Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wynne Gabriella
Abstrak :
Kefir merupakan produk fermentasi susu kambing bertekstur seperti krim dan rasa masam beralkohol. Kefir merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan masker wajah untuk kecantikan. Jerawat merupakan suatu bentuk inflamasi pada kelenjar pilosebaseus di kulit remaja dan orang dewasa. Jerawat disebabkan adanya proliferasi bakteri penyebab jerawat, seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk menapis isolat laktobasil yang diisolasi dari kefir kemudian menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih terhadap bakteri penyebab jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini memiliki 2 tahapan utama, yaitu penapisan isolat laktobasil yang memiliki aktivitas antibakteri menggunakan metode Agar Plug Diffusion pada medium MRS Agar, dan pengujian aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih menggunakan metode Cylinder Diffusion Method pada medium MRS Agar dengan optimasi hari fermentasi selama 3 hari. Hasil penapisan aktivitas antibakteri menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat dengan Indeks Aktivitas (IA) tertinggi dimiliki oleh isolat KNB4. Hasil uji aktivitas antibakteri isolat KNB4 menunjukkan fermentasi paling optimal pada hari ke-3. ......Kefir is a fermented goat's milk product with a creamy texture and sour alcoholic taste, one of the ingredients used in making beauty facial masks. Acne is a form of inflammation of the pilosebaceous glands in the skin caused by the proliferation of acne-causing bacteria, such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study aims to screen lactobacilli isolates isolated from kefir and then test the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates against acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study has 2 main steps, screening of lactobacilli isolates that have antibacterial activity using the Agar Plug Diffusion method on MRS Agar medium, and testing the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates using the Cylinder Diffusion Method on MRS Agar medium with optimization of fermentation days for 3 days. Screening for antibacterial activity showed that all isolates had antibacterial activity against acne-causing bacteria with the highest Activity Index belongs to KNB4. Antibacterial activity test of KNB4 isolates showed the most optimal fermentation on the 3rd day.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widowati
Abstrak :
Tanaman Calophyllum inophyllum Linn. atau lebih dikenal dengan nama daerah nyamplumg, termasuk suku Guttiferae (Clusiaceae). Tanaman ini berupa pohon besar yang tumbuh liar di tepi sungai, di daerah-daerah pantai dan ditempat-tempat lain yang berhawa panas. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung secara tradisional digunakan di berbagai daerah untuk mengobati bermacam-macam penyakit seperti penyakit mata, wasir, rematik dan penyakit kulit. Selain itu juga berkhasiat sebagai pereda kejang, pembersih darah dan peluruh air seni. Uniuk mendapatkan senyawa kimia dari kulit batang tanaman nyamplung, serbuk kulit batang diekstraksi dengan petroleum eter dan selanjutnya difraksinasi dengan kromatograi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan sebagai fasa gerak digunakan pelarut landaian petroleum eter-etil asetat. Telah berhasil diisolasi tiga senyawa, yang setelah ditentukan strukturnya secara spektroskopi, diketahui bahwa dua senyawa termasuk triterpenoid pentasiklik yaitu friedelin dan taraksasterol, satu senyawa termasuk senyawa sterol yaitu B-sitosterol. Pada uji pendahuluan aktivitas antibakteri menggunakan metoda difusi dengan kertas cakram, tampak bahwa ekstrak petroleum eter pada konsentrasi 500 ug/ml memberikan hasil positif, sedangkan senyawa-senyawa hasil isolasi (senyawa A, B dan C) memberikan hasil negatif. ......This work was carried out to investigate some chemical constituents from the petroleum ether fraction of Calophyllum inophyllum's stem barks and their antibacterial activity. The compounds were separated and isolated by column chromatography. Petroleum ether-ethyl acetate were used as mobile phase and silica gel as stationary phase. The isolated compounds were purified by crystalization. The structure of the pure compounds were established by using infra red spectrophotometer, proton and carbon-13 nuclear magnetic resonances and also mas spec-trometer. The study showed that petroleum ether function contained three compounds- The two compounds were pentacyclic triterpenoids i.e., friedelin and taraxasterol and the other was B-sitosterol, a common constituen of higher plant. The antibacterial activity test showed that petroleum ether extract had effect on three bacteries, Salmonella typhi, Bacillus subtilis and Bacillus phumyllus, but the three isolated compounds had no effect.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rasyid
