurred for both cassava and iles-iles tubers. From the results studied shows that iles-iles tuber is promising feedstock because it is producing bioethanol almost similarly compared to cassava.
570 NBS 2:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Yamin
Abstrak :

Pertumbuhan kendaraan bermotor selama lima tahun terakhir mencapai 8.63% per tahun. Peningkatan jumlah kendaraan berdampak pada meningkatnya konsumsi bahan bakar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia masih tergantung pada sumber energi tak terbarukan. Energi biomassa seperti bioetanol merupakan salah satu energi alternatif yang sedang dikembangkan. Penambahan bioetanol dan bensin tentunya akan mengubah properties bahan bakar, bahan bakar akan lebih sulit terbakar dengan sendirinya sehingga tekanan yang dihasilkan dalam ruang bakar akan lebih konsisten. Studi ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh sebaran data tekanan terhadap rata – rata nya (COV) pada penambahan 5% (E5), 10% (E10) dan 15% (E15) bioetanol terhadap kinerja mesin seperti BHP, Torsi, SFC dan IMEP dan heat release. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai COV terkecil diperoleh sebesar 1.49% yang dihasilkan pada campuran E15 pada putaran 8500 rpm. Penurunan COV memberikan dampak pada proses pembakaran yang lebih konsisten sehingga proses pembakaran lebih baik, hal ini ditunjukkan dengan turunnya nilai SFC, meningkatnya heat release, penurunan emisi gas CO dan HC serta peningkatan emisi gas CO2 dan O2.


The growth of motor vehicles over the past five years has reached 8.63% per year. Increasing number of vehicles has an impact on increasing fuel consumption. This condition shows that Indonesia is still dependent on non-renewable energy sources. Biomass energy such as bioethanol is one of the alternative energies being developed. The addition of bioethanol and gasoline will certainly change the fuel properties, the fuel will be more difficult to self-ignite so the pressure generated in the combustion chamber will be more consistent. This study was conducted to analyze the effect of the distribution of pressure data on its average (COV) at the addition of 5% (E5), 10% (E10) and 15% (E15) bioethanol to engine performance such as BHP, Torque, SFC and IMEP and heat release. The results of the study show that the smallest COV value is obtained at 1.49% which is produced in the E15 mixture at 8500 rpm. Decreasing COV has a more consistent impact on the combustion process so that the combustion process is better, this is indicated by a decrease in SFC values, increased heat releases, reduced CO and HC gas emissions and increased CO2 and O2 gas emissions.

2019
T54192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail Bagus Setyawan
Abstrak :
Gasifikasi merupakan salah satu thermal-treatment yang dapat dilakukan untuk mengolah biomassa menjadi energi. Syngas merupakan produk utama dari proses gasifikasi, tetapi gasifikasi juga menghasilkan tar yang dapat mengganggu kesehatan manusia, lingkungan maupun peralatan berbahan bakar syngas. Untuk mengurangi kandungan tar, dilakukan modifikasi dalam gasifier dengan menambahkan inlet udara tambahan. Pendekatan model numerik yang digunakan di penelitian ini adalah pemodelan representatif partikel. Dalam penelitian ini, terdapat 2 model yang diusulkan untuk mengkarakterisasi gasifier: gasifier dibagi menjadi 2 kuasi-reaktor (model 1), dan inlet udara primer dan sekunder diasumsikan menjadi satu inlet udara (model 2). Variabel bebas yang digunakan adalah kondisi awal region konveksi campur dan equivalence ratio (ER). Dari hasil penelitian ini, fenomena yang dapat ditangkap di model 1 adalah persebaran temperatur, komposisi partikel, perubahan komposisi syngas terhadap ER dan komposisi tar dalam syngas, sedangkan fenomena yang dapat ditangkap di model 2 adalah komposisi syngas dengan standar deviasi 8,51. Penambahan densitas inlet udara yang berubah terhadap temperatur di kondisi awal region konveksi campur cocok digunakan untuk permodelan gasifier. Kandungan CO dan H2 mengalami peningkatan sedangkan kandungan CO2, CH4 dan H2O mengalami penurunan saat ER dinaikkan. Hasil penelitian menunjukkan model 1 perlu dievaluasi lebih lanjut agar dapat menghasilkan komposisi syngas yang lebih akurat. ......Gasification is one of thermal treatments that could convert biomass into energy. Syngas is the main product of gasification, but gasification also produces tar that could harm human health, environment, and syngas-fuelled equipment. To decrease tar content in syngas composition, modification is done to gasifier by adding secondary air inlet. The numerical approach used in this research was representative particle model (RPM). There were 2 proposed models to characterize gasifier: gasifier was divided into 2 quasi-reactors (model 1), and air inlets were assumed as just one air inlet (model 2). The independent variables were initial conditions of mixed convection region, and equivalence ratios (ER). The results showed model 1 could simulate gasification phenomena, as in temperature distribution, particle composition, change in syngas composition to ER and tar content, while model 2 could simulate the phenomenon as in syngas composition with standard deviation of 8.51. The addition of temperature-dependent air inlet density in gas species mass balance was found suitable for modelling gasifier. The research found CO and H2 contents were increasing, while CO2, CH4 and H2O contents were decreasing as the increase of ER. The research concludes model 1 needs to be further evaluated to approach syngas composition more accurately.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sartopo
Abstrak :
ABSTRAK
Di dalam upaya menjaga kesinambungan kegiatan industri perkayuan yang berwawasan lingkungan di Kalimantan Selatan, dirasa perlu untuk mendaurulangkan limbah industri. khususnya industri perkayuan. Ternyata saat ini masih perlu ditingkatkan pengelolaan sumber daya alam hutan dilaksanakan berdasarkan penglihatan lingkungan.

