Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astinah
Abstrak :
Latar belakang: C.albicans adalah jamur yang paling banyak ditemukan pada kegagalan perawatan saluran akar. Kemampuan C.albicans untuk bertoleransi terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, salah satunya dengan membentuk biofilm menjadi salah satu masalah dalam perawatan endodontik. Penggunaan irigan alami dengan kemampuan anti jamur yang baik, sebagai alternatif dari bahan sintetik, selama pembersihan dan preparasi saluran akar adalah sangat penting. Tujuan: Untuk menganalisa potensi aloe vera terhadap biofilm C.albicans. Metode: Biofilm C.albicans dibagi dalam 5 kelompok yaitu: kelompok I biofilm C.albicans tanpa perlakuan, kelompok II,III dan IV biofilm C.albicans yang diaplikasikan aloe vera 100 , 75 , 50 dan kelompok V diaplikasikan EDTA 17. Hasil: Nilai rerata koloni biofilm C.albicans kelompok aloe vera 100 , 75 dan 50 lebih tinggi dibandingkan dengan EDTA 17 , namun lebih rendah dibandingkan dengan kelompok biofilm tanpa perlakuan Kesimpulan: aloe vera terbukti mempunyai daya anti jamur terhadap biofilm c.albicans dan paling tinggi pada konsentrasi 75 ......Background: C. albicansas biofilm has a major role in endodontic treatment failure as the most important fungus isolated from the root canal system. Using alternative irigan with good anti fungal activity as other option from sintetic irigan, during cleaning and shaping root canal, is very important. Objective: To analyze anti fungal activity aloe vera against C. albicans biofilm. Methods: Biofilm C. albicans were divided into five groups Group I as biofilm C. albicans without application. Group II, III and IV with application aloe vera 100, 75 and 50 . Group V with EDTA 17 Result: Average colony biofilm C. albicans for aloe vera 100 , 75 and 50 higher than EDTA 17 but lower than control. Conclusion: It was concluded that aloe vera possessed anti fungal activity against C. albicans biofilm and highest on consentration 75
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Widyasari
Abstrak :
Nyeri payudara dan puting payudara merupakan salah satu keluhan ibu menyusui yang paling sering dan merupakan penyebab utama sehingga ibu tidak dapat memenuhi durasi menyusui dari target dalam menyusui dan berhenti menyusui lebih awal. Faktor yang mempengaruhi nyeri selama menyusui terdiri dari faktor biologis yang diakibatkan dari infeksi dan faktor anatomi yang diakibakan dari masalah posisi dan pelekatan saat menyusui, masalah anatomi bayi, dan bentuk atau ukuran puting yang tidak normal. Intervensi digunakan untuk mengatasi nyeri pada daerah payudara adalah melakukan terapi kompres dengan lidah buaya (Aloe Vera). Intervensi yang diberikan dilakukan pada selama 30 menit sehari dua kali yaitu pada pagi dan sore. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum yang mengalami nyeri pada daerah payudara selama menyusui dengan penerapan terapi kompres lidah buaya (Aloe Vera). Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah Puskesmas Pancoran Mas. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan skala nyeri dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan pasien merasa lebih nyaman. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu pasien. ......Breast and nipple pain is one of the most frequent complaints of breastfeeding mothers and is the main cause so that mothers cannot meet the breastfeeding duration of the target in breastfeeding and stop breastfeeding early. Factors that affect pain during breastfeeding consist of biological factors resulting from infection and anatomical factors resulting from position and attachment problems while breastfeeding, infant anatomy problems, and abnormal nipple shape or size. The intervention used to treat pain in the breast area is to apply compress therapy with aloe vera (Aloe Vera). The intervention was given for 30 minutes twice a day, in the morning and evening. This paper aims to analyze nursing care for postpartum mothers who experience pain in the breast area during breastfeeding with the application of aloe vera (Aloe Vera) compress therapy. This scientific work uses the case study method on one patient in the Pancoran Mas Health Center area. Evaluation of the intervention found that there was a decrease in the pain scale from moderate to mild using the Numeric Rating Scale and the patient felt more comfortable. The limitation of this study is that the intervention was only applied to one patient. Keywords: Aloe Vera, compress, pain, postpartum