Abstrak :
Pada penelitian ini sinamaldehida akan dimodifikasi menjadi senyawa basa Schiff untuk dapat meningkatkan aktivitas antibakteri dan juga efek pharmacological sinamaldehida untuk keperluan bidang medis. Sintesis pyrazolon dari sinamaldehida akan dilakukan dengan menggunakan metode kondensasi basa Schiff dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 4 jam, dan 6 jam. Sedangkan untuk sintesis benzimidazol akan dilakukan dengan menggunakan medium air dan katalis asam borat dengan variasi penambahan jumlah katalis (0,05 g; 0,1 g; 0,2 g; 0,3 g). Selanjutnya dikarakterisasi dengan Spekrtofotometri UV-Visible, FTIR, dan GC/MS. Uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan bakteri gram negatif Escherichia coli dan gram positif Staphylococcus aureus dengan medium agar yang diinjeksikan dengan sampel pyrazolon, benzimidazol, dan sinamaldehida sebagai faktor pembanding dengan kontrol etil asetat. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa hanya pyrazolon yang memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan sinamaldehida ...... In this study, cinnamaldehyde will be modified into Schiff's base compound that can enhance the antibacterial activity and pharmacological effects of cinnamaldehyde for the purposes of the medical field. Synthesis of pyrazolon from cinnamaldehyde will be done using the condensation of Schiff bases method with a variety of time of 1 hour, 2 hours, 4 hours, and 6 hours. As for the synthesis of benzimidazole will be done using the medium of water and boric acid as catalyst with the addition of the variation amount of catalyst (0.05 g; 0.1 g, 0.2 g, 0.3 g). Further characterized by Spektrofotometry of UV-Visible, FTIR and GC / MS. Test of antibacterial activity using gram-negative bacterium Escherichia coli and the gram-positive bacterium Staphylococcus aureus in agar medium then samples of pyrazolon, benzimidazole, and cinnamaldehyde as a factor in comparison are injected into agar medium. The results showed that only pyrazolon having better antibacterial activity compared with cinnamaldehyde.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Arrahman
Abstrak :
ABSTRAK
Resistensi yang terjadi pada trimetoprim dan beberapa antibiotika konvensional lainnya menyebabkan pencarian akan molekul antibakteri baru dari golongan senyawa yang berbeda sangat dibutuhkan. Senyawa turunan kuinazolinon diketahui memiliki aktivitas antibakteri, oleh karena itu sintesis senyawa 6-amino- 2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on dan senyawa antaranya yang diujikan sebagai antibakteri perlu dilakukan. Senyawa 6-amino-2- [(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on disintesis dengan empat tahap reaksi. Tahap pertama adalah sintesis 2-metil-3,4-dihidrokuinazolin-4- on, tahap kedua adalah sintesis 2-metil-6-nitro-3,4-dihidrokuinazolin-4-on, tahap ketiga adalah sintesis 2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-6-nitro-3,4- dihidrokuinazolin-4-on dan tahap keempat adalah sintesis 6-amino-2-[(E)-(4- hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4-on. produk yang dihasilkan dari setiap tahapan dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi, kemudian diuji kemurniannya dengan jarak lebur dan kromatografi lapis tipis. Bobot molekul senyawa dianalsis dengan LC-MS, Struktur senyawa dielusidasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis, FT-IR, 1H-NMR dan 13C-NMR, COSY, HMQC dan HMBC. Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhimurium ATCC 14028 dan Escherichia coli ATCC 25922. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa target telah berhasil disintesis dan dimurnikan berdasarkan metode kimia organik. Struktur senyawa telah dibuktikan kebenarannya melalui elusidasi struktur. Hasil uji aktivitas antibakteri senyawa 6-amino-2-[(E)-(4-hidroksi-3-metoksifenil)etenil]-3,4-dihidrokuinazolin-4- on tidak menunjukkan aktivitas antibakteri.