Oleh karena itu dalam rangka pengembangan industri perkayuan dan dalam upaya menyediakan energi nonkonvensional perlu dipilih suatu teknologi yang tepat, agar dapat membantu mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Salah satu teknologi pemanfaatan limbah sebagai energi alternatif adalah teknologi gasifikasi.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat minat dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat Para pengusaha industri kayu untuk memanfaatkan limbah kayu sebagai energi melalui gasifikasi. Berkaitan dengan tujuan tersebut di atas dilakukan penelitian terhadap 20 perusahaan kayu di Kalimantan Selatan yang terdiri dari 12 perusahaan HPH dan 8 perusahaan non HPH.

Untuk mendapatkan data primer dan sekunder, dalam penelitian ini digunakan cara-cara : observasi terbatas di perusahaan-perusahaan kayu, mengadakan wawancara kepada para pengusaha dan mengisi kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara cak dan sederhana.

Pengukuran minat dilakukan dengan dua model, model pertama diukur dengan lima kriteria persepsi yaitu harga energi yang digunakan, harga energi alternatif (gasifikasi), besarnya investasi untuk energi alternatif (gasifikasi), informasi teknologi gasifikasi, dan kemudahan investasi bagi para pengusaha. Sedangkan model kedua minat diukur dengan tujuh kriteria persepsi yaitu kriteria yang disebut di atas ditambah dengan kesadaran lingkungan para pengusaha, dan kesetiakawanan sosial para pengusaha.

Hasil pengolahan dari kedua model tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat minat para pengusaha termasuk kategori sedang.

Data dianalisis dengan menggunakan model regresi linier di mana sebagai variabel tak bebas adalah minat sedangkan variabel bebasnya menggambarkan status perusahaan, sumber modal perusahaan, lama pengoperasian, sumber energi yang digunakan dalam proses produksi, volume produksi, dan jenis produksi.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa :

1. Status perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;

2. Sumber modal perusahaan menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;

3. Lama pengoperasian perusahaan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;

4. Sumber energi yang dipergunakan tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat;

5. Volume produksi, bila minat diukur dengan lima kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah hanya perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 per tahun. Sedang bila minat diukur dengan tujuh kriteria maka yang menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat adalah perusahaan dengan volume produksi antara 6000 - 12.000 m3 dan di atas 120.000 m3 per tahun.

6. Jenis produksi yang dihasilkan, bila minat diukur dengan lima kriteria maka jenis produksi tidak menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat, sedangkan bila minta diukur dengan tujuh kriteria maka produksi kayu gergajian dan kayu lapis menunjukkan hubungan pengaruh terhadap minat.

