Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hanny Handiyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan waktu membersihkan ruangan dengan peningkatan jumlah mikroorganisme melalui aliran udara dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme di udara setelah ruangan dibersihkan. Hal ini penting sebagai salah satu upaya perawat mengontrol infeksi nosokomial dengan cara mengatur jadual kegiatan perawatan klien di rumah sakit. Lowbury, 1981, dikutip dari Pritchard, 1992 menyebutkan bahwa tindakan mengganti balutan sebaiknya dilakukan 30 menit setelah kegiatan pembersihan ruangan. Jadi tidak melakukan aktivitas di ruangan sesaat setelah ruangan dibersihkan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan jumlah koloni di udara sesaat setelah ruangan dibersihkan dibandingkan dengan jumlah koloni sebelum dibersihkan dan jumlah koloni pada udara setelah ruangan dibiarkan 15 menit setelah dibersihkan. Hal ini tedadi karena mikroorganisme dapat bergerak melalui aliran udara yang bergerak saat ruangan dibersihkan.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Reynaldo Hendrawan
Abstrak :
Pembakaran membara adalah pembakaran yang bersifat perlahan dan tanpa adanya nyala api. Penelitian mengenai pembakaran membara sudah cukup banyak dilakukan baik dalam keadaan normal maupun microgravity. Dari penelitian yang sudah dilakukan biasanya diperhatikan pola fingering atau perambatannya karena perambatan merupakan salah satu hal penting dalam pembakaran ini. Dalam penelitian ini, perambatan juga diperhatikan terutama untuk luas perambatan dan kecepatan rambat dari pembakaran yang terjadi pada Kertas Filter Whatman#42 dengan diberi variasi pada aliran udara yang mengalir pada ruang pembakaran alat uji yang berkisar antara 1 hingga 10 Liter Per Menit (LPM). Adaptasi dari penelitian yang sudah ada dilakukan serta menambahkan beberapa inovasi agar didapatkan hasil yang berbeda. Data hasil penelitian berupa luas pembakaran dan kecepatan rambat yang diolah berdasarkan rekaman video selama proses pembakaran berlangsung dan dari masing ? masing kecepatan aliran udara. Hasil dari penelitian ini adalah semakin menurunnya luas pembakaran seiring meningkatnya kecepatan aliran udara. Sehingga trennya adalah kecepatan aliran udara 1 LPM memiliki luas pembakaran yang paling besar dan kecepatan aliran udara 10 LPM memiliki luas pembakaran yang paling kecil.
Theres already some research about smoldering combustion either in normal condition or microgravity, meanwhile smoldering combustion itself is a slow, low temperature and flameless form of combustion. The previous research usually focused on fingering pattern and the propagation because it?s one of the most important thing in this kind of combustion. In this research, propagation also important especially area of propagation and spread rate of the combustion on Filter Paper Whatman#42 with different variations of gas flow starts from 1 LPM to 10 LPM and to achieve better outputs, there must be some innovations for this research. The data of this research are : area of propagation and spread rate which can be develop from video recording of propagation phenomenon inside combustion chamber. The final result of this research is that when the gas flow is higher than the area of propagation are getting smaller, so 1 LPM gas flow will have the biggest area of propagation while the 10 LPM gas flow will have the smallest area of propagation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Suryadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delian Kurniawan
Abstrak :
Proses dehumidifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar uap air di udara sehingga mengakibatkan kelembaban udara menjadi turun. Skripsi ini menjelaskan mengenai desain, analisa peforma dari setiap perubahan variable kecepatan aliran udara, kecepatan roda desiccant, dan variasi material penyerap dari rotary desiccant dehumidifier. Secara fisika peristiwa adsorbs disebabkan oleh ikatan van der waals dan gaya elektrostatik antara molekul adsorbate terhadap atom penyusun permukaan adsorbent. Luas permukaan dan polaritas permukaan merupakan sifat utama yang mempengaruhi daya adsorbsi dari material penyerap. Selain itu ukuran mikropori pada adsorbent juga menentukan kemampuan adsorbsi suatu adsorbent. Dengan demikian, semakin luas permukaan adsorbent maka kapasitas adsorbsi akan semakin besar. Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar kecepatan udara pada saluran proses dan regenerasi, maka semakin sedikit jumlah uap air yang dapat dibuang pada proses dehumidifikasi. Putaran roda desiccant berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan untuk proses adsorbsi dan desorbsi, dengan kata lain ketika kecepatan putar roda desiccant dibawah kecepatan optimum, proses adsorbsi dan desorbsi berlangsung terlalu lama sehingga banyak energy yang terbuang percuma sehingga mengakibatkan effectifeness dehumidifier menjadi lebih kecil. Dan jika putaran roda desiccant terlalu cepat maka residence time udara untuk dapat berdifusi di dalam roda desiccant menjadi lebih sedikit, hal ini menyebabkan proses adsorbsi dan desorbsi menjadi tidak maksimal sehingga akan juga mengurangi effectifeness dari dehumidifier. ......Dehumidification process is one way that can be used to reduce levels of moisture in the air causing the air humidity drops. This thesis describes the design, Performance analysis of each change of variable air flow rate, desiccant wheel speed, and absorbent material variation of the rotary desiccant dehumidifier. In physics adsorbs events caused by Van der Waals bonding and electrostatic forces between adsorbate molecules on the adsorbent surface constituent atoms. The surface area and surface polarity are key properties that affect the adsorption of absorbent material. Besides the size of the micropores in the adsorbent adsorbs also determine the ability of an adsorbent. Thus, the surface area of ​​the adsorbent the adsorption capacity will be even greater. From the experimental results it can be seen the greater the air velocity in the channel and the regeneration process, the less amount of water vapor that can be discarded at the dehumidification process. Desiccant wheel spin effect on the time required for the process of adsorption and desorb, in other words when the desiccant wheel rotational speed under optimum speed, and desorb adsorption process lasts too long so much wasted energy resulting effectifeness dehumidifier becomes smaller. And if the desiccant wheel spin too fast then the residence time for the air to diffuse in the desiccant wheel becomes less, this causes the adsorption process and desorbtion be maximized so that will also reduce effectifeness of the dehumidifier.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Diego Artala
Abstrak :
Menurut studi dari WHO pada tahun 2012, Indonesia berada pada peringkat ke 5 dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Kebutuhan akan inkubator yang portabel dan murah semakin meningkat. Oleh karena itu, perlu dibuat inkubator portabel dengan harga yang terjangkau serta cocok untuk iklim tropis di Indonesia. Dengan menggunakan prinsip grashof dapat dibuat inkubator yang pemanasnya bersumber dari lampu pijar dan dengan menggunakan sensor thermostat, panas dari inkubator tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Performa dari inkubator dengan menggunakan prinsip grashof ini memiliki kebergantungan erat dengan keadaan temperatur ambien yang ada di sekitar inkubator. Pada simulasi inkubator bayi kembar dengan menggunakan aplikasi ANSYS CFX didapati bahwa inkubator mampu menaikkan suhu hingga 7°C untuk temperatur ambien 25°C, 28°C, dan 31°C. Aliran udara pada inkubator ini terbentuk akibat proses konveksi alamiah dimana udara yang memiliki temperatur lebih tinggi bergerak ke atas dan sebaliknya. ......Based on 2012 study from WHO, Indonesia is ranked 5th with the most premature infant in the world. The need for a portable and affordable incubator keeps increasing. There’s a need to make portable incubator with affordable price and suitable for use in Indonesia tropical climate. By using grashof number principle we can make an incubator using lightbulb as the heat source where the temperature settings can be adjusted using thermostat sensor and controller. The performance of this type of incubator have a strong relationship with the amvient temperature outside the incubator. Based on the simulation on the twin baby incubator using ANSYS CFX app we can see that this incubator can raise the temperature inside the cabin up to 7°C for ambient temperature of 25°C, 28°C, dan 31°C. The fluid circulation in this incubator is created from natural convection law where fluid with a higher temperatur will circulate to the top and vice versa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Abdi Tanjung
Abstrak :
ABSTRAK
Pertimbangan akan konsumsi energi dan efeknya terhadap lingkungan telah membawa industri heating, ventilating and air conditioning (HVAC) untuk mengembangkan unit yang lebih efisien. Air handling unit (AHU) adalah salah satu komponen utama dalam sistem HVAC yang telah mengalami peningkatan untuk efisiensi energi melalui penambahan area permukaan coil, dan tentu berpengaruh pada ukuran unit. Variasi dari model-model AHU membutuhkan standar pengetesan dan rating dan telah terdapat petunjuknya pada ASHRAE standard 37. Standar tersebut mensyaratkan penambahan plenum pada bagian outlet dan inlet (jika space tersedia). Adanya persyaratan tersebut membuat pengujian pada unit dengan konfigurasi vertikal akan menjadi sulit karena ada keterbatasan space pada laboratorium uji. Penelitian ini menggunakan pendekatan komputasi untuk menganalisis efek dari variasi inlet ducting, antara lain variasi dari panjang ducting yang digunakan, variasi floor distance dan tiga alternatif geometri inlet ducting. Analisa yang dilakukan termasuk pada profil aliran udara dari visualisasi vektor kecepatan udara, profil kecepatan sepanjang garis vertikal, serta rata-rata dan distribusi kecepatan