ABSTRACT
Resistance in trimethoprim and several conventional antibacetria, made the searching for new antibacterial agent from different groups of compound became nescessary. Quinazolinone derivate was known having antibacterial activity, for those reasons, synthesis of compound 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3- methoxyphenyl)ethenyl)-6-nitro-3,4-dihydroquinazolin-4-one and its intermediate as antibacteria was necessary to be conducted. The titled compound was synthesized via four steps. First step was synthesis of 2-methyl-3,4- dihydroquinazolin-4-one. Second step was syhtesis of 2-methyl-6-nitro-3,4- dihydroquinazolin-4-one. Third step was synthesis of 2-[(E)-(4-hydroxy-3- methoxyphenyl)ethenyl]-6-nitro-3,4-dihydroquinazolin-4-one. Forth step was synthesis of 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3-methoxy phenyl)ethenyl)-6-nitro-3,4- dihydroquinazolin-4-one. The synthesized product from each step was purified by washing and recrystalization. The purity testing was performed by examining melting range and thin layer chromatography. Mollecuar mass of synthezised compound was determined using LC-MS. Structure of synthesized compound was elucidated using UV-Vis, FT-IR, 1H-NMR dan 13C-NMR, COSY, HMQC and HMBC. Screening for antibacterial activity was performed against Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhimurium ATCC 14028 and Escherichia coli ATCC 25922. The result indicated that titled compound has sucsessfully been synthesized and purified using organic chemistry method. Structure of desired compound was confirmed based on structural elucidation analysis. The result of antibacterial activity of compound 6-Amino-2-[(E)-(4-hydroxy-3-methoxyphenyl) ethenyl)-6-nitro-3,4-dihydroquina-zolin-4-one did not perform antibacterial acitivity.
Depok: Fakultas Farmasi, 2014
T42081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Lahu Selena Maufti
Abstrak :
Moringa oleifera Lam. merupakan tanaman dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun M. oleifera menggunakan pelarut air. Ekstraksi dilakukan dengan metode infusa, yaitu menyeduh serbuk daun kering pada suhu 85°C selama 30 menit. Fermentasi dilakukan dengan variasi konsentrasi substrat (1%, 3% dan 5%) menggunakan Lactobacillus casei InaCC B75 dengan konsentrasi inokulum 10% selama 24 jam. Supernatan dari hasil fermentasi dilakukan uji antibakteri dengan bakteri uji Escherichia coli InaCC B5 dan Staphylococcus aureus InaCC B4 menggunakan metode Kirby-Bauer disk diffusion. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa fermentasi infusa daun M. oleifera konsentrasi 1%, 3%, dan 5% dapat menghambat pertumbuhan S. aureus dengan nilai indeks aktivitas (IA) berturut-turut, yaitu 0,35±0,037, 0,23±0,042, dan 0,43±0,038, sedangkan pada E. coli tidak menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Fermentasi infusa daun M. oleifera oleh L. casei tidak berpengaruh pada aktivitas antibakteri, namun berpengaruh pada peningkatan total fenol dan total asam laktat. Peningkatan total fenol tertinggi terdapat pada infusa konsentrasi 5%, yaitu 0,42±0,022 mg GAE/g (kontrol) menjadi 0,54±0,010 mg GAE/g (fermentasi). Peningkatan total asam laktat tertinggi terdapat pada infusa konsentrasi 1%, yaitu 0,04%±0 (kontrol) menjadi 0,33%±0,00012 (fermentasi). Penurunan Nilai pH hasil fermentasi infusa daun M. oleifera konsentrasi 1%, 3%, dan 5% berturut-turut adalah 5,93±0,012 menjadi 4,03±0,003, 5,38±0 menjadi 4,16±0,003, dan 5,22±0,006 menjadi 4,26±0,002.
