Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Data curah hujan selama 105 tahun telah digunakan untuk empelajari efek korelatif antara siklus matahari dengan kejadian curah hujan di Indonesia. Untuk siklus yang berbeda, diperoleh koefisien korelasi dan signifikasi koefisien korelasi pada data bulan Desember, Januari, Februari (DJF), Maret, April, Mei (MAM), Juni, Juli, Agustus (JJA), September, Oktober, November (SON), dan bulanan. Dapat diketahui bahwa: (i) Luas siklus matahari mempengaruhi curah hujan 3 bulanan di Indonesia, di mana makin sempit luas siklus, korelasinya dengan curah hujan semakin tinggi, kecuali curah hujan bulanan dan, (ii) Pengaruh aktivitas matahari untuk curah hujan jangka panjang (per siklus) adalah lebih baik dibandingkan dengan curah hujan jangka pendek (bulanan). Hal ini, selain disebabkan oleh matahari sebagai penyumbang energi terbesar bagi bumi, juga terakumulasi dengan energi lain, termasuk energi yang tersimpan dalam awan sebagai sumber hujan. Semua itu membutuhkan waktu, dan dengan terkumpulnya energi tersebut selama satu siklus, maka energi yang dihasilkan dapat mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui suatu kemungkinan adanya hubungan fisis antara kejadian curah hujan dan aktivitas matahari (bilangan sunspot), dan perubahan partikel â?galactic cosmic raysâ? ke bumi.
620 DIR 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Matahari merupakan sumber utama perubahan lingkungan antariksa. Pancaran radiasi dan lontaran partikel energetik mempengaruhi orbit dan sistem instrumentasi satelit. Besarnya pengaruh ini tercermin dari aktivitas matahari (diindikasikan oleh fluks radiasi Fio,7) dan aktivitas geomagnet (diindikasikan oleh indeks Ap) yang menjadi parameter lingkungan antariksa. Namun pengaruh kedua parameter ini terhadap ketinggian satelit adalah tidak langsung dalam arti kedua parameter secara langsung mempengaruhi kerapatan atmosfer di sekitar satelit, menyebabkan terjadinya hambatan terhadap satelit dan ini berdampak pada penurunan ketinggian satelit. Dalam makalah ini dapat dilihat bahwa pada tingkat aktivitas matahari yang tinggi, pengaruh kedua parameter ini sangat dominan terhadap penurunan ketinggian satelit di orbit LEO. Sedangkan di orbit MEO, pengaruhnya relatif sangat kecil. ini dapat dilihat pada beberapa kasus satelit yang mengorbit di ketinggian LEO dan MEO seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.
620 DIR 2:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan metode analisis korelasi dan analisis spektral untuk mengetahui sinyal aktivitas matahari dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) pada pola liputan awan di Indonesia. Dengan menggunakan data Southern Oscillation Index (SO!) sebagai indikator ENSO yang dikorelasikan dengan data liputan awan total masing-masing untuk daerah dengan pola iklim monsun, ekuatorial serta lokal diperoleh koefisien korelasi berturut-turut sebesar 0.8, 0.49 dan 0.85. Sinyal aktivitas matahari muncul pada spektral liputan awan terutama pada saat faktor lain melemah. Sinyal 11 tahun pada spektral SO! mengindikasikan adanya pengaruh tidak langsung aktivitas matahari pada ENSO.
620 DIR 2:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library