dan tekanan udara pada bidang horizontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang ducting mempunyai efek signifikan pada profil kecepatan, semakin pendek ducting semakin besar perbedaan yang terlihat. Perbedaan floor distance dengan panjang ducting yang sama tidak mempunyai pengaruh yang terlalu besar terhadap aliran udara di dalam ducting. Tiga alternatif geometri menunjukkan profil kecepatan yang berbeda-beda, alternatif tiga menunjukkan profil yang paling mendekati base case, diikuti alternatif satu sedangkan perbedaan signifikan terlihat pada alternatif dua. Karena laju aliran ditetapkan pada nilai yang sama, maka rata-rata kecepatan udara pada setiap case adalah sama. Alternatif satu dan dua menghasilkan perbedaan tekanan yang signifikan dibandingkan base case, sedangkan case lain mempunyai rentang tekanan yang sama dengan base case. Dari aspek distribusi kecepatan dan tekanan, case dengan panjang ducting 8 in, panjang ducting 4 in, floor distance 9 in, floor distance 6.5 in serta alternatif tiga mempunyai hasil yang relatif sudah mirip dengan base case, sedangkan case yang lain mempunyai perbedaan yang signifikan dengan base case. Dengan semua perbandingan, disimpulkan bahwa ada tiga konfigurasi yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi space pada inlet ducting namun perbedaan yang tidak signifikan dengan base case, yaitu ducting dengan panjang 8 in, panjang ducting 4 in dan alternatif tiga. Untuk penelitian berikutnya, bisa dilakukan eksperimen pada unit AHU untuk mengetahui apakah parameter kecepatan dan tekanan di sekitar hulu dari fan adalah faktor utama yang dapat mempengaruhi performa dari fan dan selanjutnya geometri lain bisa dieksplorasi untuk menghasilkan geometri yang lebih optimal dan space yang lebih sedikit.
ABSTRACT
Consideration of energy consumption and its impact on the environment has been driving the heating, ventilating, and air conditioning (HVAC) industry to develop more energyefficient units. The Air Handling Unit (AHU) is one of the important components of the HVAC system that has undergone a lot of improvements in terms of energy efficiency through increased coil surface area, thus its unit size. Variation of AHU models requires energy performance testing and rating standard which is currently guided by ASHRAE Standard 37. The standard requires to install plenum on outlet and inlet (if the space allowed) position of the unit. This requirement can compound the testing of vertical unit since there is height limitation on the testing laboratory. This study uses a computational approach to examine the effect of inlet ducting variation, which are ducting length variation, floor distance variation and another three alternative inlet geometry. Analysis including the airflow pattern from the visualization of velocity vector, velocity profile along vertical line, velocity and pressure average and distribution along the horizontal section. The result shows that the ducting length has markable effect on velocity profile, the smaller the distance the bigger the effect. Different floor distance with similar ducting length has not much effect on velocity profile. Three alternative ducts give different velocity profile, the alternative number three gives the most similar velocity profile with the base case, followed by alternative number one and significant difference is spotted at alternative number two. Since the air flowrate is set to the same value, the velocity average is on the relatively same value on every cases. Alternative number one and two give significant difference on the pressure, while the other cases gives relatively same pressure with the base case. From the aspect of velocity and pressure distribution, the case with 8 in and 4 in duct length, 9 in and 6.5 in floor distance and alternative number three give relatively close value with the base case, while the other cases have significant different value. With all of the comparison, we came to conclusion that there are three configuration that can be the solution as alternative inlet ducting, with less space used and not big difference air behavior with the base case, which are the 4 in duct length, 8 in duct length and alternative number three. For the next project, experiment can be conduct to confirm whether the velocity and pressure distribution upstream the fan are the main factor that affect the fan performance and one can explore another geometry that can produce similar air behavior with less space needed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo
Abstrak :

ABSTRAK
Skripsi ini berisi rancangan sistem hidraulik yang dimanfaatkan untuk menggerakkan sekat pada kolam renang ombak. Sistem penggerak ini dirancang dengan menerapkan prinsip-prinsip hidraulika. Sekat yang digerakkan manjadi beban karena adanya gaya dorong akibat aliran udara dari blower yang menekan sekat. Dengan demikian diperlukan usaha yang dilakukan dengan sistem hidraulik untuk menggerakkan atau memindahkan sekat yang melawan gaya-gaya yang timbul.

