Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dony
Abstrak :
Latar belakang: Sleep bruxism merupakan aktifitas parafungsi yang berhubungan dengan keadaan tidur. Salah satu penyebabnya adalah stres (?home stress? dan ?pengaruh home stress terhadap pekerjaan?) pada lingkungan kerja dengan tanggung jawab dan resiko tinggi seperti profesi aircrew pada lingkungan penerbangan. Namun penelitian mengenai stres dan sleep bruxism pada aircrew di Indonesia belum pernah dilakukan.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara stres dengan sleep bruxism pada aircrew.
Metode: Subjek terdiri dari 214 aircrew maskapai penerbangan nasional Indonesia. Subjek melakukan pengisian 2 kuesioner yaitu modifikasi Sloan and Cooper?s questionnaire dan kuesioner sleep bruxism. Penelitian ini melalui 2 tahap yaitu pada tahap pertama dilakukan uji validasi dan reliabilitas modifikasi Sloan and Cooper?s questionnaire, kemudian tahap kedua dilakukan uji potong lintang.
Hasil: Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara ?home stress? dan umur dengan sleep bruxism (p > 0.05). Uji t tidak berpasangan menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara ?pengaruh home stress terhadap pekerjaan? dengan sleep bruxism (p < 0.05). Uji Chi-Square tidak menunjukkan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan jabatan dengan sleep bruxism (p>0.05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ?home stress? dan sleep bruxism, namun terdapat hubungan yang bermakna antara ?pengaruh home stress terhadap pekerjaan? dan sleep bruxism pada aircrew.
......
Background: Sleep bruxism is parafunctional activities that related to sleep condition. One of the etiology is stress (?home stress? and ?effect home stress at work?) at working environment with high risk and responsibility such as aircrew in aviation. However research about stress and sleep bruxism among aircrew inIndonesia has not yet been done.
Objective: To analyze the relationship between stress and sleep bruxism among aircrew.
Methods: 214 subjects are aircrew at national Indonesia airline. Subjects were ask to fill 2 questionnaires i.e. modification of Sloan and Cooper?s questionnaire and sleep bruxism questionnaire. This study was analyzed in 2 steps, the first was to test the validity and reliability of modification Sloan and Cooper's questionnaire, and the second step was cross-sectional design.
Result: Mann-Whitney test showed that there was no significantly difference between ?home stress? and age with sleep bruxism (p > 0.05). Unpaired-t test showed that there was significantly difference between ?effect home stress at work? with sleep bruxism (p < 0.05). Chi-Square test showed that there was no significantly difference between gender and job position with sleep bruxism (p> 0.05).
Conclusion: There was no correlation found between ?home stress? and sleep bruxism, however a correlation found between ?effect home stress at work? with sleep bruxism among aircrew.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lovell Sahat Thona
Abstrak :
Faktor terbesar sebagai penyebab kecelakaan pesawat udara adalah kesalahan manusia (Human Error) dimana pilot airline merupakan salah satu komponennya. Stres merupakan salah satu penyebab kesalahan yang banyak dilakukan oleh pilot dalam misi penerbangan. Agar dapat mengantisipasi dan mengatasi stres yang dialami oleh pilot airline maka diperlukan usaha untuk mengetahui dan memahami sumber-sumber penyebabnya terlebih dahulu.
Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan apa saja yang dinilai sebagai stresor oleh pilot airline khususnya yang bekerja di PT. Garuda Indonesia. Seluruh sumber stres tersebut dikelompokkan menurut penggolongan sumber stres pekerja dari Cooper (dalam Rice,1992) yaitu aspek kondisi kerja, aspek pengembangan karir, aspek organisasi, aspek fisik lingkungan kerja, aspek interpersonal dalam tugas dan aspek keluarga. Selanjutnya akan dilihat bagaimana peringkat stresor-stresor tersebut secara keseluruhan serta melihat perbedaannya diantara captain-piIot dan first- officer. Tipe penelitian ini adalah ex-post facto field study dimana pendekatannya bersifat kuantitatif dengan penggunaan alat ukur berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keluarga adalah sumber stres pilot airline yang paling utama dimana anak sakit adalah sumber stres peringkat I dan orangtua atau istri yang sakit adalah peringkat ke-Il. Stresor-stresor yang bersifat teknis merupakan sumber stres selanjutnya sedangkan stresor yang berkaitan dengan pengembangan karir seperti profifency-check merupakan sumber stres paling ringan. Hasil perhitungan t-test setiap aspek stresor antara captain-pilot dan first-officer memperlihatkan bahwa seluruh sumber stres yang berlaku untuk captain-pilot juga berlaku untuk first-officer.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mendalami proses timbulnya stres, khususnya mengapa kondisi-kondisi tertentu dinilai sebagai stresor dan kondisi-kondisi lain tidak. Untuk itu, sebaiknya dilakukan penelitian dengan metode pengambilan data berupa wawancara mendalam atau penelitian yang bersifat kualitatif. Selain itu mungkin diperlukan pengukuran dalam bentuk ranking berdasarkan penilaian subyektif pilot sendiri agar diperoleh gambaran tentang perbedaan ranking aspek-aspek sumber stres yang lebih akurat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2713
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library