Dari studi ini juga menunjukkan bahwa minat para pengusaha yang hanya dilihat dari pandangan teknis ekonomis menghasilkan faktor-faktor yang berpengaruh jauh lebih kecil dari pada jika minat menyertakan juga kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial para pengusaha. Oleh karena dalam pengambilan keputusan investasi untuk teknologi gasifikasi ini perlu menyertakan pertimbangan-pertimbangan kesadaran lingkungan dan kesetiakawanan sosial.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremia Donganta Pascal
Abstrak :
Adanya perkembangan teknologi dan infrastruktur maupun sektor lainnya menyebabkan menaiknya tingkat kebutuhan energi, terkhusus energi listrik. Salah satu sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi listrik adalah batubara. Indonesia termasuk negara penghasil batubara terbesar di dunia. Namun, pada umumnya batubara hasil tambang Indonesia adalah batubara dengan peringkat rendah atau dikenal sebagai batubara lignit. Batubara lignit baik digunakan sebagai bahan bakar dalam industri PLTU karena memiliki kandungan sulfur yang rendah sehingga dapat menghasilkan efisiensi pembakaran yang tinggi. Namun, sebelum dijadikan sumber bahan bakar untuk PLTU, batubara lignit harus melalui proses peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah dengan cara dikeringkan. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang tinggi di dalam batubara lignit sekitar 40-70 dari massa aslinya. Penelitian pengeringan batubara lignite berlangsung menggunakan sistem refrigerasi dan pemanas heater serta desain ruang pemanas menggunakan tambahan desain Fixed-Bed Reactor. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan variasi humidity ratio dan suhu pemanas. Pada penelitian ini, data yang didapat kemudian diolah sehingga diketahui pengaruh humidity ratio dan suhu pemanas terhadap nilai k konstanta laju pengeringan. Nilai k akan digunakan untuk desain pengeringan batubara di masa yang akan datang.
The existence of technological and infrastructure developments increases energy needs, especially electrical energy. Commonly, electrical energy can be obtained from natural resources such as coal. Indonesia is one of the largest coal producers in the world. However, most of coal that Indonesia can produce are low rank coal. There are two types of low rank coal, they are sub bituminous and lignite coal. Lignite coal can be used as a fuel in Electric Steam Power Plant Industries because it has low sulfur content which can produce high combustion efficiency. On the other hand, lignite coal must be upgraded with a drying process to reduce its moisture content the lignite coals moisture is about 40 70 from its total mass. Lignite Coal drying enhances the heating value. In this study, the dryer uses a refrigeration system and heater. The drying chamber is designed with an additional Fixed Bed Reactor. Lignite Coal drying is operated in two variations of air condition. The variations are humidity ratio and heating temperature of dryers air condition. Based on this research, all the data resulted will be used to find the influence of humidity ratio and the heating temperature on the drying rate and activation energy of low rank. The drying rate constant and activation energy value will be used for future drainage design of low rank coal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvandi Permana Arga Diputra
Abstrak :
Pemanfaatan Biomassa khususnya cangkang kelapa sawit sebagai sumber energy alternative masih kurang dieksploitasi. Teknologi fuidized bed combustor merupakan teknologi yang tepat untuk mengubah atau mengkonversi energy biomassa menjadi energi panas. Perlunya studi tentang karakteristik pembakaran dari cangkang kelapa sawit diperlukan untuk mendapatkan suhu maksimal dari sistem ini. Parameter yang menjadi pertimbangan yaitu variasi berat feeding ke dalam ruang bakar dan feed rate bahan bakar. Hasil eksperimental menunjukan bahwa pembakaran dengan menggunakan bahan bakar cangkang kelapa sawit mampu menghasilkan suhu maksimal 694OC. Hal ini menunjukkan bahwa cangkang kelapa memiliki potensi sebagai sumber bahan bakar alternative.
Biomass uses especially Palm Kernel Shell as an alternative energy still less. Fluidized Bed Combustor Technology is a perfect technology to convert biomass into heat energy. The Characteristic Study of Palm Kernel Shell Combustion is needed to get the maximum temperature from this system. The parameter that uses is the variation of feeding weight from palm kernel shell. The exsperiment shows that palm kernel shell can reach 694OC. this shows that palm kernel shell have a potential as an alternative fuel.
2011
S623
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadi
Abstrak :