Moringa oleifera Lam. is a plant with phytochemical compounds that have the potential to be antibacterial. This research was conducted to study the antibacterial activity of M. oleifera leaf extracts using aqueous solvents. The extraction of leaves was carried out by infusion method which was brewing leaf powder at 85°C for 30 minutes. Fermentation was carried out with variations in substrate concentration (1%, 3% and 5%), using Lactobacillus casei InaCC B75 with 10% inoculum concentration for 24 hours. The supernatant of fermented leaves assayed antibacterial tests on Escherichia coli InaCC B5 and Staphylococcus aureus InaCC B4 using Kirby-Bauer disk diffusion method. Antibacterial test revealed that fermentation of M. oleifera leaf infusion concentrations of 1%, 3%, and 5% could inhibit the growth of S. aureus with activity index (IA) is 0.35±0.037, 0.23±0.042 and 0.43±0.038, respectively, whereas E. coli did not show antibacterial activity. Fermentation of M. oleifera leaf infusion using L. casei has no effect on antibacterial activity, but has an effect on increasing total phenol and total lactic acid. The highest increase in total phenol was at 5% infusion concentration, that is 0.42±0.022 mg GAE/g (control) to 0.54±0.010 mg GAE/g (fermentation). The highest increase in total lactic acid was at 1% infusion concentration, that is 0.04%±0 (control) to 0.33%±0.00012 (fermentation). Decrease in pH of fermented M. oleifera leaf infusion concentration of 1%, 3%, and 5% is 5.93±0.012 to 4.03±0.003, 5.38±0 to 4.16±0.003, and 5.22±0.006 to 4.26±0.002, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Zahra
Abstrak :
Tingginya angka kejadian penyakit infeksi di Indonesia menyebabkan peningkatan angka peresepan antibiotik. Antibiotik merupakan terapi efektif untuk mengatasi infeksi bakteri, namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri salah satunya Methicillin resistant Staphylococcus aureus MRSA . Agen antimikroba untuk mengatasi MRSA masih terbatas sehingga penulis tertarik untuk mencari alternatif pengobatan lain. Penelitian ini menggunakan tanaman Bintangur spesies Calophyllum nodosum karena tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia dan banyak penelitian terdahulu menemukan adanya aktivitas antibakteri dari tanaman Bintangur spesies lain. Penelitian dilakukan dengan meneliti aktivitas antibakteri ekstrak daun Bintangur Calophyllum nodosum terhadap bakteri Methicillin resistant Staphylococcus aureus MRSA. Penelitian dilakukan dengan metode makrodilusi untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum KHM dan konsentrasi bunuh minimum KBM ekstrak tanaman terhadap bakteri MRSA pada konsentrasi 1280 ?g/mL , 640 ?g/mL, 320 ?g/mL, 160 ?g/mL, 80 ?g/mL, 40 ?g/mL, 20 ?g/mL, 10 ?g/mL, 5 ?g/mL, 2.5 ?g/mL, 1.25 ?g/mL, 0.625 ?g/mL . Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan konsentrasi hambat minimum KHM dan konsentrasi bunuh minimum KBM ekstrak daun Bintangur Calophyllum nodosum terhadap bakteri MRSA pada konsentrasi yang diujikan. ......The high incidence of infectious disease in Indonesia led to increased rates of antibiotic prescribing. Antibiotic is an effective therapy against bacterial infection, but antibiotic misuses can lead to antibiotic resistance, one of which is Methicillin resistant Staphylococcus aureus MRSA . Antimicrobial agents which effective against MRSA are limited, therefore writer wanted to find out another alternative therapy. This research use Bintangur species Calophyllum nodosum because it grows much in Indonesia and several research found out the antibacterial activity of other Bintangur species. The research examining antibacterial activity of Bintangur Calophyllum nodosum extract to Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA. The research use macrodilution method to determine the minimum inhibitory concentration MIC and minimum bactericidal concentration MBC of the Calophyllum nodosum extract on MRSA at a concentration of 1280 g mL , 640 g mL, 320 g mL, 160 g mL, 80 g mL, 40 g mL, 20 g mL, 10 g mL, 5 g mL, 2.5 g mL, 1.25 g mL, 0.625 g mL. Result showed that there are no MIC and MBC of Calophyllum nodosum extract to Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA at the extract concentration tested.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Budiani
Abstrak :