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dennti Kurniasih MZ
Abstrak :
Diabetes mellitus menjadi ancaman serius bagi manusia. Kulit xerosis merupakan komplikasi diabetes mellitus yang sering terjadi. Pemberian pelembab pada kulit pasien diabetes mellitus perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi lanjutan. Belum ada penelitian yang menelaah manfaat aloe vera terhadap status hidrasi kulit xerosis penyandang diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelembab mengandung ekstrak aloe vera 5% terhadap status hidrasi kulit xerosis pasien diabetes mellitus. Penelitian ini adalah randomized controlled trial (RCT) double blinding dengan rancangan penelitian menggunakan time series design terhadap 93 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Setiap responden diukur status hidrasi stratum corneum sebelum diberikan aplikasi pelembab dan setelah diberikan aplikasi. Pengukuran posttest dilakukan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 7 hari kemudian. Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed rank test, independent t-test, dan Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai status hidrasi pretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun intervensi. Pelembab yang mengandung ekstrak aloe vera 5% secara signifikan meningkatkan status hidrasi kulit lebih tinggi dibandingkan pelembab kontrol. Pengamatan terhadap selisih nilai status hidrasi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi menunjukkan bahwa mean difference kelompok intervensi lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Pelembab yang mengandung ekstrak aloe vera 5% lebih efektif untuk perawatan kulit xerosis penyandang DM dan dapat menjadi pilihan terapi perawatan masalah kulit tersebut. ......Diabetes mellitus is a serious threat to humans. Xerosis is a skin complication of diabetes mellitus that often occurs. Giving moisturizers to the skin of patients with diabetes mellitus needs to be done to prevent further complications. There are no studies that examine the benefits of aloe vera on the xerosis skin hydration status of people with diabetes mellitus. This study aimed to determine the effect of moisturizers containing 5% aloe vera extract on the skin hydration status of xerosis patients with diabetes mellitus. This study was a double blinding randomized controlled trial (RCT) using time series design on 93 respondents with a sampling technique using consecutive sampling. Each respondent measured the hydration status of the stratum corneum before being given a moisturizing application and after being given the application. Posttest measurements were carried out 1 hour, 2 hours, 3 hours, and 7 days later. Data analysis using Wilcoxon signed rank test, independent t-test, and Anova. There were significant differences between the values of the pretest and posttest hydration status in both the control and intervention groups. Moisturizers containing aloe vera extract 5% significantly improve skin hydration status better than controls. Observations on the difference in the value of hydration status between control group and intervention group showed that the mean difference of the intervention group was greater than control group. Moisturizers containing aloe vera extract 5% are effective for xerosis skin care for patients with diabetes mellitus and can be a therapeutic choice for treating skin disorders.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Anita
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh pencekokan jus daun lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss. Tiga puluh ekor mencit dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu satu kelompok kontrol yang dicekok akuabides, dan empat kelompok perlakuan yang dicekok jus daun lidah buaya (Aloe vera L.) dengan konsentrasi pengenceran (jus daun lidah buaya murni: akuabides) (1:3), (1:2), (1:1) dan (1:0). Pencekokan dilakukan selama I siklus spermatogenesis (36 hari) berturut-turut dan pada hari ke-37 seluruh mencit percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi vertebrae servikalis, lalu dilakukan pembuatan sediaan histologi testis dengan metode parafin. Hasil uji statistik ANAVA (cc= 0,05) tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna yaitu pada jumlah sel spermatogonia A, sel spermatogonia B, spermatosit pakiten, diameter tubulus seminiferus, dan berat testis antara ke-5 