Untuk meran ng sistem hidraulik ini, penulis melakukan survei ke PT. Jaya Ancol pada sub bagian kolam renang ombak untuk memperoleh gambaran sistem yang ada. Kemudian dengan studi literatur maka dilakukan pengembangan atau pemodifikasian sistem yang ada. Dengan serangkaian teori yang dipelajari dan hitungan maka berhasil dibuat rancangan sistem penggerak sekat pada kolam renang ombak dengan menggunakan sistem hidraulik.

Dalam skripsi ini susunan dan bentuk sekat telah dimoditikasi dari yang telah ada. Pada sistem yang sudah ada sekat hanya ada satu tetapi dalam rancangan ini dikembangkan dengan menambahkan sekat pengarah yang mengarahkan udara ke sistem pembangkit ombak lainnya sehingga efisiensi dan efektititas sistem kolam renang ombak menjadi lebih balk. Sekat dalam rancangan ini merupakan rangkaian yang terintegrasi.

Demikianlah rancangan sistem hidraulik penggerak sekat pada kolam renang ombak. Semoga bermafaat bagi kita semua.
1997
S36637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho EY.
Abstrak :
ABSTRAK
Ketidakseragaman kadar air pada ikan hasil pengeringan menyebabkan target produk yang dicapai tidak maksimal Hal ini disebabkan karena pengaturan tray yang tidak sesuai dan aliran udara yang tidak merata ke seluruh bagian ruang pengenng. Dengan perhltungan jarak antar tray dan dimensi alat péngeling Serta peletakan fan inlet maupun outlet yang sesuai dapat clirancang alat pengering yang memilki kapasitas sesuai target.

Penulisan skripsi ini secara teoritis akan menghitung jarak antar tray yang sesuai untuk mendapatkan pemerataan udara dan posisi fan baik inlet maupun outlet yang menghasilkan pemeralaan aliran udara yang optimum dengan menggunakan program simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic) PHOENICS. Berdasarkan perhitungan jarak antar tray akan didapat dimensi alat yang sesuai untuk mengeringkan ikan dengan kapasitas sebésar 1000 leg.
2000
S37234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvin
Abstrak :
Desain suatu roket yang dihasilkan berdasarkan misi tujuan awal sangat mempengaruhi performa aerodinamika yang dimiliki roket tersebut. Dengan berbagai konfigurasi yang dapat dimiliki suatu roket dari profil nose cone, fineness, tail fin, propulsion dan berbagai komponen lainnya, tentunya akan menjadi sebuah tantangan untuk menghasilkan desain yang optimal untuk suatu misi. Dengan demikian dilaksanakan sebuah penelitian yang menguji performa aerodinamika roket terkhususnya drag dan pola aliran udara berdasarkan variasi geometri nose cone yang dibuat dari 4 profil umum. Profil-profil nose cone yang akan diuji dalam penelitian ini adalah conic, power series, tangent ogive, dan elliptical yang akan digunakan pada geometri motor roket FFAR Mk. 40 yang disederhanakan untuk mempermudah penelitian ini. Metode penelitian akan dilakukan secara numerik dengan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) dengan parameter-parameter yang sudah ditetapkan dan variabel input yang sesuai dengan operasional motor roket Mk. 40. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa nose cone dengan profil conic menhasilkan drag tertinggi dibandingkan 3 profil nose cone lainnya untuk kecepatan subsonik hingga transonik, sedangkan elliptical menghasilkan drag tertinggi untuk kecepatan supersonik. Profil nose cone yang menghasilkan drag terendah dari kecepatan subsonik hingga supersonik dalam penelitian ini adalah profil power series dengan kedua terbaik adalah tangent ogive. ......Design of a rocket is dependent on the mission it is based on which entirely affects the aerodynamic performance of said rocket. With unlimited amount of rocket configurations readily available based on the variation of components and factors such as nose cones, fineness, tail fins, propulsion system and etc., the creation of a optimal rocket for a specific mission is sure to be challenging. In which case, a research is done to analyze the aerodynamic performance of a rocket specifically drag and airflow based on the variation of nose cone geometry made from 4 common profiles. The 4 nose cone profiles which will be studied in this research are conic, power series, tangent ogive, and elliptic which will be then attached to the simplified body of FFAR Mk. 40 rocket motor to ease the study. The research method used are numerical study with computational fluid dynamic (CFD) analysis with various parameters set and input variables based on the operational capabilities of the FFAR Mk. 40 motor. Based on the results of the research, we can conclude that the conic profile produces the most drag than the other 3 profiles during subsonic and transonic speeds and is overtaken by the elliptic profile at supersonic speed. The power series profile produces the least drag from the range of subsonic to supersonic velocity with the second least drag produced from the tangent ogive profile.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>