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus MRSA merupakan salah satu penyebab penting dari infeksi yang didapat dari layanan kesehatan. Alternatif pengobatan yang dapat digunakan untuk menanggulangi infeksi MRSA adalah dengan menggunakan zat antimikroba yang terkandung dalam ekstrak tanaman. Murraya panniculata L. Jack merupakan salah satu tanaman yang terbukti memiliki aktivitas antimikroba terhadap berbagai bakteri gram positif dan negatif. Oleh karena itu, peneliti melakukan percobaan untuk mengetahui apakah ekstrak daun Murraya paniculata L. Jack memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri MRSA. Ekstrak daun Murraya paniculata L. Jack dibuat dengan pelarut metanol di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar cara sumuran terhadap lima konsentrasi ekstrak, yaitu 50 mg/mL, 100 mg/mL, 200 mg/mL, 400 mg/mL, dan 800 mg/mL, dengan antibiotik clindamycin 20 g/mL sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Pengujian dilakukan sebanyak satu kali dengan pengulangan sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan adanya zona hambat yang dibentuk oleh ekstrak metanol daun Murraya paniculata L. Jack dengan konsentrasi 800 mg/mL dengan rerata diameter zona hambat 15.93 2.82 mm. Berdasarkan kriteria Clinical Laboratory Standards Institute, aktivitas antibakteri ekstrak daun Murraya paniculata L. Jack dengan konsentrasi 800 mg/mL ini bersifat intermediate apabila dibandingkan dengan antibiotik Clindamycin sebagai kontrol positif. ......Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA is one the most important cause of heathcare associated infection. One of the alternative therapy that can be used to treat MRSA infection is by using the antimicrobial components which contain in the plant extract. Murraya paniculata L. Jack is one of the plant that has been proven to have antimicrobial activity against several gram positive and gram negative bacterias. Therefore, the author decided to conduct this research to investigate whether the extract of Murraya paniculata L. Jack leaf has antimicrobial activity against MRSA or not. The extract of Murraya paniculata L. Jack leaf with methanol as the solvent was made at Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Using well diffusion method, these extract were tested in five different consentration 50 mg mL, 100 mg mL, 200 mg mL, 400 mg mL, dan 800 mg mL with clindamycin 20 g mL as the positive control andaquadest as the negative control. The experiment was conducted once with four times repetition. Result shows there are inhibition zones formed by the extract with the consentration of 800 mg mL with the average diameter of the inhibition zone of 15.93 2.82 mm. According to the Clinical Laboratory Standards Institute criteria, the antimicrobial activity of the 800 mg mL extract of Murraya paniculata L. Jack leaf is intermediate compared to Clindamycin as the positive control.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Humaira Adriani
Abstrak :
ABSTRAK
Tanaman kunyit Curcuma longa telah lama dikenal manfaatnya sebagai tanaman obat. Pada penelitian ini, pemurnian senyawa kurkuminoid terhidrogenasi dengan katalis Pd/C telah berhasil dilakukan. Senyawa kurkuminoid dihidrogenasi untuk menghilangkan warna kuning agar dapat dijadikan dasar studi penggunaan kurkuminoid sebagai senyawa aktif dalam obat kumur. Senyawa kurkuminoid didapatkan melalui ekstraksi menggunakan Soxhlet kemudian dihidrogenasi selama 210 menit. Senyawa hasil hidrogenasi ini kemudian dipisahkan menggunakan kromatografi kolom gravitasi dengan n-hexana:etil asetat sebagai eluen sehingga didapatkan tetrahidrokurkuminoid dengan konversi sebesar 23,45 . Pemurnian terhadap senyawa tetrahidrokurkuminoid menjadi tiga senyawa, yaitu tetrahidrokurkumin THC , tetrahidrodemetoksikurkumin THDC , dan tetrahidrobisdemetoksikurkumin THBDC . Ketiga senyawa ini dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan diketahui bahwa ketiga senyawa ini memiliki perbedaan puncak serapan, yaitu pada 282 nm untuk senyawa THC; pada 283 nm untuk senyawa THDC; dan pada 280 nm untuk senyawa THBDC. Selain itu juga dilakukan karakterisasi dengan spektrometer FTIR dan didapatkan ketiga senyawa ini memiliki puncak serapan CH-sp3 2932 cm-1 dan pergeseran pada serapan C-O 1231 cm-1 dimana ada tidaknya gugus metoksi merupakan ciri khas dari masing-masing senyawa. Ketiga senyawa ini kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode disk cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureusdan Streptococcus mutans. Hasilnya, senyawa THC memiliki aktivitas antibakteri tingkat sedang terhadap bakteri S. aureusdengan zona inhibisi 5,5 mm dan senyawa THDC memiliki aktivitas antibakteri tingkat sedang terhadap bakteriS. mutans dengan zona inhibisi 5,5 mm.