kelompok perlakuan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Linggar Asfaningdyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian tentang pengaruh pemberian jus lidah buaya (Aloe vera Linn.) terhadap motilitas, viabilitas, jumlah spermatozoa dan keabnormalitasan spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss telah dilakukan di Laboratorium Reproduksi Jurusan Biologi FMIPA-UI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus Aloe vera secara oral terhadap motilitas, viabilitas, jumlah spermatozoa serta jumlah spermatozoa abnormal. Pencekokan dilakukan selama 36 hari berturut-turut. Mencit jantan berumur 2-3 bulan sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok eksperimen. Dosis pengenceran yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah berturut-turut: (jus murni: akuabides) 1:0; 1:1; 1:2 dan 1: 3. Sampel spermatozoa diambil dari kauda epididimis sampai vas deferens, kemudian dilakukan uji motilitas, viabilitas, jumlah dan keabnormalitasan. Uji statistik Kruskal Wallis diteruskan dengan uji perbandingan berganda secara bermakna pada a 0,05 menunjukkan bahwa pemberian jus Aloe vera menurunkan motilitas dan meningkatkan jumlah spermatozoa abnormal terutama cytoplasmic droplet, sedangkan viabilitas dan jumlah spermatozoa tidak berbeda diantara keempat perlakuan tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadilah
Abstrak :
Tanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill, atau Aloe vera Linn), sudah sangat akrab dengan masyarakat kita, karena tanaman ini sering dijumpai di haiaman rumah kita. Tanaman ini dibagi menjadi dua bagian dasar yaitu bagian gel dan latex. Gel lidah buaya merupakan bagian dalam daun lidah buaya yaitu daging daun yang berbentuk seperti jelly dan berwarna bening. Latex aloe vera umumnya disebut sebagai "juice Aloe", merupakan getah yang keluar dari sel perisiklik tepat di bawah kulit luar Aloe vera. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan diketahui bahwa salah satu zat aktif yang terkandung dalam tanaman ini, yaitu aloin yang bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk mengobati sakit lambung atau maag, mengatasi konstipasi dan berguna untuk mempercepat reaksi oksidasi etanol dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi aloin dan menganalisis kandungannya dalam getah tanaman Aloe vera yang di dasarkan atas analisis kualitatif dan kuantltatif, seperti ujl KLT, FT-IR, dan HPLC. Anaiisis ini dilakukan terhadap dua sampel hasil isolasi dengan dua metode yang berbeda. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa di dalam tanaman lidah buaya terdapat senyawa aloin, dan diketahui bahwa kadar aloin pada getah dengan menggunakan metode pertama (freeze-drying) sebesar ^,87%. Sedangkan kadar aloin pada getah dengan metode kedua (ekstraksi dengan etil asetat) lebih kecil yaitu 0,49%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tabir surya merupakan suatu sediaan kosmetik yang mengandung zat atau bahan yang dapat melindungi kulit sehingga sinar ultraviolet (UV) A dan B pada matahari tidak dapat memasuki kulit. Tanaman lidah buaya diperkirakan dapat digunakan sebagai tabir surya karena mengandung antraquinon atau aloin yang dapat mengabsorpsi sinar UV, menghambat aktifitas tirosinase, mengurangi pembentukan melanin dan kemungkinan hiperpigmentasi. Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan lidah buaya (Aloe vera L) dan uji stabilitas fisik formula gel lidah buaya sebagai gel tabir surya. Selain itu juga telah dilakukan uji aplikasi sediaan gel pada sukarelawan untuk membuktikan khasiat lidah buaya sebagai tabir surya dengan melakukan pengukuran terhadap indeks melanin. Formulasi sediaan gel tabir surya menggunakan getah dan lendir lidah buaya sebanyak 50% dan 10% cairan hasil penyaringan dari daging lidah buaya yang dihaluskan. Sediaan gel tabir surya dengan konsentrasi 5000 μg/ml memiliki serapan maksimum 1,57844 pada panjang gelombang 296 nm. Pengujian stabilitas fisik sediaan meliputi pengamatan warna, bau, pH, dan homogenitas selama penyimpanan 8 minggu. Sediaan stabil selama penyimpanan pada suhu kamar dan suhu rendah, sedangkan pada suhu tinggi sediaan menunjukkan perubahan warna pada minggu ke-6 dan ke-8. Pengamatan pH, viskositas, dan konsistensi menunjukkan adanya penurunan nilai pH, viskositas, dan konsistensi. Hasil pengukuran indeks melanin setiap 2 minggu selama 8 minggu pemakaian sediaan gel tabir surya menunjukkan adanya penurunan indeks melanin.