Keterbatasan bahan bakar minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber energi alternatif. Dan yang paling memungkinkan untuk Indonesia adalah energi terbarukan seperti bioethanol yang dapat diperoleh dari tebu, gandum, umbi dan jagung. Tanaman tersebut dapat tumbuh subur karena iklim tropis Indonesia, namun masih rendahnya teknologi dan belum diproduksinya secara masal membuat produk bioethanol terkesan mahal. Oleh karenanya diperlukan teknologi sederhana yang dapat memproduksi ethanol berkadar rendah (low grade ethanol) menjadi tinggi, yaitu dengan destilasi. Dalam penelitian ini memanfaatkan hasil destilasi (distillate) alkohol berkadar rendah sebagai bahan bakar tambahan pada motor Honda Revo 100 cc berbahan bakar bensin. Pencampuran bioethanol dengan bensin dilakukan langsung pada saat pengkabutan di ruang venturi karburator melalui lubang main jet dan pilot jet. Variasi kadar bioethanol 80%, 85%, 90% dan 95% digunakan untuk mengukur prestasinya untuk dibandingkan power, emisi gas buang dan dianalisa pengaruh yang terjadi. ......The limited oil resource forces humans to seek for alternative energy sources. The most possible alternative for Indonesia is through renewable energy like bioethanol energy from sugar canes, wheats, roots, and corns. Those plants are fertile to be grown in Indonesian tropical climate, however the low technology and absence of massal production make the high cost for bioethanol production. Therefore, it needs simple technology for producing the low grade ethanol into the high grade, such as by distillation. This research uses the distillate of low grade alcohol as additional fuel on Honda Revo motorcycle 100 cc. Fuel mixing bioethanol and gasoline can be made immediately when sprayer in ventury chamber of carburator through main jet and pilot jet orifice. Distillate content of bioethanol 80%, 85%, 90% and 95% will be used to measure the performance then compared power, exhaust emission and analyzed on the occuring affects.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42048
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Isnaeni
Abstrak :
Among other industrialized countries, Japan represents a unique case for examination of the linkages of energy-environment-security. Since 1980 it has broadened the concept of its nati6 security to include non-military issues, which stresses energy security at the point. The I97C crisis altered the country's approach to energy security so that dependence on imports would] adversely affect its economic growth. Since the mid 1980s, however, when global environmental issues turned into an international political agenda, Japan's quest for energy security seems to, met another challenge. This paper assumes that Japan's institutional framework rely on pragmatic roles of economies, politics and technology rather than ideology, providing a foundation for flexibility in producing policies that address the intricate problems of environmental security.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
GJPI-8-2-MeiNov2006-56
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Aplianta
Abstrak :
In The Long Emergency, James Howard Kunstler brings up tremendous arguments on what and how the civilization of mankind will face in the future if it still persists to continue to rely on the rapidly diminishing supply of fossil fuel In his stance, the writer explains that energy problem is something more than meets the eye; it has greater impact upon the world in a way so common?yet unimaginable, beyond the old and traditional comprehension. In his multi-dimensional scope, Kunstler will take the readers off far a journey in exploring how terrible can the future of oil consuming-mankind be.
2006
GJPI-8-2-MeiNov2006-91
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sendy Agita
Abstrak :
Pemerintah Indonesia telah melakukan pembenahan sistem dan insfrastruktur kesehatan khususnya Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai provider BPJS untuk mengimplementasikan progam universal health coverage dalam SJSN. Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan tempat tidur di Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara dalam implementasi program SJSN. Metode penelitian yaitu penelitian operasional yang membuat estimasi dan proyeksi kebutuhan tempat tidur, Pendekatan kualitatif dengan indepth interview (wawancara mendalam) kepada informan tertentu juga dilakukan agar dapat gambaran strategi kebijakan. Hasil penelitian yaitu estimasi jumlah TT tahun 2013 antara ketersediaan TT dan kebutuhan TT mencukupi. Proyeksi jumlah TT tahun 2018 dan tahun 2023 yaitu kebutuhan TT meningkat tetapi ketersediaan kurang. Strategi kebijakan yaitu pemerintah daerah membangun RS tipe C dan akan mengembangkan Puskesmas Non Perawatan menjadi Puskesmas Perawatan. Hasil penelitian ini lebih lanjut diarahkan kepada pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow. .....The Indonesian government has to reform the health system and infrastructure in particular hospitals and health centers as providers BPJS for implementation universal health coverage program in the Social Security System. Research purposes to determine the bed needs in Bolaang Mongondow Regency North Sulawesi Province in SJSN program implementation. Research methods that operational research to make estimates and projected needs bed, qualitative approach with indepth interview to specific informants also done in order to overview policy strategy. The results are estimates of the number of beds in 2013 between the availability of beds and beds needs sufficient. Projected number of beds in 2018 and in 2023 the need for beds increased but the availability is less. Policy strategies that local governments establish hospitals type C and will develop PHC Non Care into Care PHC. Results of this study further directed to government Bolaang Mongondow Regency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>