ABSTRACT
Turmeric Curcuma longa has been known for its benefit as one of medicine herbs. In this study, purification of hydrogenated curcuminoid compounds by using Pd C catalyst has been conducted. Curcuminoid compounds were hydrogenated in order to eliminate its yellow color to be used as the basis of the use of curcuminoid as an active ingredient in mouthwash. Curcuminoid compounds obtained from Soxhlet extraction then was hydrogenated for 210 minutes. The hydrogenated compounds then were separated by using gravity column chromatography with n hexane ethyl acetate as an eluent, to obtained tetrahydrocurcuminoid with percent conversion of 23.45 . Afterwards, purification process of tetrahyrocurcuminoid was conducted and three derivative compounds of tetrahydrocurcuminoid were isolated, i.e. tetrahydrocurcumin THC , tetrahydrodemethoxycurcumin THDC , and tetrahydro bisdemethoxycurumin THBDC . These three compounds were characterized by using UV Vis spectrophotometer resulted in three peaks in three different wavelengths 282, 283, and 280 nm for THC, THDC, and THBDC, respectively. Characterization with FTIR spectrometer were also been carried out and these three compounds showed a CH sp3peak 2932 cm 1 and the shift in C O groups 1231 cm 1 , indicated the existancy of methoxy group that can distinguish one compound to others. These three compounds then were evaluated for its antibacterial activity against Staphylococcus aureusand Streptococcus mutans. The result showed that THC had moderate antibacterial activity against S. aureuswith inhibition zone of 5.5 mm and THDC also showed moderate antibacterial activity against S. mutans with inhibition zone of 5.5 mm.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Miranda Yustika Elmaria
Abstrak :
Hidrogel disintesis dari biopolimer natrium alginat (SA) dan asam akrilat poli (PAA) menggunakan metode okulasi, kalium peroksidisulfat (KPS) sebagai inisiator dan N, N-metilen-bis-akrilamida (MBA) sebagai tanda silang. agen-link. Matriks jaringan hidrogel digunakan sebagai nanoreaktor untuk pembentukan nanopartikel perak (AgNP) menggunakan metode post-loading sehingga dapat diterapkan pada kain katun yang memiliki aktivitas antibakteri. Karakterisasi hidrogel dan kain katun menggunakan instrumentasi FTIR, SEM, TEM, dan XRD DSN AAS. Bahan tanpa modifikasi HB 5 memiliki kapasitas situs maksimum 59,06 g/g dan Ag pemuatan ion + 663 ppm/g. Variasi prekursor AgNO3 dalam bahan hidrogel HB 5 diketahui bahwa HBT 5 dengan konsentrasi AgNO3 500 ppm (kode HBT 5/500) memiliki hasil yang baik untuk aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri dilakukan secara in vitro terhadap bakteri uji Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. Hasil untuk HBT 5/500 adalah kapasitas situs maksimum 80,66 g/g, pemuatan ion Ag + 203,15 ppm/g dan kapasitas rilis maksimumnya 0,34 ppm/g. HB 5 memiliki kinetika yang mengikuti urutan semu dua dengan parameter laju situs adalah 142,8 menit. Sementara itu, HBT 5 memiliki kinetika yang mengikuti urutan semu satu dengan parameter tingkat situs 294,1 menit. Bahan hidrogel terbaik diterapkan pada kain katun menggunakan proses pelapisan, aktivitas anti-bakteri diuji terhadap E. coli dan S. aureus. Berdasarkan uji aktivitas antibakteri, dapat dicatat bahwa ketika kain berlapis kapas dari AgNP yang dimodifikasi hidrogel memiliki aktivitas antibakteri yang sangat baik terhadap bakteri E. coli dan S. aureus, dibuktikan dengan hasil persentase pengurangan (% R) = 100%, di mana tidak ada pertumbuhan bakteri yang terjadi.