Universitas Indonesia, 2009
S32930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Armalia Iriano
Abstrak :
Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri penyebab penyakit periodontal. Aloe vera memiliki khasiat antibakteri karena kandungan senyawa fenol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri Aloe vera terhadap Porphyromonas gingivalis. Dilakukan metode ekstraksi maserasi dan infundasi terhadap Aloe vera untuk menarik senyawa aktif antibakteri. Uji antibakteri dilakukan dengan metode dilusi (KHM dan KBM) dan difusi (zona hambat). Hasil metode dilusi menunjukkan nilai KHM sebesar 70% dan tidak terdapat nilai KBM. Sedangkan, metode difusi menunjukkan zona hambat tertinggi sebesar 1,75 mm pada konsentrasi 90%. Kesimpulan, infusum lidah buaya mengandung senyawa aktif fenol, tanin dan antrakuinon serta memiliki sifat bakteriostatik dan tidak bersifat bakterisidal terhadap Porphyromonas gingivalis secara in vitro.
Porphyromonas gingivalis is the main etiologic agent of periodontal disease. Aloe vera has antibacterial effect because of its phenolic compound. The aim of this study is to investigate the antibacterial effectivity of Aloe vera on Porphyromonas gingivalis. The study was performed by extracting Aloe vera using maceration and infusion extraction methods in order to attract the antibacterial active compounds. The test method of the antibacterial effect was carried out by dilution method (MIC and MBC) and diffusion method (inhibition zone). The results of dilution method showed that MIC value was at 70% concentration while MBC value could not be determined. The largest inhibition zone of the diffusion method was 1,75 mm at 90% concentration. In summary, Aloe vera infuse contained antibacterial active compounds such as phenol, tannin and anthraquinone and showed bacteriostatic effect on Porphyromonas gingivalis, in vitro.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
R20-OB-446
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh medium ekstrak kulit daun lidah buaya (EKDLB) terhadap pertumbuhan mikroalga marga Chlorella Beijerinck. Penelitian bersifat eksperimental dengan meriggunakan rancangan acak lengkap terhadap 6 perlakuan yaitu medium Beneck (kontrol positif), akuades (kontrol negatif), EKDLB 25%, EKDLB 50%, EKDLB 75%, dan EKDLB 100%. Pengamatan dilakukan selama 30 hari. Hasil uji Friedman menunjuklcan adanya pengaruh medium EKDLB terhadap kerapatan Chlorella (sel/ml) (pada p>0,05). Hasil uji Dunnets menunjukkan rerata kerapatan Chlorella (sel/ml) berbeda nyata (p>0,05) dan sangat nyata (p>0,01) pada tiap perlakuan. Pertumbuhan Chlorella yang optimum pada medium EKDLB terdapat pada kultur dalam konsentrasi 25%. Kerapatan sel tertinggi (sebesar 16.618.750 sel/ml) pada saat peak dicapai oleh kultur dalam medium Beneck dan kerapatan sel terendah (sebesar 4.537.500 sel/ml) pada medium EKDLB 100%.
Growth of Chlorella Spp. on Lidah Buaya (Aloe vera Linn.) Leaves Extract Medium.Research on the effect of Lidah Buaya Leaves Extract Medium (LBLEM) to cell density of Chlorella spp had been done. Research was experimental research with complete random design to 6 treatments i.e Beneck Medium (positif control), aquadest (negatif control), 25% LBLEM, 50% LBLEM, 75% LBLEM, and 100%. LBLEM. Observation was done in 30 days. Friedman test showed there are the effect of LBLEM to cell density (cell/ml) (on p>0,05). Dunnets test showed that mean of Chlorella (cell/ml) cell density significant different on p>0,05 and p>0,01 on every treatment. Optimum growth of Chlorella is on 25% LBLEM. Highest cell density (16,618,750 cell/ml) on peak took place on Beneck, and the lowest one (4,537,500 cell/ml) take place on 100% LBLEM.
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-1-2004-25
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>