Hydrogels are synthesized from the sodium alginate (SA) and poly acrylic acid (PAA) biopolymers using the grafting, potassium peroxidisulfate (KPS) method as the initiator and N, N-methylene-bis-acrylamide (MBA) as a cross mark. agent-link. Hydrogel tissue matrix is ​​used as a nanoreactor for the formation of silver nanoparticles (AgNP) using the post-loading method so that it can be applied to cotton fabrics that have antibacterial activity. Characterization of hydrogels and cotton cloth using FTIR, SEM, TEM, and XRD AAS instrumentation. Material without HB 5 modification has a maximum site capacity of 59.06 g/g and Ag loading of + 663 ppm/g. Variation of AgNO3 precursors in HB 5 hydrogel material is known that HBT 5 with 500 ppm AgNO3 concentration (HBT code 5/500) has good results for antibacterial activity. Antibacterial activity was carried out in vitro against Staphylococcus Aureus and Escherichia Coli test bacteria. The results for HBT 5/500 are a maximum site capacity of 80.66 g/g, Ag + 203.15 ppm/g ion loading and a maximum release capacity of 0.34 ppm/g. HB 5 has kinetics that follow a pseudo-second order with a site rate parameter of 142.8 minutes. Meanwhile, HBT 5 has kinetics that follow a pseudo-one sequence with site level parameters of 294.1 minutes. The best hydrogel material is applied to cotton fabrics using a coating process, the anti-bacterial activity is tested against E. coli and S. aureus. Based on the antibacterial activity test, it can be noted that when the cotton-coated cloth of the modified Hydrogel AgNP has very good antibacterial activity against E. coli and S. aureus bacteria, evidenced by the results of a percentage reduction (% R) = 100%, where there is no bacterial growth that occurs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Hanan
Abstrak :
Asam oleat telah diketahui sebagai asam lemak yang memiliki aktivitas biologis. Pada penelitian ini disintesis turunan dari asam oleat, yaitu amida oleat terhidrasi-amilamina, serta diuji aktivitas antibakteri dan toksisitasnya. Sintesis amida oleat terhidrasi-amilamina terdiri atas tiga tahap reaksi, yaitu (1) esterifikasi asam oleat, (2) hidrasi metil oleat dengan katalis H2SO4 1%, dan (3) amidasi metil hidroksistearat dengan amilamina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk amida oleat terhidrasi-amilamina berhasil disintesis, yang dibuktikan dengan munculnya beberapa puncak serapan, yakni N-H amida pada rentang 3610 – 3156 cm-1, C=O amida pada 1647 cm-1, dan N-H amida pada 1432 cm-1. Senyawa amida oleat terhidrasi-amilamina diuji aktivitas antibakteri pada konsentrasi 500 ppm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil uji memperlihatkan aktivitas yang sangat lemah dengan diameter zona hambat sebesar 6,5 mm. Uji toksisitas juga dilakukan terhadap Daphnia magna, dengan hasil bahwa produk amida oleat terhidrasi-amilamina tergolong senyawa toksik lemah dengan nilai LC50 sebesar 21,02 ppm. ......Oleic acid has been known as a fatty acid that has biological activity. In this study, a derivative of oleic acid was synthesized, hydrated oleic amide-amylamine, and tested for its antibacterial activity and toxicity. The synthesis of hydrated oleic amide-amylamine consisted of three reaction steps, particularly (1) esterification of oleic acid, (2) hydration of methyl oleate with 1% H2SO4 catalyst, and (3) amidation of methyl hydroxystearate with amylamine. The results showed that the hydrated oleic amide-amylamine was successfully synthesized, as proved by the appearance of several absorption peaks, especially N-H amide in the range 3610 – 3156 cm-1, C=O amide at 1647 cm-1, and N-H amide at 1432 cm-1. Hydrated oleic amide compound-amylamine then was tested for antibacterial activity at a concentration of 500 ppm against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The test results showed very weak activity with an inhibition zone diameter of 6.5 mm. Toxicity test was also carried out against Daphnia magna, with the result that the hydrated oleic amide-amylamine was classified as a weak toxic compound with an LC50 value of 21.02 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>